- Beranda
- Stories from the Heart
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"
...
TS
javiee
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"

Spoiler for RULES:
INTRO
Perkenalkan, nama gw Raden Fajar Putro Mangkudiningrat Laksana...Bohong deng, kepanjangan...sebut aja gw Fajar. Tinggi 175 cm berat 58kg. bisa disebut kurus karena tinggi dan berat badan gw ga proposional.
. Gw ROCKER...!! Pastinya Rocker Kelaparan.Gw terlahir dari keluarga biasa saja yang serba "Cukup". dalam arti "cukup" buat beli rumah gedongan, "cukup" buat beli mobil Mewah sekelas Mercy. (ini jelas jelas bohong). yang pasti gw bersyukur dilahirkan dari keluarga ini.
Gw Anak pertama dari 3 bersaudara. Adik adik gw semuanya perempuan. Gw keturunan Janda alias Jawa Sunda. Bokap asli dari Jepara bumi Kartini. Tempatnya para pengrajin kayu yang terkenal di Nusantara bahkan diakui oleh Dunia. Tapi bokap gw bukan pengusaha mebel seperti kebanyakan orang Jepara. Nyokap gw asli Sumedang Kota yang terkenal dengan TAHU nya. Tapi wajahnya sama sekali nggak mirip tahu ya. Sunda tulen nan cantik jelita. Beliau bidadari gw nomer "1" di dunia ini.
Spoiler for INDEKS:
Spoiler for INDEKSII:
Diubah oleh javiee 06-04-2015 23:49
manusia.baperan dan 4 lainnya memberi reputasi
3
728.7K
2.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
javiee
#160
PART 18
Liburan sekolah dimulai. Rata rata sekolah di Kota Bogor sudah meliburkan seluruh siswanya secara serentak. Nasib yang gw terima kali ini cukup membuat gw iri kepada teman2 gw yang sedang menikmati liburan. Bangun siang, ongkang ongkeng kaki di rumah, tidur, makan, tidur lagi. Seperti itulah gambaran kebiasaan para siswa yang sedang menikmati liburan ini. Sedangkan gw? Gw malah berjibaku dengan pekerjaan gw sebagai siswa Magang di bengkel Auto xxxx Cibinong. Bangun pagi, pulang sore, belum lagi jarak yang ditempuh cukup jauh. Dan tentunya gw merasa lelah. Itulah kegiatan yang harus gw jalani di sisa waktu magang yang tinggal menyisakan 2 minggu lagi.
Semenjak hari Sabru kemarin gw belum pernah menghubungi Niar lagi. Walaupun terkadang dia sms gw sekedar menanyakan 'Sedang apa? dan dimana?'. Tapi semua sms nya sama sekali ga pernah gw balas. Fikiran gw emang lagi kacau semenjak kejadian Sabtu kemarin, ditambah omelan Bokap gw yang panjang lebar menceramahi gw karena nilai rapot gw yang hancur + alpa yang banyak. Bayangkan saja, dari jam 4 sore sampai menjelang Maghrib beliau terus memarahi gw tak ada lelahnya. Gw mengerti dengan maksud beliau memarahi dan menasihati gw karena marahnya orang tua itu adalah untuk kebaikan seorang anak.
Tapi kalau memarahinya sampai 2 jam?? Jelas terasa panas kuping ini.
"Hoi anak anak PKL...dipanggil Pak Reno tuh suruh ke ruangannya." Ucap seorang karyawan ditengah acara makan siang di kantin bengkel.
"Ada apaan bang?" tanya si Kidut.
"Kurang tau saya. Yaudah abis pada makan langsung kesana. ditungguin tuh.." jawab karyawan itu.
"Sip Bang" sahut si Kidut.
"Tumben banget ini Kepala Bengkel manggil anak anak PKL?" Tanya Kidut membuka obrolan.
"Mau dikasih uang tambahan kali Dut!" jawab gw ngasal.
