- Beranda
- The Lounge
Mahluk- Mahluk Aneh dan Monster Mitologi Yunani
...
TS
ekkypunkshit078
Mahluk- Mahluk Aneh dan Monster Mitologi Yunani
Assalamualaikum Wr Wb
Spoiler for Bukti:
Spoiler for Sebelumnya:




Spoiler for TS Berharap Dikasih:
Spoiler for Bukan Dikasih:




Quote:
Berikut adalah makhluk-makhluk aneh dan monster yang terdapat dalam mitologi Yunani:
Quote:
Argus Panoptes

Argus Panoptes(Ἄργος Πανόπτης) dalam mitologi Yunani adalah seorang Gigant bermata seratus yang berhasil membunuh Ekhidna
Argus Panoptes(Ἄργος Πανόπτης) dalam mitologi Yunani adalah seorang Gigant bermata seratus yang berhasil membunuh Ekhidna
Spoiler for Dalam Mitologi Yunani:
Hera menyuruh Argus untuk mengawasi Io, yang telah diubah menjadi sapi oleh Zeus. Hera ingin menjauhkan Io dari Zeus. Dengan seratus matanya, Zeus tak akan bisa mengambil Io tanpa sepengetahuan Argus. Bahkan ketika tertidur, beberapa matanya tetap terbuka dan mengawasi Io.
Zeus kemudian mengutus putranya, Hermes, untuk membunuh Argus. Hermes menyamar sebagai seorang gembala dan menidurkan Argus dengan permainan musiknya. Hermes lalu membunuh Argus sehingga Io bisa terbebas. Setelah Argus mati, Hera mengambil semua mata Argus dan memasangnya pada ekor burung kesayangannya, merak.
Zeus kemudian mengutus putranya, Hermes, untuk membunuh Argus. Hermes menyamar sebagai seorang gembala dan menidurkan Argus dengan permainan musiknya. Hermes lalu membunuh Argus sehingga Io bisa terbebas. Setelah Argus mati, Hera mengambil semua mata Argus dan memasangnya pada ekor burung kesayangannya, merak.
Quote:
Areion


Dalam mitologi Yunani, Areion (Yunani: Ἀρείων) adalah kuda abadi keturunan dewa. Areion lahir dari hubungan Demeter dan Poseidon.
Spoiler for Kelahiran:
Poseidon bernafsu pada Demeter dan mengejarnya. Demeter berusaha melarikan diri dengan berubah wujud menjadi kuda betina dan bersembunyi di antara kawanan kuda namun Poseidon mampu melihat penyamaran Demeter. Poseidon lalu berubah menjadi kuda jantan dan merudapaksa Demeter. Dari hubungan tersebut lahirlah Areion. Areion sangat cepat dan mampu berbicara bahasa manusia.
Quote:
Athos
Athos adalah salah makhluk dalam mitologi Yunani. Dia adalah salah satu dari Gigant (raksasa). Dia pernah melempar sebuah gunung pada Zeus namun gunung tersebut dipukul oleh Zeus sampai terjatuh di dekat Makedonia dan disebut Gunung Athos.
Quote:
Babi Erimanthios

Dalam mitologi Yunani, Babi Erimanthios (Yunani: Ἐρυμάνθιοs ὁ κάπρος; Latin: Erymanthius aper) adalah makhluk yang harus ditangkap oleh Herakles dalam rangka menyelesaikan tugas keempatnya. Herakles mngunjungi Khiron terlebih dahulu untuk mendapatkan saran mengenai cara menangkap babi tersebut, dan Khiron menyuruhnya untuk menggiring babi itu ke dalam salju tebal. Pada pertengahan musim dingin, Herakles melakukan usahanya dan berhasil. Setelah menangkap babi tersebut, Herakles mengikat dan membawanya ke Euristheus, yang takut dan bersembunyi. Euristheus kemudian menyuruh Herakles untuk menyingkirkan binatang itu yang dituruti oleh Herakles.
Quote:
Babi Kalidon

