TS
KaskusR3
#R3 Peduli - Peduli Adit 'Bocah Penuh Luka' Korban Penganiayaan
Diubah oleh scoty_and 09-07-2014 19:27
0
71.2K
Kutip
479
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Riau Raya
938Thread•340Anggota
Tampilkan semua post
TS
KaskusR3
#4
Quote:
Megawati: Kisah Adit 'Bocah Penuh Luka' Bikin Hati Saya Tergerus
Jakarta - Kisah malang Raditya Atmaja Ginting (Adit), bocah yang disiksa ibu tirinya di Kampar, Riau, mendapat sorotan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Megawati mengaku prihatin mendengar kasus Adit.
"Saya melihat di televisi, seorang anak yang namanya Adit, hati saya merasa digerus," kata Megawati di GOR Otista, Jl Otto Iskandar Dinata, Jakarta, Minggu (22/12/2013).
Mega yang berbicara pada peringatan Hari Ibu itu mengingatkan bahwa seorang ibu seharusnya mengedepankan hati nurani. Tak seharusnya seorang anak disiksa, meskipun bukan anak kandungnya.
"Ibunya Adit ada di Medan, Sumatera Utara. Lalu sudah pisah bapak dengan ibunya. Ibu kandungnya berkeluarga lagi, Adit tinggal bersama ayah dan ibu tirinya. Dan dia dianiaya oleh ibu tirinya," tutur Mega dengan raut muka prihatin.
Namun menurut Megawati, rasa kemanusiaan sesungguhnya tak peduli dengan status ibu tiri atau ibu kandung. Rasa kemanusiaan merupakan nilai universal. Penyiksaan terhadap Adit menunjukkan absennya nilai kemanusiaan pada diri seorang perempuan.
"Ke mana kemanusiaan seseorang perempuan? Selalu dikatakan sinetron bahwa ibu tiri itu pasti jahat. Sebenarnya itu bukan masalah kandung atau tiri, tapi itu adalah masalah perikmanusiaan kita sebagai kaum permpuan. Apakah tega bapak ibu?" kata Mega.
[URL="http://news.detik..com/read/2013/12/22/151105/2448842/10/megawati-kisah-adit--bocah-penuh-luka--bikin-hati-saya-tergerus"]Sumber[/URL]
Jakarta - Kisah malang Raditya Atmaja Ginting (Adit), bocah yang disiksa ibu tirinya di Kampar, Riau, mendapat sorotan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Megawati mengaku prihatin mendengar kasus Adit.
"Saya melihat di televisi, seorang anak yang namanya Adit, hati saya merasa digerus," kata Megawati di GOR Otista, Jl Otto Iskandar Dinata, Jakarta, Minggu (22/12/2013).
Mega yang berbicara pada peringatan Hari Ibu itu mengingatkan bahwa seorang ibu seharusnya mengedepankan hati nurani. Tak seharusnya seorang anak disiksa, meskipun bukan anak kandungnya.
"Ibunya Adit ada di Medan, Sumatera Utara. Lalu sudah pisah bapak dengan ibunya. Ibu kandungnya berkeluarga lagi, Adit tinggal bersama ayah dan ibu tirinya. Dan dia dianiaya oleh ibu tirinya," tutur Mega dengan raut muka prihatin.
Namun menurut Megawati, rasa kemanusiaan sesungguhnya tak peduli dengan status ibu tiri atau ibu kandung. Rasa kemanusiaan merupakan nilai universal. Penyiksaan terhadap Adit menunjukkan absennya nilai kemanusiaan pada diri seorang perempuan.
"Ke mana kemanusiaan seseorang perempuan? Selalu dikatakan sinetron bahwa ibu tiri itu pasti jahat. Sebenarnya itu bukan masalah kandung atau tiri, tapi itu adalah masalah perikmanusiaan kita sebagai kaum permpuan. Apakah tega bapak ibu?" kata Mega.
[URL="http://news.detik..com/read/2013/12/22/151105/2448842/10/megawati-kisah-adit--bocah-penuh-luka--bikin-hati-saya-tergerus"]Sumber[/URL]
Quote:
Hamil Tua, Ibu Kandung Adit Berangkat Menuju Kampar
Medan - Dalam keadaan hamil tua, Devi Andriani (35) akhirnya berangkat ke Kampar, Riau. Dia berencana melihat dan jika memungkinkan membawa pulang anak kandungnya Raditya Atmaja Ginting alias Adit pulang ke Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Devi berangkat sekitar pukul 15.00 WIB, Minggu (22/12/2013) dengan menumpang mobil Avanza sewaan. Ikut serta bersamanya Andre Atmaja Ginting (8) abang kandung Adit, serta suami kedua Devi, Rudi Erian, ibu mertua Devi.
Rombongan ini akan menempuh jarak sepanjang 670 kilometer. Setidaknya perjalanan ini akan berlangsung selama 17 jam, termasuk istirahat. Jika semuanya lancar, kemungkinan rombongan akan sampai di Kampar pada Senin (23/12) pagi, sekitar pukul 08.00 WIB.
Walau tengah hamil tujuh bulan, Devi menyatakan, dia harus berangkat ke Kampar untuk melihat anaknya yang menjadi korban penganiayaan ibu tiri. Jika memungkinkan, dalam proses berikutnya dia akan membawa Adit pulang ke Medan.
"Akan saya urus sendiri," katanya.
Adit merupakan anak kedua dari pernikahan Devi dengan Surya Atmaja Ginting. Ketika bercerai lima tahun lalu, mereka berbagai tanggung jawab mengurus anak. Adit ikut ayahnya dan Andre ikut Devi.
