- Beranda
- Stories from the Heart
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"
...
TS
javiee
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"

Spoiler for RULES:
INTRO
Perkenalkan, nama gw Raden Fajar Putro Mangkudiningrat Laksana...Bohong deng, kepanjangan...sebut aja gw Fajar. Tinggi 175 cm berat 58kg. bisa disebut kurus karena tinggi dan berat badan gw ga proposional.
. Gw ROCKER...!! Pastinya Rocker Kelaparan.Gw terlahir dari keluarga biasa saja yang serba "Cukup". dalam arti "cukup" buat beli rumah gedongan, "cukup" buat beli mobil Mewah sekelas Mercy. (ini jelas jelas bohong). yang pasti gw bersyukur dilahirkan dari keluarga ini.
Gw Anak pertama dari 3 bersaudara. Adik adik gw semuanya perempuan. Gw keturunan Janda alias Jawa Sunda. Bokap asli dari Jepara bumi Kartini. Tempatnya para pengrajin kayu yang terkenal di Nusantara bahkan diakui oleh Dunia. Tapi bokap gw bukan pengusaha mebel seperti kebanyakan orang Jepara. Nyokap gw asli Sumedang Kota yang terkenal dengan TAHU nya. Tapi wajahnya sama sekali nggak mirip tahu ya. Sunda tulen nan cantik jelita. Beliau bidadari gw nomer "1" di dunia ini.
Spoiler for INDEKS:
Spoiler for INDEKSII:
Diubah oleh javiee 06-04-2015 23:49
manusia.baperan dan 4 lainnya memberi reputasi
3
728.7K
2.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
javiee
#189
PART 20
"Kriing......Kriiiiing" Suara nada dering HP.
Akhirnya gw terbangun dari tidur singkat gw disadarkan oleh deringan HP yang cumiakkan telinga. Setelah gw sms Niar untuk menyatakan perasaan gw, semalam suntuk gw begadang karena mata ini sangat sulit sekali untuk terpejam. Gw terus memikirkannya. Menunggu balasan darinya. Dan rasa penasaran itu masih berlanjut hingga pagi itu.
Kemudian dengan malas gw akhirnya menjawab telefon tersebut.
"Halo Jar....lu lagi dimana? Sekolah ga lu?" Sapa seorang lelaki dari seberang sana.
"Aduuuh siapa si nih? ganggu orng tidur aja!!" Ucap gw rada keras.
"Yee si kampreet! masih molor lu ya?" ucapnya.
"Eh elu Ded....tumben banget lu nelpon gw pagi pagi buta gini? ganggu aja lu ah...!"
"Pagi buta mata lo soek! dah jam 9 woi. Jar, Lu kan libur, temenin gw ke Cibinong ya, ke tempat PKL gw. ada yang mau diurus. Sekalian nongkrong lah kita."
Setelah gw fikir fikir, gw pun menyetujui ajakan sobat gw ini. Walaupun keadaan gw masih ngantuk pagi itu. Segera gw bangkit dari tempat tidur dan lekas mandi. Selesai mandi dan berpakaian seragam, gw mengecek HP gw barangkali ada sms balasan dari Niar. Tetapi hasilnya nihil, tidak ada sms masuk dari neng geulis yang gw tunggu tunggu itu. Adanya justru sms dari si Dedi yang menyuruh gw untuk cepat menyusulnya ke Cibinong.
"Unii....aku tunggu balesan kamu ya." Harapan gw dalam hati ini.
Dengan alasan yang cukup masuk akal, gw pun berangkat dan tak lupa berpamitan kepada bidadari No.1 gw. Gw sedikit berbohong ketika beliau menanyakan tujuan gw pagi itu.
Segera gw berjalan kaki ke depan komplek ditemani dengan sebatang rokok yang menghiasi mulut gw. Ketika di perjalanan di dalam angkot, Hp gw bergetar pertanda ada sms masuk. Dengan semangat gw segera membuka sms itu berharap itu sms dari Niar. Tapi lagi lagi itu bukan dari Niar...
Hati gw terasa digocek gocek dan dipermainkan oleh CR-7 yang menjelma menjadi Handphone.
Huuuhhh....
"Jar, gw nunggu di danau Cikaret aja ya. Lu langsung kesini aja" From Dedi.
"Oke..." balas gw.
Sesampainya di sana segera gw menghampiri Dedi yang sedang menikmati es kelapa Muda di pinggir danau.
"Lu ngapain Ded ke Cibinong?" tanya gw kemudian gw duduk di sebelah sobat gw itu.
