- Beranda
- Stories from the Heart
[Your] Smile Like An Angel's Smile
...
TS
drxrecca
[Your] Smile Like An Angel's Smile
Diubah oleh drxrecca 26-10-2013 02:27
anasabila memberi reputasi
1
40.9K
448
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
drxrecca
#423
Kegilaan Kita
Malam ini jauh berbeda dari sebelumnya, selain karena udara dingin yang tidak terlalu dingin, Risa yang kini ada disamping gw membuat suasana jauh berbeda, selain itu juga langit malam kali ini begitu berbeda. Malam ini begitu cerah dan tidak banyak polusi cahaya sehingga ‘milky way’ dapat kami lihat dari sini. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang tidak pernah kami lupakan.
Yap...kejadian malam minggu lalu memang membawa dampak besar bagi hubungan Risa dan gw, kini selama lebih dari satu minggu berlalu sejak kejadian itu, gw selalu bersama Risa pada saat malam menjelang. Bukan tanpa alasan kami berdua memutuskan untuk bertemu pada malam hari, dengan alasan tidak ingin menyakiti perasaan Yudi yang baru putus dengan Risa menjadi alasan yang kuat bagi kami berdua memutuskan bertemu setiap malam.
Alasan itu memang dapat dibilang menjadi tameng bagi gw pribadi untuk menutupi alasan yang sebenarnya, mengapa ini semua harus dirahasiakan. Huft... entahlah gw harus menyebut diri gw sebagai apa, tetapi yang pasti, selama kami berdua masih menikmati, momen ini akan terus berlangsung entah sampai kapan.
“Ri... malam ini indah ya ?” tanya gw disela-sela obrolan ringan kami
“iya Dit... tapi kamu tau ngga apa yang aku mau saat ini ?”
“memangnya apa ?”
“hmmm...” Risa berfikir sejenak sambil mengetuk-ngetukkan jari di dagunya “aku pengen pergi iburan ke lembang” pintanya sambil tersipu malu
“lembang bandung ?”
“iya“
“serius kamu mau ?” tanya gw menegaskan permintaan Risa tadi “kalo kamu mau kita bisa pergi sekarang”
“ih... apa-apaan sih !” gerutu Risa mendengar kenekatan gw “besokkan sekolah, lagian sekarang kan udah jam delapan malem, kalo kita berangkat sekarang bisa nyampe jam dua belas malem”
“ya... kita kan bisa ngenip di hotel” kata gw yang menawarkan jalan keluar, tetapi tampaknya kata-kata gw tadi disambut dengan tatapan penuh curiga oleh Risa “bukan gitu maksud aku, kita bisa nyewa dua kamar, trus pagi-pagi baru kita nikmatin liburan di lembangnya”
“ooo... kirain kamu mau macem-macem”
“hadeh... memangnya aku cowo bajingan yang mau macem-macemin kamu” kilah gw sambil tersenyum dan Risa menanggapinya dengan mencubit pinggang gw
“tapi Dit... dari pada nginep di hotel, mending kita nginep di rumah sodara aku yang ada di bandung”
“hmmm... ide yang bagus tuh !” kata gw yang menanggapinya secara antusias “jadi gimana ? mau ngga ?” tanya gw sekali lagi untuk memastikannya
“hmmm...” kali ini Risa mulai berfikir lagi dengan posisi yang masih sama seperti tadi, sambil mengetuk-ngetukkan jadi di dagunya “terus gimana ama besok ? kita kan harus sekolah, lagian kamu ngga bawa baju ganti”
“cowo sih ngga usah mikirin baju ganti !” kilah gw dengan nada bercanda “kalo soal sekolah, bilang aja sakit” kata gw memberikan jalan keluar untuk pertanyaannya “jadi gimana ? jadi ngga ?”
“hmmm...” Risa berfikir kembali dan masih dengan posisi yang sama seperti tadi “boleh deh... tapi kita ke wartel dulu ya buat telepon sodara aku yang di bandung” pinta Risa dan hanya gw tanggapi dengan nggukan kepala “tunggu sebentar ya Dit, aku mau bawa baju ganti” pinta Risa sekali lagi lalu pergi masuk kedalam kosannya
Sekitar lima belas menit kemudian, Risa keluar dari kamarnya dengan memabawa tas kecil, entah apa yang ada didalamnya, tetapi yang pasti, dia tampak semangat dengan rencana dadakan kami. Tidak lupa Risa menelepon saudaranya yang ada di bandung untuk meminta ijin menginap disana, dan untungnya saudaranya yang berada dibandung memberinya ijin. Tanpa membuang banyak waktu, kami berdua segera pergi meninggalkan kota ini untuk pergi ke bandung.
