- Beranda
- The Lounge
Silsilah Dinasti Ratu Atut yang mulai goyah
...
TS
vioput
Silsilah Dinasti Ratu Atut yang mulai goyah

Welcome To My Thread

Quote:
Siapa Ratu Atut?
SIAPA ATUT?
Hj. Ratu Atut Chosiyah, S.E. (lahir di Ciomas, Serang, Banten, 16 Mei 1962; umur 51 tahun) adalah Gubernur Banten saat ini. Ratu Atut adalah Gubernur Wanita Indonesia pertama. Pada 4 Januari 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengirim radiogram tentang keputusan presiden (keppres) penetapan gubernur melalui Depdagri. Radiogram No 121.36/04/SJ tertanggal 4 Januari 2007 ditandatangani Sekjen Depdagri, Progo Nurjaman. Radiogram berisi permintaan kepada ketua DPRD Banten agar mengadendakan dan menetapkan jadwal rapat paripurna istimewa DPRD dalam rangka pelantikan gubernur dan wakil gubernur terpilih.
Bersama wakil gubernur terpilih, Mohammad Masduki, ia dilantik pada 11 Januari 2007 dalam Sidang Paripurna Istimewa di Cipocok Jaya. Pelantikannya dipimpin oleh Ketua DPRD Banten, Ady Surya Dharma.
Pelantikan yang dilakukan oleh Mendagri Muhammad Ma'ruf dihadiri sekitar 2700 undangan. Selain Gubernur Jakarta Sutiyoso, hadir juga Ketua DPR-RI Agung Laksono dan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad serta bupati/wali kota se-Provinsi Banten dan sejumlah tokoh nasional lain.
Sidang paripurna mendapat pengamanan sedikitnya 2500 anggota kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, Satuan Polisi Pamong Praja, serta petugas Dinas Perhubungan di sekitar Gedung DPRD dan sepanjang jalan menuju lokasi pelantikan.
Sebelumnya, Ratu Atut terpilih sebagai wagub berpasangan dengan Djoko Munandarpada 11 Januari 2002. Ketika Djoko Munandar dicopot dari jabatannya karena terkait kasus korupsi, Ratu Atut ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Banten. Ratu Atut adalah wanita pertama yang menjabat sebagai gubernur sebuah Provinsi di Indonesia.
Pilkada Banten 2006
Sebagai pelaksana tugas gubernur, Ratu Atut mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah 2006. Dalam pilkada itu, Ratu Atut mencalonkan diri sebagai gubernur dan berpasangan dengan calon wakil gubernur Mohammad Masduki. Pencalonan mereka didukung Partai Golkar, PDI-P, PBR, PBB, PDS, Partai Patriot, dan PKPB.
Empat hari sebelum pelaksanan pemilihan kepala daerah (pilkada), Lingkaran Survei Indonesia menampilkan hasil survei dan dimuat Radar Banten pada 22 November 2006. Hasil survei lembaga ini menempatkannya berada di urutan teratas. Pada 27 November 2006, Koran Kompas juga mempublikasikan dengan 39,18% di urutan teratas. Sembilan hari kemudian, 6 Desember 2006, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten menetapkannya sebagai gubernur bersama pasangannya sebagai wakil gubernur.
Berdasarkan hasil penghitungan manual yang dilakukan KPU Provinsi Banten, bersama pasangan wakil gubernur, Ratu Atut memperoleh 1.445.457 (40,15 persen) dari 3.599.850 suara sah. Suara tidak sah mencapai 177.141 suara. Dengan demikian, tingkat partisipasi pemilih mencapai 60,83 persen dari total warga yang menggunakan hak pilih sebanyak 3.776.385 atas 6.208.951 pemiluh terdaftar. Sedangkan, 2.432.566 (39,17 persen) pemilih lainnya tidak menggunakan hak pilihnya. Proses penghitungan manual dilakukan di Hotel Le Dian, Serang. Hasil itu memastikan Ratu Atut memenangi pemilihan kepala daerah Banten yang diselenggarakan pada 26 November 2006.
