- Beranda
- Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-
...
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue
Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang.
-Editor).Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih..
- Editor)Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan?
- Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan
- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih..
- Editor)Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa...
- Editor).
DAFTAR ISI
Quote:
INTERLUDE
Quote:

RULES
Quote:

Q & A
Quote:

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah.

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
azelfaith
#341
4.26. The Story of Single Boy 7
Siang itu jalanan lembab sehabis hujan. Gue berjalan sendiri dari sekolah ke terminal angkot. Beberapa bulan ini gue setiap pulang selalu sendiri, tak ada lagi teman-teman pulang bersama seperti jaman SMP. Gue serasa seperti anak freak and cupu yang suka mengisolasi diri.
Hampir semua teman-temanku sudah mulai membawa motor sehingga hanya sedikit yang menggunakan jasa angkot. Sedangkan gue masih stuck dalam romansa bersama supir angkot berkumis karena Babe bersikukuh belum mau membelikan motor karena gue dirasa belum cukup umur. Well, not a bad reason actually.
Air bercipratan ketika sepatu converse gue menginjak trotoar yang tak lagi rata. Matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya. Bayangan tentang senyuman Hanum tadi disekolah membayangi pikiranku.
Gue menghembuskan asap rokok yang langsung tertelan embun hujan yang lembab. By the way, sejak kapan ya gue ngerokok? Ya sejak hari itu. Sebagai abg labil, aku selalu penasaran kenapa teman-teman cowok gue suka kebal-kebul dengan rokoknya. Selain itu gue penasaran kenapa iklan-iklan di tipi selalu mengkolerasikan penyebulan rokok selalu berbanding tegak lurus dengan kemachoan seorang pria. Pada akhirnya ternyata gue menemukan rumusan baru. Penyebulan rokok berbanding terbalik dengan ketebalan dompet kita.
Gue ternyata gak menemukan kenikmatan apapun dari merokok itu kecuali rasa panas di paru-paru dan penipisan stock duit. Gue ternyata masih generasi muda waras dan berakal. Begitu rokok gue habis, gue putuskan itu hari pertama dan terakhir gue merokok.
Hampir semua teman-temanku sudah mulai membawa motor sehingga hanya sedikit yang menggunakan jasa angkot. Sedangkan gue masih stuck dalam romansa bersama supir angkot berkumis karena Babe bersikukuh belum mau membelikan motor karena gue dirasa belum cukup umur. Well, not a bad reason actually.
Air bercipratan ketika sepatu converse gue menginjak trotoar yang tak lagi rata. Matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya. Bayangan tentang senyuman Hanum tadi disekolah membayangi pikiranku.
Gue menghembuskan asap rokok yang langsung tertelan embun hujan yang lembab. By the way, sejak kapan ya gue ngerokok? Ya sejak hari itu. Sebagai abg labil, aku selalu penasaran kenapa teman-teman cowok gue suka kebal-kebul dengan rokoknya. Selain itu gue penasaran kenapa iklan-iklan di tipi selalu mengkolerasikan penyebulan rokok selalu berbanding tegak lurus dengan kemachoan seorang pria. Pada akhirnya ternyata gue menemukan rumusan baru. Penyebulan rokok berbanding terbalik dengan ketebalan dompet kita.
Gue ternyata gak menemukan kenikmatan apapun dari merokok itu kecuali rasa panas di paru-paru dan penipisan stock duit. Gue ternyata masih generasi muda waras dan berakal. Begitu rokok gue habis, gue putuskan itu hari pertama dan terakhir gue merokok.
Diubah oleh azelfaith 05-03-2014 20:46
0
