TS
mabdulkarim
Kumpulan cerita Karim
ini thread digunakan selain cerita random world, ini merupakan kumpulan cerita ane yang kagak perlu di jadiin thread..
denah STM Panzer
Quote:
War, new imperilism, industrial age:Hetazania Dacians
genre: strategi, aksi, politik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14.
15
genre: strategi, aksi, politik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14.
15
Quote:
Naninu
genre: komedi
Naninu:Memory
Naninu:Masih dunia paling lain
Naninu:Cerita paling amburadul
Naninu-panzer short story
genre: komedi
Naninu:Memory
Naninu:Masih dunia paling lain
Naninu:Cerita paling amburadul
Naninu-panzer short story
Quote:
STM Panzer
genre: komedi
STM Panzer: Supranatural
Naninu-Panzer short story
STM Panzer: Pekerjaan sambilan bagian 1/3
STM Panzer: Pekerjaan sambilan bagian 2/3
STM Panzer: Pekerjaan sambilan 3/3
STM Panzer= melawan gaib 1/2
STM Panzer= melawan gaib 2/2:
genre: komedi
STM Panzer: Supranatural
Naninu-Panzer short story
STM Panzer: Pekerjaan sambilan bagian 1/3
STM Panzer: Pekerjaan sambilan bagian 2/3
STM Panzer: Pekerjaan sambilan 3/3
STM Panzer= melawan gaib 1/2
STM Panzer= melawan gaib 2/2:
Quote:
STM Panzer x Naninu: Laknad project (masuk kategori lain di polling
)
Genre: Aksi, gore, sci fic, silat,komedi, petualangan
prolog
1
2
3
4
5
6
)Genre: Aksi, gore, sci fic, silat,komedi, petualangan
prolog
1
2
3
4
5
6
Quote:
Lain-lainnya
Jung Kosim
Jung Kosim
denah STM Panzer
Polling
0 suara
Lebih suka cerita apa?
Diubah oleh mabdulkarim 08-06-2016 18:42
0
8K
Kutip
69
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
mabdulkarim
#15
Spoiler for 3:
3.pertempuran Mazikaret
Pasukan Dacian sampai di daratan tinggi Mazikaret sebelum pasukan Turk datang, pasukan Turk diperkirakan jenderal Jizta yang memiliki IQ 170 akan datang pada tanggal 6 Juni karena pasukan Turk di kumpulkan dari kota-kota di daerah Anatolin dan timur tengah. Desa-desa yang ada di sekitar
Mazikaret kami serang dan semua penduduk kami jadikan budak, mereka kami paksa untuk berkerja membangun rel kereta api dari daratan Mazikaret ke Dacian. Bangsa kami merupakan bangsa yang kemungkinan pertama kali merevolusi industri besar-besaran pada tahun 1820, seluruh daerah Dacian sudah memakai rel kereta api untuk transportasi dan di dunia ini hanya Dacian yang baru merevolusi industrinya.
Sumber daya seperti batu bara, besi, tembaga, dan lain-lain merupakan sumber yang sangat di butuhkan oleh bangsa kami, sumber daya di Dacian sangat terbatas dan mengingat para buruh kami yang juga orang Dacian jumlahnya terbatas sehingga alasan sumber daya menjadi alasan mengapa bangsa Dacian menyerang negara lain.
Para budak kami tidak beri gaji karena untuk apa memberi gaji kepada budak dan kami hanya memberikan makanan 3x sehari kepada mereka sebagai imbalan pekerjaan mereka, para budak kami baru pertama kali membuat rel kereta api dan kami mengajari mereka bagaimana cara membuat rel kereta api, kendala bahasa tidak menjadi rintangan karena pasukan Dacian bisa belajar bahasa asing dengan cepat.
