sudah lebih dari 7bulan hubungan ini sungguh menyiksa.
LDR tidak semudah yang saya bayangkan,banyak godaan.
keinginan bertemu dan bertatap mata begitu besar,tapi jarak yang terlampau jauh ini seakan tidak mau tau.
apakabarmu di sana put? sedang apa kau sekarang? aku kangen.
pertanyaan yang sama dan terus menerus muncul di otak ini.

jauh-jauh hari saya sudah menabung untuk membeli tiket ke manado,tapi selama itulah duit yang saya tabung hanya bertambah dan berkurang.
kondisi pekerjaan yang tak menentu membuat tabungan saya selalu berkurang jika ada kebutuhan mendesak untuk membeli keperluan pekerjaan.
berwirausaha tidaklah mudah, saya harus bekerja siang dan malam untuk hasil pekerjaan yang tak seberapa ini.
terkadang untung,dan lebih banyaknya buntung

pertengahan bulan desember.
"mungkin ini bisa untuk membeli tiket berangkat ke manado,tapi bagaimana dengan pulangnya?" saya melihat buku tabungan yang tak seberapa isinya.

padahal saya sudah janji untuk datang ke manado saat natal nanti kepada puput.
kenapa hidup saya begitu sulit. lama kelamaan pekerjaan ini sungguh tak menghasilkan dan tidak bisa untuk pegangan hidup.

sudah tanggal 12 desember saat itu dan saya masih belum bisa mendapatkan tiket pesawat ke manado. bukan karena tiket habis. tapi uang untuk membelinya tak kunjung terkumpul.
hingga suatu malam yang dingin "halah" ada telpon dari seorang teman lama.
teman yang dulu pernah memperkenalkan saya pada dunia narkotika.
sebut saja dia "bimo" [bukan nama sebenarnya]



sedikit curiga sebenernya kalau bicara tentang kerjaan sama ini anak.
dari pertama kali kenal sejak keluar sekolah dulu,bimo ga pernah yang namanya kerja bener.
kerjaanya itu mulai dari mucikari,penadah sepeda motor curian,penyelundupan dll. pokoknya yang ga beres2 dia kerjain semua.
tapi karena saya pikir dia sudah berubah,jadi saya mau saja untuk di ajak ketemuan.

setelah menerima telpon dari bimo saya langsung berangkat ke gubuk kopi pakai motor.
wuzzz....wuzzzz....wuzzz...... motor saya geber 20km/jm
karena letaknya ga terlalu jauh dari rumah,ya saya santai saja yang penting selamat

10menit kemudian saya sudah nangkring di gubuk kopi.
lagi ramai suasana gubuk kopi saat itu. lagi ada komunitas2 standup comedy kumul.
gubuk kopi ini semacam caffe sederhana tempat anak2 muda jepara berkumpul. letaknya yang persis di pinggir jalan,harganya yang murah dan suasana caffenya yang nyaman membuat gubuk kopi jadi tempat nongkrong anak2 muda di jepara "tapi kok sekarang bangkrut"

sambil menunggu kedatangan cecunguk bimo ini saya memesan segelas coklat panas saat itu. karena kebetulan udara malam itu sangat dingin.
selang 15menit cecunguk bimo dateng bersama seorang temenya yang sudah saya kenal juga. "reza"



sambil nunggu pesenan minum dua cecunguk ini,kami sedikit bernostalgila.
yup....nostalgila bukan nostalgia. karena kenangan bersama bimo dan reza hanyalah kenangan pahit. sama sekali ga ada manis-manisnya. gara-gara merekalah saya masuk di dunia narkoba.
setelah minuman mereka dateng barulah pembicaraan serius itu terjadi.



esok harinya kami ber tiga berangkat ke surabaya subuh-subuh.
untuk mengihindari macet.
sore hari kami sudah sampai di tempat tujuan.
sebuah gudang besar dan kosong. di dalamnya hanya ada beberapa kardus lem yang di tumpuk rapih di pojokan gudang. dan di tunggui beberapa orang ber badan tegap.
kami langsung naikan itu paket kardus2 lem ke mobil saya.
setelah makan dan istirahat sebentar sambil rokokan di warung. sekitar jam 9 malem kami berangkat balik ke jepara.

di perjalanan saya sama sekali ga menaruh curiga dengan lem-lem yang saya bawa ini.
tetapi saat kami berhenti di sebuah SPBU di kota surabaya,saya sedikit tertarik untuk membuka isi kardus tersebut.
saat itu reza dan bimo sedang tertidur pulas di dalam mobil

"kalau isinya lem,kenapa kardusnya tidak ber tuliskan nama produk lem tersebut"
"dan kenapa sekardus lem ini kalau di angkat enteng"
pertanyaan itulah yang menuntun saya hingga akhirnya saya membuka salah satu tumpukan kardus di bak belakang.

krek..........."saya mulai membuka selotip yang mengelilingi kardus"
ia....memang isinya lem....lem kayu tetapi tidak bermerek.
mungkin produksi rumahan.

setelah memastikan isi dalam kardus tersebut adalah lem. saya menutup kembali selotip yang terbuka tadi. tapi sialnya sudah tidak mau lagi menempel seperti sediakala.
akhirnya saya rubah posisi kardus yang saya buka tadi,yang semulanya deket pintu bak belakang. saya pindah ke tengah bak agar reza dan bimo tidak tau kalau saya sudah membukanya

subuh kami sampai di pati,seperti yang seharunya. isi muatan lem itu di turunin setengah di sebuah rumah kecil di perkampungan yang sepi.
kemudian saya lanjutkan perjalanan ke jepara.

sekitar jam 10 pagi saya sampai di jepara.
saya turunkan itu kardus2 sisa dari pati tadi dengan rasa lega.
capek sehari semalem nyetir tanpa istirahat.
baru sekitar 20mnt tertidur reza membangunkan saya.



dosa apa saya hari ini ya allah.
saya membantu pendistribusian narkoba sebanyak ini.
dosa apa ini....maafkan atas kehilafanku ya allah...

seketika saya kaget dan langsung ngamuk2 ke reza.
kami hampir pukul-pukulan saat itu.
tapi karena saat itu teman-teman resa keluar dan membantu reza saya jadi takut dan mengurungkan niat saya memukuli reza.

"pergi lu sono" kata reza sambil nenteng piso kecil di tangan kananya.
"sa....aku ga mau tau ya. kalau urusan ini sampai ke polisi" jawab saya sesenggukan.
"pergi..........." teriak reza keras

saya langsung cabut saat itu juga.
di jalan saya masih berfikir dan takut. takut jika saya ikut terseret di masalah besar ini.
saya bingung,saya harus bagaimana?

esok harinya setelah insiden itu,saya pergi ke biro tiket di jepara.
saya memesan tiket ke manado. kebetulan saat itu saya mendapat tiket berangkat tgl 20. tak apa...saya memang ingin cepat pergi dari kota ini.
saya takut....benar-benar takut....