TS
mabdulkarim
Kumpulan cerita Karim
ini thread digunakan selain cerita random world, ini merupakan kumpulan cerita ane yang kagak perlu di jadiin thread..
denah STM Panzer
Quote:
War, new imperilism, industrial age:Hetazania Dacians
genre: strategi, aksi, politik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14.
15
genre: strategi, aksi, politik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14.
15
Quote:
Naninu
genre: komedi
Naninu:Memory
Naninu:Masih dunia paling lain
Naninu:Cerita paling amburadul
Naninu-panzer short story
genre: komedi
Naninu:Memory
Naninu:Masih dunia paling lain
Naninu:Cerita paling amburadul
Naninu-panzer short story
Quote:
STM Panzer
genre: komedi
STM Panzer: Supranatural
Naninu-Panzer short story
STM Panzer: Pekerjaan sambilan bagian 1/3
STM Panzer: Pekerjaan sambilan bagian 2/3
STM Panzer: Pekerjaan sambilan 3/3
STM Panzer= melawan gaib 1/2
STM Panzer= melawan gaib 2/2:
genre: komedi
STM Panzer: Supranatural
Naninu-Panzer short story
STM Panzer: Pekerjaan sambilan bagian 1/3
STM Panzer: Pekerjaan sambilan bagian 2/3
STM Panzer: Pekerjaan sambilan 3/3
STM Panzer= melawan gaib 1/2
STM Panzer= melawan gaib 2/2:
Quote:
STM Panzer x Naninu: Laknad project (masuk kategori lain di polling
)
Genre: Aksi, gore, sci fic, silat,komedi, petualangan
prolog
1
2
3
4
5
6
)Genre: Aksi, gore, sci fic, silat,komedi, petualangan
prolog
1
2
3
4
5
6
Quote:
Lain-lainnya
Jung Kosim
Jung Kosim
denah STM Panzer
Polling
0 suara
Lebih suka cerita apa?
Diubah oleh mabdulkarim 08-06-2016 18:42
0
8K
Kutip
69
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
mabdulkarim
#62
Spoiler for STM Panzer= melawan gaib 1/2:
STM Panzer: melawan Gaib
Pada jam 23.00 malam di hari minggu, semua anak-anak STM Panzer yang berjumlah 9 orang menaiki mobil angkot berwarna kuning. 9 orang pria tersebut menyewa satu angkot untuk pergi ke STM Panzer di malam hari ini, angkot tersebut cukup muat untuk menampung 9 orang karena angkot tersebut merupakan angkot yang berbeda dengan angkot biasanya di dunia perangkotan Nusantara.
Kosim duduk di pinggir pintu keluar angkot dan semua anak STM Panzer mendengar apa yang ia sedang omongkan.
“Oke semua, hari ini kita usir semua setan dari STM Panzer pada malam ini,” ujar Kosim kepada teman-temannya di dalam angkot, “Kita akan bereskan mereka sebelum jam masuk sekolah pada jam 6.30.”
“Kita harus mengusir setan-setan yang mengganggu ketenangan lingkungan STM Panzer pada malam ini juga!” ujar Kosim, “Jadi, apa kalian siap?”
“Siap, sim!” jawab semua teman-teman Kosim.
“Bagus,” senyum Kosim.
Semua teman Kosim membawa berbagai peralatan mulai dari Shaka yang membawa iklwa (sejenis tombak kecil yang bisa di lempar), Made dan Parja yang berpakaian seperti dukun karena mereka bekas dukun gadungan, Jose membawa alat pembersih debu buat nyedot setan kayak di film-film barat, Panjul dan Karyo membawa golok untuk bertempur melawan setan, Jono membawa belencong buat lawan setan, dan Mahesa membawa tape recorder. Kosim sendiri membawa satu pedang yang bisa ia gunakan untuk melawan setan, ia meyakini bahwa di STM Panzer ada penunggunya dan mereka sedang mencoba mengusir semua murid STM Panzer dengan cara memasuki tubuh mereka yang bisa di sebut kerasukan.
Kosim dan semua orang di angkot ini tegang karena mereka akan menghadapi makhluk gaib yang belum pernah mereka lawan. Mereka pernah melawan Bhayangkara, preman, anak SMA lain, dan lain-lain tapi makhluk halus? Mungkin satu-satunya musuh yang mereka tak bisa lawan dan tak bisa di lihat kasat mata.