Pasukan Dacian mendirikan kamp di daratan tinggi Mazikaret, daratan tinggi Mazikaret merupakan hamparan rumput luas dan hijau serta rumah bagi kuda-kuda terbaik Turk. Kami menggambil kuda-kuda liar Turk untuk di jadikan kuda kami, kuda Dacian kalah cepat dengan kuda Turk dan kami memakai kuda Turk untuk membuat kalaveriku bergerak cepat.
Pasukan Turk dikabarkan akan datang ke daratan tinggi Mazikaret pada esok hari, aku bersama 10 jenderal Dacian rapat di kemahku untuk membahas taktik pertempuran yang akan di pakai kami. Aku duduk di kursi hitam dan melihat para jenderalku berdebat soal taktik pertempuran, aku tidak bisa berbicara karena IQ mereka ada di atas aku semua sehingga pasti taktik mereka lebih bagus dari taktik yang aku pakai.
IQ orang Dacian rata-rata adalah 150 dan IQ terendah Dacian adalah 140 yang di pegang oleh diriku sedangkan paling tinggi adalah 210 yang di pegang ayahku yang sudah meninggal dunia, IQ yang paling tinggi sekarang di pegang jenderal besar Hanzina yang IQnya 200 dan dia mengikuti perang bersama Kazania. IQ aku menang kecil dan membuatku dipandang rendah oleh keluargaku serta para menteri namun akan aku buktikan IQ 140 bisa menaklukan Turk, aku akan tunjukan kepada kakak-kakakku dan bangsa Dacian bahwa aku bisa menaklukan kekaisaran Turk dan akan aku buat dunia takut denganku tapi sebelum itu, aku harus bisa memenangkan pertempuran ini.
Aku ingat perkataan Kazania di depan para menteri dan puluhan ribuan pasukan Dacian di halaman istana ketika ia akan mengumumkan rencana invansi ke Timuria, “Aku akan menaklukan Timuria dan pergi ke dunia timur yakini kekaisaran Sino untuk menaklukan mereka! Aku akan pulang ke Dacian dan menjadi Kanselor Dacian dengan membawa mahkota kaisar Sino!”
Semua pasukan Dacian terbakar semangatnya dan para menteri setuju rencana Kazania, ketika Zakania mengatakan bahwa ia akan menaklukan Rus yang banyak yang bilang bahwa mereka tak bisa di taklukan karena musim saljunya dan semua orang mendukungnya, Rus tak pernah bisa ditaklukan bangsa mana pun bahkan bangsa-bangsan Levtxsan-zand saja tak sanggup menghadapi musim salju Rus.
Ketika aku mengatakan rencana penaklukan Turk, pasukan Dacian terdiam dan para menteri tidak setuju dengan rencana gilaku karena mereka merasa bahwa itu akan menjadi malapetaka bagi Dacian. Mereka meragukanku karena IQku yang rendah, pengalaman perang yang rendah, dan umur yang masih muda namun aku berusaha meyakinkan mereka agar mereka setuju dengan rencanaku. Mereka punya kuasa atas militer dan pemerintahan namun mereka tidak berhak atas tahta kanselor, Joni merayu mereka dengan mengatakan bahwa ia akan mendampingiku dalam perang melawan Turk dan mereka akhirnya mensetujui rencanaku.
“Paduka!” sahut Joni kepadaku, aku terkejut dan melihat semua jenderal menantapku dengan sinis.
“Paduka, kami minta pendapatmu soal taktik yang aku untarakan!” ujar jenderal Jizta kepadaku, Jizta dan 9 jenderal duduk di kursi mereka.
“Eh, bisa jelaskan lagi taktikmu?” tanya aku kepada Jizta, aku tidak mendengarkan taktiknya karena dari tadi aku melamun terus. Jizta sedikit kesal dan berkata, “Oke!”
“Musuh berjumlah 80.000 orang yang berarti 4:3 dengan pasukan kita!” ujar Jizta, “Jumlah musuh lebih superior dan latar pertempuran membuat kalaveri Turk bisa bermanuver lebih baik dari kita!”