Devi kemudian menikah lagi, demikian juga Surya yang menikah dengam Ervina (36). Adit tetap ikut bersama Surya dan ibu tirinya, hingga kemudian menjadi korban penganiayaan oleh ibu tirinya sendiri.
[URL="http://news.detik..com/read/2013/12/22/173324/2448923/10/hamil-tua-ibu-kandung-adit-berangkat-menuju-kampar"]Sumber[/URL]
Medan - Dalam keadaan hamil tua, Devi Andriani (35) akhirnya berangkat ke Kampar, Riau. Dia berencana melihat dan jika memungkinkan membawa pulang anak kandungnya Raditya Atmaja Ginting alias Adit pulang ke Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Devi berangkat sekitar pukul 15.00 WIB, Minggu (22/12/2013) dengan menumpang mobil Avanza sewaan. Ikut serta bersamanya Andre Atmaja Ginting (8) abang kandung Adit, serta suami kedua Devi, Rudi Erian, ibu mertua Devi.
Rombongan ini akan menempuh jarak sepanjang 670 kilometer. Setidaknya perjalanan ini akan berlangsung selama 17 jam, termasuk istirahat. Jika semuanya lancar, kemungkinan rombongan akan sampai di Kampar pada Senin (23/12) pagi, sekitar pukul 08.00 WIB.
Walau tengah hamil tujuh bulan, Devi menyatakan, dia harus berangkat ke Kampar untuk melihat anaknya yang menjadi korban penganiayaan ibu tiri. Jika memungkinkan, dalam proses berikutnya dia akan membawa Adit pulang ke Medan.
"Akan saya urus sendiri," katanya.
Adit merupakan anak kedua dari pernikahan Devi dengan Surya Atmaja Ginting. Ketika bercerai lima tahun lalu, mereka berbagai tanggung jawab mengurus anak. Adit ikut ayahnya dan Andre ikut Devi.
Devi kemudian menikah lagi, demikian juga Surya yang menikah dengam Ervina (36). Adit tetap ikut bersama Surya dan ibu tirinya, hingga kemudian menjadi korban penganiayaan oleh ibu tirinya sendiri.
[URL="http://news.detik..com/read/2013/12/22/173324/2448923/10/hamil-tua-ibu-kandung-adit-berangkat-menuju-kampar"]Sumber[/URL]

Spoiler for :
Quote:
Bongkar Celengan, Bocah SD di Pekanbaru ini Tempuh 60 Km Temui Adit
Pekanbaru - Rasa simpati terus mengalir untuk Adit (8), bocah korban kekejaman ibu tiri. Adalah Khaisar Siregar (7), siswa kelas 1 sekolah dasar di Pekanbaru yang rela memecahkan celengannya untuk membantu dan bertemu bocah malang yang kini dirawat di RSUD Bangkinang, Kampar, Riau.
Jarak tempuh Pekanbaru-Kampar lumayan panjang, 60 kilometer. Khaisar datang khusus untuk bocah malang yang sekujur tubuhnya penuh luka akibat siksaan ibu tirinya.
Usai menerima rapot, dia ditemani ayahnya, Aswin Siregar, serta ibunya ke RSUD Bangkinang dimana Adit dirawat, Sabtu (21/12/2013).
"Sejak kemarin anak saya terus meminta untuk ketemu sama Adit. Tapi saya janjikan nanti saja kalau sudah terima rapot," kata Aswin Siregar kepada detikcom.
Menurut Aswin, putranya tersebut sengaja memecahkan celengan dan mengambil uangnya untuk dibawa ke Bangkinang.
Selain membawa uang tabungan, Khaisar juga membawakan Adit beberapa buku dan alat gambar. Begitu masuk menemui Adit di RSUD Bangkinang, kedua bocah ini seakan sudah mengenal lama. Adit mempersilahkan Khaisar masuk. Mereka bersalaman dan Khaisar memberikan celengan dan buku untuk melukis.
Di dalam ruang VIP rumah sakit, Adit meminta tamu lainnya untuk meninggalkan ruangan. Dia hanya ingin berdua dengan Khaisar untuk mewarnai buku gambar yang baru saja dia terima. Tanpa canggung kedua bocah yang sama menggenakan kaos kuning ini terlihat saling berdialog. Mereka bercengkrama layaknya anak-anak seusia mereka. Adit mempersilakan Khaisar untuk memainkan mobil remote control yang dimilikinya.
Setelah puas bermain lebih dari satu jam, Khaisar pun akhirnya berpamitan. Sementara beberapa tamu terus membanjiri ruang perawatan Adit.
Adit sempat menarik tangan Khaisar agar tidak lekas meninggalkannya. Sebelum Adit mengizinkan pulang, Khaisar diminta untuk mencium bundanya, Triska Fely (32) yang setia mendampinginya.
"Abang cium bunda Adit dulu ya, baru abang pulang," kata Adit. Akhirnya kedua bocah ini bersama-sama mencium pipi bunda Triska.
"Dadah Adit," kata Khaisar. "Pulang lah bang," jawab Adit sambil melambaikan tangannya.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/193059/2448655/10/bongkar-celengan-bocah-sd-di-pekanbaru-ini-tempuh-60-km-temui-adit?991104topnews]Sumber[/URL]
Pekanbaru - Rasa simpati terus mengalir untuk Adit (8), bocah korban kekejaman ibu tiri. Adalah Khaisar Siregar (7), siswa kelas 1 sekolah dasar di Pekanbaru yang rela memecahkan celengannya untuk membantu dan bertemu bocah malang yang kini dirawat di RSUD Bangkinang, Kampar, Riau.
Jarak tempuh Pekanbaru-Kampar lumayan panjang, 60 kilometer. Khaisar datang khusus untuk bocah malang yang sekujur tubuhnya penuh luka akibat siksaan ibu tirinya.