Gw memacu motor dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi, selain karena ingin menikmati kebersamaan dengan Risa lebih lama, gw juga tidak ingin hal yang buruk menimpa Risa jika gw lalai dalam mengendalikan motor di malam hari.
Mungkin ini adalah hal yang paling gila yang pernah kami lakukan, pergi keluar kota dengan tanpa rencana sebelumnya alias secara dadakan, selain itu perjalanan ini dilakukan dimalam hari dan bukan dilakukan di hari libur. Huft... untunglah motor yang gw gunakan kali ini bukan motor yang biasa gw pakai. Kali ini gw menggunakan motor milik Febri yaitu Tiger 2000, bisa dibilang cukup nyaman untuk perjalanan jauh.
Entah terdengar gila atau jenius atau bisa dibilang bajingan sejati, tetapi yang pasti semuanya memang sedikit sudah gw rencanakan dari awal. Sejak malam minggu yang lalu, gw dan Febri mengadakan taruhan bola, siapa yang jagoanya menang, maka pemenangnya dapat mempergunakan motor yang kalah selama satu bulan. Yap... dengan begitu, orang yang biasa melihat gw menggunakan motor F1ZR berwarna merah tidak akan menyadari jika sekarang gw memakai motor Honda Tiger berwarna hitam. Hmmm... dapat dikatakan perjalanan dadakan ini akan berjalan mulus tanpa ada orang yang tahu.
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, dan kini kami berdua sudah lebih dari setengah perjalanan. Medan jalan yang berkelak-kelok, serta jalan yang menyusuri daerah perbukitan yang pemandangan kanan dan kiri hanya terdapat pepohonan dan udara dingin malam yang menemani perjalanan kami, membuat Risa semakin mempererat pelukannya terhadap diri gw.
“Ri... dingin ya ?” tanya gw untuk memastikan keadaan Risa
“Iya... dingin banget”
“maaf ya....”
“kenapa minta maaf Dit ? kamu ngga salah kok, aku malah seneng, keinginan aku bisa dikabulin, makasih ya Dit” kata Risa sambil mempereret pelukkannya “oh ya... kita udah sampe mana ?”
“sekitar lima belas menit lagi kita nyampe, nanti kalo udah nyampe bandung kamu unjukin jalannya ya”
“emangnya kamu ngga tau ? kan udah aku kasih alamatnya”
“maaf... tapi aku ngga tau Bandung”
“iya ngga apa-apa, ntar kau unjukkin deh” kata Risa “makasih ya Dit, makasih banget”
Waku sudah menujukkan pukul dua belas kurang sepuluh menit ketika gw dan Risa tiba di tempat tujuan. Rumah yang sederhana, tidak terlalu kecil tapi tidak terlalu besar, di deapan terasnya terdapat sebuah taman yang sederhana, yang sangat nyaman untuk sekedar duduk-duduk santai disana. Tanpa membuang banyak waktu, kami berdua segera masuk. Didalam rumah, kami disambut oleh seorang perempuan, dari tampilan fisiknya, dia terliat seumuran dengan kami.
“ya ampun Risa... datengnya malem banget” sapa perempuan itu sambil memeluk Risa
“maaf ya udah ganggu kamu malem-malem begini”
“udah tenang aja, masuk yuk !” kata perempuan itu sambi mempersilahkan kami masuk “oh iya... ini siapa ?”
“kenalan dulu dong, biar tau” goda Risa
“Radit...” sapa gw ramah sambil menjulurkan tangan gw, bermaksud untuk mengajaknya bersalaman
“Anna” sapanya ramah membalas sapaan gw serta bersalaman dengan gw “duduk dulu deh, mau minum apa nih ?”
