- Beranda
- Stories from the Heart
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"
...
TS
javiee
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"

Spoiler for RULES:
INTRO
Perkenalkan, nama gw Raden Fajar Putro Mangkudiningrat Laksana...Bohong deng, kepanjangan...sebut aja gw Fajar. Tinggi 175 cm berat 58kg. bisa disebut kurus karena tinggi dan berat badan gw ga proposional.
. Gw ROCKER...!! Pastinya Rocker Kelaparan.Gw terlahir dari keluarga biasa saja yang serba "Cukup". dalam arti "cukup" buat beli rumah gedongan, "cukup" buat beli mobil Mewah sekelas Mercy. (ini jelas jelas bohong). yang pasti gw bersyukur dilahirkan dari keluarga ini.
Gw Anak pertama dari 3 bersaudara. Adik adik gw semuanya perempuan. Gw keturunan Janda alias Jawa Sunda. Bokap asli dari Jepara bumi Kartini. Tempatnya para pengrajin kayu yang terkenal di Nusantara bahkan diakui oleh Dunia. Tapi bokap gw bukan pengusaha mebel seperti kebanyakan orang Jepara. Nyokap gw asli Sumedang Kota yang terkenal dengan TAHU nya. Tapi wajahnya sama sekali nggak mirip tahu ya. Sunda tulen nan cantik jelita. Beliau bidadari gw nomer "1" di dunia ini.
Spoiler for INDEKS:
Spoiler for INDEKSII:
Diubah oleh javiee 06-04-2015 23:49
manusia.baperan dan 4 lainnya memberi reputasi
3
728.7K
2.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
javiee
#357
PART 29
"Praaaaangggg!!"
Suara pecahan kaca yang begitu keras berhasil membangunkan gw dari tidur. Gw lihat jam menunjukkan pukul 5 pagi. Segera gw tinggalkan kasur ini dan beranjak keluar kamar menuju arah suara itu.
"Ada apa Ma? Suara apaan tuh?" Tanya gw kepada bidadari No. 1 itu.
"Eh, kamu udah bangun. Ini nih.." Jawab beliau sambil membersihkan serpihan piring yang pecah.
"Loh kok bisa sih Ma? Ngagetin aku aja..." Ujar gw.
"Iya tangan Mama licin, pas mau masukin ke rak piring malah lepas." Jawab beliau.
"Laen kali hati hati atuh Ma, ngeri itu beling..!! Sini aku aja yang bersihin..." Ujar gw.
Gw pungut satu persatu serpihan piring yang tajam itu. Setelah semuanya sudah bersih tak ada serpihan beling kecil lagi yang berserakan di lantai, kemudian gw menuju kamar mandi untuk mandi, lanjut berpakaian lengkap seragam putih abu abu. Lalu gw menuju meja makan untuk sarapan. Gw lihat sepotong telur dadar dan sepiring nasi lengkap dengan susu cokelat sudah menghiasi meja yang terbuat dari kayu.
Bidadari itu....
Betapa gw selalu membuat kesal beliau, sering membantahnya, tak jarang juga gw menolak menuruti perintahnya, tapi beliau tak pernah lupa membuatkan gw sarapan setiap paginya.Tak pernah sekalipun beliau lupa, atau enggan membuatkan sarapan untuk gw. Tersentuhlah hati ini melihat semua pengorbanan beliau yang tanpa meminta pamrih sedikitpun. Dan gw sadar, gw memiliki Ibu yang hebat!!
Bicara tentang ibu, fikiran ini langsung tertuju pada seorang gadis cantik yang sempat menghiasai hari hari gw beberapa bulan yang lalu...
Apakah dia merasakan sejuta kasih sayang dari seorang ibu yang setiap hari selalu gw dapatkan? Mungkin Tidak...karena sekalipun dia belum melihat ibunya. Walaupun ada sosok baru, yang menggantikan posisi sebagai seorang Ibu. Ya, Ibu tiri...
Haahh....kondisi gw jauh lebih beruntung dari gadis itu.
