BAGIAN I: IDEOLOGI AGAMA
APA ITU YUDAISME?

Apa itu Yudaisme? Apa artinya menjadi seorang Yahudi? Kebanyakan orang, baik orang Yahudi maupun orang Goy'im (non-Yahudi), secara naluriah akan mengatakan bahwa Yudaisme adalah agama. Namun, ada ateis yang bersikeras mengatakan bahwa Yudaisme tidak lain adalah paham atau ideologi rasisme. Apakah Yudaisme adalah rasis? Jika Anda mengatakan demikian, sebagian besar orang Yahudi akan berpikir anda adalah seorang Anti-Semit. Lantas kalau bukan agama, apa itu Yudaisme?

Secara harfiah, Yudaisme adalah istilah Yunani yang diambil dari kata Ἰουδαϊσμός (ioudaismos) dimana Iouda (Ἰουδα) = Yahudi; dan sufiks ismos (ϊσμός) = -isme/paham). Di Indonesia dikenal istilah "Yahudiah" yang merupakan kata serapan dari Bahasa Arab اليهودية(al-yahudiyyah) dimana al-yahud (اليهود) = Yahudi.

Secara istilah, Yudaisme didefinisikan sebagai seperangkat gagasan tentang dunia, kehidupan, dan cara manusia menjalani hidup secara Yahudi. Jadi, apa itu Yahudi?

APAKAH YAHUDI ADALAH SEBUAH AGAMA?

Yahudi diambil dari kata Bahasa Ibrani, יהודה (yehudah). Yehudah adalah nama dari salah seorang putra dari 12 putra Nav Ya'aqov, leluhur Yahudi (patriakh). Sejarah Yahudi mula-mula, istilah ini jarang disebutkan. Masyarakat dunia lebih mengenal kata "Yisyra'el" (ישראל) atau yang ditransliterasikan Israel. Yisyra'el adalah julukan/gelar bagi Ya'aqov.

Kembali ke pertanyaan. Apakah Yudaisme itu sebuah agama? Banyak orang yang menyebut dirinya orang Yahudi tetapi tidak percaya akan adanya Tuhan sama sekali. Lebih dari separuh dari semua warga Yahudi di Negara Israel hari ini menganut "irreligious" (ateis, agnostik, sekularisme agama, dan sejenisnya). Beberapa orang Yahudi yang ateis tentu saja tidak percaya pada Tuhan atau salah satu dari keyakinan dalam doktrin Yahudi. Setengah dari semua orang Yahudi di Amerika Serikat tidak pernah masuk ke rumah ibadah Yahudi (Esnoga/Sinagoga). Mereka mungkin memang mempraktekkan beberapa ritual ibadah dari Yudaisme, dan juga merayakan beberapa hari raya Yahudi. Akan tetapi mereka tidak menganggap kegiatan itu sebagai kegiatan keagamaan.

Namun orang Yahudi di seluruh dunia, mulai dari yang paling saleh, abangan, hingga yang paling liberal, tetap akan setuju bahwa orang-orang irreligious di atas adalah masih menjadi bagian dari orang-orang Yahudi, terlepas dari keingkaran mereka terhadap agama Yahudi. Jadi, sampai sini apakah Yahudi adalah sebuah agama? Tidak! Yahudi lebih dari sekedar agama. Namun, agama adalah hal paling utama dalam Yahudi.

APAKAH YAHUDI ADALAH SEBUAH RAS?

Pada era 1980-an, Mahkamah Agung Amerika Serikat memutuskan bahwa orang Yahudi adalah ras. Setidaknya untuk tujuan tertentu pada UU Anti-diskriminasi dan masalah data demografi kependudukan sipil. Penalaran anggota sidang pada saat undang-undang ini disahkan, orang-orang tidak bisa sembarang berbicara tentang "ras Yahudi" (Jews race) atau "ras Italia" (Italian race) dan "ras Negro" (Negro race), sehingga pembuatan UU tsb dimaksudkan memberi nilai protektif bagi masalah SARA di Amerika Serikat.

Tapi justru kala itu, banyak orang Yahudi merasa sangat tersinggung dengan keputusan itu. Ketersinggungan orang-orang Yahudi dikarenakan keputusan itu membuat miskonsepsi dari orang-orang Goyim terhadap Yahudi sebagai sebuah ras. Gagasan tentang orang Yahudi sebagai ras mengingatkan visi mengerikan dari NSDAP (Nazi) di Jerman, di mana orang-orang Yahudi dinyatakan bukan hanya sebuah ras, bahkan ras yang lebih rendah yang harus dikumpulkan dalam ghetto (pemlesetan istilah atas perkampungan Yahudi menjadi kamp konsentrasi Nazi) dan diberangus seperti hama.

Tapi dengan mengesampingkan masalah emosional, orang Yahudi jelas bukan sebuah ras.

Ras adalah perbedaan genetik dan mengacu kepada orang dengan leluhur bersama dan berbagi sifat-sifat genetis. Setiap orang tidak dapat mengubah ras; itu ada dalam DNA setiap manusia. Orang Asia tidak akan bisa mengubah dirinya menjadi orang Afrika, orang Afrika tidak akan bisa mengubah dirinya menjadi orang Eropa.

Darah tidak diperlukan untuk menjadi seorang Yahudi. Banyak orang Yahudi di seluruh dunia berbagi leluhur seperti rata-rata umat manusia yang lainnya. Namun, setiap orang, termasuk anda, dapat menjadi seorang Yahudi tanpa harus berbagi leluhur ataupun mengkonversi gen.

Jadi, meskipun anda tidak akan pernah bisa menjadi seorang Afrika atau menjadi seorang Cina, orang kulit hitam dan kulit putih Asia ada yang telah menjadi seorang Yahudi. Contohnya Sammy Davis, Jr. dan Connie Chung.