Usai menerima rapot, dia ditemani ayahnya, Aswin Siregar, serta ibunya ke RSUD Bangkinang dimana Adit dirawat, Sabtu (21/12/2013).
"Sejak kemarin anak saya terus meminta untuk ketemu sama Adit. Tapi saya janjikan nanti saja kalau sudah terima rapot," kata Aswin Siregar kepada detikcom.
Menurut Aswin, putranya tersebut sengaja memecahkan celengan dan mengambil uangnya untuk dibawa ke Bangkinang.
Selain membawa uang tabungan, Khaisar juga membawakan Adit beberapa buku dan alat gambar. Begitu masuk menemui Adit di RSUD Bangkinang, kedua bocah ini seakan sudah mengenal lama. Adit mempersilahkan Khaisar masuk. Mereka bersalaman dan Khaisar memberikan celengan dan buku untuk melukis.
Di dalam ruang VIP rumah sakit, Adit meminta tamu lainnya untuk meninggalkan ruangan. Dia hanya ingin berdua dengan Khaisar untuk mewarnai buku gambar yang baru saja dia terima. Tanpa canggung kedua bocah yang sama menggenakan kaos kuning ini terlihat saling berdialog. Mereka bercengkrama layaknya anak-anak seusia mereka. Adit mempersilakan Khaisar untuk memainkan mobil remote control yang dimilikinya.
Setelah puas bermain lebih dari satu jam, Khaisar pun akhirnya berpamitan. Sementara beberapa tamu terus membanjiri ruang perawatan Adit.
Adit sempat menarik tangan Khaisar agar tidak lekas meninggalkannya. Sebelum Adit mengizinkan pulang, Khaisar diminta untuk mencium bundanya, Triska Fely (32) yang setia mendampinginya.
"Abang cium bunda Adit dulu ya, baru abang pulang," kata Adit. Akhirnya kedua bocah ini bersama-sama mencium pipi bunda Triska.
"Dadah Adit," kata Khaisar. "Pulang lah bang," jawab Adit sambil melambaikan tangannya.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/193059/2448655/10/bongkar-celengan-bocah-sd-di-pekanbaru-ini-tempuh-60-km-temui-adit?991104topnews]Sumber[/URL]
Quote:
Ibu Tiri: Ibu Kandung Menolak Asuh Adit
Kampar - Ervina (36), tersangka penyiksa anak tirinya, menuding ibu kandung Adit, Devi Andriani (35) juga tak mau mengasuh anaknya sendiri. Mantan suami Devi menguatkan tudingan Ervina.
"Sewaktu kami di Medan, bapaknya Adit pernah menawarkan agar Adit ikut ibu kandungnya sendiri. Tapi saat itu ibu kandungnya sendiri juga menolak," kata Ervina kepada detikcom di Mapolres Kampar, Riau, Sabtu (21/12/2013).
Menurut Ervina, alasan ibu kandungnya menolak Adit karena segan kepada suami barunya. Di samping itu, Devi juga sudah punya anak dari suami keduanya.
"Ditambah lagi memang si Adit ini orangnya bandel. Makanya ibu kandung sendiri juga menolak," kata Ervina.
Ungkapan senada juga disampaikan suaminya Surya Atmaja. Dia mengakui pernah meminta mantan istrinya itu untuk mengasuh Adit.
"Sudah pernah aku mau titipkan Adit sama ibu kandungnya. Ini karena kami sering bertengkar sama istri. Namun ibu kandungnya menolak," kata Surya.
Tudingan keduanya berbeda dengan keterangan Devi. Menurut Devi, dia menyerahkan Adit ke Surya karena alasan ekonomi.
“Saya juga susah. Walau kerja, penghasilan sedikit. Untuk beli susu, sering minta bantuan ayahnya Adit. Akhirnya umur dua tahun Adit tinggal sama ayahnya, Andre (kakak Adit-red) sama saya,” kata Devi kepada wartawan di rumahnya di Jalan Kemiri II Gg Kelapa, Medan, Sabtu (21/12/2013)
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/154846/2448566/10/ibu-tiri-ibu-kandung-menolak-asuh-adit?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Kampar - Ervina (36), tersangka penyiksa anak tirinya, menuding ibu kandung Adit, Devi Andriani (35) juga tak mau mengasuh anaknya sendiri. Mantan suami Devi menguatkan tudingan Ervina.
"Sewaktu kami di Medan, bapaknya Adit pernah menawarkan agar Adit ikut ibu kandungnya sendiri. Tapi saat itu ibu kandungnya sendiri juga menolak," kata Ervina kepada detikcom di Mapolres Kampar, Riau, Sabtu (21/12/2013).
Menurut Ervina, alasan ibu kandungnya menolak Adit karena segan kepada suami barunya. Di samping itu, Devi juga sudah punya anak dari suami keduanya.
"Ditambah lagi memang si Adit ini orangnya bandel. Makanya ibu kandung sendiri juga menolak," kata Ervina.
Ungkapan senada juga disampaikan suaminya Surya Atmaja. Dia mengakui pernah meminta mantan istrinya itu untuk mengasuh Adit.
"Sudah pernah aku mau titipkan Adit sama ibu kandungnya. Ini karena kami sering bertengkar sama istri. Namun ibu kandungnya menolak," kata Surya.
Tudingan keduanya berbeda dengan keterangan Devi. Menurut Devi, dia menyerahkan Adit ke Surya karena alasan ekonomi.