Gw membuka pintu rumah...Berhembuslah udara dingin pagi yang terasa begitu menusuk tulang. Pandangan ini sepertinya sudah terbiasa ketika melihat satu persatu warga keluar rumah untuk memulai aktivitas di pagi yang dingin ini. Termasuk juga gw yang telah siap dengan segala sesuatunya untuk berangkat ke sekolah.
Sejenak gw hirup udara dingin nan menyegarkan ini. Gw tarik nafas dalam dalam, lalu gw hembuskan perlahan. Ada sebuah harapan baru yang gw rasakan.
Bukan hanya sekedar sebuah Harapan, melainkan sejuta harapan.
.............................
.............................
"Gooooaalll....!!" Teriak gw.
"Jar udah puas belum lu ngebantai gw?? Udah tau gw nggak bisa kalo maen PS bola..." Ujar Dedi.
"Yailah Ded, baru juga segitu..." Ucap gw ketus.
"Segitu apaan? Daritadi dibantai mulu gw sama lu...5-0, 6-0, sekarang 8-0 nih...Gw udahan ah.." Ucap Dedi kemudian menaruh stik PS di lantai.
'Hahaha...Banyak berlatih ya Nak..." Ledek gw.
"Kampret lu...Bentar Jar, gw keluar dulu. Beli rokok"
"Eh gw nitip nih ada seribuan..." gw memberikan uang itu.
Seperti itulah suasana di dalam rental PS di dekat sekolah gw. Cukuplah bermain PS dengan si Dedi sebagai hiburan selepas pulang sekolah siang itu.
Tak lama kemudian, Dedi sudah kembali ke rental dengan membawa beberapa batang 'cocolok cungur' Permainan dilanjutkan kembali. Kali ini gw bermain 'Guitar Hero'. Hanya sebentar kami memainkan game favorit gw itu karena Dedi sama sekali tidak mengerti cara mainnya. (Bahlul!!)
Dengan terpaksa permainan diganti. Game MotoGP lah yang kami mainkan. Namun ketika sedang asyik atraksi salip menyalip di game, tiba tiba layar TV menjadi hitam. TV pun mati.
"Lah Jar...mati lampu nih....!!" Ujar Dedi terkejut.
"Waktu kita udah abis begoooo...bukannya mati lampu!! Ahh...!!" Hardik gw ke si Dedi.
"Aah nanggung nih. Nambah aja Jar.."
"Ga usah lah, udah hampir jam 3, Balik aja yu...!!" Ajak gw.
"Yauda lah Jar..."
"Eh iya, mana sini dua rebu??" tagih gw.
"Buat apaan?" tanya Dedi heran.
"Buat patungan bahlul...bayar PS!"
Setelah membayar rental, gw dan Dedi segera pulang. Seperti biasa, dia nebeng sama gw yang akhir akhir ini sering membawa Jupii ke sekolah. Lalu gw menurunkannya di depan gang rumahnya.
Gw lanjutkan perjalanan...
Lagi lagi daya magnet itu terasa ketika gw melintas di depan sebuah sekolah. Lalu gw menepikan motor tepat di depan sekolah itu.
Gadis manis yang bernama Bunga sukses membuat gw berhenti disini.
Gw ingin bertatap muka dengannya, gw ingin bertegur sapa. Tapi apakah dia mau sekedar bertatap muka dan bertegur sapa dengan gw? Entahlah...Apa salahnya gw mencoba.
"Udah pulang Bung?" Sent to Bunga.
Dengan cepat dia membalas sms gw...
"Baru mau keluar kelas." Balas dia.
"Oh...gw di depan sekolah lu nih..." Lanjut balas gw.
"Ngapain?? Jangan jangan lu anaknya tukang warteg di depan ya?" Balas dia meledek gw.
"Justru dia anak buah gw kali..." Balas gw becanda.
"Serius?" tanya dia.
"Hehe...bo'ong deng..." Balas gw ngeles.