Babi Kalidon adalah salah satu monster dalam mitologi Yunani yang harus ditangkap oleh para pahlawan. Babi ini dikirim oleh Artemis untuk memporak-porandakan daerah Kalidon di Anatolia karena rajanya tidak menghormati para dewa. Babi ini dibunuh dalam Perburuan Babi Kalidon yang melibatkan banyak pahlawan lelaki, tetapi yang menang justru adalah wanita yaitu Atalanta yang menggunakan panahnya. Menurut Strabo[1], Babi Kalidon merupakan keturunan dari Babi Krommionia yang dikalahkan oleh Theseus.
Quote:
Banteng Kreta

Dalam mitologi Yunani, Banteng Kreta adalah hewan yang dicintai oleh Pasifae dan merupakan ayah dari Minotaur.
Spoiler for Dalam Mitologi:
Minos, raja Kreta berdoa kepada Poseidon agar mengirimkannya seekor banteng sehingga dia bisa mempersembahkan banteng tersebut untuk Poseidon. Poseidon menjawab doanya dan mengirimkannya seekor banteng putih. Namun Minos melanggar janjinya dan menolak mengorbankan banteng tersebut.
Poseidon menghukum Minos dengan membuat istrinya, Pasifae, putri dari dewa matahari Helios, jatuh cinta pada banteng tersebut sampai Pasifae melahirkan anak dari banteng tersebut, monster bernama minotaur.
Banteng tersebut akhirnya ditangkap oleh Herakles dalam rangka menyelesaikan tugas ketujuhnya.
Poseidon menghukum Minos dengan membuat istrinya, Pasifae, putri dari dewa matahari Helios, jatuh cinta pada banteng tersebut sampai Pasifae melahirkan anak dari banteng tersebut, monster bernama minotaur.
Banteng tersebut akhirnya ditangkap oleh Herakles dalam rangka menyelesaikan tugas ketujuhnya.
Quote:
Burung Stimfalia

Dalam mitologi Yunani, Burung Stimfalia (Bahasa Yunani:Στυμφαλίδες ὄρνιθες, Stymphalídes órnithes) adalah sekawanan burung pemakan manusia dengan paruh dari perunggu dan bulu dari logam. Burung ini adalah hewan peliharaan Ares, dewa perang. Kotoran mereka sangatlah beracun. Mereka berpindah ke Danau Stimfalia di Arkadia untuk menghindari kawanan serigala. Burung ini berkembang biak dengan cepat dan menghancurkan tanaman dan buah-buahan di daerah tersebut. Menurut beberapa sumber, burung ini juga adalah burung yang menyerang Argonaut.
Spoiler for Menjadi Salah Satu tugas Herakles:
Mengusir burung tersebut adalah salah satu dari Dua belas tugas Herakles. Herakles menggunakan lonceng perunggu untuk menakuti burung-burung itu dan kemudian menembaki mereka saat burung-burung itu terbang menjauh.
Quote:
Delfin

Dalam mitologi Yunani, Delfin (Bahasa Yunani: Δελφύνη) adalah Drakaina, yakni monster setengah wanita setengah naga. Delfin sering disamakan dengan naga Pithon.
Spoiler for Dalam Mitologi:
Menurut Apollodorus, monster Tifon berhasil memotong urat Zeus dan mengurungnya di sebuah gua. Tifon lalu menyuruh kekasihnya, wanita naga bernama Delfin, untuk menjaga Zeus agar tidak kabur. Sementara Hermes dan Aegipan berhasil mendapatkan kembali urat Zeus. Mereka lalu menyelinap ke gua tempat Zeus dikurung dan membebaskannya tanpa diketahui oleh Delfin.
Delfin disuruh Gaia untuk menjaga Orakel Delfi. Dia kemudian mati dibunuh oleh Apollo. Karena membunuh Delfin, Apollo mendapat gelar Delfinos.
Delfin disuruh Gaia untuk menjaga Orakel Delfi. Dia kemudian mati dibunuh oleh Apollo. Karena membunuh Delfin, Apollo mendapat gelar Delfinos.
Quote:
Driad