“Kita mungkin bisa di bantai di pertempuran buka tapi kita bisa memakai senapan mesin kita yang cukup efektif menghancurkan infanteri namun saya takut senapan mesin hancur jika kalaveri menyerang senapan mesin yang kita taruh di depan!” ujar Jitza, “Senapan mesin efektif menghancurkan infanteri, infanteri efektif melawan kalaveri, kalaveri efektif melawan meriam, meriam efektif menghancurkan moral infanteri!”
“Saya merasa bahwa Ali Pasha akan menyerang kita dari dua arah atau tiga arah dengan menggunakan kalaveri Turk dan dengan medan padang rumput membuat mereka lebih superior dari mereka!” ujar Jitza sambil duduk di bangkunya, Jizta memang umurnya sudah 50 tahun tapi IQ serta kecerdasannya masih dipakai oleh bangsa Dacian. Jizta memakai helm dari besi di kepalanya dan jenggotnya yang berwarna putih terlihat panjang, raut mukanya menunjukan ia sudah lelah akibat debat tadi.
Jitza menjelaskan taktik-taktik pertempuran untuk bisa menangkan pertempuran ini, jika kami menang maka seluruh wilayah Mazikaret dengan mudah bisa di taklukan namun jika kami kalah maka kami mau tak mau harus kembali ke tembok dan aku bisa di cacimaki oleh seluruh menteri jika aku kalah. Kemenangan adalah harga mati kami jika kami ingin menaklukan Turk, taktik Jitza sangat bagus dan ia sangat mempertimbangkan medan pertempuran ini.
Aku rasa sangat layaknya ia menjadi otak dari perang Turk-Dacian dan aku kalah pintar darinya, taktik tersebut aku setujui untuk di pakai dan Jitza aku beri komando untuk mengontrol jalannya pertempuran, aku akan berada di garis depan untuk membuat pasukanku naik moral bertempurnya meskipun resiko mati lebih besar.
Pada keesokan harinya, pasukan Turk berkumpul dan pasukan Dacian berhadapan dengan mereka, mereka lebih banyak dan pasukan kalaveri mereka menyerang dari segala arah, pasukan infanteri langsung membuat formasi yang membuat kuda-kuda mereka mati terkena formasi bayonet infanteri.
Senapan mesin sangat efektif melawan infanteri musuh, senapan mesin kami di putar oleh pasukan senapan mesin dan satu orang lagi memegang ratusan peluru. Sekali di putar dapat mengeluarkan 6 butir peluru dan itulah teknologi militer terbaik bangsa Dacian yang membuat ribuan musuh mati, pasukan infanteriku menembaki pasukan infanteri Turk yang berlari ke arah pasukanku dan itu membuat pasukan infanteri musuh banyak yang tewas. Aku bersama pasukan kalaveriku yang merupakan pengawalku menyerang dari belakang barisan infanteri Turk yang sedang tembak-menembak pasukan Dacian, itu efektif menghancurkan infanteri Turk dan aku bisa melihat ribuan prajurit Turk berlarian di hamparan rumput ini.
Aku dan pasukanku mengikut perintah Jizta yang mengontrol jalanannya pertempuran di belakang barisan, aku memang pemimpin pasukan Dacian tapi aku ini tidak jago membuat taktik perang dan hanya mengikuti taktik pertempuran yang di buat Jizta, mungkin aku mesti belajar taktik kepadanya agar aku bisa mandiri dan bisa membuat taktik pertempuran yang bagus.
Kalaveri Turk sangat cepat larinya dan pasukan kalaveri Dacian, pasukan kalaveri Dacian di hujani tembakan dari pasukan kalaveri Turk yang memakai taktik serang dan kabur. Pasukan kalaveri Turk di persenjatai busur, pistol, dan senapan sedangkan pasukan kalaveri Dacian memakai senapan yang lebih canggit dan akurat dari mereka. Aku membawa bendera Dacian yang berwarna hitam yang membuat moral pasukanku meningkat dan mereka bersemangat melawan musuh mereka.