Sms gw tidak dibalas olehnya. Gw membakar sebatang rokok sambil memperhatikan satu persatu siswa yang keluar dari gerbang sekolah.
Gw menunggunya...gw menunggu Bunga muncul keluar dari gerbang yang tinggi itu.
Mata ini terus mencari, tapi pandangan gw belum menemukan keberadaan dia.
Di ujung penantian ini akhirnya gw menemukan dia. Gw agak pangling saat itu karena dia memakai sebuah sweater yang membalut pakaian seragamnya.
Samperin....
Enggak...
Samperin...
Enggak...
Samperin...?
Gw bingung, gw harus memulainya darimana, kata kata apa yang tepat dan berkesan pada saat say hello nanti. Akhirnya dengan secuil keberanian, perlahan gw majukan motor ini untuk menghampirinya yang berjarak sekitar 50 meter dari posisi gw. Pelan sekali motor ini gw jalankan, berbeda dengan jantung gw yang berdegup sangat cepat...
Kini gw tepat berada di depan dia.
Gw mulai memperhatikan wajahnya...dekat dan jelas...
Oh Tuhaan....makhluk cantik model apalagi ini???!!!
Lalu pandangan kami berdua bertemu...Gw hanya terdiam bengong saja tanpa bisa mengeluarkan satu patah kata ketika bertatapan dengannya. Penyakit gw kambuh...!! Penyakit lama apabila berhadapan dengan gadis yang luar biasa...
Dia balik memperhatikan gw, seraya memicingkan matanya. Mungkin dia sedikit heran karena ada seekor cucunguk yang tiba tiba muncul dihadapannya.
Mata kami masih saling beradu pandang...waktu terasa dimaju mundurkan saat itu.
Hingga akhirnya salah satu dari kami berdua mengeluarkan sepatah kata...
"Elu....? Fajar Fabregas ya?" Tanya dia sambil nyengir.
"Hah??!!!" Gw kaget.
Seketika perut gw terasa mual ingin muntah ketika nama gw disebut dengan kepanjangan embel embel "FABREGAS'. AAhhh...baik!!
"Iya...."
Gw menjawab 'iya' tetapi gw malah menggelengkan kepala gw. Bisa dibayangkan betapa tak sinkronnya ucapan dan perilaku gw saat itu.
"Ini Bunga kan?" Tanya gw.
"Iya...kok lu tau gw sih?"
"Hehe...iya.....gitu lah..." Jawab gw terbata bata.
"Eemmm...Jangan jangan lu ngikutin gw ya? Hayo ngaku!!" Ujarnya dengan suara yang khas agak cempreng.
"Eng...gak kok..." Ujar gw berkata 'enggak' tapi mengangguk. Gelo!
"Oiya, lu kan setan ya wajarlah bisa tau gw." Ujarnya meledek gw.
"Eeee...gw manusia kali..."
"Ooooh...' gumam dia.
"Bule'...." tutur gw dengan kata yang belum lengkap.
Reflek gw ingin mengucapkan kata 'Bulet' apabila ada orang yang mengucapkan kata 'Oh' sebelumnya. Hal sekecil itu sudah menjadi kebiasaan gw dalam berkomunikasi dengan siapa saja. Oke, Ini ketularan Niar....
Kemudian dia terlihat menjulurkan tangannya. Gw yang bingung dengan tingkah dia itu malah jadi semakin kaku, dan bengong.
Tetapi kemudian gw menyambut tangannya untuk bersalaman, walaupun sedikit gemeteran.
'Bunga...."
"Fajar...."
"Gimana rasanya salaman sama setan Bung?" Lanjut tanya gw.
'Hahaha...gw kira bakalan tembus..." Jawab dia.
"Ya jelas nggak lah. Gw kan manusia."
"Iya manusia berupa setan...hahaha" Ledek dia.
Gubraak!!
Masih aja dibawa bawa itu kata setan yang menjadi trending topik perbincangan singkat kita sore itu. Kemudian gw melihat ada sebuah mobil Kijang Inn*v* mendekat ke arah kami berdua. Dan mobil itu membunyikan klaksonnya. 'tin...tiin..'. Sontak gw pun menoleh ke arah mobl itu.