Kosim mulai terganggu dengan musik pengiring suasana yang di lantunkan tape recorder Mahesa, ia kesal dan berkata, “Mahesa, bisakah kau hentikan tape recordermu? Musik tape recordermu memang cocak dalam situasi seperti ini tapi itu mengganggu kami!”
“Oh, maaf ya sim!” kata Mahesa lalu ia mematikan musik pengiring suasana tegang.
Kosim melihat teman-temannya membawa senjata dan alat-alat yang bakal digunakan untuk melawan makhluk gaib, Kosim berfikir sesuatu, “ Ehm, apakah kita bisa melawan semua setan-setan dengan peralatan seperti ini?”
“Mungkin saja, siapa tahu dengan persenjataan seperti ini kejadian gaib di STM Panzer bakal hilang!” pikir Kosim.
Kosim melihat beberapa temannya terlihat mengantuk, mereka sesekali menutup mata dan membuka lagi mata mereka. Kosim yang melihat itu ikutan mengantuk
Kosim mulai sedikit mengantuk, ia mulai menutup matanya dan tertidur.
Kosim membuka matanya lagi dan melihat mereka sudah sampai di depan STM Panzer, Kosim langsung membangunkan semua teman-temannya dan semua anak STM Panzer langsung keluar dari angkot ini. Mereka menyuruh supir angkot untuk tidak meninggalkan tempat ini dan menunggu mereka sampai selesai, Kosim berkata kepada supir angkot bahwa mereka akan selesai dalam waktu 4 jam dan ia membolehkan supir tersebut untuk tidur.
Supir tersebut menuruti permintaan Kosim, ia tidur di angkotnya dan Kosim berserta 8 temannya membuka pintu gerbang Panzer dengan kunci yang mereka bawa.
Mereka berhasil meminjam kunci dan izin dari kakek-kakek penjaga sekolah untuk membasmi makhluk gaib, mereka belum dapat izin dari Kepsek soal membasmi setan dan mereka bergerak sendiri karena mereka ingin menghilangkan kejadian supranatural yang sudah terjadi selama beberapa hari. Sudah banyak korban yang berjatuhan akibat kejadian supranatural STM Panzer dan itu yang mengerakkan Kosim untuk melawan setan-setan STM Panzer.
Gerbang terbuka dan semua anak STM Panzer masuk ke dalam STM Panzer, 9 orang tersebut berkumpul di depan pos satpam STM Panzer yang ada penerangan lampu neonnya.
Mereka melihat STM Panzer sangat sepi dan sunyi, empang tak bisa di lihat karena gelapnya malam membuat air kotor empang tak terlihat. Ada beberapa cahaya lampu neon yang menyinari lorong-lorong gedung STM Panzer, di depan masjid ada penerangan lampu neon namun penerangannya kurang bagus. Hutan STM Panzer terlihat dari gerbang STM Panzer, hutan tersebut terlihat sangat gelap, suara bunyi hewan dan serangga seperti jangkrik terdengar dari hutan tersebut.
Bau kemenyen terasa di hidung anak-anak STM Panzer, sumber bau kemenyen berasal dari hutan STM Panzer, bau kemenyen mulai terasa di STM Panzer dari Senin dan bau tersebut makin lama makin kuat aromanya setiap malam berganti. Pernah ada tim acara dunia paling lain yang mencoba uji nyali di STM Panzer pada malam jumat dan pesertanya tidak kuat menghadapi gejala-gejala supranatural yang terjadi di STM Panzer.
“Oke semua, kita akan bagi 3 tim!” ujar Kosim kepada semua temannya, Kosim mulai menjelaskan rencananya kepada teman-temannya dan mereka semua mendengar dengan baik.
“Gue, Mahesa dan Shaka akan pergi ke gedung 1 dan 2 untuk patroli. Made, Parja dan Jono pergi ke hutan buat mencari sumber bau kemenyen yang sering tercium di hutan!”
“Sedangkan Jose, Panjul dan Karyo pergi ke empang dan toilet untuk mencari makhluk halus yang lewat tempat itu. Jika ada makhluk halus, kalian lawan dengan senjata kalian!”
“Semua mengerti?” tanya Kosim kepada semua temannya.
“Mengerti sim!” jawab teman-temannya. Tampang teman-teman Kosim tidak menunjukan mereka takut, mereka memegang senjata mereka erat-erat dan mereka yakin di dalam hatinya bahwa mereka bisa menghilangkan kejadian gaib ini dengan cara kekerasan.