“Saya juga susah. Walau kerja, penghasilan sedikit. Untuk beli susu, sering minta bantuan ayahnya Adit. Akhirnya umur dua tahun Adit tinggal sama ayahnya, Andre (kakak Adit-red) sama saya,” kata Devi kepada wartawan di rumahnya di Jalan Kemiri II Gg Kelapa, Medan, Sabtu (21/12/2013)
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/154846/2448566/10/ibu-tiri-ibu-kandung-menolak-asuh-adit?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Quote:
Ibu Kandung: Ibu Tiri Adit Bukan Manusia!
Jakarta - Devi Andriani (35) menunjukkan ekspresi sedih luar biasa mengetahui anak kandungnya Adit disiksa hingga terluka parah. Dia menaruh kebencian kepada ibu tiri Adit, Ervina (36).
"Bukan manusia dia itu, bukan manusia dia itu!" kata Devi di Medan, Sabtu (21/12/2013).
Devi tak habis pikir mengapa Ervina tega menyiksa buah hatinya. Memang dia mendengar Adit sering dimarahi Ervina, namun tak menyangka sampai ada penyiksaan.
"Mengapalah dia harus disiksa begitu," ujar Devi dengan mata berkaca-kaca.
Ervina bertekad untuk menjemput Adit di Riau dan membawanya pulang ke Medan. Dia akan mengajak Adit untuk tinggal bersama ayah tirinya.
"Kalau kayak gini, Adit tinggal sama aku saja," katanya.
Devi dan ayah Adit, Surya Atmaja Ginting, bercerai lima tahun lalu. Adit awalnya diasuh oleh Devi. Namun di usia dua tahun, Adit diserahkan ke Surya karena alasan ekonomi.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/143955/2448542/10/ibu-kandung-ibu-tiri-adit-bukan-manusia?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Jakarta - Devi Andriani (35) menunjukkan ekspresi sedih luar biasa mengetahui anak kandungnya Adit disiksa hingga terluka parah. Dia menaruh kebencian kepada ibu tiri Adit, Ervina (36).
"Bukan manusia dia itu, bukan manusia dia itu!" kata Devi di Medan, Sabtu (21/12/2013).
Devi tak habis pikir mengapa Ervina tega menyiksa buah hatinya. Memang dia mendengar Adit sering dimarahi Ervina, namun tak menyangka sampai ada penyiksaan.
"Mengapalah dia harus disiksa begitu," ujar Devi dengan mata berkaca-kaca.
Ervina bertekad untuk menjemput Adit di Riau dan membawanya pulang ke Medan. Dia akan mengajak Adit untuk tinggal bersama ayah tirinya.
"Kalau kayak gini, Adit tinggal sama aku saja," katanya.
Devi dan ayah Adit, Surya Atmaja Ginting, bercerai lima tahun lalu. Adit awalnya diasuh oleh Devi. Namun di usia dua tahun, Adit diserahkan ke Surya karena alasan ekonomi.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/143955/2448542/10/ibu-kandung-ibu-tiri-adit-bukan-manusia?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Quote:
Ibu Kandung: Saya Tidak Pernah Diberitahu Adit Dibawa ke Riau
Medan - Raditya Atmaja Ginting alias Adit dibawa ayah kandungnya ke Kampar, Riau tanpa pemberitahuan kepada ibu kandungnya, Devi Andriani (35). Sang ibu mengetahui Adit pergi justru dari anak sulungnya, Andre Atmaja Ginting (8).
Devi menyatakan, ketika bercerai dengan suami pertamanya Surya Atmaja Ginting sekitar lima tahun lalu, Adit dan Andre semula dengan dirinya. Namun ekonomi serba sulit membuat dia harus membuat keputusan sulit. Setelah genap umur dua tahun, Adit diserahkan kepada Surya, sementara Andre tetap bersama Devi. Mereka berbagi masing-masing seorang anak.
“Saya juga susah. Walau kerja, penghasilan sedikit. Untuk beli susu, sering minta bantuan ayahnya Adit. Akhirnya umur dua tahun Adit tinggal sama ayahnya, Andre sama saya,” kata Devi kepada wartawan di rumahnya di Jalan Kemiri II Gg Kelapa, Medan, Sabtu (21/12/2013).
Belakangan, Devi menikah dengan Rudi Erian, dan tetap memelihara Andre. Mereka menempati rumah sewa di Jalan Brigjen Zein Hamid, Gg Perbatasan, Medan. Rumah sewa itu dekat dengan rumah Ridwan yang belakangan menjadi ayah angkat Andre.
Kendati sudah berbagi anak, namun Surya suka menjemput Andre untuk tinggal di rumahnya. Setelah tinggal beberapa lama bersama Surya, Andre kemudian balik lagi ke Devi. Begitu bolak-balik. Hingga Surya menikah denga Ervina dua tahun lalu, Adit dan Andre tinggal bersama Surya dan ibu tirinya.
Sementara dua anaknya tinggal bersama mantan suami, Devi dan suami barunya yang sudah memiliki anak, pindah rumah ke Jalan Kemiri. Di sini dia sudah mulai mendengar anaknya dianiaya Ervina.
“Tapi hanya Andre yang sering, Adit jarang kena pukul, karena dilindungi Andre,” kata Devi yang mendengar cerita dari Andre.Ternyata Ervina tidak ingin merawat Andre lagi dan mengantarkannya ke keluarga Ridwan, dengan pesan untuk diantarkan ke Devi. Belakangan karena situasi yang sulit itu, Andre tinggal di rumah Ridwan hingga sekarang.
“Adit tetap tinggal bersama ayahnya, dan tidak mau tinggal sama saya. Dia diajarkan bahwa ibu kandungnya sudah mati, jadi dia tidak mau sama saya,” keluh Devi.
Sekitar tujuh bulan lalu, Andre sempat datang ke rumah ayahnya dengan maksud bertemu Adit, namun mendapati rumahnya kosong. Devi yang mendapat kabar anaknya dibawa ke Riau mencoba mencari tahu nomor telepon maupun alamat Surya.