"Fajar, gw duluan ya ayah gw udah jemput..."
"Iya Bung...."
Kemudian dia memasuki mobil, dan mobil itu segera beranjak pergi meninggalkan gw yang masih berdiri di samping motor.
Gw berhasil....
Ternyata dia nggak sejutek seperti di sms apabila berhadapan langsung dengan orangnya. Justru menurut gw, dia sangat welcome bisa menerima orang asing dari planet cunguk macam gw ini.
Gw pun segera melanjutkan perjalanan pulang. Sore itu gw pulang membawa satu senyuman yang tampak melebar di sudut bibir gw.
Malamnya
....................
Waktu menunjukkan pukul 19.00. Adzan Isya telah berkumandang lantang di setiap Masjid di belahan sudut komplek kalangan kelas menengah ke bawah ini. Gw cabut Jimbot gw yang sedang di charge sedari tadi sore. Lalu gw hidupkan jimbot kesayangan gw. Gw masuk ke phonebook, gw cari kontak yang bernama 'Teuing Saha'. Segera gw ganti nama kontak itu dengan nama...'Bunga'.
Yaa, dia...Seseorang yang baru dalam kehidupan gw mulai hari ini mulai detik ini. Mungkin juga untuk seterusnya...
'Mungkin...'
"Bunga lagi apa?" sent to Bunga.
"Eh, Fajar...Abis makan nih...' Balas dia.
"Hah...ngga bagi bagi."
"Hehe kesini lah." Balasnya.
"Emm...rumahmu dimana Bung?" tanya gw.
"Di PERUM xxx Blok xx No. x Jar...Kenapa? mau main kesini?" ujarnya.
Dia memberikan alamat lengkap lokasi rumahnya.
Eits, tunggu dulu, sepertinya belum lengkap...Karena tidak tertera RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan kode pos. (Oke ngaco!!)
"Wah itu mah deket sama rumah gw...!! hehe kalo boleh mah."
"Cuma manusia yang boleh maen ke rumah gw..!! hehe" Balas dia.
"Jiah...tega bener lu Bung." Ujar gw memelas.
"Becanda Fajar...Oya, Lu tau gw dari siapa?" Tanya dia.
"Ada aja!!"
"Dari siapa?? Jawab! Kalo nggak jawab gw ga mau sms'n sama lu lagi..." Balas dia Jutek.
"Dari si Baim bung, ngak apa apa kan? Hee" Jawab gw jujur.
"Waahh seenaknya aja tuh anak nyebarin nomer gw..huuh." Balas dia.
"Emangnya si Baim itu siapanya elu Bung?"
"Dia itu temennya Puput ade gw. Suka main ke rumah juga..."
"Oh..Lu punya Ade? Udah segede apa ade lu Bung? hahaha" Tanya gw.
"Kelas 1 SMP..."
"Oh, beda setahun ya sama adek gw. Adek gw masih kelas 6 SD" Ujar gw.
"Perasaan nggak ada yang nanya Fajar Deh...hahaha" Balas dia lagi lagi meledek gw.
Seingat gw, kurang lebih seperti itulah percakapan VIA sms tersebut. Dia seperti berubah Seratus Delapan Puluh Derajat. Yang awalnya Jutek dan terkesan dingin, kini dia sangat welcome terhadap gw.
Ada pepatah yang mengatakan...
'Tak kenal makannya tak sayang'...Tapi gw nggak peduli sama pepatah itu. Karena semua tergantung kepada orangnya masing masing. Tul ga?
Malampun semakin larut. Jempol ini terasa pegal karena terus menerus memencet tombol keypad Jimbot yang sudah mulai keras.
"Bunga udah ngantuk nih mau tidur dulu ya...nite Jar..." Sms penutup darinya.
Gw tidak membalasnya karena pulsa gw kebetulan habis, dan bonus sms yang tersisa menunjukkan angka '0'.