Kosim dan teman-temannya mulai berpisah, mereka bergabung dengan tim-tim mereka dan pergi ke tempat yang sudah di perintahkan Kosim. Kosim bergabung dengan Mahesa dan Shaka, mereka bertiga berjalan dengan gagah berani ke gedung 1 STM Panzer.
Kosim mencium aroma kemenyen dan bertanya-tanya dalam hatinya, “Siapa sih yang bakar kemenyen? Emang ada ya yang mencoba pesugihan di lingkungan STM Panzer?”
“Kalo ada, siapa dia?” tanya Kosim dalam hatinya, Kosim menggaruk-garuk kepalanya dan mencoba mencari orang yang bisa ia anggap paling bertanggung jawab atas peristiwa ini.
Shaka menoleh ke sebelahnya dan bertanya kepada Kosim, “Sim, apakah menurut lo siapa yang melakukan pesugihan di STM Panzer sehingga sering tercium bau kemenyen di STM Panzer?”
Kosim memegang dagunya, Shaka menunggu jawaban dari temannya sedangkan Mahesa menyalakan musik pengiring yang cocok dengan suasana ini. Mereka bertiga berjalan ke arah gedung satu yang ada di dekat tiang bendera, bendera Jabar tidak berkibar karena bendera Jabar akan di kibarkan pada upacara bendera esok hari.
Orang pertama yang ada di benak pikirannya adalah Kepsek STM Panzer, ia berfikir mungkin saja Kepsek melakukan hal seperti itu tapi ia menolak pikiran seperti itu karena Kepsek STM Panzer bukan orang yang suka melakukan pesugihan ataupun semacamnya.
Orang kedua yang ada di benak pikirannya adalah Satpam STM Panzer tapi ia menolak lagi pikiran hal itu, ia merasa bahwa orang seperti dia tidak mungkin melakukan ritual tersebut di STM Panzer. Ia mencoba berfikir adakah murid STM Panzer yang melakukan pesugihan di STM Panzer dan sekali lagi, ia menolak pemikiran mengada-ada tersebut.
Ia merasa bahwa kejadian ini bukan di akibatkan orang dalam STM Panzer, ia berfikir mungkin saja ini ulah makhluk gaib atau perkerjaan orang luar. Kosim berfikir bahwa mungkin saja ada orang luar yang melakukan hal ini untuk bisa membuat STM Panzer di tutup dan bisa mendapatkan tanah STM Panzer dengan mudah. Maklum saja, tanah STM Panzer sudah di hargai miliaran bahkan trilunan rupiah oleh para investor.
“Sim, udah ketemu belum jawabannya?” tanya Shaka kepada Kosim.
Kosim berhenti memfikirkan hal tersebut dan tidak menjawab pertanyaan temannya, ia belum menemukan jawaban yang di tanyakan temannya.
“Maaf Shaka, gue kagak tahu siapa yang melakukan pesugihan di STM Panzer!” ucap Kosim, “Tapi ada dua kemungkinan yang gue bisa dapat, yang pertama adalah ada yang melakukan pesugihan di STM Panzer dan kemungkingan kedua adalah ada banyak makhluk halus yang tinggal di STM Panzer!”
“Kosim, mungkin ada baiknya kita cari orang yang bisa melihat makhluk halus sim!” saran Mahesa kepada Kosim.
“Iya, sih tapi dimana kita bisa temukan orang seperti itu?” tanya Kosim kepada Mahesa.
“Kita cari orang yang punya kemampuan seperti itu, pasti ada satu dari ratusan anak STM Panzer yang punya kemampuan tersebut!” jawab Mahesa.
Kosim memegang dagunya dan mereka menunggu jawaban dari Kosim, Kosim cukup berpengaruh di STM Panzer dan ia bisa di anggap pemimpin anak-anak STM Panzer selain ketua OSIS STM Panzer yakini Hanny.
“Mahesa, sampai saat ini gue kagak tahu siapa yang bisa melihat makhluk gaib di STM Panzer dan belum ada satupun anak Panzer yang bilang bisa lihat makhluk gaib!” ujar Kosim sambil memegang erat dagunya, “Yang penting sekarang, kita harus membasmi makhluk-makhluk gaib dari STM Panzer!”
“Baik sim,” ucap mereka berdua.
