“hayooooo siapaaaa ni sayoooooong” tebak siapa ini yang bicara

“klo gue bener nebak, mw ngasih apa lo”

“gue kasih cintaaaaaaaaa”

“ogah…gue masih suka cowok, dah fika lepasin kagak”




Perlahan fika merenggangkan tangannya yang menutupi mataku kemudian

menemaniku duduk bersila disampingku sambil cengar – cengir kayak mak

lampir.





“ ga siap – siap lo syl?”

“ masih betah disini gue”

“ hei…lo udah seminggu disini, ninggalin kuliah dan kewajiban lo tw”

“ sama kan ma lo”

“ sialan, demi lo syl gue rela bolos kuliah seminggu”

“…….”

“lo ga bisa gini terus syl, lari dari real life dan ngabur kesini”

“kasian al yang lo tinggal gitu aja, gimana – gimana dia masih cowok lo syl”





Hufft…dengan berat aku hembuskan nafasku, mendengarkan omongan fika yang selalu to the point





“gue tw fika, gue paham ga bisa kaya gini terus, hanya apa emang ga ada waktu buat gue untuk lebih lama di sini, disini gue nemuin batin gue tenang,ringan dan berasa jadi orang bebas tanpa beban”

“waktu? Waktu yang lo harap udah menipis syl,terlalu lama lo minta waktu, waktu dengan orang yang sayang ama lo bakal terbuang sia – sia, paham”





Aku tak merespon lagi kata – kata dari fika, tapi aku langsung berdiri dan

mengarah pergi menuju kamar mandi.





“ yee ngeloyor pergi nih cewek galau…ga sopaaaaaan!!!!!”

“bodoooooo” jawabku dari kamar mandi





Aku biarkan air mengenai mukaku, segar sekali rasanya, tenang, damai dan

tanpa beban. Aku pejamkan mata berusaha menyelami lagi kedamaian

sementara yang aku peroleh ini,dengan pelan,pelan dan sangat pelan, tapi

semakin aku memejamkan mata, kedamaian itu perlahan pudar dan terganti

dengan sosok…… cha…haah????chaaa......uuuuhhhh buru – buru aku buka

mata dan





“ohooook…..ohooook….” suaraku saat air perlahan masuk melalui hidung





Siallllllll…..jadi serba ga enak gini sih…. semuanya terjadi setelah

malam itu, malam saat semua rencana Tuhan lewat cha terbongkar

semua,karena malam itu aku bisa sampai disini dan tidak pergi menyusul

orang tuaku disana, ya setelah malam itu semua tak lagi sama…..




Malam itu, setelah surat cha selesei aku baca, mendadak kakiku lemas dan

aku bersimpuh di tepi tempat tidur, ku peluk erat surat cha yang sampai saat

itu tak pernah aku sadari selalu berada di tepi mejaku dan tanpa aku sadari

juga surat itu menjadi surat terakhir cha untukku.











Ya itu beberapa rasa yang aku rasakan waktu itu, andai saja…..hanya

perandaian yang selalu tertinggal untuk seseorang yang menyesal dan

berharap waktu dapat diputar kembali, dan seseorang itu salah satunya

adalah aku, JUJUR.




“ lo kenapa yank ko nangis” al sudah berdiri tiba – tiba di pojokan pintu

“…….”

“ surat apa itu yank?”

“…….”




Al merampas langsung surat cha tanpa sempat aku cegah, masih lemah

tenagaku untuk melakukan itu, aku melirik ke arah Al, berharap Al

mengembalikan surat cha.



“JADI GARA – GARA INI LO NANGIS!!!!!!!!!!!!!!”bentak Al


“……..”


Breeeeeeeeeeeeeet………suara kertas yang terobek dengan keras…….