Haduhh capedeh...
Kembali gw bersandar pada kasur yang empuk ini. Mata gw sedikit demi sedikit mulai terpejam. Gw memikirkan kejadian yang menimpa gw dalam beberapa bulan ke belakang.
Tuhan punya maksud lain dengan caranya sendiri. Seseorang yang telah pergi, biarlah pergi, karena DIA akan mendatangkan seseorang lagi kepada kita. Dan orang itu jauh lebih indah dan lebih baik dari orang sebelumnya.
Mungkin ini salah satu rencana tuhan yang akan diberikan kepada gw.
Sepertinya gadis itu kedepannya akan membuat gw kembali tak nyenyak tidur, dan tak enak makan...
Karena....
Malaikat tak bersayap itu "Bunga" Namanya
Suara pecahan kaca yang begitu keras berhasil membangunkan gw dari tidur. Gw lihat jam menunjukkan pukul 5 pagi. Segera gw tinggalkan kasur ini dan beranjak keluar kamar menuju arah suara itu.
"Ada apa Ma? Suara apaan tuh?" Tanya gw kepada bidadari No. 1 itu.
"Eh, kamu udah bangun. Ini nih.." Jawab beliau sambil membersihkan serpihan piring yang pecah.
"Loh kok bisa sih Ma? Ngagetin aku aja..." Ujar gw.
"Iya tangan Mama licin, pas mau masukin ke rak piring malah lepas." Jawab beliau.
"Laen kali hati hati atuh Ma, ngeri itu beling..!! Sini aku aja yang bersihin..." Ujar gw.
Gw pungut satu persatu serpihan piring yang tajam itu. Setelah semuanya sudah bersih tak ada serpihan beling kecil lagi yang berserakan di lantai, kemudian gw menuju kamar mandi untuk mandi, lanjut berpakaian lengkap seragam putih abu abu. Lalu gw menuju meja makan untuk sarapan. Gw lihat sepotong telur dadar dan sepiring nasi lengkap dengan susu cokelat sudah menghiasi meja yang terbuat dari kayu.
Bidadari itu....
Betapa gw selalu membuat kesal beliau, sering membantahnya, tak jarang juga gw menolak menuruti perintahnya, tapi beliau tak pernah lupa membuatkan gw sarapan setiap paginya.Tak pernah sekalipun beliau lupa, atau enggan membuatkan sarapan untuk gw. Tersentuhlah hati ini melihat semua pengorbanan beliau yang tanpa meminta pamrih sedikitpun. Dan gw sadar, gw memiliki Ibu yang hebat!!
Bicara tentang ibu, fikiran ini langsung tertuju pada seorang gadis cantik yang sempat menghiasai hari hari gw beberapa bulan yang lalu...
Apakah dia merasakan sejuta kasih sayang dari seorang ibu yang setiap hari selalu gw dapatkan? Mungkin Tidak...karena sekalipun dia belum melihat ibunya. Walaupun ada sosok baru, yang menggantikan posisi sebagai seorang Ibu. Ya, Ibu tiri...
Haahh....kondisi gw jauh lebih beruntung dari gadis itu.
Gw membuka pintu rumah...Berhembuslah udara dingin pagi yang terasa begitu menusuk tulang. Pandangan ini sepertinya sudah terbiasa ketika melihat satu persatu warga keluar rumah untuk memulai aktivitas di pagi yang dingin ini. Termasuk juga gw yang telah siap dengan segala sesuatunya untuk berangkat ke sekolah.
Sejenak gw hirup udara dingin nan menyegarkan ini. Gw tarik nafas dalam dalam, lalu gw hembuskan perlahan. Ada sebuah harapan baru yang gw rasakan.
Bukan hanya sekedar sebuah Harapan, melainkan sejuta harapan.
.............................
.............................
"Gooooaalll....!!" Teriak gw.
"Jar udah puas belum lu ngebantai gw?? Udah tau gw nggak bisa kalo maen PS bola..." Ujar Dedi.