Pertempuran ini berlangsung selama 7 jam, pasukan Turk mundur dan Ali Pasha mati tertusuk bayonet ketika ia menyerang pasukan infanteri Dacian, 53.241 pasukan Turk tewas dan hanya 10.235 pasukan Dacian yang tewas. Taktik Jitza memang benar-benar efektif membantai pasukan Turk dan pasukan dari kalangan Dacian yang mati tidak terlalu banyak meskipun harus kehilangan 1/6 pasukan dari jumlah pasukan yang aku bawa. Puluhan ribu mayat pasukan Turk bertebaran di hamparan rumput ini dan hujan turun, aku menyuruh pasukanku untuk mengambil semua senjata yang dipegang mereka dan akan dijual ke pasar Dacian. Aku berdiri melihat mayat-mayat baik pasukan Dacian dan Turk, aku menurunkan helmku dan aku menundukan kepalaku karena aku sedih dengan kematian 10.235 pasukan Dacian.
Aku juga memerintahkan 10.000 pasukanku untuk menggubur baik musuh maupun pihak kita di lapangan ini, kami tidak memakai batu nisan karena aku tak mau repot-repot memakai benda tersebut.
Aku langsung memerintahkan Jitza untuk membawa 17.500 infanteri, 7.500 kalaveri, 200 meriam, 100 senapan mesin , dan 4 jenderal untuk menyerang Mazikaret barat. Aku memberi komando kepadanya agar ia menyerang Turk lewat daratan Anatolin sedangkan aku akan menyerang wilayah Mesopotamia yang sekarang pertahanannya mungkin sudah melemah, aku memberi wewenang mengatur taktik kepadanya agar ia bisa menaklukan wilayah Mazikaret barat dan Anatolin.
Aku berpisah dengan Jizta dan pasukannya pada tanggal 10 Juni 1830, berita kemenangan menyebar dan membuat dunia terguncang. Aku mendengar bahwa sultan shok akibat kekalahannya, Ia khawatir makin banyak wilayah akan jatuh ke tanganku dan ia memusatkan pasukannya di Mazikaret barat yang membuat pertahanan Mesopotamia melemah, hal itu tentu menguntungkanku dan aku juga mendengar bahwa menteri-menteri Dacian senang karena kemenangan ini namun mereka tertawa ketika mendengar bahwa yang memimpin jalannya pertempuran adalah Jitza, mereka mengatakan bahwa jika aku yang mempimpin maka pasukan Dacian bakal kalah dan mereka ragu aku bisa memimpin jika Jitza atau 9 jenderal tidak ada.
Hal itu membuat aku kesal dan aku akan buktikan bahwa aku bisa memimpin jalanannya pertempuran, aku bersama pasukanku menaklukan banyak kota dan pedesaan di wilayah yang merupakan perbatasan Mazikaret dengan Mesopotamia yang banyak rumputnya seperti Mazikaret. Aku akan menaklukan Mesopatamia yang merupakan gerbang perbatasan Turk dengan Trolls dengan taktik pertempuranku yang aku buat sendiri.
Pasukan Dacian sampai di daratan tinggi Mazikaret sebelum pasukan Turk datang, pasukan Turk diperkirakan jenderal Jizta yang memiliki IQ 170 akan datang pada tanggal 6 Juni karena pasukan Turk di kumpulkan dari kota-kota di daerah Anatolin dan timur tengah. Desa-desa yang ada di sekitar
Mazikaret kami serang dan semua penduduk kami jadikan budak, mereka kami paksa untuk berkerja membangun rel kereta api dari daratan Mazikaret ke Dacian. Bangsa kami merupakan bangsa yang kemungkinan pertama kali merevolusi industri besar-besaran pada tahun 1820, seluruh daerah Dacian sudah memakai rel kereta api untuk transportasi dan di dunia ini hanya Dacian yang baru merevolusi industrinya.