Gugatan hasil Pilkada Banten 2006
Tiga pasangan calon gubernur, yakni Zulkieflimansyah - Marissa Haque, Tryana Sjam'un - Benyamin Davnie dan Irsjad Djuwaeli - Mas A. Daniri menyatakan menolak dan menggugat Komisi Pemilihan Provinsi Banten, Biro Pemerintahan Provinsi Banten, dan Dinas Kependudukan Provinsi Banten. Pasangan Irsjad Djuwaeli - Mas A. Daniri menuntut penetapan Pasangan Calon Terpilih karena pencoblosan Pilkada yang dilaksanakan pada Minggu 26 November dibatalkan karena tidak sah. Tuntutan lainnya adalah mengenai pendaftarkan kembali warga yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap, Pilkada harus diulang, dan membiayai dana kampanye pasangan calon. Bahkan, selain menggugat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten, pasangan Irsjad-Daniri juga mengajukan gugatan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pilkada banten 2011
Pada tanggal 22 Oktober 2011, diadakan pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode 2011-2015. Hasil pilkada tersebut diumumkan oleh KPUD Banten pada tanggal 30 Oktober 2011 dan memastikan pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno memenangkan hasil pilkada. Pasangan Atut-Rano Karno mengalahkan pasangan nomor urut 2 Wahidin Halim-Irna Nurulita dan nomor urut 3 Jazuli Juwaeni-Makmun Muzzaki.
sumber: id.wikipedia.org/wiki/Ratu_Atut_Chosiyah
Silsilah dan Dinasti Politik yang dibangun Ratu Atut Chosiyah dan Tubagus Chasan Sochib

Spoiler for Atut ah:
SIAPA ATUT?
Spoiler for Siapa Atut:
Hj. Ratu Atut Chosiyah, S.E. (lahir di Ciomas, Serang, Banten, 16 Mei 1962; umur 51 tahun) adalah Gubernur Banten saat ini. Ratu Atut adalah Gubernur Wanita Indonesia pertama. Pada 4 Januari 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengirim radiogram tentang keputusan presiden (keppres) penetapan gubernur melalui Depdagri. Radiogram No 121.36/04/SJ tertanggal 4 Januari 2007 ditandatangani Sekjen Depdagri, Progo Nurjaman. Radiogram berisi permintaan kepada ketua DPRD Banten agar mengadendakan dan menetapkan jadwal rapat paripurna istimewa DPRD dalam rangka pelantikan gubernur dan wakil gubernur terpilih.
Bersama wakil gubernur terpilih, Mohammad Masduki, ia dilantik pada 11 Januari 2007 dalam Sidang Paripurna Istimewa di Cipocok Jaya. Pelantikannya dipimpin oleh Ketua DPRD Banten, Ady Surya Dharma.
Pelantikan yang dilakukan oleh Mendagri Muhammad Ma'ruf dihadiri sekitar 2700 undangan. Selain Gubernur Jakarta Sutiyoso, hadir juga Ketua DPR-RI Agung Laksono dan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad serta bupati/wali kota se-Provinsi Banten dan sejumlah tokoh nasional lain.
Sidang paripurna mendapat pengamanan sedikitnya 2500 anggota kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, Satuan Polisi Pamong Praja, serta petugas Dinas Perhubungan di sekitar Gedung DPRD dan sepanjang jalan menuju lokasi pelantikan.
Sebelumnya, Ratu Atut terpilih sebagai wagub berpasangan dengan Djoko Munandarpada 11 Januari 2002. Ketika Djoko Munandar dicopot dari jabatannya karena terkait kasus korupsi, Ratu Atut ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Banten. Ratu Atut adalah wanita pertama yang menjabat sebagai gubernur sebuah Provinsi di Indonesia.