"Yailah Ded, baru juga segitu..." Ucap gw ketus.
"Segitu apaan? Daritadi dibantai mulu gw sama lu...5-0, 6-0, sekarang 8-0 nih...Gw udahan ah.." Ucap Dedi kemudian menaruh stik PS di lantai.
'Hahaha...Banyak berlatih ya Nak..." Ledek gw.
"Kampret lu...Bentar Jar, gw keluar dulu. Beli rokok"
"Eh gw nitip nih ada seribuan..." gw memberikan uang itu.
Seperti itulah suasana di dalam rental PS di dekat sekolah gw. Cukuplah bermain PS dengan si Dedi sebagai hiburan selepas pulang sekolah siang itu.
Tak lama kemudian, Dedi sudah kembali ke rental dengan membawa beberapa batang 'cocolok cungur' Permainan dilanjutkan kembali. Kali ini gw bermain 'Guitar Hero'. Hanya sebentar kami memainkan game favorit gw itu karena Dedi sama sekali tidak mengerti cara mainnya. (Bahlul!!)
Dengan terpaksa permainan diganti. Game MotoGP lah yang kami mainkan. Namun ketika sedang asyik atraksi salip menyalip di game, tiba tiba layar TV menjadi hitam. TV pun mati.
"Lah Jar...mati lampu nih....!!" Ujar Dedi terkejut.
"Waktu kita udah abis begoooo...bukannya mati lampu!! Ahh...!!" Hardik gw ke si Dedi.
"Aah nanggung nih. Nambah aja Jar.."
"Ga usah lah, udah hampir jam 3, Balik aja yu...!!" Ajak gw.
"Yauda lah Jar..."
"Eh iya, mana sini dua rebu??" tagih gw.
"Buat apaan?" tanya Dedi heran.
"Buat patungan bahlul...bayar PS!"
Setelah membayar rental, gw dan Dedi segera pulang. Seperti biasa, dia nebeng sama gw yang akhir akhir ini sering membawa Jupii ke sekolah. Lalu gw menurunkannya di depan gang rumahnya.
Gw lanjutkan perjalanan...
Lagi lagi daya magnet itu terasa ketika gw melintas di depan sebuah sekolah. Lalu gw menepikan motor tepat di depan sekolah itu.
Gadis manis yang bernama Bunga sukses membuat gw berhenti disini.
Gw ingin bertatap muka dengannya, gw ingin bertegur sapa. Tapi apakah dia mau sekedar bertatap muka dan bertegur sapa dengan gw? Entahlah...Apa salahnya gw mencoba.
"Udah pulang Bung?" Sent to Bunga.
Dengan cepat dia membalas sms gw...
"Baru mau keluar kelas." Balas dia.
"Oh...gw di depan sekolah lu nih..." Lanjut balas gw.
"Ngapain?? Jangan jangan lu anaknya tukang warteg di depan ya?" Balas dia meledek gw.
"Justru dia anak buah gw kali..." Balas gw becanda.
"Serius?" tanya dia.
"Hehe...bo'ong deng..." Balas gw ngeles.
Sms gw tidak dibalas olehnya. Gw membakar sebatang rokok sambil memperhatikan satu persatu siswa yang keluar dari gerbang sekolah.
Gw menunggunya...gw menunggu Bunga muncul keluar dari gerbang yang tinggi itu.
Mata ini terus mencari, tapi pandangan gw belum menemukan keberadaan dia.
Di ujung penantian ini akhirnya gw menemukan dia. Gw agak pangling saat itu karena dia memakai sebuah sweater yang membalut pakaian seragamnya.
Samperin....
Enggak...
Samperin...
Enggak...
Samperin...?
Gw bingung, gw harus memulainya darimana, kata kata apa yang tepat dan berkesan pada saat say hello nanti. Akhirnya dengan secuil keberanian, perlahan gw majukan motor ini untuk menghampirinya yang berjarak sekitar 50 meter dari posisi gw. Pelan sekali motor ini gw jalankan, berbeda dengan jantung gw yang berdegup sangat cepat...