"Ke Dai****u gw Jar survey. Besok gw dah mulai masuk PKL. Sekalian liat liat suasana bengkel juga." jawabnya.
"Oh terus lu udah kesana apa belum?" tanya gw lagi.
"Udah Lah...Abisnya nungguin lu kelamaan. Makannya gw nyuruh lu ke danau aja." jawabnya.
"Oh...Terus mau ngapain disini? mau ngajakin gw naek perahu bebek gitu? bedua'an sma lu? Iseeng banget gw ngayuh perahu bedua ama lu Ded....aah!! " Ucap gw bete.
"Hahaha...ogah juga kali gw!!"
"Hahahaha......." Kami berdua tertawa.
Kemudian gw memesan satu unit es kelapa muda sebagai minuman pembuka di pagi menjelang siang itu. Di saat gw menikmati minuman gw, tiba tiba Dedi bertanya sesuatu kepada gw.
"Gimana Jar? Kelanjutan hubungan lu sama si Niar?" tanya dia sembari menyulut sebatang rokok.
Gw menghela nafas....
Kemudian gw mulai menceritakan panjang lebar apa yang sudah gw katakan kepada Niar lewat sms kemarin malam.
Tetapi sampai detik itu gw belum dapat jawaban darinya. Setelah mendengar penjelasan gw, si Dedi hanya menggelengkan kepalanya saja. Ini sebuah isyarat kalau dia menganggap gw 'bego' dalam hal menyatakan perasaan.
"Kenapa nggak lu telefon? Lu telefon dia sekarang Jar!"
"Oh iya Ded bener juga luu....Tapi ganggu ga nih? sekarang kan jam pelajaran Ded." ucap gw.
"Udah yang penting lu telefon aja dulu!!" ujarnya.
"Iya....Eh tunggu dulu, kenapa jadi elu yang semangat gini sih? heran gw..." tanya gw.
"Hahha....abisnya geregetan gw Jar ama elu!!" jawabnya
Segera gw mengambil HP dari saku gw dan mencari namanya di phonebook dan telefon pun tersambung. Benar saja yang menjawab telefon gw itu bersuara perempuan. Tapi sialnya itu suara operator.
"Pulsa anda tidak cukup untuk melakukan panggilan ini."
Ternyata gw lupa kalau gw hanya mempunyai pulsa paket sms saja. Kemudian gw meminjam HP si Dedi yang kebetulan ada pulsa telfonnya. Perlahan gw ketik nomor 085697xxxxxx dan segera gw melakukan panggilan dengan memencet tombol hijau di HP nukiyeu miliknya.
Lagi...dan lagi gw mendapat jawaban dari operator yang memberitahukan bahwa :
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar service area."
Argghh....
Nomor dia TIDAK AKTIF!!
Gw mulai panik saat itu. Dan perasaan panik itu bertambah besar ketika gw mengecek Sms yang gw kirimkan kepada Niar semalam.
Ternyata Sms itu....
PENDING!! dan belum TERKIRIM!!
Seketika badan gw menjadi lemas...Sekujur tubuh gw terasa ngilu...Apalagi hati ini.
Niar belum membacanya....Niar belum tau perasaan gw sampai siang ini. Pernyataan 'sayang' gw tadi malam itu belum membuahkan hasil.
Ingin gw 'mengumpat' lewat kata kata kasar di mulut gw ini sebagai ekspresi kekesalan gw. Tapi umpatan itu tidak sampai terucap karena badan gw terasa semakin lemas.
Ditengah kebimbangan gw, Dedi akhirnya angkat bicara...
"Lu harus susul dia Jar...nanti siang lu temuin dia di sekolahnya...Nih Lu pake motor gw! Tapi anterin gw dulu ke warung Aa. Gw nunggu disana aja" usul dia.
"Lu ikut aja Ded.." ucap gw.
"Nggak Jar...ini urusan lu berdua. Gw cuma bisa bantu lu aja. Gw nunggu di warung aja." tuturnya.
Kemudian gw bersandar pada tiang lampu jalanan di pinggir danau. Perasaan gundah itu kini semakin terlihat di wajah gw yang nampak kusut seperti benang layangan yang melilit lilit di roda motor si Dedi.
Kemudian gw membakar sebatang rokok untuk menenangkan fikiran gw. Angin sepoi sepoi yang berhembus di tempat ini sama sekali tidak terasa sejuk oleh gw. Gw tetap berkeringat....Keringat dingin yang sedikit menyiksa badan gw.