Driad adalah makhluk legendaris dari mitologi Yunani. Menurut mitologi Yunani, Driad merupakan makhluk, atau semacam peri, yang menghuni tumbuh-tumbuhan, berwujud wanita.
Dalam bahasa Yunani istilah serupa, drys, berarti pohon oak. Dari kata ini timbul pengertian mengenai Driad yakni kaum Nimfa yang hidup dalam tumbuh-tumbuhan. Istilah tersebut sering dipakai untuk menyebut kaum Nimfa yang tinggal dalam pepohonan secara umum.
Karakter Driad dari mitologi Yunani muncul dalam kisah fantasi The Chronicles of Narnia sebagai spirit berwujud wanita yang berasal dari pepohonan.
Dalam permainan Warcraft, Driad muncul sebagai salah satu unit petarung dari ras Elf. Wujudnya setengah wanita dan setengah rusa.
Dalam bahasa Yunani istilah serupa, drys, berarti pohon oak. Dari kata ini timbul pengertian mengenai Driad yakni kaum Nimfa yang hidup dalam tumbuh-tumbuhan. Istilah tersebut sering dipakai untuk menyebut kaum Nimfa yang tinggal dalam pepohonan secara umum.
Karakter Driad dari mitologi Yunani muncul dalam kisah fantasi The Chronicles of Narnia sebagai spirit berwujud wanita yang berasal dari pepohonan.
Dalam permainan Warcraft, Driad muncul sebagai salah satu unit petarung dari ras Elf. Wujudnya setengah wanita dan setengah rusa.
Quote:
Ekhidna


Ekhidna (Bahasa Yunani: Ἔχιδνα) adalah Drakaina dalam mitologi Yunani. Namanya berarti "wanita ular". Ekhidna disebut sebagai "Ibu dari Semua Monster". Ekhidna bersarang di sebuah gua yang disebut Arima. Hesiodos menggambarkan Ekhidna sebagai monster raksasa yang bersama pasangannya, Tiphoeus atau Tifon, melahirkan berbagai monster mengerikan di mitologi Yunani.
Ekhidna kemungkinan adalah keturunan dari Tartaros dan Gaia, atau Keto dan Forkis. Tubuh bagian atasnya adalah wanita tapi bagian bawahnya adalah ular. Ekhidna juga sering digambarkan bersayap atau memiliki dua ekor.
Suatu hari, Ekhidna dan pasangannya menyerang dewa-dewa Olimpus, Zeus mengalahkan mereka dan mengurung Tifon di bawah Gunung Etna. Namun, Zeus membiarkan Ekhidna dan anak-anaknya tetap hidup sebagai tantangan untuk para pahlawan. Ekhidna adalah monster yang awet muda namun tidak abadi. Ekhidna mati dibunuh oleh raksasa bermata seratus, Argus Panoptes
.Ekhidna kemungkinan adalah keturunan dari Tartaros dan Gaia, atau Keto dan Forkis. Tubuh bagian atasnya adalah wanita tapi bagian bawahnya adalah ular. Ekhidna juga sering digambarkan bersayap atau memiliki dua ekor.
Suatu hari, Ekhidna dan pasangannya menyerang dewa-dewa Olimpus, Zeus mengalahkan mereka dan mengurung Tifon di bawah Gunung Etna. Namun, Zeus membiarkan Ekhidna dan anak-anaknya tetap hidup sebagai tantangan untuk para pahlawan. Ekhidna adalah monster yang awet muda namun tidak abadi. Ekhidna mati dibunuh oleh raksasa bermata seratus, Argus Panoptes
Spoiler for Sumber:
Quote:
Sekian dlu gan, ane cape . mau berangkat kuliah dulu.

Quote:
Updatenya gan
Sastra dan Arkeolog 
Tentang Mitologi Yunani 
Sejarah Mitologi Yunani 
Update Pertama 
Update Kedua 
Zaman Para Dewa dan Manusia 
Zaman Para Dewa 
Spoiler for Pesan TS:
Budayakan Koment gan. 
Boleh Ngejunk Tapi Harus Elegant, Pakai Talking Talking Dulu