Pilkada Banten 2006
Sebagai pelaksana tugas gubernur, Ratu Atut mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah 2006. Dalam pilkada itu, Ratu Atut mencalonkan diri sebagai gubernur dan berpasangan dengan calon wakil gubernur Mohammad Masduki. Pencalonan mereka didukung Partai Golkar, PDI-P, PBR, PBB, PDS, Partai Patriot, dan PKPB.
Empat hari sebelum pelaksanan pemilihan kepala daerah (pilkada), Lingkaran Survei Indonesia menampilkan hasil survei dan dimuat Radar Banten pada 22 November 2006. Hasil survei lembaga ini menempatkannya berada di urutan teratas. Pada 27 November 2006, Koran Kompas juga mempublikasikan dengan 39,18% di urutan teratas. Sembilan hari kemudian, 6 Desember 2006, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten menetapkannya sebagai gubernur bersama pasangannya sebagai wakil gubernur.
Berdasarkan hasil penghitungan manual yang dilakukan KPU Provinsi Banten, bersama pasangan wakil gubernur, Ratu Atut memperoleh 1.445.457 (40,15 persen) dari 3.599.850 suara sah. Suara tidak sah mencapai 177.141 suara. Dengan demikian, tingkat partisipasi pemilih mencapai 60,83 persen dari total warga yang menggunakan hak pilih sebanyak 3.776.385 atas 6.208.951 pemiluh terdaftar. Sedangkan, 2.432.566 (39,17 persen) pemilih lainnya tidak menggunakan hak pilihnya. Proses penghitungan manual dilakukan di Hotel Le Dian, Serang. Hasil itu memastikan Ratu Atut memenangi pemilihan kepala daerah Banten yang diselenggarakan pada 26 November 2006.
Gugatan hasil Pilkada Banten 2006
Tiga pasangan calon gubernur, yakni Zulkieflimansyah - Marissa Haque, Tryana Sjam'un - Benyamin Davnie dan Irsjad Djuwaeli - Mas A. Daniri menyatakan menolak dan menggugat Komisi Pemilihan Provinsi Banten, Biro Pemerintahan Provinsi Banten, dan Dinas Kependudukan Provinsi Banten. Pasangan Irsjad Djuwaeli - Mas A. Daniri menuntut penetapan Pasangan Calon Terpilih karena pencoblosan Pilkada yang dilaksanakan pada Minggu 26 November dibatalkan karena tidak sah. Tuntutan lainnya adalah mengenai pendaftarkan kembali warga yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap, Pilkada harus diulang, dan membiayai dana kampanye pasangan calon. Bahkan, selain menggugat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten, pasangan Irsjad-Daniri juga mengajukan gugatan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pilkada banten 2011
Pada tanggal 22 Oktober 2011, diadakan pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode 2011-2015. Hasil pilkada tersebut diumumkan oleh KPUD Banten pada tanggal 30 Oktober 2011 dan memastikan pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno memenangkan hasil pilkada. Pasangan Atut-Rano Karno mengalahkan pasangan nomor urut 2 Wahidin Halim-Irna Nurulita dan nomor urut 3 Jazuli Juwaeni-Makmun Muzzaki.
sumber: id.wikipedia.org/wiki/Ratu_Atut_Chosiyah
Silsilah dan Dinasti Politik yang dibangun Ratu Atut Chosiyah dan Tubagus Chasan Sochib

Spoiler for Dinasti Ratu Atut:
Inilah perjalanan karir Ratu Atut Chosiyah. Ini menarik mengingat kasus suap pilkada Lebak membuat nama anak jawara banten Tubagus Chasan Sochib itu masuk daftar cekal KPK.
Masuknya Ratu Atut dalam daftar cekal membuat Twitter pun disibukkan dengan berbagai berita dan komentar tentang kakak kandung Tubagus Chaeri Wardhana ini.
Seperti diketahui, Tubagus Chaeri Wardhana adalah TCW alias W yang disebut Ketua KPK Abraham Samad sebagai tersangka pemberi suap kepada Akil Mochtar terkait sengketa pilkada Lebak.
TCW adalah suami Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
Andai Atut tidak masuk dalam daftar cekal, mungkin ia tak akan terlalu menjadi sasaran perhatian publik.
