- Beranda
- Stories from the Heart
[Your] Smile Like An Angel's Smile
...
TS
drxrecca
[Your] Smile Like An Angel's Smile
Diubah oleh drxrecca 26-10-2013 02:27
anasabila memberi reputasi
1
40.9K
448
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
drxrecca
#374
Cahaya Bintang
"ok Ris... kalo kamu kaya gini, kita udah ngga bisa ngelanjutin hubungan kita lagi ! kita putus" kata laki-laki itu, lalu terdengar suara langkah kakinya pergi meninggalkan taman belakang perpustakaan
"Ris... ? apa maksudnya dia ?" tanya gw dalam hati, mencoba untuk menebak siapa mereka. Lalu gw pergi menuju depan perpustakaan untuk melihat laki-laki yang sedari tadi terlibat perselisihan dengan perempuan yang dia panggil Ris. Untunglah laki-laki tersebut melewati jalan lain, bukan jalan yang yang gw gunakan untuk mendengar perselisihan mereka, sehingga keberadaan gw masih tidak diketahui oleh mereka.
Gw hanya melihat laki-laki itu dari belakang, tampaknya itu saja sudah cukup bagi gw untuk mengetahui siapa yang sedari tadi terlibat perselisihan "Yudi ...! berarti yang dari tadi berantem tuh ...???"
Ternyata dugaan gw tepat, yang sedari tadi terlibat perselisihan adalah Yudi dan Risa. Gw kembali ketempat tadi, tempat dimana gw mendengar perselisihan antara Yuda dan Risa. Tetapi tampaknya ada yang berbeda dari kejadian ini, gw tidak mendengar suara isak tangis yang biasanya terdengar dari seorang perempuan jika hubungannya telah berakhir, semuanya sunyi, tanpa suara, membuat gw bertanya-tanya, ada apa dengan semua ini ? Gw hafal betul, Risa adalah tipe perempuan yang sensitif, Jadi terlihat aneh jika hal ini tidak membuatnya menangis.
Dengan ingin tahu yang besar tentang apa yang sebenarnya terjadi, gw segera melangkahkan kaki menuju tempat Risa berada. Tidak ada ekspresi kesediahan yang dia tunjukkan ketika gw melihatnya duduk di bangku taman itu. Dia hanya duduk diam dan menatap langit, hal biasa yang dia lakukan ketika perasaannya sedang dihinggapi masalah, dan bahkan kedatangan gw pun tidak dia sadari.
"lagi ngapain ?" sapa gw sambil berjalan mendekatinya lalu duduk disebelahnya
"eh Radit ... ! kapan kamu dateng ?" jawabnya terkejut melihat kedatangan gw
"baru aja" jawab gw singkat diselingi dengan senyuman ramah
"tumben sendiri ? Mia-nya mana?"
"lha... kok nanya Mia ke gw ? mang siapa gw ?"
"lho... bukannya Mia cewe kamu ?"
"Bukan Ris... gw ama Mia cuma sahabatan doang"
"trus... yang dilapangan dulu sama kabar yang beredar gimana ?"
"ceritanya panjang dan rumit Ris !"
"maksudnya ?"
"udahlah ngga usah ditanya lagi, intinya gw sama Mia cuma sahabatan, dan ngga ada yang namanya mempermainkan perasaan orang" kilah gw mengalihkan topik pembicaraan "trus lo sendiri ? ngapain disini ? Yudi-nya mana?"
"aku udah putus Dit !"
"loh... kok bisa ?"
"susah dijelasin Dit ! tapi intinya aku sama Yudi udah resmi putus"
"hmmm... hidup emang rumit ya Ris" kata gw berusaha untuk mencairkan suasana "mau coklat ?" tanya gw sabil menyodorkan sebatang coklat yang tadi gw beli
"makasih Dit" kata Risa lalu mengambil coklat yang gw pegang "kamu emang tau apa yang aku butuhin" lanjutnya sambil tersenyum
Hmmm… senyuman itu lagi, senyuman yang tetap sama saat pertama gw bertemu dengannya, senyuman yang tetap mempesona dan senyuman yang telah lama tidak pernah gw lihat lagi.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi gw dan Risa untuk kembali akrab seperti dulu, seperti saat kami satu kelas. Mungkin ini semua karena kami berdua sama-sama merindukan masa-masa itu, masa-masa indah bagi kami berdua.