Boleh Ngejunk Tapi Harus Elegant, Pakai Talking Talking Dulu

Karena

Diubah oleh ekkypunkshit078 20-01-2014 03:10
0
16.3K
Kutip
95
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ekkypunkshit078
#33
Sumber Sastra dan Arkeolog
Spoiler for Sastra:
Quote:
Sastra
Narasi mitis memainkan peranan penting dalam hampir setiap genre sastra Yunani. Meskipun demikian, satu-satunya buku pedoman mitografi umum yang masih bertahan dari masa antikuitas Yunani hanyalah Bibliotheke buatan Pseudo-Apollodoros. Karya itu berusaha mendamaikan kisah-kisah kontradiktif dari para penyair serta menyediakan ikhtisar lengkap mengenai legenda kepahlawanan dan mitologi Yunani tradisional.[5] Apollodoros hidup pada tahun 180–120 SM dan banyak menulis mengenai topik tersebut. Tulisan-tulisannya kemungkinan membentuk dasar bagi karya-karya selanjutnya. Akan tetapi Bibliotheke menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi lama setelah Apollodoros meninggal, karena itulah pembuatnya dinamai Pseudo-Apollodoros.
Di antara sumber-sumber sastra terawal adalah dua wiracarita karya Homeros, yaitu Iliad dan Odisseia. Para penyair lainnya ikut membuat wiracarita yang melengkapi Siklus Epik, namun sajak-sajak ini hampir keseluruhannya telah hilang. Ada pula kumpulan sajak yang dinamai Himne Homeros. Akan tetapi, terlepas dari namanya, Himne Homeros tidak punya kaitan langsung dengan Homeros. Sajak-sajak dalam Himne Homeros adalah himne-himne paduan suara yang berasal dari bagian yang lebih awal dari apa yang disebut sebagai Zaman Lira.[6] Hesiodos, yang diperkirakan hidup sezaman dengan Homeros, menulis karya berjudul Theogonia ("Asal-usul Para Dewa). Wiracarita tersebut merupakan salah satu naskah terlengkap mengenai mitos Yunani awal dan menceritakan tentang penciptaan dunia; asal muasal para dewa, Titan, dan Gigant; selain juga menguraikan silsilah, folklor, dan mitos etiologi. Karya Hesiodos lainnya, yaitu Erga kai Hemerai, merupakan puisi didaktik yang bercerita mengenai kehidupan bertani, selain juga meliputi mitos Prometheus, Pandora, serta Lima Zaman Manusia. Hesiodos juga memberi nasehat bagaimana cara supaya dapat berhasil dalam menjalani hidup di dunia yang berbahaya ini, yang oleh para dewa dibuat menjadi lebih berbahaya.
Para penyair lira sering mengambil tema-tema dari mitologi dan memasukkannya ke dalam sajak-sajak mereka. Namun mereka menyampaikannya dengan cara yang kurang naratif dan cenderung lebih alusif. Para penyair lira Yunani di antaranya adalah Pindaros, Bakkhylides, Simonides dan penyair pedesaan semacam Theokritos atau Bion. Masing-masing mengisahkan insiden-insiden mitologi secara individual.[7] Selain digunakan dalam sajak lira, tema-tema dalam mitologi Yunani juga sangat sentral bagi drama-drama Athena. Penulis drama tragedi seperti Aiskhilos, Sofokles, dan Euripides mengambil sebagian besar plot cerita mereka dari mitos-mitos mengenai zaman kepahlawanan dan Perang Troya. Banyak cerita tragedi (misalnya cerita Agamemnon dan anak-anaknya, Oidipus, Iason, Medeia, dll) yang bentuk klasiknya muncul dalam drama-drama tragedi itu. Penulis drama Aristofanes juga menggunakan mitos Yunani dalam dramanya, di antaranya dalam drama yang berjudul Ornithes ("Burung") dan Batrakhoi ("Katak").