Mereka bertiga sampai di gedung satu, mereka langsung berjalan di lorong yang hanya di terangi penerangan lampu neon. Hawa dingin menyelimuti mereka bertiga, mereka bertiga hanya memakai baju biasa yang tidak terlalu tebal sehingga mereka bisa merasakan dinginnya malam di STM Panzer. Mereka pernah bermalam di STM Panzer setahun yang lalu dan mereka sudah biasa dengan suhu dingin STM Panzer yang berlawanan dengan suhu pada siang hari.
Aroma kemenyen dan suhu dingin membuat mereka merasa sedikit takut berjalan di lorong pada tengah malam ini, Kosim dan Shaka memegang erat senjata yang mereka bawa sedangkan Mahesa menyalakan musik horor untuk mengiringi suasana ini.
Sementara itu…
Made, Parja dan Jono berjalan di tengah hutan STM Panzer yang gelap. Made berjalan di depan Parja dan di belakang Parja ada Jono yang memegang erat belencongnya, Made memegang senter dan senter tersebut menerangi jalan yang mereka lalui. Mereka berjalan menuju sumber bau kemenyen berada, bua tersebut makin lama makin menyengat dan arau angker yang mereka rasakan sangat kuat di bandingkan apa yang di rasakan regu Kosim dan Jose.
Jono merasa ada sesuatu yang mengikuti di belakangnya, ia langsung menoleh ke belakang dan menghembaskan belencong ke belakang. Ia terkejut ketika melihat tidak ada orang ataupun hewan yang mengikutinya di belakang dan belencong tersebut terhempas ke pohon besar, hempasan beloncong tersebut membuat pohon bergoyang dan belencong tersebut menancap di pohon besar. Made dan Parja berhenti berjalan karena mendengar hebasan belencong Jono. Hempasan belencong Jono membuat daun-daun berjatuhan ke kepalanya.
“Jono, lo kenapa mendadak menghembaskan belencong ke pohon?” tanya Parja kepada Jono.
Parja dan Made berpakaian dukun sedangkan Jono hanya memakai baju hitam polos, Parja berpakaian dukun Majapahit sedangkan Made berpakaian dukun Bali.
“Parja, tadi gue ngerasa ada yang ngikutin gue dari belakang semenjak gue masuk ke dalam hutan. Ketika gue menoleh ke belakang, tidak ada siapa-siapa dan gue menghembaskan belencong karena kesal!”
“Jono, hematlah tenagamu karena mungkin saja kita akan berhadapan dengan makhluk halus yang mau melawan kita!” ucap Made kepada Parja.
Jono mengambil belencongnya yang menancap di pohon dan setelah itu, ia berkata kepada dukun gadungan tersebut, “Oke..”
Made dan Parja kembali melanjutkan perjalanannya, Jono mengikuti mereka di belakang.
Di tempat lain…
Jose dan Panjul berdiri di depan toilet, mereka menunggu Karyo yang sedang pipis di dalam toilet tersebut. Tadinya, Karyo ingin Panjul menemaninya kencing karena takut sendiri di toilet STM Panzer di tengah malam ini namun Panjul menolak dengan alasan ia masih normal. Mereka sudah menunggu Karyo selama 5 menit dan mereka berdua kesal dengan lamanya Karyo di toilet.
“Karyo, masih lama kagak pipisnya?” tanya Jose kepada Karyo yang ada di dalam toilet.
Karyo tidak menjawab dan tercium aroma bunga kemboja dari dalam toilet, ia dan Jose mengetok-ngetok pintu sambil berkata, “Karyo, udah belum pipisnya?”
Karyo tidak menjawab dan tidak terdengar ada suara dari dalam toilet, mereka berdua cemas dan akhirnya memaksa membuka pintu dengan senjata Panjul. Pintu besi tersebut terbuka dan mereka melihat sesuatu yang sangat menakutkan, darah dan bunga kemboja.
Mereka melihat ada banyak bunga Kemboja mengambang di air bak dan ada Karyo yang mengeluarkan banyak darah dari hidungnya gara-gara ia tadi mengupil terlalu dalam setelah cebok. Bunga Kemboja, baunya mengingatkan bau bunga-bunga di kuburan karena bunga tersebut sering di tanam di dekat kuburan. Karyo terdiam ketika melihat ada banyak bunga Kemboja mengambang di bak air toilet ini, ia tak sadar bahwa ada banyak bunga Kemboja di bak tersebut.