Namun, karena yang terjadi adalah hal sebaliknya, orang pun menjadi ingin tahu lebih dalam tentang Ratu Atut Chosiyah.
Ratu Atut Chosiyah yang menyandang gelar Hajah dan bertitel Sarjana Ekonomi ini lahir di Ciomas, Serang, Banten, 16 Mei 1962. Begitu informasi yang tertera di Wikipedia.
Atut adalah perempuan Indonesia pertama yang berhasil menjadi gubernur.
Sebelum menjadi gubernur, Atut adalah wakil gubernur Banten yang terpilih bersama gubernur Djoko Munandar pada 11 Januari 2002 sebagai pemimpin provinsi baru pecahan dari Jawa Barat itu.
Kasus korupsi membuat Djoko Munandar dicopot dan Atut naik menjadi Pelaksana Tugas Gubernur Banten.
Pada Pilkada Banten 2006, Atut yang berpasangan dengan Mohammad Masduki berhasil menjadi Gubernur Banten.
Didukung Partai Golkar, PDI-P, PBR, PBB, PDS, Partai Patriot, dan PKPB duet Atut-Masduki memimpin Banten sejak pelantikan pada 11 Januari 2007.
Namun, kemenangan Atut di Pilkada 2006 terbilang riuh rendah dengan protes. Tiga pasangan calon gubernur, yakni Zulkieflimansyah-Marissa Haque, Tryana Sjam'un-Benyamin Davnie, dan Irsjad Djuwaeli-Mas A. Daniri menyatakan menolak dan menggugat hasil pilkada tersebut.
Pada Pilkada Banten 2011-2015, Atut kembali maju dan kali ini berpasangan dengan Rano Karno.
Hasil pilkada yang diumumkan KPUD Banten pada 30 Oktober 2011 memastikan kemangan pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno.
Kali ini Atut-Rano mengalahkan pasangan Wahidin Halim-Irna Nurulita dan Jazuli Juwaeni-Makmun Muzzaki.
Banten di bawah kepemimpinan Atut, menurut sumber di provinsi ini, terus bergerak melakukan perbaikan infrastruktur. “Rakyat kebanyakan juga menerima Ibu Atut dengan baik, karena pribadinya yang memang menyenangkan dan menjadi harapan bagi perbaikan Banten,” ujar si sumber.
Namun, sumber ini juga tidak menampik bahwa penerimaan yang baik kepada Atut hanya terjadi di kalangan masyarakat kelas bawah. “Masyarakat kelas menengah yang melek media sih berpandangan lain,” ujarnya.
Seperti diketahui, selama kepemimpinan Atut, sejumlah kerabat termasuk keluarga Atut banyak yang mengisi posisi penting di Banten.
Pada 2008, adiknya Haerul Zaman terpilih menjadi Wakil Wali Kota Serang, kemudian menjadi Wali Kota Serang setelah sang Wali Kota meninggal.
Tahun 2010 Ratu Atut Chasanah, adik Ratu Atut, terpilih menjadi Wakil Bupati Serang.
Tahun 2011, Heryani, ibu tiri Atut terpilih menjadi Wakil Bupati Pandeglang.
Tahun 2011 juga, istri Tubagus Chaeri Wardana yakni Airin Rachmi Diany terpilih menjadi Wali Kota Tangerang Selatan.
Sementara itu, suami Atut, Hikmat Tomet, menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dan dijagokan lagi oleh Golkar sebagai caleg di Pemilu 2014.
Sementara itu, anak Atut, Andika Hazrumy, tercatat sebagai anggota DPD RI dan terdaftar sebagai caleg Golkar untuk DPR RI pada Pemilu 2014 mendatang.
Sementara itu dikabarkan bahwa anak tiri Atut, Tanto Warbono Arban, masuk dalam daftar calon anggota DPRD I Banten pada Pemilu 2014.
Nama lain yang terkait dengan Atut adalah Rosi Khoerunnisa.