Sejarawan Herodotos dan Diodoros Sikolos, serta geografer Pausanias dan Strabo, melakukan perjalanan keliling dunia Yunani dan mencatat cerita-cerita yang mereka dengar. Sebagai hasil dari perjalanannya, mereka berhasil menjabarkan banyak sekali legenda dan mitos lokal dalam tulisan-tulisan mereka, kadang mereka memberikan versi alternatif yang kurang dikenal.Herodotos secara khusus mempelajari berbagai tradisi yang dia kenal dan menyimpulkan bahwa banyak kisah mitologis yang sebenarnya memiliki asal-usul historis dari perseturuan antara Yunani dan Dunia Timur.Herodotos berupaya untuk mempertemukan asal-usul dan pencampuran konsep budaya yang berbeda itu.
Sajak-sajak dari zaman Hellenistik dan Romawi kuno kebanyakan disusun untuk tujuan sastra ketimbang untuk kultus pemujaan. Meskipun demikian, semua itu mengandung banyak rincian penting yang mungkin saja dapat hilang. Dalam kategori ini, terdapat karya-karya dari :
Naskah kuno Fabulae dan Astronomica buatan penulis Romawi, Pseudo-Hyginus, adalah dua kompendium mitos non-puitis yang sangat penting. Eikones buatan Filostratos Tua dan Filostratos Muda serta Ekhpraseis buatan Kallistratos adalah dua sumber sastra lainnya yang juga mengambil tema dari mitologi.
Pada akhirnya, Arnobius dan sejumlah penulis Yunani Bizantium menyediakan rincian penting mitos, kebanyakan diambil dari karya-karya Yunani lebih awal yang kini telah hilang. Naskah kuno yang memelihhara mitos itu di antaranya adalah leksikon buatan Hesikhios, Suda, dan risalah-risalah buatan Yohanes Tzetzes dan Eustathios. Pandangan moral Kristen terhadap mitologi Yunani terangkum dalam perkataan, ἐν παντὶ μύθῳ καὶ τὸ Δαιδάλου μύσος / en panti muthōi kai to Daidalou musos ("Dalam setiap mitos ada pencemaran Daidalos"). Dalam gaya ini, Suda yang ensiklopedis menceritakan peran Daidalos dalam rangka memuaskan "nafsu berahi" Pasifae yang "tak wajar" kepada banteng kiriman Poseidon: "Karena asal mula dan kesalahan dialamatkan kepada Daidalos dan dia dibenci untuk itu, dia pun menjadi subyek pepatah itu.
Di antara sumber-sumber sastra terawal adalah dua wiracarita karya Homeros, yaitu Iliad dan Odisseia. Para penyair lainnya ikut membuat wiracarita yang melengkapi Siklus Epik, namun sajak-sajak ini hampir keseluruhannya telah hilang. Ada pula kumpulan sajak yang dinamai Himne Homeros. Akan tetapi, terlepas dari namanya, Himne Homeros tidak punya kaitan langsung dengan Homeros. Sajak-sajak dalam Himne Homeros adalah himne-himne paduan suara yang berasal dari bagian yang lebih awal dari apa yang disebut sebagai Zaman Lira.[6] Hesiodos, yang diperkirakan hidup sezaman dengan Homeros, menulis karya berjudul Theogonia ("Asal-usul Para Dewa). Wiracarita tersebut merupakan salah satu naskah terlengkap mengenai mitos Yunani awal dan menceritakan tentang penciptaan dunia; asal muasal para dewa, Titan, dan Gigant; selain juga menguraikan silsilah, folklor, dan mitos etiologi. Karya Hesiodos lainnya, yaitu Erga kai Hemerai, merupakan puisi didaktik yang bercerita mengenai kehidupan bertani, selain juga meliputi mitos Prometheus, Pandora, serta Lima Zaman Manusia. Hesiodos juga memberi nasehat bagaimana cara supaya dapat berhasil dalam menjalani hidup di dunia yang berbahaya ini, yang oleh para dewa dibuat menjadi lebih berbahaya.