Mereka kaget melihat bunga Kemboja dan bertanya kepada Karyo, “Yo, lo kenapa memperhatikan bunga Kemboja terus?”
Karyo tidak menjawab dan mereka berdua khawatir jika Karyo terus begini maka dia akan kerasukan makhluk halus, mereka langsung menarik Karyo dari toilet dan langsung mengunci toilet tersebut. Karyo diam saja seperti patung dan darah mimisan Karyo langsung di sumbat tisu oleh Panjul.
Panjul dan Jose langsung menggoyang-goyangkan badan Karyo agar ia sadar namun apa dayanya, Karyo diam seperti patung.
Karena Jose langsung menampar pipi Karyo berkali-kali agar Karyo sadar.
“Bangun Karyo!” teriak Jose sambil menampar pipi Karyo, Karyo tidak menjawab dan Jose kesal dengan hal itu.
Jose menampar puluhan kali pipi Karyo, Karyo langsung sadar setelah tamparan ke seratus tapi ia langsung jatuh pingsan karena pipinya berlumuran darah. Jose dan Panjul melihat Karyo pingsan, mereka meletakan Karyo di pinggir empang dan mereka berdua bingung apa yang harus Mereka lakukan.
Panjul melirik Jose dan bertanya kepadanya, “Jose, apa yang harus kita lakukan?”
Jose memegang dagunya dan menjawab, “Biarkan Karyo di sini, dia sudah pingsan dan menurut gue kagak bakalan makhluk gaib masuk ke dalam tubuh orang yang pingsan.”
“Oh,” paham Panjul, “Jose, apakah aku memegang pundak kiriku?”
Jose menggeleng dan Panjul melihat di belakangnya tidak ada orang, ia merasa ada yang memegang pundak kirinya dari tadi. Panjul mulai sedikit ketakutan namun ia berpura-pura tidak takut agar Jose tidak menyindirnya, Jose suka sekali menyindir dan menakut-nakuti orang yang sedang ketakutan.
Panjul dan Jose melanjutkan patroli mereka di sekitar toilet dan empang STM Panzer.
Kembali ke tempat Kosim…
Kosim, Shaka dan Mahesa berpatroli di gedung 1 dan 2. Mereka memeriksa kelas-kelas yang gelap dari jendela, kelas-kelas di STM Panzer tidak di nyalakan lampu karena untuk menghemat pemakaian listrik sekolah. Mereka merasa ada yang mengikuti mereka dari belakang dan ketika mereka menoleh ke belakang, tidak ada orang yang mengikuti mereka.
Mereka terus berpatroli dan tidak ada setan yang menyerang mereka padahal mereka sudah siap 90% menghadapi makhluk halus.
Sementara itu di hutan STM Panzer…
Made, Parja, dan Jono sampai di sumber bau kemenyen yang ada di kuburan STM Panzer. Ada kuburan di STM Panzer yang berisi mayat-mayat anak-anak STM Panzer yang mati ketika perang, kuburan tersebut terletak di dekat gudang STM Panzer.
Made melihat tidak ada kemenyen di kuburan-kuburan STM Panzer dan mereka menciup aroma kuat kemenyen dari gundukan-gundukan tanah kuburan STM Panzer. Kuburan STM Panzer tidak ada batu nisan, salib, atau semacamnya karena anak STM Panzer langsung mengubur mayat anak STM dan memberi gundukan sebagai tanda ada mayat di dalamnya.
Made dan Parja langsung berlari ke kuburan STM Panzer sedangkan Jono melihat mereka dari dalam hutan. Made dan Parja mencium aroma kemenyen makin kuat ketika mereka dekat dengan gundukan kuburan , masing-masing dari mereka berfikir kenapa bisa keluar bau kemenyen dari kuburan-kuburan STM Panzer.
Jono memegang belancongnya dengan kuat dan tiba-tiba ia mendengar suara dari belakang, “Kisanak, sedang apa malam-malam di sini?”
Jono langsung melirik ke belakang dan melihat ada sesosok kakek tua misterius, berjenggot putih panjang dan telanjang dada serta bersenjatakan keris itulah rupa dari kakek tersebut. Jono langsung keringat dingin melihat ada kakek-kakek muncul di tengah hutan dan ia berkata, “Si..siapa kau ?”
“Ingsun Indra,” jawab kakek tersebut, “ Kisanak?”
Jono mengerti maksud dari kakek yang bernama Indra karena ia pernah belajar bahasa sansekerta dan Jawa, ia menjawab , “Ingsun Jono!”