"Ayo Jar berangkat! dah jam 11 kurang sebentar lagi bubaran sekolah. Nih lu yang bawa motor!" Ajak Dedi.
"Udah lu aja Ded yang bawa...lemes gw! ntar yang ada malah celaka..." jawab gw.
Motor yang dikemudikan Dedi bergerak cepat. Serong kanan serong kiri yang membuat jantung gw ikut berpacu sama cepatnya dengan kecepatan motor.
Sesampainya di warung, Dedi menyuruh gw untuk segera bergegas jalan menemui Niar di sekolahnya. Sedangkan dia sendiri memilih untuk menunggu gw di warung.
"Ded bensinnya masih banyak ga nih motor lu?" tanya gw sesaat sebelum berangkat.
"Banyak Jar....tadi pagi gw isi full...!!" jawabnya.
Tanpa banyak bertanya lagi, gw menghidupkan mesin dan berangkat.
Di tengah perjalanan gw berkali kali hampir celaka karena gw mengendarai motor sambil melamun. Gw memikirkan Niar.
Gw harus bicara apa nanti kalau gw bertemu dengannya....
"Ahh sabodo teuing lah...yang penting gw ketemu dia dulu" ucap gw dalam hati.
Gw sudah sampai, gw melirik jam di HP jimbot ini, masih jam 12 kurang. Gw memutuskan untuk menunggu di warung rokok yang tak jauh dari sekolahnya hingga sekolah pun akhirnya bubar.
Kemudian ke depan gerbang sekolahnya lah gw menunggu kehadiran Niar. Gw terus memperhatikan satu per satu siswa yang keluar dari sekolah. Sungguh anak SMEA itu perempuannya emang geulis geulis...
Tak jarang ada beberapa siswa sesekali melirik keberadaan gw yang tengah bersandar di bawah pohon waru ini.
10 menit.............
20 menit.............
Mata gw belum melihat sosok Niar keluar dari gerbang sekolah. Sekarang hampir satu jam gw menunggu hingga seluruh siswa yang ada di sekolah itu sudah pada bubar. Dan kondisi sekolah sekarang benar benar sepi. Hanya terlihat seorang penjaga sekolah sedang menikmati kopi hitam. Dia pun menghampiri gw...
"Nungguin siapa Dek.." tanya penjaga sekolah.
"Pak anak kelas 2 Akuntansi dah bubar belum ya?" gw balik bertanya.
"Udah bubar semua dek...emangnya adek ini nungguin siapa? Kamu bukan anak sekolah sini ya?" tanya dia.
"Iya Pak... saya nunggu temen saya disini." jawab gw.
"Adek pulang aja mendingan. Udh pada bubar semua...." ujarnya.
"Oh iya pak...makasih..." ucap gw.
Gw pun akhirnya memutuskan untuk balik membawa perasaan sia sia karena gw tidak berhasil menemuinya. Apakah mungkin dia ga masuk sekolah? Pertanyaan itu yang terus muncul di otak gw yang mengiringi perjalanan kembali ke warung Aa.
Sesampainya di warung, gw melihat Dedi yang tengah tertidur di kursi bambu itu. Gw merasa ga enak sama dia karena dia sudah menunggu cukup lama hingga sobat gw yang satu ini tertidur. Namun kedatangan gw membuat dia terbangun....
"Gimana Jar??" tanya Dedi kemudian bangkit dari tidurnya.
"Gw nggak ketemu Ded....Sori ya lama. Gw nungguin ampe kelas bubar tapi dia nggak ada" jawab gw lesu.
"Hmmmm....Yaudah Jar. Terus sekarang mau kemana kita?" ujarnya.
"Balik aja Lah...Capek gw!" keluh gw.
Gw pun akhirnya pulang. Gw diantar sampai rumah olehnya. Sungguh dia memang sahabat gw yang paling paling deuh pokona mah jempolan!!
Segera gw rebahkan tubuh gw di kasur empuk ini dan tidak lama kemudian gw tertidur karena kelelahan.
Entah jam berapa gw akhirnya terbangun yang pasti hari sudah berganti malam.
Gw terus mencoba menghubungi Niar. Gw terus menerus mengirimkan sms yang sama seperti yang gw tulis di malam sebelumnya.
Tetapi semuanya berstatus...
PENDING!!!
"Kamu dimana Nii??"
Itulah satu pertanyaan yang terus berputar putar di otak gw, dan pertanyaan itu juga yang terus terucap dari mulut gw.
Tekad gw sudah bulat. Gw harus kejar dia...gw harus ketemu dia...
