Kaskus

Regional

TuaGilaAvatar border
TS
TuaGila
Mitos, Budaya, Legenda, Cerita Rakyat, dan Sejarah
Tabe... karena yang lama ketinggalan di arsip old Kaskus, kini saya buka kembali thread
Mitos, Budaya, Legenda, Cerita Rakyat, dan Sejarah
.. sebagai informasi bagi kita bersama

selamat menikmati emoticon-Smilie


Indeks:
Diubah oleh TuaGila 24-06-2020 18:29
lina.whAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan lina.wh memberi reputasi
2
131.2K
98
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah
KASKUS Official
664Thread268Anggota
Tampilkan semua post
Deka04Avatar border
Deka04
#10
Pandangan Orang Dayak Ngaju Terhadap Tamu Asing dan Pendatang Baru
Pada dasarnya masyarakat Dayak Ngaju sangat hormat kepada tamu dari luar daerah termasuk pula kepada pendatang baru. Menurut Adat Istiadat Dayak Ngaju dalam menerima tamu, maka sebagai tuan rumah akan menerima dan memberikan pelayanan sesuai kemampuannya.
misalnya seperti contoh sebagai berikut :

  • Bilamana kedatangan seseorang atau lebih tamu dari desa lain atau dari tempat jauh pada pagi atau siang hari, maka tuan rumah dengan senang hati menjamu tamu tersebut setidak-tidaknya minum teh, kopi atau bila ada ditambah sajian sederhana lainnya.

  • Bilamana kedatangan seseorang atau lebih tamu dari luar desa atau tempat yang jauh pada sore atau malam hari dan bermaksud meminta tumpangan tempat menginap maka setelah di yakini tamu tersebut adalah orang baik-baik, maka tuan rumah dengan senang hati memberi tumpangan. Andai kata diketahui bahwa tamunya tersebut belum makan malam, is dan keluarga dengan senang hati menyediakan makanan dan minuman sesuai dengan kemampuannya. Bahkan andai kata beras yang tersisa hanya untuk sekali menanak nasi sekalipun, is rela untuk menjamu tamunya. Tuan rumah juga dengan rela menyiapkan tempat tidur diruang depan, bahkan merelakan kasur dan bantal yang mereka pakai untuk disiapkan sebagai tempat tidur tamunya.

  • Demikian pula terhadap pendatang baru yang bermaksud bermukim sementara waktu sehubungan dengan tugas pekerjaannya diterima dengan sikap sambutan yang ramah dan lembut. Bahkan sejak awal abad ke-XX sampai sekitar tahun 1970-an, didesadesa yang sering disinggahi oleh orang yang melakukan perjalanan dibangun "pesanggrahan" dengan ukuran lebih kurang 4 x 6 meter sebagai tempat menginap gratis.


Penyambutan Tamu Terhormat

Yang dimaksud Tamu Terhormat adalah Pejabat Negara / Pemerintah (misainya Presiden/Wakil Presiden/Menteri/Dirjen/Direktur/Pimpinan DPP-RI/ Gubernur/Wakil Gubernur/Bupati/Walikota dan lain-lain) atau Tokoh Politik/ Tokoh Masyarakat yang mumpuni.

Dalam peristiwa tersebut tamu terhormat yang bersangkutan diterima secara Adat yang disebut Acara "Tetek Pantan". Dalam Bahasa Dayak Ngaju kata Tetek artinya potong dan Pantan berarti penghalang. Meskipun tidak semua Acara Tetek Pantan tersebut adalah memotong penghalang, namun istilah Tetek Pantan merupakan istilah populer untuk acara tersebut.

Menyambut tamu terhormat dengan Pantan adalah dengan membangun suatu pintu gerbang yang dihiasi dengan janur dan berbagai macam bunga. Pada pintu gerbang tersebut ditempatkan "Pantan". Setelah "pantan" dipotong atau dibuka barulah tamu terhormat tersebut dipersilahkan memasuki tempat acara.

Dalam Adat Dayak Ngaju terdapat 7 (tujuh) macam "pantan" sebagai berikut :

  • Pantan Kayu
    Untuk bahan pantan kayu dipilih jenis kayu lemah dengan ukuran diameter ± 10-15 cm dan panjang ± 3 meter. Kayu tersebut ditempatkan menghalang jalan masuk tamu pada pintu gerbang. Biasanya sebelum dipotong oleh tamu, kayu pantan tersebut ditutupi terlebih dahulu dengan kain batik panjang (bahalai).

    Acara Tetek Pantan tersebut dipimpin oleh Damang Kepala Adat. Apabila Damang Kepala Adat berhalangan dapat diganti oleh Tokoh Adat lainnya. Setelah "bahalai" diangkat dari atas kayu pantan, Damang Kepala Adat menyerakan sebuah "mandau" (golok tradisional Dayak) sebagai alat pemotong pantan. Menggunakan mandau tersebut, tamu terhormat dipersilahkan memotong kayu pantan sampai putus.