Kini gw tepat berada di depan dia.
Gw mulai memperhatikan wajahnya...dekat dan jelas...
Oh Tuhaan....makhluk cantik model apalagi ini???!!!
Lalu pandangan kami berdua bertemu...Gw hanya terdiam bengong saja tanpa bisa mengeluarkan satu patah kata ketika bertatapan dengannya. Penyakit gw kambuh...!! Penyakit lama apabila berhadapan dengan gadis yang luar biasa...
Dia balik memperhatikan gw, seraya memicingkan matanya. Mungkin dia sedikit heran karena ada seekor cucunguk yang tiba tiba muncul dihadapannya.
Mata kami masih saling beradu pandang...waktu terasa dimaju mundurkan saat itu.
Hingga akhirnya salah satu dari kami berdua mengeluarkan sepatah kata...
"Elu....? Fajar Fabregas ya?" Tanya dia sambil nyengir.
"Hah??!!!" Gw kaget.
Seketika perut gw terasa mual ingin muntah ketika nama gw disebut dengan kepanjangan embel embel "FABREGAS'. AAhhh...baik!!
"Iya...."
Gw menjawab 'iya' tetapi gw malah menggelengkan kepala gw. Bisa dibayangkan betapa tak sinkronnya ucapan dan perilaku gw saat itu.
"Ini Bunga kan?" Tanya gw.
"Iya...kok lu tau gw sih?"
"Hehe...iya.....gitu lah..." Jawab gw terbata bata.
"Eemmm...Jangan jangan lu ngikutin gw ya? Hayo ngaku!!" Ujarnya dengan suara yang khas agak cempreng.

"Eng...gak kok..." Ujar gw berkata 'enggak' tapi mengangguk. Gelo!
"Oiya, lu kan setan ya wajarlah bisa tau gw." Ujarnya meledek gw.
"Eeee...gw manusia kali..."
"Ooooh...' gumam dia.
"Bule'...." tutur gw dengan kata yang belum lengkap.
Reflek gw ingin mengucapkan kata 'Bulet' apabila ada orang yang mengucapkan kata 'Oh' sebelumnya. Hal sekecil itu sudah menjadi kebiasaan gw dalam berkomunikasi dengan siapa saja. Oke, Ini ketularan Niar....
Kemudian dia terlihat menjulurkan tangannya. Gw yang bingung dengan tingkah dia itu malah jadi semakin kaku, dan bengong.
Tetapi kemudian gw menyambut tangannya untuk bersalaman, walaupun sedikit gemeteran.
'Bunga...."
"Fajar...."
"Gimana rasanya salaman sama setan Bung?" Lanjut tanya gw.
'Hahaha...gw kira bakalan tembus..." Jawab dia.
"Ya jelas nggak lah. Gw kan manusia."
"Iya manusia berupa setan...hahaha" Ledek dia.
Gubraak!!
Masih aja dibawa bawa itu kata setan yang menjadi trending topik perbincangan singkat kita sore itu. Kemudian gw melihat ada sebuah mobil Kijang Inn*v* mendekat ke arah kami berdua. Dan mobil itu membunyikan klaksonnya. 'tin...tiin..'. Sontak gw pun menoleh ke arah mobl itu.
"Fajar, gw duluan ya ayah gw udah jemput..."
"Iya Bung...."
Kemudian dia memasuki mobil, dan mobil itu segera beranjak pergi meninggalkan gw yang masih berdiri di samping motor.
Gw berhasil....
Ternyata dia nggak sejutek seperti di sms apabila berhadapan langsung dengan orangnya. Justru menurut gw, dia sangat welcome bisa menerima orang asing dari planet cunguk macam gw ini.
Gw pun segera melanjutkan perjalanan pulang. Sore itu gw pulang membawa satu senyuman yang tampak melebar di sudut bibir gw.
Malamnya
....................
