Kaskus

Regional

TuaGilaAvatar border
TS
TuaGila
Mitos, Budaya, Legenda, Cerita Rakyat, dan Sejarah
Tabe... karena yang lama ketinggalan di arsip old Kaskus, kini saya buka kembali thread
Mitos, Budaya, Legenda, Cerita Rakyat, dan Sejarah
.. sebagai informasi bagi kita bersama

selamat menikmati emoticon-Smilie


Indeks:
Diubah oleh TuaGila 24-06-2020 18:29
lina.whAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan lina.wh memberi reputasi
2
131.2K
98
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah
KASKUS Official
664Thread268Anggota
Tampilkan semua post
Deka04Avatar border
Deka04
#24
Suku Dayak Bukit
Suku dayak Bukit adalah Suku Dayak yang bermukim di daerah di Pegunungan Meratus di kalimantan Selatan. Adalah suku asli yang mendiami pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan, karena itu suku ini lebih senang disebut "Dayak Meratus", daripada "Dayak Bukit" sudah terlanjur dimaknai sebagai "orang gunung". Padahal menurut Hairus Salim dari kosa kata lokal di daerah tersebut istilah 'bukit' berarti bagian bawah dari suatu pohon' yang juga bermakna 'orang atau sekelompok orang atau rumpun keluarga yang pertama yang merupakan cikal bakal masyarakat lainnya'. Adapula yang menamakan sebagai Dayak Banjar, artinya Dayak yang berasal dari daerah Banjar yaitu Kalimantan Selatan.

Populasi suku Dayak Bukit di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 berjumlah 35.838 jiwa, sebagian besar daripadanya terdapat di kabupaten Kota Baru yang berjumlah 14.508 jiwa. Suku Bukit juga dinamakan Ukit, Buket, Bukat atau Bukut. Suku Bukit atau suku Dayak Bukit terdapat di beberapa kecamatan yang terletak di pegunungan Meratus pada kabupaten Banjar, kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, kabupaten Tapin, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kota Baru.

Beberapa golongan Dayak Bukit yaitu :

  • Dayak Pitap, di hulu sungai Pitap, kecamatan Awayan, Balangan.
  • Dayak Hantakan, di kecamatan Hantakan, Hulu Sungai Tengah.
  • Dayak Haruyan, di kecamatan Haruyan, Hulu Sungai Tengah.
  • Dayak Loksado, di kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan.
  • Dayak Piani, di kecamatan Piani, Tapin.
  • Dayak Paramasan, di kecamatan Paramasan, Banjar.
  • Dayak Riam Adungan, di kecamatan Kintap, Tanah Laut.
  • Dayak Bajuin, di kecamatan Pelaihari, Tanah Laut.
  • Dayak Bangkalaan, di kecamatan Kelumpang Hulu, Kotabaru.
  • Dayak Sampanahan, di kecamatan Sampanahan, Kotabaru.
  • Dayak Labuhan.


Walupun oleh sebagian orang digolongkan ke dalam suku melayu Bukit. tetapi mereka sendiri lebih senang disebut Dayak Bukit. Karena mereka memiliki kesamaan ritual dan kebatinan dengan suku Dayak lainnya. Menurut Cilik Riwut, Suku Dayak Bukit merupakan suku kekeluargaan yang termasuk golongan suku (kecil) Dayak Ngaju. Suku Dayak Ngaju merupakan salah satu dari 4 suku kecil bagian dari suku besar (rumpun) yang juga dinamakan Dayak Ngaju.

Mungkin adapula yang menamakan rumpun suku ini dengan nama rumpun Dayak Ot Danum. Penamaan ini juga dapat dipakai, sebab menurut Tjilik Riwut, suku Dayak Ngaju merupakan keturunan dari Dayak Ot Danum yang tinggal atau berasal dari hulu sungai-sungai yang terdapat di kawasan ini, tetapi sudah mengalami perubahan bahasa. Jadi suku Ot Danum merupakan induk suku, tetapi suku Dayak Ngaju merupakan suku yang dominan di kawasan ini.


Budaya Bukit

Suku ini dapat digolongkan sebagai suku Dayak, karena mereka teguh memegang kepercayaan atau religi suku mereka. Akan tetapi religi suku ini, agak berbeda dengan suku Dayak di Kalimantan Tengah (Suku Dayak Ngaju), yang banyak menekankan ritual upacara kematian. Suku Dayak Bukit lebih menekankan upacara dalam kehidupan, seperti upacara pada proses penanaman padi atau panen. Suku Dayak Bukit juga tidak mengenal tradisi ngayau yang ada zaman dahulu pada kebanyakan suku Dayak.

Upacara ritual suku Dayak Bukit, misalnya "Aruh Bawanang". Tarian ritual misalnya tari Babangsai untuk wanita dan tari Kanjar untuk pria. Suku Bukit tinggal dalam dalam rumah besar yang dinamakan balai.

Balai merupakan rumah adat untuk melaksanakan ritual pada religi suku mereka. Bentuk balai, "memusat" karena di tengah-tengah merupakan tempat altar atau panggung tempat meletakkan sesajen. Tiap balai dihuni oleh beberapa kepala keluarga, dengan posisi hunian mengelilingi altar upacara. Tiap keluarga memiliki dapur sendiri yang dinamakan umbun. Jadi bentuk balai ini, berbeda dengan rumah adat suku Dayak umumnya yang berbentuk panjang (Rumah Panjang).

Suku Dayak Bukit menganal tiga kelompok roh pemelihara kawasan pemukiman dan tempat tinggal yaitu :

  • Siasia Banua

    Siasia Banua contohnya :
    • Siasia Banua Kambat
    • Siasia Banua Pantai Batung
    • Siasia Banua Kambat
    • dan sebagainya


  • Bubuhan Aing

    Bubuhan Aing contohnya :
    • Bubuhan Aing Muhara Indan
    • Bubuhan Aing Danau Bacaramin
    • Bubuhan Aing Maantas
    • dan sebagainya.


  • Kariau

    Kariau contohnya :
    • Kariau Labuhan
    • Kariau Padang Batung
    • Kariau Mantuil
    • dan sebagainya



Bahasa Melayu Bukit

Bahasa Dayak Bukit, menurut penelitian banyak kemiripan dengan dialek Bahasa Banjar Hulu. Ada pula yang menamakan bahasa Bukit sebagai "bahasa Banjar archais". Bahasa Bukit termasuk Bahasa Melayu Lokal yang disebut Bahasa Melayu Bukit (bvu).

Perbandingan hubungan suku Bukit dengan suku Banjar, seperti hubungan suku Baduy dengan suku Banten. Suku Banjar dan suku Banten merupakan suku yang hampir seluruhnya memeluk Islam, sedangkan suku Bukit dan suku Baduy merupakan suku yang teguh mempertahankan religi sukunya yang digolongkan dalam kaharingan.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.