    Sebelum acara "Tetek Pantan" dimulai dan sembari pemotongan pantan oleh tamu, terjadi dialog antara Damang Kepala Adat dengan Tamu Terhormat tersebut berkisar tentang maksud dan tujuan kedatangan sang tamu. Setelah pantan terpotong barulah tamu dan rombongan dipersilahkan berjalan masuk kearena Acara Penyambutan dipintu masuk tamu terse-but di "tampung tawar" oleh Damang Kepala Adat.

  • Pantan Tewu
    Bahasa Dayak Ngaju kata "Tewu" berarti tebu. Acara pantan tewu ini dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Ngaju di wilayah Sungain Katingan. Rangkaian acara sama seperti pelaksanaan pantan kayu.

  • Pantan Garantung
    Garantung berarti gong. Jadi dalam Pantan Garantung, benda yang menjadi penghalang dipintu gerbang adalah beberapa buah gong, jumlahnya antara 3 (tiga) buah, 5 (lima) buah atau 7 (tujuh) buah garantung. Garantung di jejerkan dipintu gerbang acara dan ditutup dengan kain batik panjang (bahalai).
    Pertama-tama sang tamu mengangkat kain batik panjang (bahalai) tersebut, kemudian memindahkan semua gong tersebut kepinggir jalan. Setelah itu tamu dan rombongannya dipersilahkan masuk ketempat acara penyambutan.

  • Pantan Balanga
    Balanga adalah guci yang mahal buatan Cina berasal dari Dinasti Ming atau Dinasti Ching. Jumlah balanga yang dipergunakan sebagai alat pantan antara 3 (tiga) balanga, 5 (lima) balanga atau 7 (tujuh) balanga.
    Diatas permukaan balanga ditutup dengan kain batik panjang (bahalai). Sang tamu berkewajiban mengangkat kain bahalai tersebut dari permukaan balanga, kemudian memindahkan seluruh balanga tersebut kesamping. Setelah itu para tamu dipersilahkan memasuki tempat acara penyambutan tamu.

  • Pantan Garantung dan Balanga
    Barang untuk pantan berupa beberapa buah garantung (gong) dan beberapa buah balanga (guci).
    Tamu Terhormat tersebut pertama-tama memindahkan kain batik panjang (bahalai) dari permukaan garantung dan balanga, kemudian memindahkan semua garantung dan balanga tersebut kesamping, setelah itu Damang Kepala Adat mempersilahkan tamu dan rombongan memasuki arena penyambutan tamu.

  • Pantan Timpung
    Bahan pantan timpung adalah kain yang dipasang seperti gorden pintu. Pada kedua sisi bagian tengah kain tersebut disatukan dengan benang. Sang Tamu harus memotong benang tersebut dengan menggunakan gunting atau alai pemotong lainnya sehingga kain pantan dapat terbuka. Setelah itu Damang Kepala Adat mempersilahkan tamu dan rombongannya memasuki arena penyambutan.

  • Pantan Bulan
    Dewasa ini pantan bulan lebih merupakan legenda saja oleh karena tidak pernah lagi dilaksanakan.
    Dalam pantan bulan, yang menjadi penghalang tamu masuk pada pintu gerbang adalah sejumlah gadis-gadis yang berdiri berjejer. Jumlah gadis-gadis tersebut antara 3 (tiga) orang gadis, 5 (lima) orang gadis atau 7 (tujuh) orang gadis.


Dibawah pimpinan Damang Kepala Adat, tamu terhormat yang bersangkutan menarik dan memisahkan gadis-gadis tersebut sampai pintu gerbang terbuka. Pada zaman dulu, sang tamu dapat memilih salah satu dari gadis tersebut untuk diajak mendampinginya masuk kearena penyambutan tamu.

Bagaimana penyambutan dan sikap ramah yang ditunjukan oleh warga masyarakat Dayak Ngaju, bagaimana mereka memandang orang asing atau pendatang baru serta bagaimana adat mereka menyambut tamu terhormat yang berkunjung adalah menjadi bukti bahwa warga masyarakat Dayak Ngaju sangat peduli dan hormat kepada tamu dan orang lain yang datang ketempat mereka.

Namun demikian sikap ramah dan hormat tersebut akan berubah drastis apabila kemudian ternyata tamu, orang asing atau pendatang baru tersebut menunjukan perilaku yang bertentangan atau melanggar Adat Istiadat maupun Hukum Adat yang mereka hormati dan dipertahankan sebagai salah satu entitas Suku Dayak.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.