Waktu menunjukkan pukul 19.00. Adzan Isya telah berkumandang lantang di setiap Masjid di belahan sudut komplek kalangan kelas menengah ke bawah ini. Gw cabut Jimbot gw yang sedang di charge sedari tadi sore. Lalu gw hidupkan jimbot kesayangan gw. Gw masuk ke phonebook, gw cari kontak yang bernama 'Teuing Saha'. Segera gw ganti nama kontak itu dengan nama...'Bunga'.
Yaa, dia...Seseorang yang baru dalam kehidupan gw mulai hari ini mulai detik ini. Mungkin juga untuk seterusnya...
'Mungkin...'
"Bunga lagi apa?" sent to Bunga.
"Eh, Fajar...Abis makan nih...' Balas dia.
"Hah...ngga bagi bagi."
"Hehe kesini lah." Balasnya.
"Emm...rumahmu dimana Bung?" tanya gw.
"Di PERUM xxx Blok xx No. x Jar...Kenapa? mau main kesini?" ujarnya.
Dia memberikan alamat lengkap lokasi rumahnya.
Eits, tunggu dulu, sepertinya belum lengkap...Karena tidak tertera RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan kode pos. (Oke ngaco!!)
"Wah itu mah deket sama rumah gw...!! hehe kalo boleh mah."
"Cuma manusia yang boleh maen ke rumah gw..!! hehe" Balas dia.
"Jiah...tega bener lu Bung." Ujar gw memelas.
"Becanda Fajar...Oya, Lu tau gw dari siapa?" Tanya dia.
"Ada aja!!"
"Dari siapa?? Jawab! Kalo nggak jawab gw ga mau sms'n sama lu lagi..." Balas dia Jutek.
"Dari si Baim bung, ngak apa apa kan? Hee" Jawab gw jujur.
"Waahh seenaknya aja tuh anak nyebarin nomer gw..huuh." Balas dia.
"Emangnya si Baim itu siapanya elu Bung?"
"Dia itu temennya Puput ade gw. Suka main ke rumah juga..."
"Oh..Lu punya Ade? Udah segede apa ade lu Bung? hahaha" Tanya gw.
"Kelas 1 SMP..."
"Oh, beda setahun ya sama adek gw. Adek gw masih kelas 6 SD" Ujar gw.
"Perasaan nggak ada yang nanya Fajar Deh...hahaha" Balas dia lagi lagi meledek gw.
Seingat gw, kurang lebih seperti itulah percakapan VIA sms tersebut. Dia seperti berubah Seratus Delapan Puluh Derajat. Yang awalnya Jutek dan terkesan dingin, kini dia sangat welcome terhadap gw.
Ada pepatah yang mengatakan...
'Tak kenal makannya tak sayang'...Tapi gw nggak peduli sama pepatah itu. Karena semua tergantung kepada orangnya masing masing. Tul ga?
Malampun semakin larut. Jempol ini terasa pegal karena terus menerus memencet tombol keypad Jimbot yang sudah mulai keras.
"Bunga udah ngantuk nih mau tidur dulu ya...nite Jar..." Sms penutup darinya.
Gw tidak membalasnya karena pulsa gw kebetulan habis, dan bonus sms yang tersisa menunjukkan angka '0'.
Haduhh capedeh...
Kembali gw bersandar pada kasur yang empuk ini. Mata gw sedikit demi sedikit mulai terpejam. Gw memikirkan kejadian yang menimpa gw dalam beberapa bulan ke belakang.
Tuhan punya maksud lain dengan caranya sendiri. Seseorang yang telah pergi, biarlah pergi, karena DIA akan mendatangkan seseorang lagi kepada kita. Dan orang itu jauh lebih indah dan lebih baik dari orang sebelumnya.
Mungkin ini salah satu rencana tuhan yang akan diberikan kepada gw.
Sepertinya gadis itu kedepannya akan membuat gw kembali tak nyenyak tidur, dan tak enak makan...
Karena....
Malaikat tak bersayap itu "Bunga" Namanya
Diubah oleh javiee 03-02-2014 02:32
pondokbendaasri dan efti108 memberi reputasi
2