“hmmm... apa ya ? punya ide ngga ?” tanya Ris
“susu anget aja kalo bisa” kata gw mencoba untuk memberikan saran, tetapi tampaknya saran gw dianggap berbeda dengan apa yang Risa pikirkan, karena terlihat dari tatapannya saat gw mengatakannya “bukan gitu” kilah gw untuk menjelaskan maksud gw yang sebenarnya “susu tuh bagus buat pulihin stamina, karena ada glukosanya, kan bagus buat balikin energi yang udah ilang, lagian kita kan udah kedinginan selama perjalanan, jadi butuh minuman hangat buat ngangetin tubuh”
“ooo... kirain apa ?” kata Risa “ya udah deh... susu anget dua”
“ha... ha... ha...” tawa Anna setelah melihat apa yang telah terjadi pada kami berdua “kalian tuh lucu ya... cocok banget” godanya dan tampak Risa tersipu malu mendengar godaan Anna
“Na... tunggu, aku bantuin ya” pinta Risa sambil berdiri dari sofa “tunggu sebentar ya Dit” kata Risa lalu berlari menghampiri Anna yang sudah berjalan menuju dapur dan gw hanya menanggapinya dengan anggukan kepala saja
Setelah Risa dan Anna pergi meninggalkan gw sediri, gw segera menyandarkan tubuh gw kesofa, dan sedikit memejamkan mata, berharap keletihan yang gw rasakan hilang. Posisi tubuh yang nyaman, sofa yang empuk dan keletihan yang gw rasakan selama perjalanan, merubah niat gw yang awalnya hanya ingin merebahkan diri menjadi terlelap dalam tidur.
“Dit... Dit... bangun... jangan tidur disini” kata Risa yang mencoba membangunkan gw secara lembut “pindah ke kamar tamu aja, udah aku beresin tuh”
“hah... aku ketiduran ya ?” tanya gw yang masih setengah sadar
Dengan keadaan yang masih setengah sadar, gw segera bangkit dari posisi gw dan segera melangkahkan kaki menuju ke tempat yang Risa tunjukkan. Setibanya dikamar yang dimaksud, gw segera merebahkan diri gw ke atas kasur untuk melanjutkan perjalanan gw di dalam mimpi.
“makasih ya Dit” kata Risa
Walaupun keadaan gw setengah sadar, tetapi gw cukup sadar untuk mendengar apa yang Risa katakan. Dan kejadian selanjutnya membuat gw sangat terkejut, karena gw merasakan sesuatu yang hangat dan sedikit basah di kening gw. Entahlah, apakah benar Risa mencium kening gw atau tidak, karena gw sudah terlalu lelah untuk memikirkan itu semua.
Yap...kejadian malam minggu lalu memang membawa dampak besar bagi hubungan Risa dan gw, kini selama lebih dari satu minggu berlalu sejak kejadian itu, gw selalu bersama Risa pada saat malam menjelang. Bukan tanpa alasan kami berdua memutuskan untuk bertemu pada malam hari, dengan alasan tidak ingin menyakiti perasaan Yudi yang baru putus dengan Risa menjadi alasan yang kuat bagi kami berdua memutuskan bertemu setiap malam.
Alasan itu memang dapat dibilang menjadi tameng bagi gw pribadi untuk menutupi alasan yang sebenarnya, mengapa ini semua harus dirahasiakan. Huft... entahlah gw harus menyebut diri gw sebagai apa, tetapi yang pasti, selama kami berdua masih menikmati, momen ini akan terus berlangsung entah sampai kapan.
“Ri... malam ini indah ya ?” tanya gw disela-sela obrolan ringan kami
“iya Dit... tapi kamu tau ngga apa yang aku mau saat ini ?”
“memangnya apa ?”
“hmmm...” Risa berfikir sejenak sambil mengetuk-ngetukkan jari di dagunya “aku pengen pergi iburan ke lembang” pintanya sambil tersipu malu
“lembang bandung ?”