Para penyair lira sering mengambil tema-tema dari mitologi dan memasukkannya ke dalam sajak-sajak mereka. Namun mereka menyampaikannya dengan cara yang kurang naratif dan cenderung lebih alusif. Para penyair lira Yunani di antaranya adalah Pindaros, Bakkhylides, Simonides dan penyair pedesaan semacam Theokritos atau Bion. Masing-masing mengisahkan insiden-insiden mitologi secara individual.[7] Selain digunakan dalam sajak lira, tema-tema dalam mitologi Yunani juga sangat sentral bagi drama-drama Athena. Penulis drama tragedi seperti Aiskhilos, Sofokles, dan Euripides mengambil sebagian besar plot cerita mereka dari mitos-mitos mengenai zaman kepahlawanan dan Perang Troya. Banyak cerita tragedi (misalnya cerita Agamemnon dan anak-anaknya, Oidipus, Iason, Medeia, dll) yang bentuk klasiknya muncul dalam drama-drama tragedi itu. Penulis drama Aristofanes juga menggunakan mitos Yunani dalam dramanya, di antaranya dalam drama yang berjudul Ornithes ("Burung") dan Batrakhoi ("Katak").
Sejarawan Herodotos dan Diodoros Sikolos, serta geografer Pausanias dan Strabo, melakukan perjalanan keliling dunia Yunani dan mencatat cerita-cerita yang mereka dengar. Sebagai hasil dari perjalanannya, mereka berhasil menjabarkan banyak sekali legenda dan mitos lokal dalam tulisan-tulisan mereka, kadang mereka memberikan versi alternatif yang kurang dikenal.Herodotos secara khusus mempelajari berbagai tradisi yang dia kenal dan menyimpulkan bahwa banyak kisah mitologis yang sebenarnya memiliki asal-usul historis dari perseturuan antara Yunani dan Dunia Timur.Herodotos berupaya untuk mempertemukan asal-usul dan pencampuran konsep budaya yang berbeda itu.
Sajak-sajak dari zaman Hellenistik dan Romawi kuno kebanyakan disusun untuk tujuan sastra ketimbang untuk kultus pemujaan. Meskipun demikian, semua itu mengandung banyak rincian penting yang mungkin saja dapat hilang. Dalam kategori ini, terdapat karya-karya dari :
- Para penyair Romawi, contohnya Ovidius, Statius, Valerius Flaccus, Seneca, dan Virgilus dengan uraian dari Servius.
- Para penyair Yunani dari periode Antik Akhir, yaitu Nonnos, Antoninos Liberalis, dan Kointos Smyrnaios.
- Para penyair Yunani dari periode Hellenistik, antara lain Apollonios dari Rodos, Kallimakhos, Pseudo-Eratosthenes, dand Parthenios.
- Para penulis novel dari Yunani dan Romawi, di antaranya adalah Apuleius, Petronius, Lollianus, dan Heliodoros.
Naskah kuno Fabulae dan Astronomica buatan penulis Romawi, Pseudo-Hyginus, adalah dua kompendium mitos non-puitis yang sangat penting. Eikones buatan Filostratos Tua dan Filostratos Muda serta Ekhpraseis buatan Kallistratos adalah dua sumber sastra lainnya yang juga mengambil tema dari mitologi.
Pada akhirnya, Arnobius dan sejumlah penulis Yunani Bizantium menyediakan rincian penting mitos, kebanyakan diambil dari karya-karya Yunani lebih awal yang kini telah hilang. Naskah kuno yang memelihhara mitos itu di antaranya adalah leksikon buatan Hesikhios, Suda, dan risalah-risalah buatan Yohanes Tzetzes dan Eustathios. Pandangan moral Kristen terhadap mitologi Yunani terangkum dalam perkataan, ἐν παντὶ μύθῳ καὶ τὸ Δαιδάλου μύσος / en panti muthōi kai to Daidalou musos ("Dalam setiap mitos ada pencemaran Daidalos"). Dalam gaya ini, Suda yang ensiklopedis menceritakan peran Daidalos dalam rangka memuaskan "nafsu berahi" Pasifae yang "tak wajar" kepada banteng kiriman Poseidon: "Karena asal mula dan kesalahan dialamatkan kepada Daidalos dan dia dibenci untuk itu, dia pun menjadi subyek pepatah itu.
Spoiler for Arkeologi:
Quote:
Arkeologi