"Ga mungkin Jar. Kita PKL disini cuma dikasih makan doang sih ga ada duitnya. Rada males juga gw sebenernya disini." keluh si Kidut.
"Bego Luu...." Umpat gw.
"............" Kidut malah melototin gw.
"Jangan duit yang Lu cari disini...ilmu Dut!! ilmu yang Lu dapet disini harganya jauh lebih mahal dari duit yang Lu harepin" Tutur gw sembari pergi meninggalkan ketiga teman gw yang masih makan.
Gw segera meninggalkan mereka untuk menuju Mushola. "Dasar bego....Duit mulu yang difikirin." Umpat gw dalam hati.
Entah kenapa gw merasa kesal dengan pola fikir teman teman gw itu. Setiap sedang berkumpul selalu saja yang dibicarakan itu "Duit, duit dan duit". Mereka terus mengeluh karena jujur saja, magang disini tidak diberi uang makan, transport apalagi gaji. Tapi kalau memang benar benar serius belajar disini, ilmu lah yang kita dapat.
Apalah artinya uang makan, trasport, dan gaji bila dibandingkan dengan ilmu yang gw dapatkan?
Walaupun memang sangat manusiawi sekali kalau seseorang bekerja mengharapkan 'upah' yang pantas.
Ya, pola fikir setiap orang memang jelas berbeda beda.
"Siang semua..." ucap Pak Reno.
"Siang Pak" jawab kami berempat.
"Maksud saya memanggil kalian kesini itu untuk meminta tolong kepada kalian" ucapnya serius.
"Jadi gini, bengkel kami itu lagi ramai di kunjungi para konsumen. Dan beberapa Mekanik disini agak kewalahan mengerjakan pekerjaan yang dikejar oleh waktu. Sedangkan tenaga kerja yang kami punya masih sedikit. Karena bengkel ini memang baru dibuka belum lama. Maka dari itu, saya meminta kalian untuk lembur. Kalian bisa kan?" Tanya dia.
Kami berempat pun kemudian diam sambil saling bertatap tatapan. Gw juga diam dan bingung harus menjawab apa. Gw segera berfikir cepat. Gw mengiyakan permintaan dia yang meminta kami berempat untuk lembur.
"Iya Pak saya siap!" ucap gw yakin.
"Saya juga siap Pak." ucap ketiga teman gw menyusul.
"Haha...gitu dong. Itu baru anak muda. Harus cepat mengambil keputusan." ucapnya.
"Tenang aja, nanti ada uang makan tambahan yang diberikan kepada kalian." ucapnya dengan ramah.
Ketiga teman gw langsung nyengir karena mendengar ada kata 'uang' yang disebutkan Pak Reno.
Sedangkan gw? Ya jelas gw ga munafik dong karena mendapatkan 'uang' nantinya. Dan gw juga ikutan nyengir bareng dengan ketiga teman gw.
"Mulai kapan Pak lemburnya?" tanya gw.
"Ya mulai hari ini. Nanti siang ada beberapa mobil yang masuk kesini operan dari Depok, karena disana sedang ada trouble." jawabnya.
"Oohh...Oke lah Pak kita siap kok" ucap gw.
"Sudah cukup jelas kan?" tanya dia.
"Iya Pak..." jawab kami berempat.
"Oke deh kalau begitu silahkan lanjutkan istirahat kalian. Masih ada waktu setengah jam lagi tuh" ucapnya sambil melirik jam dinding.
"Iya Pak kami permisi dulu. Terima kasih...."
Oke, gw lembur. Ini lembur pertama gw sepanjang sejarah kehidupan gw. Karena memang baru kali ini gw merasakan 'bekerja'. Dan ternyata kerja itu.....Capek! Itu yang gw rasakan.
Gw segera sms bidadari no.1 gw untuk memberi kabar kalau hari ini gw pulang telat karena lembur. Setelah dibalas, beliau memaklumi dan memberikan izin untuk gw serta memberikan semangat. Beliau tidak pernah lelah untuk memberikan gw semangat moral ke dalam diri gw. Gw bersyukur memiliki Ibu seperti beliau. Dia seorang Ibu yang sangat hebat menurut gw.