Sumber daya seperti batu bara, besi, tembaga, dan lain-lain merupakan sumber yang sangat di butuhkan oleh bangsa kami, sumber daya di Dacian sangat terbatas dan mengingat para buruh kami yang juga orang Dacian jumlahnya terbatas sehingga alasan sumber daya menjadi alasan mengapa bangsa Dacian menyerang negara lain.
Para budak kami tidak beri gaji karena untuk apa memberi gaji kepada budak dan kami hanya memberikan makanan 3x sehari kepada mereka sebagai imbalan pekerjaan mereka, para budak kami baru pertama kali membuat rel kereta api dan kami mengajari mereka bagaimana cara membuat rel kereta api, kendala bahasa tidak menjadi rintangan karena pasukan Dacian bisa belajar bahasa asing dengan cepat.
Pasukan Dacian mendirikan kamp di daratan tinggi Mazikaret, daratan tinggi Mazikaret merupakan hamparan rumput luas dan hijau serta rumah bagi kuda-kuda terbaik Turk. Kami menggambil kuda-kuda liar Turk untuk di jadikan kuda kami, kuda Dacian kalah cepat dengan kuda Turk dan kami memakai kuda Turk untuk membuat kalaveriku bergerak cepat.
Pasukan Turk dikabarkan akan datang ke daratan tinggi Mazikaret pada esok hari, aku bersama 10 jenderal Dacian rapat di kemahku untuk membahas taktik pertempuran yang akan di pakai kami. Aku duduk di kursi hitam dan melihat para jenderalku berdebat soal taktik pertempuran, aku tidak bisa berbicara karena IQ mereka ada di atas aku semua sehingga pasti taktik mereka lebih bagus dari taktik yang aku pakai.
IQ orang Dacian rata-rata adalah 150 dan IQ terendah Dacian adalah 140 yang di pegang oleh diriku sedangkan paling tinggi adalah 210 yang di pegang ayahku yang sudah meninggal dunia, IQ yang paling tinggi sekarang di pegang jenderal besar Hanzina yang IQnya 200 dan dia mengikuti perang bersama Kazania. IQ aku menang kecil dan membuatku dipandang rendah oleh keluargaku serta para menteri namun akan aku buktikan IQ 140 bisa menaklukan Turk, aku akan tunjukan kepada kakak-kakakku dan bangsa Dacian bahwa aku bisa menaklukan kekaisaran Turk dan akan aku buat dunia takut denganku tapi sebelum itu, aku harus bisa memenangkan pertempuran ini.
Aku ingat perkataan Kazania di depan para menteri dan puluhan ribuan pasukan Dacian di halaman istana ketika ia akan mengumumkan rencana invansi ke Timuria, “Aku akan menaklukan Timuria dan pergi ke dunia timur yakini kekaisaran Sino untuk menaklukan mereka! Aku akan pulang ke Dacian dan menjadi Kanselor Dacian dengan membawa mahkota kaisar Sino!”
Semua pasukan Dacian terbakar semangatnya dan para menteri setuju rencana Kazania, ketika Zakania mengatakan bahwa ia akan menaklukan Rus yang banyak yang bilang bahwa mereka tak bisa di taklukan karena musim saljunya dan semua orang mendukungnya, Rus tak pernah bisa ditaklukan bangsa mana pun bahkan bangsa-bangsan Levtxsan-zand saja tak sanggup menghadapi musim salju Rus.
Ketika aku mengatakan rencana penaklukan Turk, pasukan Dacian terdiam dan para menteri tidak setuju dengan rencana gilaku karena mereka merasa bahwa itu akan menjadi malapetaka bagi Dacian. Mereka meragukanku karena IQku yang rendah, pengalaman perang yang rendah, dan umur yang masih muda namun aku berusaha meyakinkan mereka agar mereka setuju dengan rencanaku. Mereka punya kuasa atas militer dan pemerintahan namun mereka tidak berhak atas tahta kanselor, Joni merayu mereka dengan mengatakan bahwa ia akan mendampingiku dalam perang melawan Turk dan mereka akhirnya mensetujui rencanaku.