Dan hari esok lah sebagai hari pengharapan gw. Tak peduli hujan badai, puting beliung, angin tornado atau tsunami. Gw harus kejar harapan gw.
...............................
...............................
Keesokan harinya…
"A, minta supernya dua batang" pinta gw ke si Aa.
Siang itu gw sudah standbye untuk menunggu. Siapa lagi yang gw tunggu kalau bukan Niar. Gw terus memperhatikan jam di HP ini. Ingin rasanya waktu gw percepat agar gw segera bertemu dengannya.
"Haah...sebentar lagi dia pulang." ucap gw dalam hati.
10 menit......
20 menit......
30 menit.......
Entah sudah berapa lama gw menunggu dia...Entah sudah berapa batang rokok gw hisap....Entah sudah berapa gelas air minum yang gw habiskan selama menunggunya.
Tapi apa yang gw dapet? lagi lagi gw tidak melihatnya. Lagi lagi gw dipermainkan oleh waktu...
Gw coba menghubunginya lagi, kali ini gw membeli pulsa 'reguler' bukan pulsa sms lagi.
Telefon tersambung....dan nomor dia masih TIDAK AKTIF!!
Sekali lagi gw merasa dipermainkan. Kali ini Gw dipermainkan oleh ocehan operator provider Ind*s*t...
Adzan Ashar telah berkumandang yang menandakan siang akan segera berubah menjadi senja.
Hari itu pun gw gagal lagi buat bertemu dengan Niar. Akhirnya gw pun pulang dengan satu langkah kesia siaan.
...........................
...........................
Hari Kedua…
Gw berangkat menahan rasa kantuk yang sangat berat. Bagaimana tidak, karena semalaman gw sama sekali tidak bisa tidur. Gw terus mencoba menghubunginya siapa tau nomor dia aktif. Gw nggak bosen bosennya mendengarkan sang operator sialan berbicara. Bicara yang itu itu saja tak berubah...!!
Gw mulai KHAWATIR dengannya. Takut akan hal buruk terjadi pada diri Niar. Tapi gw tepis rasa khawatir itu, gw berfikir kalau dia baik baik saja disana.
Dan gw mengendarai motor siang ini menuju warung si Aa tempat gw menunggunya dalam kondisi yang ngantuk berat.
Tapi utungnya gw berhasil sampai dengan selamat...
Menunggu.....
lagi lagi gw menunggu....Dan kejadian seperti hari kemarin terulang seperti sekarang. Gw masih belum bertemu dengannya. Kenapa dia ga pernah lewat sini? Apa dia lewat jalan lain? Apa dia menghindar dari gw??
"Arrggh!!" Umpat gw dalam hati.
Gw ga bisa menunggu lagi...gw harus cari dia. Gw harus cari rumahnya dia.
Gw segera gas si Jupi memasuki gang komplek yang sering dilewati Niar. Satu persatu rumah gw perhatikan apakah ada tanda tanda dirinya yang nampak bisa gw lihat. Belokan demi belokan, gang kecil demi gang kecil sudah gw lewati. Tapi gw tidak menemukan tanda tanda Niar disini. Yang ada gw malah kesasar...Iya, gw nyasar!!
Kali ini kembali gw dipermainkan...Gw dipermainkan oleh Jalanan!!!
Setelah berhasil menemui jalan keluar, gw memutuskan untuk pulang. Dua langkah kesia siaan lah yang gw dapat hari itu...
.............................
.............................
Hari Ketiga…
"Jar...gimana? udah ketemu dia belum? Lu udah ngomong kan? Gw harap sih udah Jar." Sms dari Dedi.
Gw tidak membalas sms dari sobat gw itu. Karena gw malu untuk ngomong yang sebenarnya kalau gw belum bertemu, apalagi 'ngomong' sama Niar. Sedangkan nomornya saja sampai detik ini belum aktif juga.
"Apa dia ganti Nomor? Tapi apa iya..nomornya dia kan nomor cantik, pasti sayang dong kalo ganti. Apa HP dia ilang? Mungkin saja...Tapi, masa iya sih cuma karena HP ilang dia ga ada kabar sama sekali."
Itulah sesi tanya jawab yang terjadi di dalam otak gw ini disaat gw menunggu dia di warung si Aa untuk kesekian kalinya.
Tiba tiba pertanyaan 'KRITIS' itu muncul di kepala gw...
"Apa benar orang yang ditunggu Niar itu adalah gw?? Tapi kalau emang benar yang ditunggu dia itu gw, kenapa dia menghindar?? Kenapa dia ga ada kabar? kenapa nomornya tidak aktif? Mungkinkah 'orang' itu bukan gw? Kalau memang bukan gw kenapa sifat dia ke gw itu seperti memberi harapan?? Kenapa?? Kenapa???" tanya gw pada diri gw sendiri.
