Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2) adalah sebuah perang global yang berlangsung sejak tahun 1939 hingga tahun 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia - termasuk semua kekuatan besar - yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan : Sekutu (Allied) dan Poros (Axis).
Dalam keadaan "perang total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer. Sebagai akibat dari sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil - termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan - perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50-70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan seusai perang untuk memperkuat kerja sama internasional dan mencegah konflik-konflik yang akan datang. Para kekuatan besar yang merupakan pemenang perang - Amerika Serikat (AS), Uni Soviet, Cina, Britania Raya, dan Perancis - menjadi anggota permanen Dewan Keamanan PBB. Uni Soviet dan AS muncul sebagai kekuatan super yang saling bersaing dalam panggung Perang Dingin yang kelak bertahan selama 46 tahun berikutnya. Sementara itu, pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan proses dekolonisasi Asia dan Afrika dimulai.
Operasi Market Garden adalah operasi yang dilancarkan oleh sekutu dibawah pimpinan Jenderal Bernard Montgomery dari Inggris pada bulan September tahun 1944. Operasi ini bertujuan merebut dan menguasai jembatan-jembatan di garis belakang musuh (Jerman saat itu masih menguasai Belanda) sehingga bisa dengan mudah masuk ke Jerman melewati sungai Rhine untuk menguasai lembah Ruhr (pusat industri) di Jerman dengan menerjunkan ribuan pasukan payung di negara Belanda. Dengan direbutnya pusat industri Jerman, sekutu berharap perang dapat segera berakhir sebelum tiba hari Natal pada tahun 1944.Divisi-divisi sekutu yang ditugaskan untuk menjalankan misi ini adalah 101st Airborne Division(US), 82nd Airborne Division(US), 1st Airborne Division(UK), Polish Brigade, dan 30 Corps (Divisi Tank/Kavaleri) . Dalam misi ini setiap divisi-divisi sekutu harus sudah menguasai jembatan-jembatan dalam waktu yang sangat singkat, setelah itu mereka harus mempertahankan jembatan tersebut sampai 30 Corps melewati jembatan tersebut, begitu terus sampai jembatan terakhir yang ada di Arnhem.
Secara kebetulan di wilayah Belanda ada beberapa Divisi Panzer SS yang dikomandani oleh Field-Marshall Walter Model yang sedang beristirahat dan awalnya ia menyangka sekutu melancarkan serbuan untuk menangkap dirinya sehingga dia mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Pada awalnya, sekutu berhasil menguasai jembatan-jembatan yang ada di daerah Nijmegen dan Eindhoven Belanda, tetapi 1st Airborne Boys(UK) yang dipimpin oleh Col.Frost yang ditugaskan menguasai jembatan di daerah Arnhem dapat dipukul mundur oleh pasukan SS Panzer, hal ini mengakibatkan kegagalan yang fatal bagi operasi ini. Akhirnya sekutu dapat dipukul mundur dan operasi ini dianggap sebagai salah satu operasi sekutu yang gagal setelah peristiwa D-Day di Normandia selama Perang Dunia II yang diharapkan selesai sebelum hari Natal tahun 1944 tetapi ternyata masih terus berlanjut hingga menyerahnya Jerman di bulan Mei 1945. Operasi ini mengakibatkan ribuan nyawa melayang dari Divisi pasukan payung sekutu.
Operasi Market Garden, Operasi Lintas Udara Terbesar Sekutu Yang Berakhir Dengan Kegagalan
Operasi Market Garden, adalah operasi yang dilancarkan oleh sekutu dibawah pimpinan Jenderal Bernard Montgomery dari Inggris pada bulan September tahun 1944. Operasi ini bertujuan merebut dan menguasai jembatan-jembatan di garis belakang musuh (Jerman saat itu masih menguasai Belanda) sehingga bisa dengan mudah masuk ke Jerman melewati sungai Rhine untuk menguasai lembah Ruhr (pusat industri) di Jerman dengan menerjunkan ribuan pasukan payung di negara Belanda. Dengan direbutnya pusat industri Jerman, sekutu berharap perang dapat segera berakhir sebelum tiba hari Natal di tahun 1944.Divisi-divisi sekutu yang ditugaskan untuk menjalankan misi ini adalah 101st Airborne Division(US), 82nd Airborne Division(US), 1st Airborne Division(UK), Polish Brigade, dan 30 Corps (Divisi Tank/Kavaleri) . Dalam misi ini setiap divisi-divisi sekutu harus sudah menguasai jembatan-jembatan dalam waktu yang sangat singkat, setelah itu mereka harus mempertahankan jembatan tersebut sampai 30 Corps melewati jembatan tersebut, begitu terus sampai jembatan terakhir yang ada di Arnhem.