“Paduka!” sahut Joni kepadaku, aku terkejut dan melihat semua jenderal menantapku dengan sinis.
“Paduka, kami minta pendapatmu soal taktik yang aku untarakan!” ujar jenderal Jizta kepadaku, Jizta dan 9 jenderal duduk di kursi mereka.
“Eh, bisa jelaskan lagi taktikmu?” tanya aku kepada Jizta, aku tidak mendengarkan taktiknya karena dari tadi aku melamun terus. Jizta sedikit kesal dan berkata, “Oke!”
“Musuh berjumlah 80.000 orang yang berarti 4:3 dengan pasukan kita!” ujar Jizta, “Jumlah musuh lebih superior dan latar pertempuran membuat kalaveri Turk bisa bermanuver lebih baik dari kita!”
“Kita mungkin bisa di bantai di pertempuran buka tapi kita bisa memakai senapan mesin kita yang cukup efektif menghancurkan infanteri namun saya takut senapan mesin hancur jika kalaveri menyerang senapan mesin yang kita taruh di depan!” ujar Jitza, “Senapan mesin efektif menghancurkan infanteri, infanteri efektif melawan kalaveri, kalaveri efektif melawan meriam, meriam efektif menghancurkan moral infanteri!”
“Saya merasa bahwa Ali Pasha akan menyerang kita dari dua arah atau tiga arah dengan menggunakan kalaveri Turk dan dengan medan padang rumput membuat mereka lebih superior dari mereka!” ujar Jitza sambil duduk di bangkunya, Jizta memang umurnya sudah 50 tahun tapi IQ serta kecerdasannya masih dipakai oleh bangsa Dacian. Jizta memakai helm dari besi di kepalanya dan jenggotnya yang berwarna putih terlihat panjang, raut mukanya menunjukan ia sudah lelah akibat debat tadi.
Jitza menjelaskan taktik-taktik pertempuran untuk bisa menangkan pertempuran ini, jika kami menang maka seluruh wilayah Mazikaret dengan mudah bisa di taklukan namun jika kami kalah maka kami mau tak mau harus kembali ke tembok dan aku bisa di cacimaki oleh seluruh menteri jika aku kalah. Kemenangan adalah harga mati kami jika kami ingin menaklukan Turk, taktik Jitza sangat bagus dan ia sangat mempertimbangkan medan pertempuran ini.
Aku rasa sangat layaknya ia menjadi otak dari perang Turk-Dacian dan aku kalah pintar darinya, taktik tersebut aku setujui untuk di pakai dan Jitza aku beri komando untuk mengontrol jalannya pertempuran, aku akan berada di garis depan untuk membuat pasukanku naik moral bertempurnya meskipun resiko mati lebih besar.
Pada keesokan harinya, pasukan Turk berkumpul dan pasukan Dacian berhadapan dengan mereka, mereka lebih banyak dan pasukan kalaveri mereka menyerang dari segala arah, pasukan infanteri langsung membuat formasi yang membuat kuda-kuda mereka mati terkena formasi bayonet infanteri.
Senapan mesin sangat efektif melawan infanteri musuh, senapan mesin kami di putar oleh pasukan senapan mesin dan satu orang lagi memegang ratusan peluru. Sekali di putar dapat mengeluarkan 6 butir peluru dan itulah teknologi militer terbaik bangsa Dacian yang membuat ribuan musuh mati, pasukan infanteriku menembaki pasukan infanteri Turk yang berlari ke arah pasukanku dan itu membuat pasukan infanteri musuh banyak yang tewas. Aku bersama pasukan kalaveriku yang merupakan pengawalku menyerang dari belakang barisan infanteri Turk yang sedang tembak-menembak pasukan Dacian, itu efektif menghancurkan infanteri Turk dan aku bisa melihat ribuan prajurit Turk berlarian di hamparan rumput ini.