....................................
....................................
Tak terasa sudah pukul 7 malam dan hampir 12 jam gw bekerja dan pekerjaan gw sepertinya sudah selesai. Seperti inilah yang namanya lembur. Gw segera ganti baju dan siap siap untuk pulang. Setelah gw pamit kepada para Mekanik yang saat itu sedang mengobrol di pos satpam, gw pun langsung tancap gas menuju rumah. Lelah sekali hari ini, badan gw terasa pegal semuanya.
Inilah salah satu kebiasaan jelek gw yang tak kunjung hilang sampai sekarang. Pulang bukannya langsung pulang ke rumah, tapi gw malah nongkrong dulu di warung si Engkoh hanya untuk sekedar ngaso, minum dan merokok. Kebetulan juga pulsa gw habis saat itu dan gw sekalian membeli pulsa senilai Rp. 5.000,-.
Gw bersandar pada dinding cokelat di sudut bangunan warung, mata gw memandang lurus kedepan dengan tatapan yang kosong sambil mengeluarkan asap racun nan nikmat ini.
Lagi lagi gw memikirkannya...Bayang bayangnya selalu saja mengganggu hati dan fikiran gw yang semakin hari semakin tidak menentu. Banyak sekali pertanyaan yang belum satupun terjawab. Mengapa? Sudah cukup jelas...karena gw 'belum' bergerak untuk menemui jawabannya.
Betapa bodohnya gw membiarkan perasaan ini terus menerus menyita waktu gw setiap malam. Gw berani mendekatinya, tetapi gw nggak berani menyatakannya. Bukan karena takut ditolak, tetapi rasa minder itu tiba tiba hinggap di fikiran gw. Terlebih ada seseorang yang tengah menunggu jawaban darinya.
Aaargghh!!!!
Gw ga mau jadi pengecut lagi...!! Gw harus bicara...gw harus menyatakannya. Agar semua pertanyaan dalam hati gw ini bisa terjawab. "Apakah benar gw lah orang yang dia tunggu?"
Tapi kapan? sedangkan gw sendiri tengah diterjang segudang kesibukan di masa PKL ini.
"Haaaaahh....." Gw hembuskan asap terakhir rokok ini, dan gw berdiri.
"Kooh balik dulu ya...Hatur Nuhun." pamit gw pada si Engkoh.
"Oke..Tong poho maneh isukan pulsa mayar!! (Jangan lupa lu besok pulsa bayar!!) Ujarnya sebelum gw beranjak meninggalkan warung.
"Siapp!" sahut gw.
Aaahh...lagi lagi gw ngutang pulsa.
Lalu gw memutuskan untuk pulang. Tapi gw terkejut karena entah sejak kapan jalan sudah diportal sehingga gw ga bisa lewat dan harus ambil jalan lain.
"Baru juga jam 8 udah diportal. Mana digembok lagi" oceh gw dalam hati.
Dengan terpaksa gw memilih jalan lain untuk sampai ke rumah. Di tengah perjalanan melewati gang demi gang, tiba tiba ada suara memanggil gw yang terdengar sangat jelas di telinga gw. Suara itu berasal dari sebuah rumah type 48m2 dan gw pun menoleh mencari arah suara itu.
Ternyata yang manggil gw Nurul yang sedang duduk di teras depan rumahnya. Sontak gw langsung memencet tuas rem menghentikan laju motor.
"Eh Elu Nu...Rumah Lu disini??" tanya gw masih di atas motor.
"Iya Jar...sini mampir dulu Jar" ajak dia.
Gw melihat jam di HP gw. baru jam 8 lewat 5. Gw berfikir sejenak dan akhirnya gw menuruti ajakan dia untuk mampir ke rumahnya.