“iya“
“serius kamu mau ?” tanya gw menegaskan permintaan Risa tadi “kalo kamu mau kita bisa pergi sekarang”
“ih... apa-apaan sih !” gerutu Risa mendengar kenekatan gw “besokkan sekolah, lagian sekarang kan udah jam delapan malem, kalo kita berangkat sekarang bisa nyampe jam dua belas malem”
“ya... kita kan bisa ngenip di hotel” kata gw yang menawarkan jalan keluar, tetapi tampaknya kata-kata gw tadi disambut dengan tatapan penuh curiga oleh Risa “bukan gitu maksud aku, kita bisa nyewa dua kamar, trus pagi-pagi baru kita nikmatin liburan di lembangnya”
“ooo... kirain kamu mau macem-macem”
“hadeh... memangnya aku cowo bajingan yang mau macem-macemin kamu” kilah gw sambil tersenyum dan Risa menanggapinya dengan mencubit pinggang gw
“tapi Dit... dari pada nginep di hotel, mending kita nginep di rumah sodara aku yang ada di bandung”
“hmmm... ide yang bagus tuh !” kata gw yang menanggapinya secara antusias “jadi gimana ? mau ngga ?” tanya gw sekali lagi untuk memastikannya
“hmmm...” kali ini Risa mulai berfikir lagi dengan posisi yang masih sama seperti tadi, sambil mengetuk-ngetukkan jadi di dagunya “terus gimana ama besok ? kita kan harus sekolah, lagian kamu ngga bawa baju ganti”
“cowo sih ngga usah mikirin baju ganti !” kilah gw dengan nada bercanda “kalo soal sekolah, bilang aja sakit” kata gw memberikan jalan keluar untuk pertanyaannya “jadi gimana ? jadi ngga ?”
“hmmm...” Risa berfikir kembali dan masih dengan posisi yang sama seperti tadi “boleh deh... tapi kita ke wartel dulu ya buat telepon sodara aku yang di bandung” pinta Risa dan hanya gw tanggapi dengan nggukan kepala “tunggu sebentar ya Dit, aku mau bawa baju ganti” pinta Risa sekali lagi lalu pergi masuk kedalam kosannya
Sekitar lima belas menit kemudian, Risa keluar dari kamarnya dengan memabawa tas kecil, entah apa yang ada didalamnya, tetapi yang pasti, dia tampak semangat dengan rencana dadakan kami. Tidak lupa Risa menelepon saudaranya yang ada di bandung untuk meminta ijin menginap disana, dan untungnya saudaranya yang berada dibandung memberinya ijin. Tanpa membuang banyak waktu, kami berdua segera pergi meninggalkan kota ini untuk pergi ke bandung.
Gw memacu motor dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi, selain karena ingin menikmati kebersamaan dengan Risa lebih lama, gw juga tidak ingin hal yang buruk menimpa Risa jika gw lalai dalam mengendalikan motor di malam hari.
Mungkin ini adalah hal yang paling gila yang pernah kami lakukan, pergi keluar kota dengan tanpa rencana sebelumnya alias secara dadakan, selain itu perjalanan ini dilakukan dimalam hari dan bukan dilakukan di hari libur. Huft... untunglah motor yang gw gunakan kali ini bukan motor yang biasa gw pakai. Kali ini gw menggunakan motor milik Febri yaitu Tiger 2000, bisa dibilang cukup nyaman untuk perjalanan jauh.
Entah terdengar gila atau jenius atau bisa dibilang bajingan sejati, tetapi yang pasti semuanya memang sedikit sudah gw rencanakan dari awal. Sejak malam minggu yang lalu, gw dan Febri mengadakan taruhan bola, siapa yang jagoanya menang, maka pemenangnya dapat mempergunakan motor yang kalah selama satu bulan. Yap... dengan begitu, orang yang biasa melihat gw menggunakan motor F1ZR berwarna merah tidak akan menyadari jika sekarang gw memakai motor Honda Tiger berwarna hitam. Hmmm... dapat dikatakan perjalanan dadakan ini akan berjalan mulus tanpa ada orang yang tahu.
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, dan kini kami berdua sudah lebih dari setengah perjalanan. Medan jalan yang berkelak-kelok, serta jalan yang menyusuri daerah perbukitan yang pemandangan kanan dan kiri hanya terdapat pepohonan dan udara dingin malam yang menemani perjalanan kami, membuat Risa semakin mempererat pelukannya terhadap diri gw.
“Ri... dingin ya ?” tanya gw untuk memastikan keadaan Risa
“Iya... dingin banget”
“maaf ya....”
“kenapa minta maaf Dit ? kamu ngga salah kok, aku malah seneng, keinginan aku bisa dikabulin, makasih ya Dit” kata Risa sambil mempereret pelukkannya “oh ya... kita udah sampe mana ?”