Rosi adalah saudara ipar Atut dan kini tercatat sebagai Wakil Ketua DPRD II Serang. Golkar berencana mengusung Rosi untuk duduk di DPRD I Banten pada Pemilu 2014.
Untuk posisi anggota DPD RI 2014, keluarga Atut yang dipromosikan adalah Andiara Aprilia Hikmat.
Jauh sebelum kasus Akil Mochtar dan sengketa Pilkada Lebak mencuat, tudingan bahwa Atut sedang membangun dinasti politik di Provinsi Banten sempat mengemuka.
sumber: bisnis.com/inilah-perjalanan-karir-ratu-atut-chosiyah-dan-dinasti-politik-tubagus-chasan-sochib
Masuknya Ratu Atut dalam daftar cekal membuat Twitter pun disibukkan dengan berbagai berita dan komentar tentang kakak kandung Tubagus Chaeri Wardhana ini.
Seperti diketahui, Tubagus Chaeri Wardhana adalah TCW alias W yang disebut Ketua KPK Abraham Samad sebagai tersangka pemberi suap kepada Akil Mochtar terkait sengketa pilkada Lebak.
TCW adalah suami Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
Andai Atut tidak masuk dalam daftar cekal, mungkin ia tak akan terlalu menjadi sasaran perhatian publik.
Namun, karena yang terjadi adalah hal sebaliknya, orang pun menjadi ingin tahu lebih dalam tentang Ratu Atut Chosiyah.
Ratu Atut Chosiyah yang menyandang gelar Hajah dan bertitel Sarjana Ekonomi ini lahir di Ciomas, Serang, Banten, 16 Mei 1962. Begitu informasi yang tertera di Wikipedia.
Atut adalah perempuan Indonesia pertama yang berhasil menjadi gubernur.
Sebelum menjadi gubernur, Atut adalah wakil gubernur Banten yang terpilih bersama gubernur Djoko Munandar pada 11 Januari 2002 sebagai pemimpin provinsi baru pecahan dari Jawa Barat itu.
Kasus korupsi membuat Djoko Munandar dicopot dan Atut naik menjadi Pelaksana Tugas Gubernur Banten.
Pada Pilkada Banten 2006, Atut yang berpasangan dengan Mohammad Masduki berhasil menjadi Gubernur Banten.
Didukung Partai Golkar, PDI-P, PBR, PBB, PDS, Partai Patriot, dan PKPB duet Atut-Masduki memimpin Banten sejak pelantikan pada 11 Januari 2007.
Namun, kemenangan Atut di Pilkada 2006 terbilang riuh rendah dengan protes. Tiga pasangan calon gubernur, yakni Zulkieflimansyah-Marissa Haque, Tryana Sjam'un-Benyamin Davnie, dan Irsjad Djuwaeli-Mas A. Daniri menyatakan menolak dan menggugat hasil pilkada tersebut.
Pada Pilkada Banten 2011-2015, Atut kembali maju dan kali ini berpasangan dengan Rano Karno.
Hasil pilkada yang diumumkan KPUD Banten pada 30 Oktober 2011 memastikan kemangan pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno.
Kali ini Atut-Rano mengalahkan pasangan Wahidin Halim-Irna Nurulita dan Jazuli Juwaeni-Makmun Muzzaki.
Banten di bawah kepemimpinan Atut, menurut sumber di provinsi ini, terus bergerak melakukan perbaikan infrastruktur. “Rakyat kebanyakan juga menerima Ibu Atut dengan baik, karena pribadinya yang memang menyenangkan dan menjadi harapan bagi perbaikan Banten,” ujar si sumber.
Namun, sumber ini juga tidak menampik bahwa penerimaan yang baik kepada Atut hanya terjadi di kalangan masyarakat kelas bawah. “Masyarakat kelas menengah yang melek media sih berpandangan lain,” ujarnya.
Seperti diketahui, selama kepemimpinan Atut, sejumlah kerabat termasuk keluarga Atut banyak yang mengisi posisi penting di Banten.