"Oke Nu tunggu." gw memarkirkan motor dan bergegas masuk ke halaman rumahnya. Gw dipersilahkan duduk di teras depan rumahnya.
"Lu darimana Jar malem malem gini?" tanya dia.
"Baru pulang gw abis lembur." jawab gw.
"Ooh...capek ya Jar?" tanya dia lagi.
"Banget" jawab gw singkat.
"Haha sabar lah. Tapi kok malem banget sih Jar?"
"Ya begitulah...namanya juga lembur. haaahh..." ucap gw kemudian menghela nafas.
"Mau minum apa?" tawar dia.
"Ee...ga usah repot repot Nu apa aja deh terserah." sahut gw.
"Tunggu bentar gw ambilin minum dulu." Ucapnya sambil tersenyum.
Omaigat...senyumnya manis juga. Mana dia hanya mengenakan tanktop sama celana training panjang. Gw sempet curi pandang ke dia. Sedikit sih... Tapi memang mulus sekali.
"Haduuh ini racun namanya!!"
Dingin dingin begini pake baju model begitu? kalo gw sih ogah dah! (Ya jelas Lah! masa laki pake tanktop!)
Tak lama dia pun datang menghampiri gw membawa dua gelas minuman. Setelah gw lihat minuman itu ternyata....
Semenjak hari Sabru kemarin gw belum pernah menghubungi Niar lagi. Walaupun terkadang dia sms gw sekedar menanyakan 'Sedang apa? dan dimana?'. Tapi semua sms nya sama sekali ga pernah gw balas. Fikiran gw emang lagi kacau semenjak kejadian Sabtu kemarin, ditambah omelan Bokap gw yang panjang lebar menceramahi gw karena nilai rapot gw yang hancur + alpa yang banyak. Bayangkan saja, dari jam 4 sore sampai menjelang Maghrib beliau terus memarahi gw tak ada lelahnya. Gw mengerti dengan maksud beliau memarahi dan menasihati gw karena marahnya orang tua itu adalah untuk kebaikan seorang anak.
Tapi kalau memarahinya sampai 2 jam?? Jelas terasa panas kuping ini.
"Hoi anak anak PKL...dipanggil Pak Reno tuh suruh ke ruangannya." Ucap seorang karyawan ditengah acara makan siang di kantin bengkel.
"Ada apaan bang?" tanya si Kidut.
"Kurang tau saya. Yaudah abis pada makan langsung kesana. ditungguin tuh.." jawab karyawan itu.
"Sip Bang" sahut si Kidut.
"Tumben banget ini Kepala Bengkel manggil anak anak PKL?" Tanya Kidut membuka obrolan.
"Mau dikasih uang tambahan kali Dut!" jawab gw ngasal.
"Ga mungkin Jar. Kita PKL disini cuma dikasih makan doang sih ga ada duitnya. Rada males juga gw sebenernya disini." keluh si Kidut.
"Bego Luu...." Umpat gw.
"............" Kidut malah melototin gw.
"Jangan duit yang Lu cari disini...ilmu Dut!! ilmu yang Lu dapet disini harganya jauh lebih mahal dari duit yang Lu harepin" Tutur gw sembari pergi meninggalkan ketiga teman gw yang masih makan.
Gw segera meninggalkan mereka untuk menuju Mushola. "Dasar bego....Duit mulu yang difikirin." Umpat gw dalam hati.
Entah kenapa gw merasa kesal dengan pola fikir teman teman gw itu. Setiap sedang berkumpul selalu saja yang dibicarakan itu "Duit, duit dan duit". Mereka terus mengeluh karena jujur saja, magang disini tidak diberi uang makan, transport apalagi gaji. Tapi kalau memang benar benar serius belajar disini, ilmu lah yang kita dapat.
Apalah artinya uang makan, trasport, dan gaji bila dibandingkan dengan ilmu yang gw dapatkan?
Walaupun memang sangat manusiawi sekali kalau seseorang bekerja mengharapkan 'upah' yang pantas.
