Dengan sangat merasa bersalah gw mengirim pesan tersebut
Namun dari pada seperti ini terus lebih baik gw akhiri hubungan gw
Gw sudah siap jika nantinya anis marah dan tak mau mengenal gw lagi
Gw sudah siap harus menanggung resiko dari semua tindakan gw

Selang beberapa saat , masuk pesan balasan yang sudah pasti dari anis





Sangat singkat sekali balasan darinya
Dilihat dari isi pesanya sepertinya ia ingin terlihat tegar dan tak menunjukan kemarahan
Namun gw tau sesungguhnya pasti ia sangat marah dan merasa sakit hati

Tak gw balas pesan darinya
Tak ada sedikitpun keberanian untuk membalasnya

Gw lalu membaringkan tubuh gw mencoba untuk tertidur dan berharap esok hari semuanya angkan terlupakan bergitu saja


20 Agustus

Rasanya hari itu ingin sekali gw membolos dari sekolah
Gw takut untuk bertemu dengan anis
Gw sangat merasa bersalah padanya

Namun gw tak boleh lari dari masalah
Meskipun begitu gw harus tetap menghadapi semuanya

Dengan berat hati gw melangkahkan kaki gw menuju kedalam kelas
Keadaan sudah cukup ramai karena memang beberapa menit lagi bel masuk akan segera berbunyi

Gw melirik ke arah tempat duduk anis dan terlihat sekilas sepertinya ia sedang memperhatikan gw
Gw tak berani sedikitpun menoleh padanya
Sungguh keadaan yang sangat tak mengenakan sekali rasanya

Hari yang terasa sangat panjang pun akhirnya berakhir
Buru-buru gw bergegas pulang ke rumah

Seperti angin lalu, urusan soal anis terlupakan begitu saja
Pikiran gw sekarang tertuju pada sofi
Gw lalu mengiriminya pesan untuk sekedar mengobrol
Di akhir obrolan yang gw rasa tidak begitu penting untuk di ceritakan , gw menawari untuk mengantarkannya pulang besok sepulang sekolah yang tentu saja disetujui olehnya

21 Agustus