“Tidak dapat, tidak dikasih tahu. Hanya dibilang kerja ke Riau,” tukas Devi.
Devi baru mendapat kabar tentang Adit setelah kasusnya muncul di media massa. Melalui pencarian internet, gambar Adit yang penuh luka saat berada di rumah sakit dilihat Devi, dan dia hanya bisa menangis.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/123625/2448484/10/ibu-kandung-saya-tidak-pernah-diberitahu-adit-dibawa-ke-riau?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Medan - Raditya Atmaja Ginting alias Adit dibawa ayah kandungnya ke Kampar, Riau tanpa pemberitahuan kepada ibu kandungnya, Devi Andriani (35). Sang ibu mengetahui Adit pergi justru dari anak sulungnya, Andre Atmaja Ginting (8).
Devi menyatakan, ketika bercerai dengan suami pertamanya Surya Atmaja Ginting sekitar lima tahun lalu, Adit dan Andre semula dengan dirinya. Namun ekonomi serba sulit membuat dia harus membuat keputusan sulit. Setelah genap umur dua tahun, Adit diserahkan kepada Surya, sementara Andre tetap bersama Devi. Mereka berbagi masing-masing seorang anak.
“Saya juga susah. Walau kerja, penghasilan sedikit. Untuk beli susu, sering minta bantuan ayahnya Adit. Akhirnya umur dua tahun Adit tinggal sama ayahnya, Andre sama saya,” kata Devi kepada wartawan di rumahnya di Jalan Kemiri II Gg Kelapa, Medan, Sabtu (21/12/2013).
Belakangan, Devi menikah dengan Rudi Erian, dan tetap memelihara Andre. Mereka menempati rumah sewa di Jalan Brigjen Zein Hamid, Gg Perbatasan, Medan. Rumah sewa itu dekat dengan rumah Ridwan yang belakangan menjadi ayah angkat Andre.
Kendati sudah berbagi anak, namun Surya suka menjemput Andre untuk tinggal di rumahnya. Setelah tinggal beberapa lama bersama Surya, Andre kemudian balik lagi ke Devi. Begitu bolak-balik. Hingga Surya menikah denga Ervina dua tahun lalu, Adit dan Andre tinggal bersama Surya dan ibu tirinya.
Sementara dua anaknya tinggal bersama mantan suami, Devi dan suami barunya yang sudah memiliki anak, pindah rumah ke Jalan Kemiri. Di sini dia sudah mulai mendengar anaknya dianiaya Ervina.
“Tapi hanya Andre yang sering, Adit jarang kena pukul, karena dilindungi Andre,” kata Devi yang mendengar cerita dari Andre.Ternyata Ervina tidak ingin merawat Andre lagi dan mengantarkannya ke keluarga Ridwan, dengan pesan untuk diantarkan ke Devi. Belakangan karena situasi yang sulit itu, Andre tinggal di rumah Ridwan hingga sekarang.
“Adit tetap tinggal bersama ayahnya, dan tidak mau tinggal sama saya. Dia diajarkan bahwa ibu kandungnya sudah mati, jadi dia tidak mau sama saya,” keluh Devi.
Sekitar tujuh bulan lalu, Andre sempat datang ke rumah ayahnya dengan maksud bertemu Adit, namun mendapati rumahnya kosong. Devi yang mendapat kabar anaknya dibawa ke Riau mencoba mencari tahu nomor telepon maupun alamat Surya.
“Tidak dapat, tidak dikasih tahu. Hanya dibilang kerja ke Riau,” tukas Devi.
Devi baru mendapat kabar tentang Adit setelah kasusnya muncul di media massa. Melalui pencarian internet, gambar Adit yang penuh luka saat berada di rumah sakit dilihat Devi, dan dia hanya bisa menangis.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/123625/2448484/10/ibu-kandung-saya-tidak-pernah-diberitahu-adit-dibawa-ke-riau?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Quote:
Dirut RSUD Bangkinang: Banyak Pihak yang Ingin Adopsi Adit
Kampar - Pemberitaan tentang Adit (8), bocah korban kekejaman ibu tiri, menjadi perhatian luas masyarakat. Banyak yang bersimpati hingga ingin mengadopsi Adit.
"Saya beberapa kali menerima telepon dari masyarakat, mereka ada yang mengucapkan terima kasih atas perhatian kami sama Adit, sampai ada yang ingin mengadopsinya," kata Dirut RSUD Bangkinang, Kampar, Riau, dr Wira Dharma kepada detikcom, Sabtu (21/12/2013).
Dia menjelaskan, selama Adit menjadi perhatian media, sejak itulah banyak pihak berkonsultasi untuk meminta Adit sebagai anak angkatnya. Masyarakat umumnya prihatin dengan kondisi Adit.
"Tapi kan kita tidak punya kewenangan apa pun terkait keinginan beberapa warga yang akan mengadopsinya. Kita hanya jelaskan kepada mereka, bahwa Adit kondisi fisik dan mentalnya terus membaik," kata dr Wira.
"Saban hari ada saja yang telepon saya untuk konsultasi masalah adopsi Adit. Urusan kayak gitu, ya mungkin ada instansi atau lembaga lain yang punya kewenangan untuk itu. Kitakan cuma penanganan medisnya saja," kata dr Wira.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/152802/2448558/10/dirut-rsud-bangkinang-banyak-pihak-yang-ingin-adopsi-adit?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Kampar - Pemberitaan tentang Adit (8), bocah korban kekejaman ibu tiri, menjadi perhatian luas masyarakat. Banyak yang bersimpati hingga ingin mengadopsi Adit.