APAKAH YAHUDI ADALAH SEBUAH KEBUDAYAAN ATAU ETHNIC GROUP?

Yahudi Amerika yang paling sekuler menganggap keyahudian mereka sebagai masalah budaya atau etnis. Ketika mereka berpikir tentang kebudayaan Yahudi, mereka memikirkan makanannya, atau beberapa hari liburnya, atau norma-normanya, dan nilai-nilai budaya lain seperti pendidikan kerabian.

Orang-orang Yahudi Amerika yang sekuler mungkin akan terkejut jika mengetahui bahwa banyak dari apa yang mereka anggap sebagai kebudayaan Yahudi itu ternyata hanyalah kebudayaan Asykenazi(Ashkenazi, adalah orang-orang Yahudi Eropa Timur), bukan kebudayaan Yahudi yang sebenarnya. Kebudayaan Asykenazi telah berasimilasi dengan kebudayaan setempat. Orang-orang Yahudi telah tinggal di berbagai belahan dunia dan telah mengembangkan banyak kebudayaan yang berbeda.

Tentu saja ada ciri-ciri budaya dan perilaku yang dianut oleh banyak orang Yahudi, yang membuat kita merasa lebih nyaman dengan orang Yahudi lainnya. Yahudi di berbagai belahan dunia memiliki banyak aspek budaya mereka. Namun, budaya yang tidak dimiliki oleh semua orang Yahudi di seluruh dunia, dan orang-orang yang tidak berbagi budaya itu, tidak kurang adalah orang-orang Yahudi asli. Dengan demikian, Yudaisme harus menjadi sesuatu yang dipandang lebih dari sebuah budaya atau kelompok etnis.

APAKAH YAHUDI ADALAH SEBUAH BANGSA?

Penjelasan tradisional, dan yang dijelaskan dalam Kitab Torah (atau Taurat), adalah bahwa orang-orang Yahudi adalah sebuah bangsa. Bahkan, istilah dalam Bahasa Ibrani untuk menyebut orang-orang non-Yahudi adalah גוי (goy, jamak: גויים goyim) yang artinya "bangsa". Torah dan para Ravi (rohaniawan Yahudi) tidak menggunakan istilah ini dalam pengertian sebuah teritorial dan entitas politik modern, tetapi dalam pengertian kuno tentang sekelompok orang di luar Yahudi dengan sejarah umumnya.

Sayangnya, di zaman modern, istilah "bangsa" telah menjadi terlalu terkontaminasi yang buruk, karena konotasi yang tidak akurat yang menempel pada istilah "bangsa," misalnya teori konspirasi akan adanya keinginan sebuah bangsa yang bernama Yahudi untuk menguasai dunia (). Istilah tidak dapat lagi digunakan untuk secara akurat menggambarkan orang-orang Yahudi.

YAHUDI ADALAH SEBUAH KELUARGA

Ya, gambaran tepat mengenai Yahudi adalah sebagai sebuah keluarga. Hal ini jelas dari diskusi di atas bahwa ada sejumlah kebenaran dalam klaim di atas bahwa Yahudi itu adalah agama, ras, atau sebuah kelompok etnis, namun tidak ada deskripsi yang memadai untuk menggambarkan "Yahudi". Namun, hampir semua orang Yahudi merasa memiliki keterkaitan satu sama lain bahwa banyak sulit untuk dijelaskan, didefinisikan, atau bahkan dimengerti. Secara tradisional, keterkaitan ini dipahami sebagai "kebangsaan" atau "peoplehood", tetapi istilah-istilah tersebut telah menjadi sangat menyimpang dari waktu ke waktu bahwa mereka tidak lagi akurat.

Rabbi Adin Steinsaltz telah menyarankan analogi yang lebih baik bagi orang-orang Yahudi: "Kami adalah sebuah keluarga". Tapi meskipun istilah "keluarga" ini baru muncul belakangan, sebenarnya konsep ini bukan konsep yang baru. Bahkan tidak bertentangan dengan kitab Torah dan seluruh kitab dalam Alkitab dan literatur Yahudi. Bahkan juga dalam literatur Islam, orang Yahudi disebut sebagai بني إسرائيل (bani isra'il). Dalam Alkitab disebut בני ישראל (b'nay yisyra'el). Baik Bani Isra'il maupun B'nay Yisyra'el, keduanya bermakna "anak-anak Israel" (children of Israel).

Yisyra'el atau Israel adalah istilah Torah dalam memanggil patriarkh (leluhur) Ya'aqov dimana kodifikasi Tanakh dari kata ישראל (yisyra'el) adalah "(dia) yang bergumul dengan Elohim (Ilahi)":



Dengan kata lain, Yahudi adalah bagian dari keluarga besar. Seperti layaknya sebuah keluarga, orang-orang Yahudi tidak selalu setuju dengan satu sama lain. Mereka sering berdebat dan mengkritik satu sama lain. Mereka juga sering menegur setiap anggota keluarga (baca: Yahudi) yang melakukan tindakan yang dianggap salah dan menyimpang. Tetapi ketika seseorang di luar keluarga (baca: Yahudi) secara tidak adil mengkritik seorang anggota keluarga atau keluarga secara keseluruhan, atau menyakitinya, mereka akan dengan cepat bergabung bersama mengecam dan melawan ketidak-adilan tsb.

Ketika seorang anggota keluarga (baca: Yahudi) menderita atau dianiaya, mereka semua merasakan penderitaan mereka. ketika seorang anggota keluarga (baca: Yahudi) melakukan sesuatu yang melanggar hukum, melanggar norma, amoral atau memalukan, mereka semua juga merasa malu. Dan mereka semua merasa bahwa itu mencerminkan diri mereka.