Kalah dua kali untuk menjadi orang satu di Indonesia, tidak membuat mantan Panglima ABRI, Jend (Purn) Wiranto jera. Ketua DPP Partai Hanura itu akan mencoba peruntungannya kembali pada Pemilihan Umum 2014 dengan menggandeng Hari Tanoesoedibjo, si raja media dari MNC Group. Akankah kali ini Wiranto berhasil melenggang menjadi RI-1 atau bahkan hanya menjadi hattrick kekalahannya untuk dapat menikmati istana negara?

Bagaimana elektabilitas Hanura bisa naik? Selain turun ke jalan, cara lainnya radalah dengan mengusung tema nasionalisme. Apalagi tema nasionalisme, keberpihakan pada rakyat, saat ini sedang menjadi trend.
Kasus kontrak Blok Mahakam yang akan habis tahun 2017 berhasil menyedot perhatian masyarakat. Dan bahkan menjadi sasaran empuk bagi setiap capres untuk mendongkrak populeritasnya. Tak hanya Dahlan Iskan, namun juga Wiranto.

Baru-baru ini Wiranto mengeluarkan pernyataan terkait Mahakam. Menurutnya Blok Mahakam harus dikelola oleh Pertamina pasca kotrak Total E&P Indonesie dan Inpex, berakhir tahun 2017.

“Blok Mahakam merupakan milik Indonesia. Sudah jelas Undang-undang Dasar pasal 33, sebesar-besarnya harus untuk kemakmuran rakyat Indonesia sendiri. Terlepas dari Total, harus kembali ke negara pemilik agar rakyat juga menikmati hasilnya,” kata Wiranto.

Selengkapnya di http://naruby2013.blogspot.com/2013/...tabilitas.html