Pada 2008, adiknya Haerul Zaman terpilih menjadi Wakil Wali Kota Serang, kemudian menjadi Wali Kota Serang setelah sang Wali Kota meninggal.
Tahun 2010 Ratu Atut Chasanah, adik Ratu Atut, terpilih menjadi Wakil Bupati Serang.
Tahun 2011, Heryani, ibu tiri Atut terpilih menjadi Wakil Bupati Pandeglang.
Tahun 2011 juga, istri Tubagus Chaeri Wardana yakni Airin Rachmi Diany terpilih menjadi Wali Kota Tangerang Selatan.
Sementara itu, suami Atut, Hikmat Tomet, menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dan dijagokan lagi oleh Golkar sebagai caleg di Pemilu 2014.
Sementara itu, anak Atut, Andika Hazrumy, tercatat sebagai anggota DPD RI dan terdaftar sebagai caleg Golkar untuk DPR RI pada Pemilu 2014 mendatang.
Sementara itu dikabarkan bahwa anak tiri Atut, Tanto Warbono Arban, masuk dalam daftar calon anggota DPRD I Banten pada Pemilu 2014.
Nama lain yang terkait dengan Atut adalah Rosi Khoerunnisa.
Rosi adalah saudara ipar Atut dan kini tercatat sebagai Wakil Ketua DPRD II Serang. Golkar berencana mengusung Rosi untuk duduk di DPRD I Banten pada Pemilu 2014.
Untuk posisi anggota DPD RI 2014, keluarga Atut yang dipromosikan adalah Andiara Aprilia Hikmat.
Jauh sebelum kasus Akil Mochtar dan sengketa Pilkada Lebak mencuat, tudingan bahwa Atut sedang membangun dinasti politik di Provinsi Banten sempat mengemuka.
sumber: bisnis.com/inilah-perjalanan-karir-ratu-atut-chosiyah-dan-dinasti-politik-tubagus-chasan-sochib
Penolakan Atut Makin Kuat, Akbar Warning DPP Golkar
Spoiler for Penolakan Atut Makin Kuat, Akbar Warning DPP Golkar:
Sebagai Ketua Wantim Golkar, Akbar Tandjung memantau gerakan penolakan terhadap Gubernur Banten bebendera kuning Ratu Atut Chosiyah. Abar melihat gerakan penolakan terhadap Ratu Atut semakin kuat, hal membuatnya khawatir suara partainya bisa tergerus di Banten.
"Reaksi masyarakat ternyata sangat keras dengan berbagai aksi demonstrasi, jadi kalau seandainya gerakan atau aksi masyarakat berkelanjutan apalagi semakin meningkat pastilah berdampak kepada partai," kata Akbar kepada detikcom, Sabtu (2/11/2013), mengutarakan alasan kekhawatiran suara Golkar bisa jatuh dihempas kasus Atut.
Akbar menuturkan situasi itu sangat mengkhawatirkan. Bisa jadi bahaya kalau DPP Golkar tidak mengambil langkah konkret menyikapi hal ini.
"Atut itu kan dicekal, Wawan (adik Ratu Atut, Tubagus Wawan) sudah jadi tersangka dan mereka kan pengurus Golkar. Atut salah satu ketua Golkar, Wawan juga bendahara Golkar di Banten, dengan demikian melekat posisi mereka di partai Golkar," ingat Akbar.
Golkar berharap DPP Golkar mendengarkan imbauannya. Jika tidak maka bisa saja suara Golkar jatuh bersama Atut di Banten.
"Jika seandainya gerakan masyarakat semakin eskalatif tentu itu akan berdampak buruk bagi partai," tandasnya.