Ya, pola fikir setiap orang memang jelas berbeda beda.
"Siang semua..." ucap Pak Reno.
"Siang Pak" jawab kami berempat.
"Maksud saya memanggil kalian kesini itu untuk meminta tolong kepada kalian" ucapnya serius.
"Jadi gini, bengkel kami itu lagi ramai di kunjungi para konsumen. Dan beberapa Mekanik disini agak kewalahan mengerjakan pekerjaan yang dikejar oleh waktu. Sedangkan tenaga kerja yang kami punya masih sedikit. Karena bengkel ini memang baru dibuka belum lama. Maka dari itu, saya meminta kalian untuk lembur. Kalian bisa kan?" Tanya dia.
Kami berempat pun kemudian diam sambil saling bertatap tatapan. Gw juga diam dan bingung harus menjawab apa. Gw segera berfikir cepat. Gw mengiyakan permintaan dia yang meminta kami berempat untuk lembur.
"Iya Pak saya siap!" ucap gw yakin.
"Saya juga siap Pak." ucap ketiga teman gw menyusul.
"Haha...gitu dong. Itu baru anak muda. Harus cepat mengambil keputusan." ucapnya.
"Tenang aja, nanti ada uang makan tambahan yang diberikan kepada kalian." ucapnya dengan ramah.
Ketiga teman gw langsung nyengir karena mendengar ada kata 'uang' yang disebutkan Pak Reno.
Sedangkan gw? Ya jelas gw ga munafik dong karena mendapatkan 'uang' nantinya. Dan gw juga ikutan nyengir bareng dengan ketiga teman gw.

"Mulai kapan Pak lemburnya?" tanya gw.
"Ya mulai hari ini. Nanti siang ada beberapa mobil yang masuk kesini operan dari Depok, karena disana sedang ada trouble." jawabnya.
"Oohh...Oke lah Pak kita siap kok" ucap gw.
"Sudah cukup jelas kan?" tanya dia.
"Iya Pak..." jawab kami berempat.
"Oke deh kalau begitu silahkan lanjutkan istirahat kalian. Masih ada waktu setengah jam lagi tuh" ucapnya sambil melirik jam dinding.
"Iya Pak kami permisi dulu. Terima kasih...."
Oke, gw lembur. Ini lembur pertama gw sepanjang sejarah kehidupan gw. Karena memang baru kali ini gw merasakan 'bekerja'. Dan ternyata kerja itu.....Capek! Itu yang gw rasakan.
Gw segera sms bidadari no.1 gw untuk memberi kabar kalau hari ini gw pulang telat karena lembur. Setelah dibalas, beliau memaklumi dan memberikan izin untuk gw serta memberikan semangat. Beliau tidak pernah lelah untuk memberikan gw semangat moral ke dalam diri gw. Gw bersyukur memiliki Ibu seperti beliau. Dia seorang Ibu yang sangat hebat menurut gw.
....................................
....................................
Tak terasa sudah pukul 7 malam dan hampir 12 jam gw bekerja dan pekerjaan gw sepertinya sudah selesai. Seperti inilah yang namanya lembur. Gw segera ganti baju dan siap siap untuk pulang. Setelah gw pamit kepada para Mekanik yang saat itu sedang mengobrol di pos satpam, gw pun langsung tancap gas menuju rumah. Lelah sekali hari ini, badan gw terasa pegal semuanya.
Inilah salah satu kebiasaan jelek gw yang tak kunjung hilang sampai sekarang. Pulang bukannya langsung pulang ke rumah, tapi gw malah nongkrong dulu di warung si Engkoh hanya untuk sekedar ngaso, minum dan merokok. Kebetulan juga pulsa gw habis saat itu dan gw sekalian membeli pulsa senilai Rp. 5.000,-.
Gw bersandar pada dinding cokelat di sudut bangunan warung, mata gw memandang lurus kedepan dengan tatapan yang kosong sambil mengeluarkan asap racun nan nikmat ini.