Terlalu banyak pertanyaan yang berlika liku di dalam otak gw ini yang membuat kepala gw menjadi pusing.
Gw memutuskan untuk kembali mencarinya. Gw mulai 'berkeliling' komplek itu dari timur ke barat, selatan ke utara.
Hingga akhirnya ditengah keputus asaan ini, mata gw terhenti pada suatu rumah tingkat dua dengan cat warna hijau...Gw mulai mendekat. Tapi gw tetap menjaga jarak dari rumah itu. Karena yang gw lihat itu..........
Apa yang gw lihat waktu itu, 'sempat' merubah hidup gw...
Akhirnya gw terbangun dari tidur singkat gw disadarkan oleh deringan HP yang cumiakkan telinga. Setelah gw sms Niar untuk menyatakan perasaan gw, semalam suntuk gw begadang karena mata ini sangat sulit sekali untuk terpejam. Gw terus memikirkannya. Menunggu balasan darinya. Dan rasa penasaran itu masih berlanjut hingga pagi itu.
Kemudian dengan malas gw akhirnya menjawab telefon tersebut.
"Halo Jar....lu lagi dimana? Sekolah ga lu?" Sapa seorang lelaki dari seberang sana.
"Aduuuh siapa si nih? ganggu orng tidur aja!!" Ucap gw rada keras.
"Yee si kampreet! masih molor lu ya?" ucapnya.
"Eh elu Ded....tumben banget lu nelpon gw pagi pagi buta gini? ganggu aja lu ah...!"
"Pagi buta mata lo soek! dah jam 9 woi. Jar, Lu kan libur, temenin gw ke Cibinong ya, ke tempat PKL gw. ada yang mau diurus. Sekalian nongkrong lah kita."
Setelah gw fikir fikir, gw pun menyetujui ajakan sobat gw ini. Walaupun keadaan gw masih ngantuk pagi itu. Segera gw bangkit dari tempat tidur dan lekas mandi. Selesai mandi dan berpakaian seragam, gw mengecek HP gw barangkali ada sms balasan dari Niar. Tetapi hasilnya nihil, tidak ada sms masuk dari neng geulis yang gw tunggu tunggu itu. Adanya justru sms dari si Dedi yang menyuruh gw untuk cepat menyusulnya ke Cibinong.
"Unii....aku tunggu balesan kamu ya." Harapan gw dalam hati ini.
Dengan alasan yang cukup masuk akal, gw pun berangkat dan tak lupa berpamitan kepada bidadari No.1 gw. Gw sedikit berbohong ketika beliau menanyakan tujuan gw pagi itu.
Segera gw berjalan kaki ke depan komplek ditemani dengan sebatang rokok yang menghiasi mulut gw. Ketika di perjalanan di dalam angkot, Hp gw bergetar pertanda ada sms masuk. Dengan semangat gw segera membuka sms itu berharap itu sms dari Niar. Tapi lagi lagi itu bukan dari Niar...
Hati gw terasa digocek gocek dan dipermainkan oleh CR-7 yang menjelma menjadi Handphone.
Huuuhhh....
"Jar, gw nunggu di danau Cikaret aja ya. Lu langsung kesini aja" From Dedi.
"Oke..." balas gw.
Sesampainya di sana segera gw menghampiri Dedi yang sedang menikmati es kelapa Muda di pinggir danau.
"Lu ngapain Ded ke Cibinong?" tanya gw kemudian gw duduk di sebelah sobat gw itu.
"Ke Dai****u gw Jar survey. Besok gw dah mulai masuk PKL. Sekalian liat liat suasana bengkel juga." jawabnya.
"Oh terus lu udah kesana apa belum?" tanya gw lagi.
"Udah Lah...Abisnya nungguin lu kelamaan. Makannya gw nyuruh lu ke danau aja." jawabnya.
"Oh...Terus mau ngapain disini? mau ngajakin gw naek perahu bebek gitu? bedua'an sma lu? Iseeng banget gw ngayuh perahu bedua ama lu Ded....aah!! " Ucap gw bete.
"Hahaha...ogah juga kali gw!!"
"Hahahaha......." Kami berdua tertawa.
Kemudian gw memesan satu unit es kelapa muda sebagai minuman pembuka di pagi menjelang siang itu. Di saat gw menikmati minuman gw, tiba tiba Dedi bertanya sesuatu kepada gw.