Secara kebetulan di wilayah Belanda ada beberapa Divisi Panzer SS yang dikomandani oleh Field-Marshall Walter Model yang sedang beristirahat dan awalnya ia menyangka sekutu melancarkan serbuan untuk menangkap dirinya sehingga dia mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Pada awalnya, sekutu berhasil menguasai jembatan-jembatan yang ada di daerah Nijmegen dan Eindhoven Belanda, tetapi 1st Airborne Boys(UK) yang dipimpin oleh Col.Frost yang ditugaskan menguasai jembatan di daerah Arnhem dapat dipukul mundur oleh pasukan SS Panzer, hal ini mengakibatkan kegagalan yang fatal bagi operasi ini. Akhirnya sekutu dapat dipukul mundur dan operasi ini dianggap sebagai salah satu operasi sekutu yang gagal setelah peristiwa D-Day di Normandia selama Perang Dunia II yang diharapkan selesai sebelum hari Natal tahun 1944 tetapi ternyata masih terus berlanjut hingga menyerahnya Jerman di bulan Mei 1945. Operasi ini mengakibatkan ribuan nyawa melayang dari Divisi pasukan payung sekutu.
Melibatkan ribuan pasukan infantri dan penerjun dari Inggris dan Amerika, operasi ini dimulai tanggal 17 September. Pasukan Sekutu diterjunkan di sekitar Eindhoven, Nijmegen, dan Arnhem, Belanda.
Pada awal operasi, Sekutu seperti berada di atas angin. Meskipun sebagian besar jembatan sudah dihancurkan sebelum pasukan Sekutu berhasil menguasainya, tetapi baik pasukan Inggris maupun Amerika berhasil menguasai jalanan menuju Arnhem, satu-satunya jembatan yang masih tinggal di tangan pasukan Jerman.
Hari pertama operasi dimulai, perkembangan pergerakan pasukan Sekutu memang agak lambat. Tetapi pasukan penerjun Inggris berhasil menguasai salah satu sisi utara salah satu jembatan di Arnhem yang melintasi sungai Rhine.
Pada hari kedua, pasukan Inggris dan pasukan Amerika bertemu dekat Grave. Dan pada hari ketiga, pasukan Sekutu mencapai Nijmegen di mana pasukan Amerika sedang bertempur memperebutkan jembatan yang melintasi Sungai Waal. Jendral Horrocks komandan pasukan XXX memerintahkan pasukan Amerika menyeberangi Sungai Waal supaya dapat menyerang Jerman dari belakang. Meskipun perintah ini harus dibayar mahal dengan nyawa separuh dari pasukan penyeberang, tetapi pasukan yang selamat dapat melumpuhkan pasukan Jerman dan menguasai jembatan Nijmegen.
Sekarang tinggal jembatan Arnhem saja yang tersisa. Jalan menuju Arnhem sudah dikuasai oleh Sekutu. Bahkan ujung utara jembatan Arnhem telah dikuasai pasukan penerjun Inggris. Kemenangan dan keberhasilan Operasi Market Garden harusnya sudah ada di depan mata.
Tetapi artileri Jerman bergerak cepat memasuki Arnhem. Membumihanguskan rumah dan gedung-gedung di mana pasukan Inggris sedang bertempur. Saat itu pasukan Inggris hanya memiliki sedikit senjata anti-tank, tak punya makanan, bahkan hanya ada sedikit amunisi yang tersisa.
Pasukan Sekutu di seberang sungai juga tidak dapat menyeberang untuk membantu teman-temannya di dalam kota. Mereka terdesak, artileri Jerman menguasai sungai. Jenderal Horrocks akhirnya memerintahkan evakuasi semua pasukan yang tersisa. Pasukan penerjun yang ada di dalam kota ditinggalkan.
Arnhem dikuasai oleh Jerman. Hanya 2500 pasukan Sekutu yang berhasil menyeberang. Hampir 1500 orang meninggal, lebih dari 6500 orang ditahan, dan banyak di antara mereka yang terluka parah.
Operasi Market Garden gagal! Pasukan Sekutu dipukul mundur Jerman.