Penolakan terhadap Ratu Atut terus terjadi di Banten. Yang terakhir, demonstrasi di depan kantor DPRD Banten yang diikuti oleh 200-an mahasiswa pada Senin (28/10) lalu. Demo menuntut pemakzulan Atut ini diwarnai dengan kericuhan hingga sebuah mobil dinas diinjak-injak. Mereka yang berunjuk rasa berasal dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, IAIN SMA Serang, Unsera, organisasi KAMMI, GMNI, UKM S30 UMP, dan Hamas.
ember: Detik[/FONT]
Akbar Khawatir Golkar Jatuh karena Kasus Atut
Spoiler for Akbar Khawatir Golkar Jatuh karena Kasus Atut:
Quote:
Ketua Wantim Golkar Akbar Tandjung khawatir suara Golkar di Banten bisa jatuh karena kasus Gubernur Ratu Atut Chosiyah. Akbar menuntut DPP Golkar mengambil sikap tegas agar partai kuning ini tak kehilangan lumbung suara di Banten.
"Kalau saya sih khawatir, intinya kekhawatiran di Banten suara turun," kata Akbar kepada detikcom, Sabtu (2/11/2013).
Hal ini disampaikan Akbar menanggapi komentar Ketum Golkar Aburizal Bakrie dan petinggi DPP Golkar yang terkesan santai menyikapi kasus yang menimpa Atut.
Akbar menuntut DPP Golkar segera mengambil sikap tegas. Akbar termasuk yang berpandangan KPK tak akan mencegah orang yang tak terlibat kasus korupsi.
"DPP harus mengambil sikap kalau tidak mau berpengaruh ke suara Golkar. Karena kita sangat berkepentingan meraih kemenangan di Banten yang dukungan ke Golkarnya besar," ingat Akbar.
Lalu sikap seperti apa yang didorong Akbar diputuskan DPP Golkar? Apakah menonaktifkan Atut dari jajaran Ketua DPP Golkar atau mencabut dukungan ke Atut?
"Harus ada sikap tegas, jangan sampai kasus ini berdampak ke partai, apalagi gerakan di masyarakat semakin eskalatif," jawab Akbar diplomatis.
Akhirnya yang ditunggu² pun tiba:
Spoiler for Atut Menjadi Tersangka Kasus Korupsi:
Quote:
Atut Menjadi Tersangka Kasus Korupsi Alkes Banten
KPK sudah menetapkan Ratu Atut menjadi tersangka. Atut dibidik KPK atas kasus dugaan korupsi Alkes Banten (sebelumnya ditulis Pilkada Lebak-red).
Informasi yang dikumpulkan, Selasa (17/12/2013), surat perintah dimulainya penyidikan sudah ditandatangani pimpinan KPK. Rencananya Ketua KPK Abraham Samad yang akan mengumumkan langsung soal status Atut ini.
Atut sudah dua kali diperiksa penyidik KPK terkait kasus Alkes ini. Proyek Alkes ini dikerjakan pada 2012 dengan nilai proyek miliaran rupiah. Diduga ada penggelembungan harga dalam proyek itu.
KPK setelah mendapatkan bukti-bukti kuat dan menetapkan tersangka, penyidik langsung bergerak melakukan penggeledahan.
Penggeledahan itu dilakukan di rumah Atut di Jl Bhayangkara No 51, Cipocok, Tangerang, Banten. KPK mengangkut sejumlah dokumen penting dari rumah itu.
Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari Atut ataupun pengacaranya.
KPK sudah menetapkan Ratu Atut menjadi tersangka. Atut dibidik KPK atas kasus dugaan korupsi Alkes Banten (sebelumnya ditulis Pilkada Lebak-red).
Informasi yang dikumpulkan, Selasa (17/12/2013), surat perintah dimulainya penyidikan sudah ditandatangani pimpinan KPK. Rencananya Ketua KPK Abraham Samad yang akan mengumumkan langsung soal status Atut ini.
Atut sudah dua kali diperiksa penyidik KPK terkait kasus Alkes ini. Proyek Alkes ini dikerjakan pada 2012 dengan nilai proyek miliaran rupiah. Diduga ada penggelembungan harga dalam proyek itu.
KPK setelah mendapatkan bukti-bukti kuat dan menetapkan tersangka, penyidik langsung bergerak melakukan penggeledahan.