"Gimana Jar? Kelanjutan hubungan lu sama si Niar?" tanya dia sembari menyulut sebatang rokok.
Gw menghela nafas....
Kemudian gw mulai menceritakan panjang lebar apa yang sudah gw katakan kepada Niar lewat sms kemarin malam.
Tetapi sampai detik itu gw belum dapat jawaban darinya. Setelah mendengar penjelasan gw, si Dedi hanya menggelengkan kepalanya saja. Ini sebuah isyarat kalau dia menganggap gw 'bego' dalam hal menyatakan perasaan.
"Kenapa nggak lu telefon? Lu telefon dia sekarang Jar!"
"Oh iya Ded bener juga luu....Tapi ganggu ga nih? sekarang kan jam pelajaran Ded." ucap gw.
"Udah yang penting lu telefon aja dulu!!" ujarnya.
"Iya....Eh tunggu dulu, kenapa jadi elu yang semangat gini sih? heran gw..." tanya gw.
"Hahha....abisnya geregetan gw Jar ama elu!!" jawabnya
Segera gw mengambil HP dari saku gw dan mencari namanya di phonebook dan telefon pun tersambung. Benar saja yang menjawab telefon gw itu bersuara perempuan. Tapi sialnya itu suara operator.
"Pulsa anda tidak cukup untuk melakukan panggilan ini."
Ternyata gw lupa kalau gw hanya mempunyai pulsa paket sms saja. Kemudian gw meminjam HP si Dedi yang kebetulan ada pulsa telfonnya. Perlahan gw ketik nomor 085697xxxxxx dan segera gw melakukan panggilan dengan memencet tombol hijau di HP nukiyeu miliknya.
Lagi...dan lagi gw mendapat jawaban dari operator yang memberitahukan bahwa :
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar service area."
Argghh....
Nomor dia TIDAK AKTIF!!
Gw mulai panik saat itu. Dan perasaan panik itu bertambah besar ketika gw mengecek Sms yang gw kirimkan kepada Niar semalam.
Ternyata Sms itu....
PENDING!! dan belum TERKIRIM!!
Seketika badan gw menjadi lemas...Sekujur tubuh gw terasa ngilu...Apalagi hati ini.
Niar belum membacanya....Niar belum tau perasaan gw sampai siang ini. Pernyataan 'sayang' gw tadi malam itu belum membuahkan hasil.
Ingin gw 'mengumpat' lewat kata kata kasar di mulut gw ini sebagai ekspresi kekesalan gw. Tapi umpatan itu tidak sampai terucap karena badan gw terasa semakin lemas.
Ditengah kebimbangan gw, Dedi akhirnya angkat bicara...
"Lu harus susul dia Jar...nanti siang lu temuin dia di sekolahnya...Nih Lu pake motor gw! Tapi anterin gw dulu ke warung Aa. Gw nunggu disana aja" usul dia.
"Lu ikut aja Ded.." ucap gw.
"Nggak Jar...ini urusan lu berdua. Gw cuma bisa bantu lu aja. Gw nunggu di warung aja." tuturnya.
Kemudian gw bersandar pada tiang lampu jalanan di pinggir danau. Perasaan gundah itu kini semakin terlihat di wajah gw yang nampak kusut seperti benang layangan yang melilit lilit di roda motor si Dedi.
Kemudian gw membakar sebatang rokok untuk menenangkan fikiran gw. Angin sepoi sepoi yang berhembus di tempat ini sama sekali tidak terasa sejuk oleh gw. Gw tetap berkeringat....Keringat dingin yang sedikit menyiksa badan gw.
"Ayo Jar berangkat! dah jam 11 kurang sebentar lagi bubaran sekolah. Nih lu yang bawa motor!" Ajak Dedi.
"Udah lu aja Ded yang bawa...lemes gw! ntar yang ada malah celaka..." jawab gw.
Motor yang dikemudikan Dedi bergerak cepat. Serong kanan serong kiri yang membuat jantung gw ikut berpacu sama cepatnya dengan kecepatan motor.
Sesampainya di warung, Dedi menyuruh gw untuk segera bergegas jalan menemui Niar di sekolahnya. Sedangkan dia sendiri memilih untuk menunggu gw di warung.
"Ded bensinnya masih banyak ga nih motor lu?" tanya gw sesaat sebelum berangkat.
"Banyak Jar....tadi pagi gw isi full...!!" jawabnya.
Tanpa banyak bertanya lagi, gw menghidupkan mesin dan berangkat.