“sekitar lima belas menit lagi kita nyampe, nanti kalo udah nyampe bandung kamu unjukin jalannya ya”
“emangnya kamu ngga tau ? kan udah aku kasih alamatnya”
“maaf... tapi aku ngga tau Bandung”
“iya ngga apa-apa, ntar kau unjukkin deh” kata Risa “makasih ya Dit, makasih banget”
Waku sudah menujukkan pukul dua belas kurang sepuluh menit ketika gw dan Risa tiba di tempat tujuan. Rumah yang sederhana, tidak terlalu kecil tapi tidak terlalu besar, di deapan terasnya terdapat sebuah taman yang sederhana, yang sangat nyaman untuk sekedar duduk-duduk santai disana. Tanpa membuang banyak waktu, kami berdua segera masuk. Didalam rumah, kami disambut oleh seorang perempuan, dari tampilan fisiknya, dia terliat seumuran dengan kami.
“ya ampun Risa... datengnya malem banget” sapa perempuan itu sambil memeluk Risa
“maaf ya udah ganggu kamu malem-malem begini”
“udah tenang aja, masuk yuk !” kata perempuan itu sambi mempersilahkan kami masuk “oh iya... ini siapa ?”
“kenalan dulu dong, biar tau” goda Risa
“Radit...” sapa gw ramah sambil menjulurkan tangan gw, bermaksud untuk mengajaknya bersalaman
“Anna” sapanya ramah membalas sapaan gw serta bersalaman dengan gw “duduk dulu deh, mau minum apa nih ?”
“hmmm... apa ya ? punya ide ngga ?” tanya Ris
“susu anget aja kalo bisa” kata gw mencoba untuk memberikan saran, tetapi tampaknya saran gw dianggap berbeda dengan apa yang Risa pikirkan, karena terlihat dari tatapannya saat gw mengatakannya “bukan gitu” kilah gw untuk menjelaskan maksud gw yang sebenarnya “susu tuh bagus buat pulihin stamina, karena ada glukosanya, kan bagus buat balikin energi yang udah ilang, lagian kita kan udah kedinginan selama perjalanan, jadi butuh minuman hangat buat ngangetin tubuh”
“ooo... kirain apa ?” kata Risa “ya udah deh... susu anget dua”
“ha... ha... ha...” tawa Anna setelah melihat apa yang telah terjadi pada kami berdua “kalian tuh lucu ya... cocok banget” godanya dan tampak Risa tersipu malu mendengar godaan Anna
“Na... tunggu, aku bantuin ya” pinta Risa sambil berdiri dari sofa “tunggu sebentar ya Dit” kata Risa lalu berlari menghampiri Anna yang sudah berjalan menuju dapur dan gw hanya menanggapinya dengan anggukan kepala saja
Setelah Risa dan Anna pergi meninggalkan gw sediri, gw segera menyandarkan tubuh gw kesofa, dan sedikit memejamkan mata, berharap keletihan yang gw rasakan hilang. Posisi tubuh yang nyaman, sofa yang empuk dan keletihan yang gw rasakan selama perjalanan, merubah niat gw yang awalnya hanya ingin merebahkan diri menjadi terlelap dalam tidur.
“Dit... Dit... bangun... jangan tidur disini” kata Risa yang mencoba membangunkan gw secara lembut “pindah ke kamar tamu aja, udah aku beresin tuh”
“hah... aku ketiduran ya ?” tanya gw yang masih setengah sadar
Dengan keadaan yang masih setengah sadar, gw segera bangkit dari posisi gw dan segera melangkahkan kaki menuju ke tempat yang Risa tunjukkan. Setibanya dikamar yang dimaksud, gw segera merebahkan diri gw ke atas kasur untuk melanjutkan perjalanan gw di dalam mimpi.
“makasih ya Dit” kata Risa
Walaupun keadaan gw setengah sadar, tetapi gw cukup sadar untuk mendengar apa yang Risa katakan. Dan kejadian selanjutnya membuat gw sangat terkejut, karena gw merasakan sesuatu yang hangat dan sedikit basah di kening gw. Entahlah, apakah benar Risa mencium kening gw atau tidak, karena gw sudah terlalu lelah untuk memikirkan itu semua.
0
![[Your] Smile Like An Angel's Smile](https://s.kaskus.id/images/2013/09/13/2214161_20130913022028.jpg)

you're my spring angel