Aku dan pasukanku mengikut perintah Jizta yang mengontrol jalanannya pertempuran di belakang barisan, aku memang pemimpin pasukan Dacian tapi aku ini tidak jago membuat taktik perang dan hanya mengikuti taktik pertempuran yang di buat Jizta, mungkin aku mesti belajar taktik kepadanya agar aku bisa mandiri dan bisa membuat taktik pertempuran yang bagus.
Kalaveri Turk sangat cepat larinya dan pasukan kalaveri Dacian, pasukan kalaveri Dacian di hujani tembakan dari pasukan kalaveri Turk yang memakai taktik serang dan kabur. Pasukan kalaveri Turk di persenjatai busur, pistol, dan senapan sedangkan pasukan kalaveri Dacian memakai senapan yang lebih canggit dan akurat dari mereka. Aku membawa bendera Dacian yang berwarna hitam yang membuat moral pasukanku meningkat dan mereka bersemangat melawan musuh mereka.
Pertempuran ini berlangsung selama 7 jam, pasukan Turk mundur dan Ali Pasha mati tertusuk bayonet ketika ia menyerang pasukan infanteri Dacian, 53.241 pasukan Turk tewas dan hanya 10.235 pasukan Dacian yang tewas. Taktik Jitza memang benar-benar efektif membantai pasukan Turk dan pasukan dari kalangan Dacian yang mati tidak terlalu banyak meskipun harus kehilangan 1/6 pasukan dari jumlah pasukan yang aku bawa. Puluhan ribu mayat pasukan Turk bertebaran di hamparan rumput ini dan hujan turun, aku menyuruh pasukanku untuk mengambil semua senjata yang dipegang mereka dan akan dijual ke pasar Dacian. Aku berdiri melihat mayat-mayat baik pasukan Dacian dan Turk, aku menurunkan helmku dan aku menundukan kepalaku karena aku sedih dengan kematian 10.235 pasukan Dacian.
Aku juga memerintahkan 10.000 pasukanku untuk menggubur baik musuh maupun pihak kita di lapangan ini, kami tidak memakai batu nisan karena aku tak mau repot-repot memakai benda tersebut.
Aku langsung memerintahkan Jitza untuk membawa 17.500 infanteri, 7.500 kalaveri, 200 meriam, 100 senapan mesin , dan 4 jenderal untuk menyerang Mazikaret barat. Aku memberi komando kepadanya agar ia menyerang Turk lewat daratan Anatolin sedangkan aku akan menyerang wilayah Mesopotamia yang sekarang pertahanannya mungkin sudah melemah, aku memberi wewenang mengatur taktik kepadanya agar ia bisa menaklukan wilayah Mazikaret barat dan Anatolin.
Aku berpisah dengan Jizta dan pasukannya pada tanggal 10 Juni 1830, berita kemenangan menyebar dan membuat dunia terguncang. Aku mendengar bahwa sultan shok akibat kekalahannya, Ia khawatir makin banyak wilayah akan jatuh ke tanganku dan ia memusatkan pasukannya di Mazikaret barat yang membuat pertahanan Mesopotamia melemah, hal itu tentu menguntungkanku dan aku juga mendengar bahwa menteri-menteri Dacian senang karena kemenangan ini namun mereka tertawa ketika mendengar bahwa yang memimpin jalannya pertempuran adalah Jitza, mereka mengatakan bahwa jika aku yang mempimpin maka pasukan Dacian bakal kalah dan mereka ragu aku bisa memimpin jika Jitza atau 9 jenderal tidak ada.
Hal itu membuat aku kesal dan aku akan buktikan bahwa aku bisa memimpin jalanannya pertempuran, aku bersama pasukanku menaklukan banyak kota dan pedesaan di wilayah yang merupakan perbatasan Mazikaret dengan Mesopotamia yang banyak rumputnya seperti Mazikaret. Aku akan menaklukan Mesopatamia yang merupakan gerbang perbatasan Turk dengan Trolls dengan taktik pertempuranku yang aku buat sendiri.
0
Kutip
Balas