"Saya beberapa kali menerima telepon dari masyarakat, mereka ada yang mengucapkan terima kasih atas perhatian kami sama Adit, sampai ada yang ingin mengadopsinya," kata Dirut RSUD Bangkinang, Kampar, Riau, dr Wira Dharma kepada detikcom, Sabtu (21/12/2013).
Dia menjelaskan, selama Adit menjadi perhatian media, sejak itulah banyak pihak berkonsultasi untuk meminta Adit sebagai anak angkatnya. Masyarakat umumnya prihatin dengan kondisi Adit.
"Tapi kan kita tidak punya kewenangan apa pun terkait keinginan beberapa warga yang akan mengadopsinya. Kita hanya jelaskan kepada mereka, bahwa Adit kondisi fisik dan mentalnya terus membaik," kata dr Wira.
"Saban hari ada saja yang telepon saya untuk konsultasi masalah adopsi Adit. Urusan kayak gitu, ya mungkin ada instansi atau lembaga lain yang punya kewenangan untuk itu. Kitakan cuma penanganan medisnya saja," kata dr Wira.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/152802/2448558/10/dirut-rsud-bangkinang-banyak-pihak-yang-ingin-adopsi-adit?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Quote:
Ini 5 Pengakuan Ibu Tiri Kejam Penyiksa Adit
Jakarta - Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja! Lagu ratapan anak tiri itu mungkin pas menggambarkan mirisnya nasib Aditya (8) yang menjadi bulan-bulanan pelampiasan kekesalan sang ibu tiri.
Ibu tiri Adit, Ervina (36), menangis tersedu-sedu saat digelandang aparat kepolisian. Ia akhirnya ditangkap bersama sang suami Surya Atmaja yang merupakan ayah kandung Adit setelah menjadi buruan polisi.
Sejoli inilah yang tega menyiksa dan membuang Adit di kebun sawit di areal perkebunan sawit PTP Nusantara V, Desa Talang Kanto, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar, Riau, pada Minggu 15 Desember 2013. Adit nan malang menderita luka di sekujur tubuhnya. Bukan hanya itu, ia mengalami trauma psikologi, apalagi melihat sosok perempuan dan gunting.
Ervina punya beribu dalih hingga siap sumpah mati. Ia mengaku kesal bukan kepalang melihat tingkah polah Adit yang dianggapnya nakal. Ervina dan Surya kini mendekam di sel tahanan Mapolres Kampar.
Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja
Slagi ayah di sampingku ku dipuja dan dimanja
Tapi bila ayah pergi ku dinista dan dicaci sbagai anak tak berbakti
Tiada menghiraukanku lagi.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/061650/2448378/10/ini-5-pengakuan-ibu-tiri-kejam-penyiksa-adit?991104topnews]Sumber[/URL]
Jakarta - Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja! Lagu ratapan anak tiri itu mungkin pas menggambarkan mirisnya nasib Aditya (8) yang menjadi bulan-bulanan pelampiasan kekesalan sang ibu tiri.
Ibu tiri Adit, Ervina (36), menangis tersedu-sedu saat digelandang aparat kepolisian. Ia akhirnya ditangkap bersama sang suami Surya Atmaja yang merupakan ayah kandung Adit setelah menjadi buruan polisi.
Sejoli inilah yang tega menyiksa dan membuang Adit di kebun sawit di areal perkebunan sawit PTP Nusantara V, Desa Talang Kanto, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar, Riau, pada Minggu 15 Desember 2013. Adit nan malang menderita luka di sekujur tubuhnya. Bukan hanya itu, ia mengalami trauma psikologi, apalagi melihat sosok perempuan dan gunting.
Ervina punya beribu dalih hingga siap sumpah mati. Ia mengaku kesal bukan kepalang melihat tingkah polah Adit yang dianggapnya nakal. Ervina dan Surya kini mendekam di sel tahanan Mapolres Kampar.
Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja
Slagi ayah di sampingku ku dipuja dan dimanja
Tapi bila ayah pergi ku dinista dan dicaci sbagai anak tak berbakti
Tiada menghiraukanku lagi.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/061650/2448378/10/ini-5-pengakuan-ibu-tiri-kejam-penyiksa-adit?991104topnews]Sumber[/URL]
Quote:
Ibu Kandung Akan Jemput dan Bawa Pulang Adit ke Medan
Medan - Devi Andriani (35) ibu kandung Adit, akan datang melihat anaknya yang kini dirawat di rumah sakit di Kampar, Riau. Jika memungkinkan, dia akan membawa anaknya pulang ke Medan.
Kendati sedang hamil tujuh bulan, Devi menyatakan akan menempuh risiko demi bertemu anaknya. Dia ingin melihat darah dagingnya yang menjadi korban penganiayaan ibu tiri.
“Walau bagaimanapun, harus datang aku. Mau melihat Adit,” kata Devi kepada wartawan di rumahnya di Jalan Kemiri II Gg Kelapa, Medan, Sabtu (21/12/2013).
Sambil berurai air mata, Devi menyatakan tidak menyangka anaknya akan dianiaya. Dia memang mendengar Ervina, ibu tiri Adit, sering memarahi anaknya, namun tidak menyangka akan tega menganiaya Adit sampai terluka parah.
Rencananya Devi dan Rudi Erian, suami keduanya, akan berangkat, Minggu (22/12) menempuh jalur darat dari Medan. Ikut serta dalam rombongan ini, Andre Atmaja Ginting (8), abang kandung Raditya Atmaja Ginting, nama lengkap Adit.
“Kalau memungkinkan, mau kubawa pulang sekalian nanti,” kata Devi.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/113226/2448458/10/ibu-kandung-akan-jemput-dan-bawa-pulang-adit-ke-medan?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Medan - Devi Andriani (35) ibu kandung Adit, akan datang melihat anaknya yang kini dirawat di rumah sakit di Kampar, Riau. Jika memungkinkan, dia akan membawa anaknya pulang ke Medan.
