Kaskus

Story

hujandisenjaAvatar border
TS
hujandisenja
cerita saat hujan di senja
Assalamualaikum gan,

Misi Gan mau nyoba posting cerita cerita pendek yang ane buat, udah lama sih ada di blog sama di laptop sekarang ane kumpulin jadi satu. monggo di baca gan semoga terhibur.

emoticon-Kiss


Spoiler for AULD LANG SYNE (part 1):


Spoiler for AULD LANG SYNE (part 2):


Spoiler for KADO UNTUK RARA:


TERBANG

BLUES NIGHT (PART 1)

DUKA DIAN

RINDU

RANJANG ( Ia dan Dia)

Aubrey (Part 1)

KARTU POS DARI REYKJAVIK

kalau ada yang mau main main ke blog ane silahkan mampir gan emoticon-Smilie

Blog Ane
Tumblr ane
Twitter ane
Diubah oleh hujandisenja 07-09-2015 13:51
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
6.3K
52
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
hujandisenjaAvatar border
TS
hujandisenja
#28
RINDU
Suara mesin mobil menderu di halaman, kepalaku mencelat dari balik gorden jendela memastikan bahwa dia telah pulang. Lelaki dengan style metroseksual itu keluar dari mobil, menutup pintu pagar sebelum akhirnya menutup pintu mobil sedannya yang sudah dua tahun ini menemaninya bertarung melawan kemactean kota Jakarta. Aku beringsut pelan menjauh dari jendela saat dia melangkah masuk.

Dia membuka pintu dan melihatku berdiri disamping pintu dengan senyum yang hampir saja tak terdeteksi bola mataku. Dengan sigap dia melemparkan tasnya di atas meja kemudian berjalan pelan sambil mengendurkan dasi dan membuka kancing kerahnya. Aku tidak berhenti menempelkan pandanganku pada sosoknya yang kini terduduk di sofa ruangan tengah. Aku berjalan pelan mengambil tempat untuk ikut duduk disampingnya.

Malam ini, langit membeku. Hujan berhenti. Tak ada sesuatupun yang hangat yang bisa aku temukan seperti tempo hari, tidak matanya tidak juga pelukannya. Semua dingin dan kaku. Mungkin habis tergerus dijalan bersama roda kendaraannya yang menderu.

Aku selalu disini, menanti dia pulang dalam keadaan apapun. Dalam keadaan senang atau sedih, tertawa atau menangis. Terkadang dia pulang dengan luapan emosi yang tidak bisa lagi disembunyikannya dan tak mencapai nalar pikirku dengan menedangi segala sesuatu dihadapannya, tak jarang pula terkadang dia pulang dengan wanita yang berbeda setiap minggunya, tertawa berpelukan hingga mereka menghabiskan malam yang meninggi dikamarnya sampai matahari mencium pelan kedua pipinya dari balik jendela, atau pulang dalam keadaan dimana kadar alcohol tinggi mengambil alih kesadarannya. Dan aku? Aku selalu disini menunggunya pulang berharap dia mau mengabulkan doaku untuk sekedar berada dipelukan hangat nya seperti dulu lagi dan menghabiskan malam dengan mendengarkan racauannya sambil menikmati cemilan yang dia buat atau menemaninya menyaksikan klub bola favoritnya berlaga di televisi.

Entah sudah berapa banyak malam yang kuhabiskan untuk menantinya pulang, kata nya penantian itu adalah akibat dari rasa cinta sejati yang tumbuh. Ya, Aku mencintainya dengan tulus tanpa embel embel apapun tanpa titik dan tanpa tanda koma. Kami berdua sama sama terdiam lama di sofa sampai dia menoleh ke arahku ‘Wanna watch TV?” yang kubalas dengan anggukan. dia mengambil remote dan mulai menyalakan kotak cerdas yang menampilkan efek visual serta audio terbaik yang pernah diciptakan manusia.

Klik

‘Selamat malam pemirsa, breaking news malam ini bla bla’

Klik

‘iya, anda salah coba kita lihat jawabannya, Survey membuktikan..’

Klik

‘saya mengeluarkan statement ini agar perceraian kami tidak menjadi isu yang bla bla.’

Klik

‘pemirsa, hari ini harga index saham IHSG melonjak turun 37 poin.”


Klik.

TV dimatikan, dia tidak bisa menyembunyikan kebosanan yang lama bersarang menjadi parasit dalam dirinya tanpa dia sadari, dipejamkannya mata mengusir rasa bosan yang mulai menari nari dihadapannya. Tetap saja aku melihat kesedihan yang menjalar melalui wajahnya. Entah apalagi yang menyebabkannya sedih.

Dugaanku benar saat dia berjalan menuju piano yang terletak di ruang tengah dan jari jemarinya mulai memainkan lagu itu lagi, lagu yang siapapun mendengarnya pasti akan merasakan kekuatan dari kesedihan si pemainnya. Lagu yang kubenci karena lagu inilah yang menenggelamkannya dalam air mata dan kesedihan. Pikiranku mengembara tepat setahun yang lalu saat dia ditinggalkan gadis yang paling dicintainya untuk bersama dengan pria lain, brengsek! Gadis itu membiarkan dia bertransformasi dari lelaki yang bahagisa menjadi lelaki yang lemah dan rapuh dengan pertahanan hati yang tak lebih dari sejangkal dan membiarkannya tenggelam dalam lautan air mata juga endapan alkohol di aliran darahnya. Aku membenci gadis itu dengan seluruh kekuatan hidupku.

Dia menghentikan permainan pianonya, menarik nafas dan meraih gelas di atas meja disampingnya, dia mulai menungkan cognac kedalam gelas.

Tidak lagi Tuhan, tolong jangan malam ini.. doaku pada Tuhan.

Dia berhenti dan melihat ke arahku, mataku. Sepertinya dia mendengar doa ku yang baru saja terbang menuju pintu rumah Tuhan dan segera meletakkan gelas berisi cognac pada tempatnya, kemudian menyeret langkahnya ke arahku dan tersenyum hangat, senyum yang selama ini aku tunggu. Senyum yang penuh, senyum yang membuat aku jatuh cinta padanya pertama kali aku melihatnya dulu. Dia membuka kedua tangannya untukku berlari ke arahnya dan memeluknya. Aku berlari menuju pelukannya, pelukan yang setahun terakhir ini dia alpa memberikannya untukku.

“Come Brownie, I miss you so much. Let’s go sleep now, I’m sorry for letting you alone in here. Tomorrow I’ll take you to the park to play Frisbee as usual.”

“Guk..Guk.” aku mengibaskan ekorku senang.

Dia merapatkan pelukannya terhadapku, melebur sudah rasa rindu seekor anak anjing dari ras Samoyed terhadap tuannya. aku merindukan dipeluknya dan kini aku merasakan kembali dekapan tangannya yang hangat. Aku merindukan saat bermain di taman bersamanya atau sekedar berjalan mengelilingi perumahan saat senja menipis.

Terima kasih Tuhan, masih ada cinta yang tersisa dalam diri tuanku untukku setidaknya untuk malam ini. Entah bagaimana esok hari.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.