Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2) adalah sebuah perang global yang berlangsung sejak tahun 1939 hingga tahun 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia - termasuk semua kekuatan besar - yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan : Sekutu (Allied) dan Poros (Axis).
Dalam keadaan "perang total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer. Sebagai akibat dari sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil - termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan - perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50-70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan seusai perang untuk memperkuat kerja sama internasional dan mencegah konflik-konflik yang akan datang. Para kekuatan besar yang merupakan pemenang perang - Amerika Serikat (AS), Uni Soviet, Cina, Britania Raya, dan Perancis - menjadi anggota permanen Dewan Keamanan PBB. Uni Soviet dan AS muncul sebagai kekuatan super yang saling bersaing dalam panggung Perang Dingin yang kelak bertahan selama 46 tahun berikutnya. Sementara itu, pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan proses dekolonisasi Asia dan Afrika dimulai.
Although Yugoslavia had joined the Axis alliance with Germany, the Yugoslav government was toppled by an anti-German military coup in late March 1941. Moreover, an Italian attack on Greece in October 1940 was turned back and a Greek counterattack threatened Italian positions in the Balkans. Germany decided to intervene in the Balkans, in order to secure a southeastern flank for impending military operations against the Soviet Union.
Germany invaded the Balkan countries of Yugoslavia and Greece in early April 1941. Supported by contingents from Germany's allies (Italy, Bulgaria, Hungary, and Romania), German forces quickly subdued the Balkans. British forces, sent to aid Greece, were forced to withdraw to the island of Crete. In mid-May, German paratroopers landed on Crete and, after heavy fighting, defeated British forces.
Serangan Jerman, Italia, dan Hungaria pada 6 April 1941 ke seluruh penjuru Yugoslavia, menjadi tonggak penting bagi Tito. Hanya dalam sepuluh hari, pasukan kerajaan terdesak, dan Raja Peter II lari meninggalkan negeri. Tito sendiri membangun Komite Militer dalam tubuh Komite Sentral PKY pada 10 April tahun itu. Ia segera menyeru rakyat agar bersatu melawan tentara pendudukan. Ia mengangkat diri sebagai panglima setelah Jerman melancarkan Operasi Barbarossa ke Uni Soviet. Pada saat yang sama, dibentuk pula Pasukan Partisan Yugoslavia.
Singkat kata, kaum partisan berhasil melancarkan perang gerilya melawan kekuatan poros Jerman. Satu demi satu daerah berhasil dibebaskan, dan di situ dibentuk pemerintahan sipil di bawah Komite Rakyat. Tito memainkan peran sebagai pemimpin dalam forum-forum Dewan Pembebasan Antifasis Yugoslavia. Pada 4 Desember 1943, ia pun diangkat menjadi Presiden Dewan Pembebasan Yugoslavia dan mengumumkan pembentukan pemerintahan darurat Demokrasi Yugoslavia.
Selama perang, tidak kurang tiga kali Jerman hampir berhasil menangkap atau membunuh Tito: dalam pertempuran di Neretva, perang di Sutjeska, dan penyerbuan kawasan Drvar dalam kurun 1943-1944. Toh, Tito lolos walaupun sempat mengalami luka parah saat ia dan pasukannya bertempur di Sutjeska. Kegigihan kaum partisan itu mengundang simpati pihak Sekutu yang dipimpin Amerika Serikat. Mereka pun memperoleh dukungan Sekutu.
The invasion of Yugoslavia was an Axis mounted attack that took place during World War II. The invasion began on April 6, 1941, when the Germans launched a massive air assault on the Yugoslav capital, Belgrade. The primary aim of the air attack was to cripple the Yugoslav government, morale, air force, and anti-aircraft defenses. At the same time, German army units based in Bulgaria, which bordered Yugoslavia, commenced an attack from the southwest.
The Invasion
The Germans launched their land invasion from Hungary on April 6. Hungarian troops moved into Yugoslavia a few days later. The Italians also launched an attack.
Bulgaria did not lend any of its forces to the invasion, claiming it needed to use all of its armed forces to prevent attack from Greece. While Romania allowed its territory to be used, it did not send any of its forces to take part in the invasion.
In an effort to protect its air force, the Yugoslavs had decided to disperse the aircraft throughout the country, using small airfields as operations bases. However, the lack of facilities and resources at these fields, combined with adverse weather, seriously damaged the air force’s capabilities. The air force did manage to launch some bombing raids, and scored some successes in counter-attacking German bombing missions, but it was quickly overwhelmed. Recognizing imminent defeat, the Yugoslavs moved their remaining aircraft to Greece.
The blanket bombing of Belgrade had succeeded in severely disrupting Yugoslav communication, which greatly hampered the coordination of resistance operations. This may explain why Yugoslavia tried to resist the invasion on so many fronts instead of centralizing resistance in a smaller area, another factor in the speed at which the country succumbed.