Lagi lagi gw memikirkannya...Bayang bayangnya selalu saja mengganggu hati dan fikiran gw yang semakin hari semakin tidak menentu. Banyak sekali pertanyaan yang belum satupun terjawab. Mengapa? Sudah cukup jelas...karena gw 'belum' bergerak untuk menemui jawabannya.
Betapa bodohnya gw membiarkan perasaan ini terus menerus menyita waktu gw setiap malam. Gw berani mendekatinya, tetapi gw nggak berani menyatakannya. Bukan karena takut ditolak, tetapi rasa minder itu tiba tiba hinggap di fikiran gw. Terlebih ada seseorang yang tengah menunggu jawaban darinya.
Aaargghh!!!!
Gw ga mau jadi pengecut lagi...!! Gw harus bicara...gw harus menyatakannya. Agar semua pertanyaan dalam hati gw ini bisa terjawab. "Apakah benar gw lah orang yang dia tunggu?"
Tapi kapan? sedangkan gw sendiri tengah diterjang segudang kesibukan di masa PKL ini.
"Haaaaahh....." Gw hembuskan asap terakhir rokok ini, dan gw berdiri.
"Kooh balik dulu ya...Hatur Nuhun." pamit gw pada si Engkoh.
"Oke..Tong poho maneh isukan pulsa mayar!! (Jangan lupa lu besok pulsa bayar!!) Ujarnya sebelum gw beranjak meninggalkan warung.
"Siapp!" sahut gw.
Aaahh...lagi lagi gw ngutang pulsa.
Lalu gw memutuskan untuk pulang. Tapi gw terkejut karena entah sejak kapan jalan sudah diportal sehingga gw ga bisa lewat dan harus ambil jalan lain.
"Baru juga jam 8 udah diportal. Mana digembok lagi" oceh gw dalam hati.
Dengan terpaksa gw memilih jalan lain untuk sampai ke rumah. Di tengah perjalanan melewati gang demi gang, tiba tiba ada suara memanggil gw yang terdengar sangat jelas di telinga gw. Suara itu berasal dari sebuah rumah type 48m2 dan gw pun menoleh mencari arah suara itu.
Ternyata yang manggil gw Nurul yang sedang duduk di teras depan rumahnya. Sontak gw langsung memencet tuas rem menghentikan laju motor.
"Eh Elu Nu...Rumah Lu disini??" tanya gw masih di atas motor.
"Iya Jar...sini mampir dulu Jar" ajak dia.
Gw melihat jam di HP gw. baru jam 8 lewat 5. Gw berfikir sejenak dan akhirnya gw menuruti ajakan dia untuk mampir ke rumahnya.
"Oke Nu tunggu." gw memarkirkan motor dan bergegas masuk ke halaman rumahnya. Gw dipersilahkan duduk di teras depan rumahnya.
"Lu darimana Jar malem malem gini?" tanya dia.
"Baru pulang gw abis lembur." jawab gw.
"Ooh...capek ya Jar?" tanya dia lagi.
"Banget" jawab gw singkat.
"Haha sabar lah. Tapi kok malem banget sih Jar?"
"Ya begitulah...namanya juga lembur. haaahh..." ucap gw kemudian menghela nafas.
"Mau minum apa?" tawar dia.
"Ee...ga usah repot repot Nu apa aja deh terserah." sahut gw.
"Tunggu bentar gw ambilin minum dulu." Ucapnya sambil tersenyum.
Omaigat...senyumnya manis juga. Mana dia hanya mengenakan tanktop sama celana training panjang. Gw sempet curi pandang ke dia. Sedikit sih... Tapi memang mulus sekali.
"Haduuh ini racun namanya!!"
Dingin dingin begini pake baju model begitu? kalo gw sih ogah dah! (Ya jelas Lah! masa laki pake tanktop!)
Tak lama dia pun datang menghampiri gw membawa dua gelas minuman. Setelah gw lihat minuman itu ternyata....
efti108 memberi reputasi
1