Kendati sedang hamil tujuh bulan, Devi menyatakan akan menempuh risiko demi bertemu anaknya. Dia ingin melihat darah dagingnya yang menjadi korban penganiayaan ibu tiri.
“Walau bagaimanapun, harus datang aku. Mau melihat Adit,” kata Devi kepada wartawan di rumahnya di Jalan Kemiri II Gg Kelapa, Medan, Sabtu (21/12/2013).
Sambil berurai air mata, Devi menyatakan tidak menyangka anaknya akan dianiaya. Dia memang mendengar Ervina, ibu tiri Adit, sering memarahi anaknya, namun tidak menyangka akan tega menganiaya Adit sampai terluka parah.
Rencananya Devi dan Rudi Erian, suami keduanya, akan berangkat, Minggu (22/12) menempuh jalur darat dari Medan. Ikut serta dalam rombongan ini, Andre Atmaja Ginting (8), abang kandung Raditya Atmaja Ginting, nama lengkap Adit.
“Kalau memungkinkan, mau kubawa pulang sekalian nanti,” kata Devi.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/113226/2448458/10/ibu-kandung-akan-jemput-dan-bawa-pulang-adit-ke-medan?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Quote:
Ibu Tiri Kenal Ayah Adit di Facebook, Menikah Setelah 3 Bulan Pacaran
Pekanbaru - Ervina (36), ibu tiri bocah penuh luka bernama Adit ternyata warga Jakarta. Dia mengaku pindah ke wilayah Sumatera setelah menikah dengan ayah Adit.
Ervina menceritakan bahwa dia mengenal suaminya lewat media sosial Facebook. Setelah kenal dan dekat selama 3 bulan, mereka menikah.
"Setelah itu saya lari dari Jakarta ke Medan dan kami menikah. Saat itulah saya menjadi mualaf," kata Ervina saat ditemui di ruang tahanan Polres Kampar Riau, Jumat (20/12/2013).
Mereka menikah pada bulan Januari 2012 di Medan, Sumatera Utara. Ayah Adit, Surya, saat menikah dengan Ervina berstatus duda anak dua.
"Kami baru 7 bulan ini berada di Riau. Itu setelah suami saya diterima kerja di PT Bumi Sawit Perkasa. Gaji kami pun sikitnya cuma Rp 1,8 juta per bulan," katanya.
Kepada polisi, Ervina mengaku sebagai seorang mualaf. Dia pindah agama saat menikah dengan Surya.
"Dia menjadi mualaf setelah menikah dengan Surya," kata Kasat Reskrim Kampar AKP Eka Ariandi Putra.
Selain itu, Ervina juga mengaku juga sebagai lulusan salah satu universitas swasta di Jakarta. "Dalam pemeriksaan dengan tersangka Ervina, dia mengaku merupakan lulusan Trisaksi dengan gelar SE, tamat tahun 1999 lalu," kata Eka.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/105724/2448436/10/ibu-tiri-kenal-ayah-adit-di-facebook-menikah-setelah-3-bulan-pacaran?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Pekanbaru - Ervina (36), ibu tiri bocah penuh luka bernama Adit ternyata warga Jakarta. Dia mengaku pindah ke wilayah Sumatera setelah menikah dengan ayah Adit.
Ervina menceritakan bahwa dia mengenal suaminya lewat media sosial Facebook. Setelah kenal dan dekat selama 3 bulan, mereka menikah.
"Setelah itu saya lari dari Jakarta ke Medan dan kami menikah. Saat itulah saya menjadi mualaf," kata Ervina saat ditemui di ruang tahanan Polres Kampar Riau, Jumat (20/12/2013).
Mereka menikah pada bulan Januari 2012 di Medan, Sumatera Utara. Ayah Adit, Surya, saat menikah dengan Ervina berstatus duda anak dua.
"Kami baru 7 bulan ini berada di Riau. Itu setelah suami saya diterima kerja di PT Bumi Sawit Perkasa. Gaji kami pun sikitnya cuma Rp 1,8 juta per bulan," katanya.
Kepada polisi, Ervina mengaku sebagai seorang mualaf. Dia pindah agama saat menikah dengan Surya.
"Dia menjadi mualaf setelah menikah dengan Surya," kata Kasat Reskrim Kampar AKP Eka Ariandi Putra.
Selain itu, Ervina juga mengaku juga sebagai lulusan salah satu universitas swasta di Jakarta. "Dalam pemeriksaan dengan tersangka Ervina, dia mengaku merupakan lulusan Trisaksi dengan gelar SE, tamat tahun 1999 lalu," kata Eka.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/105724/2448436/10/ibu-tiri-kenal-ayah-adit-di-facebook-menikah-setelah-3-bulan-pacaran?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Quote:
Ibu Tiri: Luka di Tubuh Adit karena Saya Cakar dan Cubit
Pekanbaru - Tubuh Adit (8) banyak terdapat bekas luka yang sudah mengering. Mulai dari wajah, badan, tangan dan kaki. Itu semua diakui ibu Adit, Ervina (36), karena bekas cakar dan cubitannya.
"Hasil pemeriksaan terhadap tersangka, ibu tiri Adit mengakui bahwa itu bekas cakaran kukunya dan cubitan. Itu sudah lama dia lakukan sejak Adit hidup bersamanya," kata Kasat Reskrim Polres Kampar AKP Eka Ardiandy Putra Nasution kepada detikcom, Sabtu (21/12/2013).