"lo ngga berubah ya Ris, masih aja suka liat langit kalo lagi ada masalah"
"hmmm..." Risa menatap gw lalu kembali tersenyum "aku berharap bisa liat bintang"
"kalo siang gini mana ada bintang"
"semua orangkan boleh berharap"
"iya sih, tapi ada kalanya ngga semua harapan kita bisa terkabul" kata gw sambil tersenyum "seperti sekarang, lo berharap bisa liat bintang di siang hari, tapi kenyataannya ?" lanjut gw lalu mengalihkan pandangan gw kearah langit "sinar matahari mengalahkan sinar bintang, jadi kita ngga bisa liat, seperti keinginan kita yang selalu ada aja halangannya"
"jadi maksud kamu, aku harus nyerah gitu sama keinginan aku ?" kata Risa ekpresi wajah yang terlihat kecewa
"ngga gitu juga kali" kata gw sambil tersenyum, berusaha untuk membangkitkan semangatnya lagi "ada kalanya matahari lelah untuk terus-menerus menyinari bumi dan pada saatnya sinar matahari itu diganti sama sinar bintang yang indah, dan lo harus yakin, da saatnya lo bisa liat bintang Ris" lanjut gw lalu gw memberanikan diri untuk menggenggam tangannya "yang harus kamu lakukan adalah terus berusaha dan bersabar, karena suatu saat kamu pasti bisa liat bintang"
"hmmm... makasih ya Dit, dari dulu kamu emang bisa buat aku tenang" kata Risa lalu menyandarkan kepalanya di bahu gw "kali ini aku yakin, suatu saat aku bisa liat bintang aku yang lagi bersinar"
"tapi Ris... langit siang juga indah"
"tapi Dit... langit malam yang dihiasi sinar bintang jauh lebih indah dari langit siang"
"Ris... ? apa maksudnya dia ?" tanya gw dalam hati, mencoba untuk menebak siapa mereka. Lalu gw pergi menuju depan perpustakaan untuk melihat laki-laki yang sedari tadi terlibat perselisihan dengan perempuan yang dia panggil Ris. Untunglah laki-laki tersebut melewati jalan lain, bukan jalan yang yang gw gunakan untuk mendengar perselisihan mereka, sehingga keberadaan gw masih tidak diketahui oleh mereka.
Gw hanya melihat laki-laki itu dari belakang, tampaknya itu saja sudah cukup bagi gw untuk mengetahui siapa yang sedari tadi terlibat perselisihan "Yudi ...! berarti yang dari tadi berantem tuh ...???"
Ternyata dugaan gw tepat, yang sedari tadi terlibat perselisihan adalah Yudi dan Risa. Gw kembali ketempat tadi, tempat dimana gw mendengar perselisihan antara Yuda dan Risa. Tetapi tampaknya ada yang berbeda dari kejadian ini, gw tidak mendengar suara isak tangis yang biasanya terdengar dari seorang perempuan jika hubungannya telah berakhir, semuanya sunyi, tanpa suara, membuat gw bertanya-tanya, ada apa dengan semua ini ? Gw hafal betul, Risa adalah tipe perempuan yang sensitif, Jadi terlihat aneh jika hal ini tidak membuatnya menangis.
Dengan ingin tahu yang besar tentang apa yang sebenarnya terjadi, gw segera melangkahkan kaki menuju tempat Risa berada. Tidak ada ekspresi kesediahan yang dia tunjukkan ketika gw melihatnya duduk di bangku taman itu. Dia hanya duduk diam dan menatap langit, hal biasa yang dia lakukan ketika perasaannya sedang dihinggapi masalah, dan bahkan kedatangan gw pun tidak dia sadari.