Di tengah perjalanan gw berkali kali hampir celaka karena gw mengendarai motor sambil melamun. Gw memikirkan Niar.
Gw harus bicara apa nanti kalau gw bertemu dengannya....
"Ahh sabodo teuing lah...yang penting gw ketemu dia dulu" ucap gw dalam hati.
Gw sudah sampai, gw melirik jam di HP jimbot ini, masih jam 12 kurang. Gw memutuskan untuk menunggu di warung rokok yang tak jauh dari sekolahnya hingga sekolah pun akhirnya bubar.
Kemudian ke depan gerbang sekolahnya lah gw menunggu kehadiran Niar. Gw terus memperhatikan satu per satu siswa yang keluar dari sekolah. Sungguh anak SMEA itu perempuannya emang geulis geulis...
Tak jarang ada beberapa siswa sesekali melirik keberadaan gw yang tengah bersandar di bawah pohon waru ini.
10 menit.............
20 menit.............
Mata gw belum melihat sosok Niar keluar dari gerbang sekolah. Sekarang hampir satu jam gw menunggu hingga seluruh siswa yang ada di sekolah itu sudah pada bubar. Dan kondisi sekolah sekarang benar benar sepi. Hanya terlihat seorang penjaga sekolah sedang menikmati kopi hitam. Dia pun menghampiri gw...
"Nungguin siapa Dek.." tanya penjaga sekolah.
"Pak anak kelas 2 Akuntansi dah bubar belum ya?" gw balik bertanya.
"Udah bubar semua dek...emangnya adek ini nungguin siapa? Kamu bukan anak sekolah sini ya?" tanya dia.
"Iya Pak... saya nunggu temen saya disini." jawab gw.
"Adek pulang aja mendingan. Udh pada bubar semua...." ujarnya.
"Oh iya pak...makasih..." ucap gw.
Gw pun akhirnya memutuskan untuk balik membawa perasaan sia sia karena gw tidak berhasil menemuinya. Apakah mungkin dia ga masuk sekolah? Pertanyaan itu yang terus muncul di otak gw yang mengiringi perjalanan kembali ke warung Aa.
Sesampainya di warung, gw melihat Dedi yang tengah tertidur di kursi bambu itu. Gw merasa ga enak sama dia karena dia sudah menunggu cukup lama hingga sobat gw yang satu ini tertidur. Namun kedatangan gw membuat dia terbangun....
"Gimana Jar??" tanya Dedi kemudian bangkit dari tidurnya.
"Gw nggak ketemu Ded....Sori ya lama. Gw nungguin ampe kelas bubar tapi dia nggak ada" jawab gw lesu.
"Hmmmm....Yaudah Jar. Terus sekarang mau kemana kita?" ujarnya.
"Balik aja Lah...Capek gw!" keluh gw.
Gw pun akhirnya pulang. Gw diantar sampai rumah olehnya. Sungguh dia memang sahabat gw yang paling paling deuh pokona mah jempolan!!
Segera gw rebahkan tubuh gw di kasur empuk ini dan tidak lama kemudian gw tertidur karena kelelahan.
Entah jam berapa gw akhirnya terbangun yang pasti hari sudah berganti malam.
Gw terus mencoba menghubungi Niar. Gw terus menerus mengirimkan sms yang sama seperti yang gw tulis di malam sebelumnya.
Tetapi semuanya berstatus...
PENDING!!!
"Kamu dimana Nii??"
Itulah satu pertanyaan yang terus berputar putar di otak gw, dan pertanyaan itu juga yang terus terucap dari mulut gw.
Tekad gw sudah bulat. Gw harus kejar dia...gw harus ketemu dia...
Dan hari esok lah sebagai hari pengharapan gw. Tak peduli hujan badai, puting beliung, angin tornado atau tsunami. Gw harus kejar harapan gw.
...............................
...............................
Keesokan harinya…
"A, minta supernya dua batang" pinta gw ke si Aa.
Siang itu gw sudah standbye untuk menunggu. Siapa lagi yang gw tunggu kalau bukan Niar. Gw terus memperhatikan jam di HP ini. Ingin rasanya waktu gw percepat agar gw segera bertemu dengannya.
"Haah...sebentar lagi dia pulang." ucap gw dalam hati.
10 menit......
20 menit......
30 menit.......
Entah sudah berapa lama gw menunggu dia...Entah sudah berapa batang rokok gw hisap....Entah sudah berapa gelas air minum yang gw habiskan selama menunggunya.
Tapi apa yang gw dapet? lagi lagi gw tidak melihatnya. Lagi lagi gw dipermainkan oleh waktu...
