- Beranda
- Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-
...
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue
Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang.
-Editor).Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih..
- Editor)Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan?
- Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan
- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih..
- Editor)Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa...
- Editor).
DAFTAR ISI
Quote:
INTERLUDE
Quote:

RULES
Quote:

Q & A
Quote:

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah.

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
azelfaith
#317
4.17. The Beginning of All Sins 5
Aku termangu memandang anak-anak yang ramai di kelas. Tak ada ketertarikan satu pun untuk ikut berteriak-teriak bagai orang hutan Ragunan seperti mereka. Perlahan aku menghela nafas panjang.
Virus SuratCinta.exe memberikan harapan palsu yang begitu menggebu-gebu, begitu juga dengan kebaikan yang diberikan oleh Nisa. Alhasil sekarang gue jadi korban PHP. Salahkah dia? Sepertinya tidak. Kata seseorang di kaskus yang pernah gue baca; yang salah itu bukan tukang PHP, melainkan tukang GR. Seperti virus SuratCinta.exe yang menawarkan sebuah tulisan penuh cinta untuk para jomblo kesepian, harapan palsu menawarkan mimpi-mimpi indah yang tak akan tergapai untuk hati yang lalai. Dan aku tukang GR bego yang merasa mendapatkan mimpi beneran itu. Aku menghela nafas kembali. Mungkin karena saking seringnya, rasanya lama-lama paru-paruku lebih besar dari para penyelam ulung.
Aku mengenang kembali saat-saat indah bersama Nisa kala dia mentraktir aku siomay piring setengah, eh setengah piring. Kapan? Kemarin.
Saat itu gue sedang asyik makan siomay sambil memandangi wajah cantik Nisa, oh bagai bidadari.
“Eh Boy..”
“Apa?”
“Belepotan siomay tuh,” kata Nisa sambil melap pipi gue.
“Eh..” aku yang kaget reflek memegang pipiku. Namun ternyata yang terpegang tangan si Nisa. Maka bersemu merahlah pipinya. Pipinya siapa? Ya pipinya si Nisa lah, masa gue.
Oke adegan ini kita lama-lamain biar kayak FTV di S*CTV. Nisa tersenyum malu dan pipi gue terasa panas. Kok bisa? Ya bisa, soalnya sambal siomay pedas gak karuan. Eh bukan, karena gue juga malu rasanya. Malu-malu kucing, malu-malu tapi mau. Kita pun senyum-senyum sendiri.
Aku merasa ini adalah saat yang tepat untuk mengutarakan perasaaanku. Kupikir memang sudah saatnya aku membebaskan apa yang kurasa dihati. Maka lagi-lagi, kutariklah nafas dalam-dalam seperti orang sedang asma.
“Nisa..”
“Ya?”
“Hmmm…” aku menerawang jauh ke depan. Berusaha mengumpulkan keberanian. Gue pasti bisa. Dulu gue udah nembak mbak Yoona walaupun cuma pas MOS doang, tapi setidaknya gue berpengalaman.
“Kenapa Boy.”
“Gue mau ngomong sama elu.”
“Lah, emang sekarang elu lagi ngomong kan?”
“Hehehe.. iya..”
“Ada apa?”
“Gue..”
“Kenapa?”
“Gue… emmm.. gue suka sama lu Nisa..”
“Eh?!”
“Gue suka sama elu.” Kataku sekali lagi.
Dia melihatku dengan matanya yang berbinar-binar. Aku seakan percaya dengan apa yang kulihat, bahwa dia bahagia mendengar kata-kataku, bahwa dia memimpikan hal yang sama denganku. Maka tanpa kusia-siakan kesempatan itu, kata-kata kembali keluar dengan cepatnya dari bibirku.
“Kamu mau gak jadi pacarku?” tanyaku cepat.
Nisa kembali menatapku, berbinar-binar sesuai harapanku.![kaskus-image]()
Virus SuratCinta.exe memberikan harapan palsu yang begitu menggebu-gebu, begitu juga dengan kebaikan yang diberikan oleh Nisa. Alhasil sekarang gue jadi korban PHP. Salahkah dia? Sepertinya tidak. Kata seseorang di kaskus yang pernah gue baca; yang salah itu bukan tukang PHP, melainkan tukang GR. Seperti virus SuratCinta.exe yang menawarkan sebuah tulisan penuh cinta untuk para jomblo kesepian, harapan palsu menawarkan mimpi-mimpi indah yang tak akan tergapai untuk hati yang lalai. Dan aku tukang GR bego yang merasa mendapatkan mimpi beneran itu. Aku menghela nafas kembali. Mungkin karena saking seringnya, rasanya lama-lama paru-paruku lebih besar dari para penyelam ulung.
Aku mengenang kembali saat-saat indah bersama Nisa kala dia mentraktir aku siomay piring setengah, eh setengah piring. Kapan? Kemarin.
Saat itu gue sedang asyik makan siomay sambil memandangi wajah cantik Nisa, oh bagai bidadari.
“Eh Boy..”
“Apa?”
“Belepotan siomay tuh,” kata Nisa sambil melap pipi gue.
“Eh..” aku yang kaget reflek memegang pipiku. Namun ternyata yang terpegang tangan si Nisa. Maka bersemu merahlah pipinya. Pipinya siapa? Ya pipinya si Nisa lah, masa gue.
Oke adegan ini kita lama-lamain biar kayak FTV di S*CTV. Nisa tersenyum malu dan pipi gue terasa panas. Kok bisa? Ya bisa, soalnya sambal siomay pedas gak karuan. Eh bukan, karena gue juga malu rasanya. Malu-malu kucing, malu-malu tapi mau. Kita pun senyum-senyum sendiri.
Aku merasa ini adalah saat yang tepat untuk mengutarakan perasaaanku. Kupikir memang sudah saatnya aku membebaskan apa yang kurasa dihati. Maka lagi-lagi, kutariklah nafas dalam-dalam seperti orang sedang asma.
“Nisa..”
“Ya?”
“Hmmm…” aku menerawang jauh ke depan. Berusaha mengumpulkan keberanian. Gue pasti bisa. Dulu gue udah nembak mbak Yoona walaupun cuma pas MOS doang, tapi setidaknya gue berpengalaman.
“Kenapa Boy.”
“Gue mau ngomong sama elu.”
“Lah, emang sekarang elu lagi ngomong kan?”
“Hehehe.. iya..”
“Ada apa?”
“Gue..”
“Kenapa?”
“Gue… emmm.. gue suka sama lu Nisa..”
“Eh?!”
“Gue suka sama elu.” Kataku sekali lagi.
Dia melihatku dengan matanya yang berbinar-binar. Aku seakan percaya dengan apa yang kulihat, bahwa dia bahagia mendengar kata-kataku, bahwa dia memimpikan hal yang sama denganku. Maka tanpa kusia-siakan kesempatan itu, kata-kata kembali keluar dengan cepatnya dari bibirku.
“Kamu mau gak jadi pacarku?” tanyaku cepat.
Nisa kembali menatapku, berbinar-binar sesuai harapanku.

Diubah oleh azelfaith 30-11-2013 22:09
0