“Kisanak Jono, kenapa dika ada di malam-malam ini di hutan Panzer?” tanya kakek Indra kepada Jono.
“Oh, saya bersama teman-teman saya sedang mencari tahu bau kemenyen ini,” jawab Jono, “Apakah Kisanak Indra tahu penyebab bau kemenyen ini?”
“Kisanak Jono, Kisanak tak perlu tahu penyebab bau kemenyen!” jawab Indra sambil memegang jenggotnya, “Kisanak bersama kawan-kawan anda mesti kabur dari sini secepat mungkin, nirada dan wulan telah muncul di langit yang dapat mendatangkan malapetaka bagi kalian semua walaupun kalian bersenjatakan api!”
Jono tidak mengerti maksud dari kakek Indra dan Jono kembali bertanya, “Nirada dan wulan? Maksud kisanak Indra apa?”
Jono terkejut ketika melihat kakek Indra menghilang secara tiba-tiba padahal tadi Indra berdiri tegak di depan hadapannya. Ia melihat di langit sudah mendung dan bulan terlihat. Ia menyadari mungkin akan terjadi malapetaka dan ia langsung berlari ke arah kuburan, ia melihat Made dan Parja sedang mencari sumber bau kemenyen dengan menggali salah satu kuburan STM Panzer. Made dan Parja menggali kuburan dengan sekop yang mereka temukan di dekat kuburan.
Ia berfikir sesuatu, “Apakah menggali kuburan bisa mendatangkan malapetaka dan apakah malapetaka yang di maksud Indra adalah menggali kuburan?”
“Bisa jadi sih,” ucap Jono dalam hatinya, “Kalo begitu, gue harus peringatkan mereka berdua untuk menghentikan perbuatan mereka!”
Jono langsung mendatangi mereka berdua dan berteriak, “Kalian, Hentikan perbuatan kalian!”
Mereka berdua langsung berhenti menggali dan Parja langsung bertanya kepada Jono, “Kenapa?”
“Malapetaka akan datang kalo kalian menggali kuburan tersebut!” jawab Jono, Jono terlihat ketakutan dan mereka berdua langsung bingung apa yang di maksud Jono.
“Maksudnya apa Jono?” tanya Made kepada Jono.
“Malapateka akan datang kalo kalian terus menggali lebih dalam!” jawab Jono yang terlihat panik.
“Iya juga sih, menggali kuburan di tengah malam itu kagak bagus!” ujar Made.
“Kalo tahu kenapa lo lakuin?” tanya Jono yang terlihat kesal.
“Eh…..”bingung Made.
“Ya sudah, ayo kita pergi tinggalkan tempat ini!” kata Jono, “Malapetaka akan datang kalo operasi ini terus di lakukan!”
“Eh…baiklah,” kata mereka berdua, mereka berdua langsung mengikuti Jono yang berjalan ke arah hutan. Mereka bertiga masuk ke dalam hutan dan mereka bertiga memutuskan untuk memberi tahu kepada Kosim agar misi ini di batalkan karena jika misi ini terus di teruskan maka malapetaka segera datang.
Di tengah perjalanan, Jono menceritakan tentang pertemuannya dengan kakek misterius yang bernama Indra sampai menghilangnya kakek-kakek tersebut.
"Ehm...Jono, apakah kakek-kakek tersebut berasal negara agung seperti aku?" tanya Parja kepada Jono.
"Sepertinya, gaya bicaranya bercampur-campur dengan bahasa Jawa dan Sansekerta!" jawab Jono yang berjalan di belakang Parja,"Parja, daerah negara agung mana kau berasal?"
Dengan cepat Parja menjawab,"Wengker!"
"Oh," mengerti si Jono.
"Jono, mungkin saja kakek-kakek tersebut yang kau temui itu makhluk gaib!" ujar Made yang berjalan di depan Parja.
Jono langsung sedikit ketakutan namun ia berpura-pura tidak takut, orang yang memegang belencong tersebut berkata, "Ehm, mungkin saja iya!"
Jono tak tahu apakah Indra itu makhluk halus atau tidak, yang ia hanya tahu bahwa Indra itu rupanya kakek-kakek dan kemisteriusannya menjadi cirikhas orang tersebut.
Mereka bertiga tidak berbicara satu sama lain dan memilih fokus berjalan mengikut jalan setapak di hutan ini.
bersambung...
0
Kutip
Balas