"lagi ngapain ?" sapa gw sambil berjalan mendekatinya lalu duduk disebelahnya
"eh Radit ... ! kapan kamu dateng ?" jawabnya terkejut melihat kedatangan gw
"baru aja" jawab gw singkat diselingi dengan senyuman ramah
"tumben sendiri ? Mia-nya mana?"
"lha... kok nanya Mia ke gw ? mang siapa gw ?"
"lho... bukannya Mia cewe kamu ?"
"Bukan Ris... gw ama Mia cuma sahabatan doang"
"trus... yang dilapangan dulu sama kabar yang beredar gimana ?"
"ceritanya panjang dan rumit Ris !"
"maksudnya ?"
"udahlah ngga usah ditanya lagi, intinya gw sama Mia cuma sahabatan, dan ngga ada yang namanya mempermainkan perasaan orang" kilah gw mengalihkan topik pembicaraan "trus lo sendiri ? ngapain disini ? Yudi-nya mana?"
"aku udah putus Dit !"
"loh... kok bisa ?"
"susah dijelasin Dit ! tapi intinya aku sama Yudi udah resmi putus"
"hmmm... hidup emang rumit ya Ris" kata gw berusaha untuk mencairkan suasana "mau coklat ?" tanya gw sabil menyodorkan sebatang coklat yang tadi gw beli
"makasih Dit" kata Risa lalu mengambil coklat yang gw pegang "kamu emang tau apa yang aku butuhin" lanjutnya sambil tersenyum
Hmmm… senyuman itu lagi, senyuman yang tetap sama saat pertama gw bertemu dengannya, senyuman yang tetap mempesona dan senyuman yang telah lama tidak pernah gw lihat lagi.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi gw dan Risa untuk kembali akrab seperti dulu, seperti saat kami satu kelas. Mungkin ini semua karena kami berdua sama-sama merindukan masa-masa itu, masa-masa indah bagi kami berdua.
"lo ngga berubah ya Ris, masih aja suka liat langit kalo lagi ada masalah"
"hmmm..." Risa menatap gw lalu kembali tersenyum "aku berharap bisa liat bintang"
"kalo siang gini mana ada bintang"
"semua orangkan boleh berharap"
"iya sih, tapi ada kalanya ngga semua harapan kita bisa terkabul" kata gw sambil tersenyum "seperti sekarang, lo berharap bisa liat bintang di siang hari, tapi kenyataannya ?" lanjut gw lalu mengalihkan pandangan gw kearah langit "sinar matahari mengalahkan sinar bintang, jadi kita ngga bisa liat, seperti keinginan kita yang selalu ada aja halangannya"
"jadi maksud kamu, aku harus nyerah gitu sama keinginan aku ?" kata Risa ekpresi wajah yang terlihat kecewa
"ngga gitu juga kali" kata gw sambil tersenyum, berusaha untuk membangkitkan semangatnya lagi "ada kalanya matahari lelah untuk terus-menerus menyinari bumi dan pada saatnya sinar matahari itu diganti sama sinar bintang yang indah, dan lo harus yakin, da saatnya lo bisa liat bintang Ris" lanjut gw lalu gw memberanikan diri untuk menggenggam tangannya "yang harus kamu lakukan adalah terus berusaha dan bersabar, karena suatu saat kamu pasti bisa liat bintang"
"hmmm... makasih ya Dit, dari dulu kamu emang bisa buat aku tenang" kata Risa lalu menyandarkan kepalanya di bahu gw "kali ini aku yakin, suatu saat aku bisa liat bintang aku yang lagi bersinar"
"tapi Ris... langit siang juga indah"
"tapi Dit... langit malam yang dihiasi sinar bintang jauh lebih indah dari langit siang"
晴海へ

Diubah oleh drxrecca 26-11-2013 10:21
0
![[Your] Smile Like An Angel's Smile](https://s.kaskus.id/images/2013/09/13/2214161_20130913022028.jpg)
you're my spring angel



