Original Posted By Cerita awalProlog
Di suatu hari yang cerah, ane sedang browsing2 dan menemukan suatu teknologi yang (sudah ada sejak 2002) memungkinkan untuk memproyeksikan keyboard secara virtualdengan menggunakan laser. Teknologi ini sangat futuristik, sehingga menggugah rasa ingin tahu ane lebih lanjut. Akhirnya ane meminta bantuan kepada Dr. Emmett Brown (Back to the Future) untuk mengambil sampel dari teknologi ini di masa depan dengan menggunakan DeLorean DMC-12. Dan hasilnya ada perusahaan korea yang sudah menjualnya pada saat itu. Tapi ane bersikeras pengen beli langsung di Indo.

Setelah setengah tahun lebih mencari, akhirnya ane dikasih tau oleh Doc. Brown, bahwa virtual keyboard ini sudah bisa dipesan di salah toko online di Indonesia. Selidik demi selidik tentang ketentuan toko online tadi, akhirnya ane menemukan seller yang bisa dipercaya. Kirim pesan dikit, konfirmasi, transfer deh. Barang tiba 4 hari kemudian (menjelang rabu siang ini). Langsung ga sabaran untuk unpacking dan ngetes.

Original Posted By ReviewFirst impression
Packaging dari seller cukup besar, tapi setelah diunpack, cukup terkejut dengan ukurannya yang sebenarnya sangat mungil, 70x20x35 mm dengan berat 60 gram (apalagi dibandingkan dengan packagingnya), ampe bisa masuk kotak kartu nama!!! Dan desainnya juga bagus, tidak terkesan murahan. Dan yang paling penting, fungsinya gan

Cara pakai
Konek ke HH (Max V) cukup gampang. Tinggal aktifkan bluetooth, kemudian pair seperti biasa, tanpa perlu masukkan PIN / Password. Setelah pair langsung uda bisa mulai ketik. OS HH tentunya harus support (Android ICS ke atas). Tentunya keyboard ini akan berfungsi lebih maksimal jika agan sebelumnya sudah pernah belajar mengetik 10 jari. Namun typist yang sudah mahir pun, tetap perlu beradaptasi dengan keyboard ini. Berhubung tidak ada feedback dari keyboard, karena jari agan akan bersentuhan langsung dengan alas/meja, tanpa adanya feedback dari keyboard tradisional (kayak touchscreen lah). Untuk cara kerja keyboardnya silahkan ke website officalnya aja.

Tingkat Akurasi
Yang hebat dari Epic ini, menurut ane cukup akurat dalam deteksinya, selama agan memposisikan jari tepat di keyboardnya dan permukaanya benar2 datar, solid dan tidak memantul. Cahaya laser yang dihasilkan cukup terang meskipun dalam ruangan yang ada lampu terang. Tingkat kecerahan masih bisa diatur. Perlu waktu beberapa saat untuk beradaptasi, karena di awal2 pasti ada banyak salah ketik, baik karena grogi (gaptek ) ataupun karena feedbacknya kurang. Tapi ini ada diatasin dengan sound feedback, di mana setiap mengetik akan ada suara beep yang memberitahu bahwa keystroke telah ditekan. Suaranya bisa disetel sesuai kebutuhan, sehingga tidak mengganggu teman di sekeliling pada saat kita mengetik. Juga ada fitur untuk mengatur sensitivitas nya, tapi tidak ane otak/i, karena defaultnya sudah cukup bagus. Tiga variabel ini masing2 punya 5 level, dan cara setelnya sudah ada semua nya di buku manual. (dalam bahasa Inggris tentunya)

Perlu adaptasi awal
Untuk tahap awal adaptasi, Celluon sendiri merekomendasikan user untuk mulai mengetik dengan sistem hunt & peck (alias 11 jari / 2 telunjuk). Kalau pake metode ini, tingkat akurasi boleh dibilang 99%, dan kecepatan mungkin bisa up to 25 wpm (pake perasaan ja, belum ane hitung). Setelah terbiasa, barulah ditingkatkan hingga pemakaian 10 jari. Ane sendiri yang sudah mampu mengetik sekitar 50 wpm, agak kewalahan pas awal memakainya, karena experiencenya betul2 beda. Keyboard ini hanya mampu mendeteksi up to 350 cpm (character per minute), atau sekitar 50-70 wpm. Tapi karena kebanyakan dari kita mengetiknya kadang2 bisa cepat (burst), maka pada saat lagi burst, akan ada beberapa karakter yang akan terskip. Tentunya ini bisa difix melalui latihan mengetik dengan kecepatan stabil.