Eka menjelaskan, selain Adit mengalami luka berat di bagian kepala, lidah dan bibir, banyak juga bekas luka lama yang masih terlihat. Luka lama itu ditandai dengan kondisi kulitnya telah memutih.
Tersangka mengakui, hal itu dia lakukan karena merasa kesal terhadap Adit yang dinilai nakal. Setiap Adit berbuat kesalahan sedikit, atau mengganggu adiknya, maka tersangka dengan mudahnya mencakar atau mencubitnya.
"Cakaran itu yang membuat kondisi sekujur tubuh Adit kini menyisahkan bekas luka. Nantinya kita akan segera minta visum hasil dokter untuk mengumpulkan bukti," kata Eka.
Kepada detikcom, Ervina malah menyebut, satu hari dia bisa 4 kali memukul Adit. Paling rendah dia memberikan hukuman mencubit Adit sampai kulitnya melepuh.
"Kalau Adit bandel, memang saya cubit dan saya cakar. Sehari bisa 4 kali dia saya cubit dan saya cakar," kata Ervina.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/111024/2448440/10/ibu-tiri-luka-di-tubuh-adit-karena-saya-cakar-dan-cubit?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Pekanbaru - Tubuh Adit (8) banyak terdapat bekas luka yang sudah mengering. Mulai dari wajah, badan, tangan dan kaki. Itu semua diakui ibu Adit, Ervina (36), karena bekas cakar dan cubitannya.
"Hasil pemeriksaan terhadap tersangka, ibu tiri Adit mengakui bahwa itu bekas cakaran kukunya dan cubitan. Itu sudah lama dia lakukan sejak Adit hidup bersamanya," kata Kasat Reskrim Polres Kampar AKP Eka Ardiandy Putra Nasution kepada detikcom, Sabtu (21/12/2013).
Eka menjelaskan, selain Adit mengalami luka berat di bagian kepala, lidah dan bibir, banyak juga bekas luka lama yang masih terlihat. Luka lama itu ditandai dengan kondisi kulitnya telah memutih.
Tersangka mengakui, hal itu dia lakukan karena merasa kesal terhadap Adit yang dinilai nakal. Setiap Adit berbuat kesalahan sedikit, atau mengganggu adiknya, maka tersangka dengan mudahnya mencakar atau mencubitnya.
"Cakaran itu yang membuat kondisi sekujur tubuh Adit kini menyisahkan bekas luka. Nantinya kita akan segera minta visum hasil dokter untuk mengumpulkan bukti," kata Eka.
Kepada detikcom, Ervina malah menyebut, satu hari dia bisa 4 kali memukul Adit. Paling rendah dia memberikan hukuman mencubit Adit sampai kulitnya melepuh.
"Kalau Adit bandel, memang saya cubit dan saya cakar. Sehari bisa 4 kali dia saya cubit dan saya cakar," kata Ervina.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/111024/2448440/10/ibu-tiri-luka-di-tubuh-adit-karena-saya-cakar-dan-cubit?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Quote:
Komnas PA: Hukuman Ortu Adit Harus Ditambah 1/3 dari 10 Tahun
Pekanbaru - Komnas PA minta pihak kepolisian memberikan hukuman tambahan terhadap Ortu Adit. Karena mereka terbukti dengan sengaja menganiaya dan sengaja membuang korban.
"UU Perlindungan Anak menyebutkan jika orangtua kandung dengan sengaja melakukan tindak kekerasan terhadap anak, selain ancaman 10 tahun, harus ditambahkan sepertiga lagi. Ini harus dilakukan, agar ada efek jera," kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (21/12/2013).
Dia menjelaskan, sekalipun status Ervina merupakan ibu tiri Adit, dalam UU Perlindungan Anak statusnya tetap orangtua. Apa lagi ayahnya Surya Atmaja adalah ayah kandung.
"Jadi mereka harus dijerat dengan hukuman yang maksimal," kata Arist Sirait.
Komnas PA, tetap akan memantau proses hukum terhadap ortua Adit. Pihaknya akan tetap memberikan perlindungan terhadap Adit sebagai korban kekerasan dari orangtuanya.
"Adit masih butuh perawatan maksimal serta bimbingan mentalnya yang mengalami tromatik," kata Arist.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/080036/2448389/10/komnas-pa-hukuman-ortu-adit-harus-ditambah-1-3-dari-10-tahun?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Pekanbaru - Komnas PA minta pihak kepolisian memberikan hukuman tambahan terhadap Ortu Adit. Karena mereka terbukti dengan sengaja menganiaya dan sengaja membuang korban.
"UU Perlindungan Anak menyebutkan jika orangtua kandung dengan sengaja melakukan tindak kekerasan terhadap anak, selain ancaman 10 tahun, harus ditambahkan sepertiga lagi. Ini harus dilakukan, agar ada efek jera," kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (21/12/2013).
Dia menjelaskan, sekalipun status Ervina merupakan ibu tiri Adit, dalam UU Perlindungan Anak statusnya tetap orangtua. Apa lagi ayahnya Surya Atmaja adalah ayah kandung.
"Jadi mereka harus dijerat dengan hukuman yang maksimal," kata Arist Sirait.
Komnas PA, tetap akan memantau proses hukum terhadap ortua Adit. Pihaknya akan tetap memberikan perlindungan terhadap Adit sebagai korban kekerasan dari orangtuanya.
"Adit masih butuh perawatan maksimal serta bimbingan mentalnya yang mengalami tromatik," kata Arist.
[URL=http://news.detik..com/read/2013/12/21/080036/2448389/10/komnas-pa-hukuman-ortu-adit-harus-ditambah-1-3-dari-10-tahun?nd771104bcj]Sumber[/URL]
Diubah oleh KaskusR3 24-12-2013 14:04
0
Kutip
Balas