The Fall of Paris on August 25, 1944 ended the Normandy campaign, but the Allies were still dependent on the port of Cherbourg for supplies. This caused a reevaluation of the “broad front” strategy that Eisenhower followed, advancing everywhere, rather than Montgomery’s advocacy for narrow thrusts through weak points in the German lines.
US Army General George S. Patton’s Third Army, driving hard, had run off the French maps and were advancing on the German city of Aachen, the first German territory to come under attack. Hitler was determined to hold the city, but the Allies’ increasing supply problems stopped Patton cold. He was sure that given more gas, he could advance on Berlin.
Montgomery was given authorization to try his narrow advance. Holland had been under German occupation for four years, and he believed that the German forces there were weak. If airborne units could land and hold key bridges, he could send a heavy armored force racing through Holland and sweep around to take Berlin before the end of the year.
The plan called Operation Market-Garden, for the largest airborne drop in military history. Three Allied divisions would be involved. The US Army 101st Airborne would drop on Eindhoven and take the canal crossings at Veghel. The US Army 82nd Airborne would land on bridges over the Maas and Waal Rivers. 60 miles behind the German lines, the British 1st Airborne, then later the Polish 1st Airborne Brigade, would be dropped on the Rhine bridges at Arnhem. This was the “Market” plan.
UK General Brian Horrocks, commanding the XXX Corps, would dash up these Allied-held river crossings to relieve the 1st Airborne in the “Garden” phase of the operation. Montgomery’s planning did not take into account any of the lessons learned in Normandy, or even the German landings in Crete three years before.
Also, the Germans were beginning to stabilize their western forces. German paratroopers and SS panzer units were moved into Arnhem, and while British intelligence was aware of them, their presence was discounted. Also, for such a large operation, less time was taken than the Normandy landings.
Kiprah Orang Indonesia Gugur sebagai Tentara Jerman
Prajurit Wilson Boback merunduk bersembunyi di reruntuhan rumah seorang petani. Dengan saksama ia memperhatikan gerak-gerik seorang serdadu Jerman yang sedang berjalan menuju ke arahnya.
Jelas tampak bahwa sang musuh tidak menyadari tempat ia bersembunyi, yang hanya berjarak beberapa meter di depannya. Sudah beberapa hari Boback terlibat kontak senjata dengan pasukan Jerman. Sejak ia bersama 30.000 rekannya diterjunkan dari resimen pesawat Glider ke belakang garis musuh sepanjang kota Eindhoven, Nijmegen, dan Arnheim pada 17 September 1944.
Mereka tergabung dalam operasi Market Garden untuk mengamankan setiap jembatan besar di Belanda guna membuka jalan bagi divisi lapis baja Korps 30 Jenderal Bernard Montgomery. Namun, Korps 30 yang dinanti-nanti tak kunjung datang.
Seluruh divisi linud Sekutu yang telah mendarat dipukul telak dua divisi SS (Schutzstaffel) yang mundur dari Prancis yakni Divisi 9 SS Hohenstaufen dbantu resimen 23 sukarelawan SS Frw. Boback dan rekannya bertahan hingga hanya menduduki kantong-kantong kecil pertahanan dekat kota kecil Oosterbeek pada 21 September 1944.
Boback menahan napas, mulai membidikan senapan M1 Garand-nya ke serdadu Jerman yang berjalan semakin deket menuju arahnya. Ia bertanya dalam hati, mengapa serdadu Jerman ini berkulit berwarna dan memiliki profil mirip layaknya orang Asia?
Namun, ia tersadar tak ada waktu untuk berpikir dan sesegera mungkin ia menarik pelatuk. Terdengar bunyi letusan, diikuti sang serdadu Jerman malang itu ambruk ke tanah ditembus timah panas. Hanya tinggal satu meter di depan Boback.
Setelah memastikan keadaan sekitar aman, tidak ada lagi musuh, Boback keluar dari persembunyiannya. Ia berjalan ke tubuh tentara Jerman yang sudah terbujur kaku. Profil warna kulit dari musuh yang baru saja ia tewaskan, benar-benar memancing rasa ingin tahu.
Kemudian, ia mulai memeriksa tubuh lawannya dan menemukan dokumen dan foto. Di dalamnya, Boback menemukan jawaban atas rasa penasarannya. Dalam dokumen dijelaskan identitas dari tentara Jerman yang baru ia tewaskan berasal dari koloni Hindia-Belanda (Indonesia). Ia direkrut jadi tentara Waffen SS (Waffen Schutzstaffel) saat bermukim di Belanda.