Mouse & power save
Keyboard ini meskipun namanya virtual keyboard, ternyata tetap memiliki fungsi mouse. Di mode mouse, kita bisa menggunakan menggerakkan cursor layaknya mouse biasa. Hanya saja di Max V (android), fitur mouse nya terbatas pada mengerakkan cursor saja. Kalau konek ke PC windows baru bisa maksimal multi touchnya. Kemudian juga ada fitur power save untuk mematikan proyeksi lasernya, tapi tetap mempertahankan koneksi bluetooth ke device. Tujuannya untuk menghemat daya dan mengurangi salah tekan pada saat Epic tidak digunakan atau sedang dipindah tempat.

Batere & charging
Untuk batere, Epic memakai Lithium 660 mAh, dan diklaim mampu dipakai nonstop selama 2 jam. Tentunya ini masih tergantung setelan tingkat kecerahan dan volume feedbacknya. Untuk charging, memakai kabel micro USB, kurang lebih 3 jam. Tidak ada disediain charger bawaan, cuma ada USB micro nya saja. Ane tes dengan charger 1000 mAh (Max V), tetap ampe 3 jam. Nampaknya memang dilimit arusnya di sekitar 250 mAh, sehingga tidak merusak batere maupun devicenya. Pada saat charging tidak ada panas sama sekali. Jadi memang ada current protectionnya.

Safety
Laser yang digunakan untuk proyeksi keyboardnya adalah class 1. Jadi cukup aman untuk dipakai. Tapi dari Celluon sendiri menyarankan untuk tidak melihat langsung ke lasernya, untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Juga disarankan untuk memakai bidang datar yang tidak memantul, untuk proyeksi maksimal

Harga
Untuk harga, di amazonsendiri dijual sekitar $140-170. Masuk ampe Indo, pasti uda lebih mahal. Sedangkan kalau beli lokal, mungkin harganya berkisar 1,4 - 1,7 juta. Untuk nyari sellernya, silahkan googling. Ane bukan mau promosi, cuma review doank.

Kelebihan :

1. Kecil, portable, gampang dibawa ke mana2
   
2. Koneksi via bluetooth, bisa ke android, apple maupun windows
   
3. Ada built-in batere, bisa bertahan 2 jam
   
4. Tingkat akurasi cukup tinggi, cara pakenya juga gampang.
   
5. Teknologinya futuristik, cukup membanggakan untuk dipamerin ke teman2
   

Kekurangan :

1. Sangat mahal dibanding keyboard tradisional
   
2. Perlunya adaptasi di awal2, ada kurva pembelajaran mengetik lagi
   
3. Tidak cocok untuk yang ingin mengetik cepat (di atas 50 wpm), atau malas belajar mengetik cara baru
   
4. Layout keyboard sedikit berbeda di bagian tangan kanan, karena keterbatasan area proyeksi
   
5. Charging agak lama menurut ane (padahal batere cuma 660 mAh), ampe 3 jam

Overall
Ane meskipun baru tes 2 hari, tetap merasa cukup puas dengan fitur yang ditawarkan. Terutama rasa bangga yang didapat, pas melihat semua teman kantor terkejut dengan teknologinya. Dengan mulut terbuka sambil bertanya : "Kok bisa?"

Original Posted By Epilog
Celluon, perusahaan Korea, nampaknya hampir tidak memiliki kompetitor dalam bidang virtual keyboard ini. Sebelumnya mereka juga sudah meluncurkan produk magic cube virtual keyboard (generasi pertama), tapi sudah discontinue. Generasi penerusnya adalah Epic virtual keyboard (yang ane review ini). Jadi kalau mau cari, pastikan agan membeli yang versi Epic, karena ada peningkatan tentunya dibandingkan versi sebelumnya, terutama di ukuran fisik yang lebih ramping.
Untuk cerita tentang Back to the futurehanya rekayasa, alias bumbu doank. Ane ketemu produk ini murni dari hasil googling, bukan pake mesin waktu.