Penemuan Peradaban Mykenai oleh arkeolog amatir Jerman, Heinrich Schliemann, pada abad kesembilan belas, serta penemuan Peradaban Minoa di Kreta oleh arkeolog Britania, Sir Arthur Evans, pada abad kedua puluh, banyak membantu dalam menjelaskan beragam pertanyaan tentang epik Homeros dan menyediakan bukti-bukti arkeologis bagi banyak rincian mitologis mengenai para dewa dan pahlawan Yunani. Sayangnya, bukti tentang mitos dan ritual di situs-situs arkeologi Mykenai seluruhnya bersifat monumental, seperti misalnya naskah Linear B yang digunakan terutama untuk mencatat invantaris, meskipun pada naskah tersebut ditemukan juga nama-nama dewa dan pahlawan. Linear B sendiri merupakan suatu bentuk tulisan Yunani yang sangat kuno yang ditemukan di Kreta dan di Yunani daratan.
Desain geometris pada tembikar dan gerabah dari abad kedelapan SM menggambakan adegan-adegan dari siklus Troya, selain juga petualangan Herakles.Penggambaran mitos secara visual menjadi penting karena dua alasan. Alasan pertama adalah bahwa banyak mitos Yunani yang diceritakan melalui vas lebih dulu daripada melalui karya sastra; dari dua belas tugas Herakles, misalnya, hanya tugas menangkap Kerberos saja yang diceritakan dalam karya sastra kontemporer.Alasan lainnya adalah bahwa sumber-sumber visual seringkali menggambarkan adegan mitos dan mitis yang tidak dikisahkan dalam sumber sastra manapun. Dalam beberapa kasus, penggambaran awal mitos dalam seni geometris lebih dulu muncul daripada penggambarannya pada sajak arkais akhir, dan perbedaan waktunya bisa mencapai beberapa abad.Pada periode Arkais (750–500 SM), Klasik (480–323 SM), dan Hellenistik (323–146 SM), banyak bermunculan penggambaran pada tembikar yang memperlihatkan adegan-adegan dari karya Homeros dan adegan-adegan mitologis lainnya, yang ikut melengkapi bukti sastra yang sudah ada.
Penemuan Peradaban Mykenai oleh arkeolog amatir Jerman, Heinrich Schliemann, pada abad kesembilan belas, serta penemuan Peradaban Minoa di Kreta oleh arkeolog Britania, Sir Arthur Evans, pada abad kedua puluh, banyak membantu dalam menjelaskan beragam pertanyaan tentang epik Homeros dan menyediakan bukti-bukti arkeologis bagi banyak rincian mitologis mengenai para dewa dan pahlawan Yunani. Sayangnya, bukti tentang mitos dan ritual di situs-situs arkeologi Mykenai seluruhnya bersifat monumental, seperti misalnya naskah Linear B yang digunakan terutama untuk mencatat invantaris, meskipun pada naskah tersebut ditemukan juga nama-nama dewa dan pahlawan. Linear B sendiri merupakan suatu bentuk tulisan Yunani yang sangat kuno yang ditemukan di Kreta dan di Yunani daratan.
Desain geometris pada tembikar dan gerabah dari abad kedelapan SM menggambakan adegan-adegan dari siklus Troya, selain juga petualangan Herakles.Penggambaran mitos secara visual menjadi penting karena dua alasan. Alasan pertama adalah bahwa banyak mitos Yunani yang diceritakan melalui vas lebih dulu daripada melalui karya sastra; dari dua belas tugas Herakles, misalnya, hanya tugas menangkap Kerberos saja yang diceritakan dalam karya sastra kontemporer.Alasan lainnya adalah bahwa sumber-sumber visual seringkali menggambarkan adegan mitos dan mitis yang tidak dikisahkan dalam sumber sastra manapun. Dalam beberapa kasus, penggambaran awal mitos dalam seni geometris lebih dulu muncul daripada penggambarannya pada sajak arkais akhir, dan perbedaan waktunya bisa mencapai beberapa abad.Pada periode Arkais (750–500 SM), Klasik (480–323 SM), dan Hellenistik (323–146 SM), banyak bermunculan penggambaran pada tembikar yang memperlihatkan adegan-adegan dari karya Homeros dan adegan-adegan mitologis lainnya, yang ikut melengkapi bukti sastra yang sudah ada.
Diubah oleh ekkypunkshit078 30-11-2013 12:35
0
Kutip
Balas