Ada beberapa hal yang mungkin sulit dipahami oleh akal sehat. Mungkin kita semua pernah mengalaminya sebagai contoh ketika dulu gue eneg dan gak suka sama satu dosen, eh dianya malah jadi dosbing skripsi gue. Atau mungkin, seperti ketika kita lagi nunggu angkot yang bagus sampai dibela-belain kehujanan dan kepanasan, eh angkotnya full dan kita harus naik angkot bobrok di belakangnya. Atau ketika kita sebel sama satu orang temen di kelas tapi tiap tugas kelompok malah selalu kedapetan bareng itu kunyuk.

Kadang, ada beberapa hal yang elu dan gue gak suka dan gak pengen ingat sama sekali tetapi malah Tuhan sepertinya selalu mengingatkan kita melalui teman-teman kampret macem Lia. Seakan-akan Tuhan bilang: FACE YOUR DAMN PROBLEM!

Gue terdiam sejenak sebelum dengan kesal mengetik sms balesan buat dia. Rasanya kalau bisa gue pengen tonjokan tiap keypad di hape gue waktu ngetik sms buat nunjukin betapa kesal rasanya hatiku. Namun sayang, gue takut digampar babe karena merusak hape baru.



Gue menghela nafas. Ya, gue selalu menganggap hari keramat ‘yang tak boleh disebutkan namanya’ sebagai hari terakhir bagi gue untuk bicara dengan Hanum. Gue gak pernah sekalipun sejak itu menatap matanya, entah di sekolah, entah di jalan. Sejak saat itu gue, seperti mencoba menganggap Hanum gak pernah ada dalam hidup gue.

Menggantung? Aku tak percaya. Yang gue lakuin bukan menggantung, tapi lari dari kenyataan dan gak mau menghadapi masalah.
Tnaganku pelan mengetik balesan sms kembali.