Gw coba menghubunginya lagi, kali ini gw membeli pulsa 'reguler' bukan pulsa sms lagi.
Telefon tersambung....dan nomor dia masih TIDAK AKTIF!!
Sekali lagi gw merasa dipermainkan. Kali ini Gw dipermainkan oleh ocehan operator provider Ind*s*t...
Adzan Ashar telah berkumandang yang menandakan siang akan segera berubah menjadi senja.
Hari itu pun gw gagal lagi buat bertemu dengan Niar. Akhirnya gw pun pulang dengan satu langkah kesia siaan.
...........................
...........................
Hari Kedua…
Gw berangkat menahan rasa kantuk yang sangat berat. Bagaimana tidak, karena semalaman gw sama sekali tidak bisa tidur. Gw terus mencoba menghubunginya siapa tau nomor dia aktif. Gw nggak bosen bosennya mendengarkan sang operator sialan berbicara. Bicara yang itu itu saja tak berubah...!!
Gw mulai KHAWATIR dengannya. Takut akan hal buruk terjadi pada diri Niar. Tapi gw tepis rasa khawatir itu, gw berfikir kalau dia baik baik saja disana.
Dan gw mengendarai motor siang ini menuju warung si Aa tempat gw menunggunya dalam kondisi yang ngantuk berat.
Tapi utungnya gw berhasil sampai dengan selamat...
Menunggu.....
lagi lagi gw menunggu....Dan kejadian seperti hari kemarin terulang seperti sekarang. Gw masih belum bertemu dengannya. Kenapa dia ga pernah lewat sini? Apa dia lewat jalan lain? Apa dia menghindar dari gw??
"Arrggh!!" Umpat gw dalam hati.
Gw ga bisa menunggu lagi...gw harus cari dia. Gw harus cari rumahnya dia.
Gw segera gas si Jupi memasuki gang komplek yang sering dilewati Niar. Satu persatu rumah gw perhatikan apakah ada tanda tanda dirinya yang nampak bisa gw lihat. Belokan demi belokan, gang kecil demi gang kecil sudah gw lewati. Tapi gw tidak menemukan tanda tanda Niar disini. Yang ada gw malah kesasar...Iya, gw nyasar!!
Kali ini kembali gw dipermainkan...Gw dipermainkan oleh Jalanan!!!
Setelah berhasil menemui jalan keluar, gw memutuskan untuk pulang. Dua langkah kesia siaan lah yang gw dapat hari itu...
.............................
.............................
Hari Ketiga…
"Jar...gimana? udah ketemu dia belum? Lu udah ngomong kan? Gw harap sih udah Jar." Sms dari Dedi.
Gw tidak membalas sms dari sobat gw itu. Karena gw malu untuk ngomong yang sebenarnya kalau gw belum bertemu, apalagi 'ngomong' sama Niar. Sedangkan nomornya saja sampai detik ini belum aktif juga.
"Apa dia ganti Nomor? Tapi apa iya..nomornya dia kan nomor cantik, pasti sayang dong kalo ganti. Apa HP dia ilang? Mungkin saja...Tapi, masa iya sih cuma karena HP ilang dia ga ada kabar sama sekali."
Itulah sesi tanya jawab yang terjadi di dalam otak gw ini disaat gw menunggu dia di warung si Aa untuk kesekian kalinya.
Tiba tiba pertanyaan 'KRITIS' itu muncul di kepala gw...
"Apa benar orang yang ditunggu Niar itu adalah gw?? Tapi kalau emang benar yang ditunggu dia itu gw, kenapa dia menghindar?? Kenapa dia ga ada kabar? kenapa nomornya tidak aktif? Mungkinkah 'orang' itu bukan gw? Kalau memang bukan gw kenapa sifat dia ke gw itu seperti memberi harapan?? Kenapa?? Kenapa???" tanya gw pada diri gw sendiri.
Terlalu banyak pertanyaan yang berlika liku di dalam otak gw ini yang membuat kepala gw menjadi pusing.
Gw memutuskan untuk kembali mencarinya. Gw mulai 'berkeliling' komplek itu dari timur ke barat, selatan ke utara.
Hingga akhirnya ditengah keputus asaan ini, mata gw terhenti pada suatu rumah tingkat dua dengan cat warna hijau...Gw mulai mendekat. Tapi gw tetap menjaga jarak dari rumah itu. Karena yang gw lihat itu..........
Apa yang gw lihat waktu itu, 'sempat' merubah hidup gw...
efti108 memberi reputasi
1