Penggeledahan itu dilakukan di rumah Atut di Jl Bhayangkara No 51, Cipocok, Tangerang, Banten. KPK mengangkut sejumlah dokumen penting dari rumah itu.
Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari Atut ataupun pengacaranya.
ICW Desak KPK Segera Tahan Ratu Atut
Spoiler for ICW Desak KPK Segera Tahan Ratu Atut:
Quote:
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sebagai tersangka dalam kasus suap pemilukada Kabupaten Lebak. Indonesia Corruption Watch (ICW) mendorong KPK agar segera menahan orang nomor satu di Banten tersebut.
"Segera melakukan penahanan terhadap semua pihak termasuk Ratu Atut yang telah ditetapkan sebagai tersangka untuk mencegah penghilangan barang bukti, mengulangi perbuatannya, dan mengkonsolidasikan birokrasi dalam upaya menutup akses dalam pengungkapan kasus yang sedang ditangani oleh KPK," ujar Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW, Ade Irawan, dalam rilis yang diterima detikcom, Rabu (18/12/2013).
Menurutnya, keputusan KPK patut diapresiasi. Namun penetapan Atut sebagai tersangka dalam kasus suap pemilukada mestinya tidak menjadi akhir dalam penanganan kasus korupsi di Banten. Selain masih banyak kasus lain seperti alat kesehatan, hibah dan bantuan sosial tahun 2011, dan pengadaan lahan sport centre, pihak-pihak yang terlibat pun masih banyak yang belum tersentuh baik berasal dari anggota keluarga, politisi, maupun birokrasi.
Ade mengatakan provinsi Banten selama ini hanya dikuasai oleh sedikit elit yang mampu mengontrol segala aspek mulai dari politik, birokrasi, serta terutama bisnis/ekonomi. Mereka menggunakan kekuasaan dan birokrasi untuk mengarahkan proyek-proyek yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Hal tersebut lanjut dia, tergambar dengan jelas dari kajian ICW. Dalam kurun waktu tiga tahun antara 2011-2013, perusahaan-perusahaan yang terkait dengan keluarga Atut mendapat setidaknya 175 proyek senilai Rp 1,148 triliun. Padahal yang dijadikan sebagai sample hanya proyek dari kementerian pekerjaan umum (PU) di Banten dan beberapa yang dikelola oleh pemerintah daerah.
"Sebagai upaya mendorong proses hukum dan menjaga agar pemerintahan berjalan dengan kondusif, kementerian dalam negeri segera menonaktifkan Ratu Atut Chosiyah sebagai Gubernur Provinsi Banten," pungkas Ade.
"Segera melakukan penahanan terhadap semua pihak termasuk Ratu Atut yang telah ditetapkan sebagai tersangka untuk mencegah penghilangan barang bukti, mengulangi perbuatannya, dan mengkonsolidasikan birokrasi dalam upaya menutup akses dalam pengungkapan kasus yang sedang ditangani oleh KPK," ujar Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW, Ade Irawan, dalam rilis yang diterima detikcom, Rabu (18/12/2013).
Menurutnya, keputusan KPK patut diapresiasi. Namun penetapan Atut sebagai tersangka dalam kasus suap pemilukada mestinya tidak menjadi akhir dalam penanganan kasus korupsi di Banten. Selain masih banyak kasus lain seperti alat kesehatan, hibah dan bantuan sosial tahun 2011, dan pengadaan lahan sport centre, pihak-pihak yang terlibat pun masih banyak yang belum tersentuh baik berasal dari anggota keluarga, politisi, maupun birokrasi.
Ade mengatakan provinsi Banten selama ini hanya dikuasai oleh sedikit elit yang mampu mengontrol segala aspek mulai dari politik, birokrasi, serta terutama bisnis/ekonomi. Mereka menggunakan kekuasaan dan birokrasi untuk mengarahkan proyek-proyek yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Hal tersebut lanjut dia, tergambar dengan jelas dari kajian ICW. Dalam kurun waktu tiga tahun antara 2011-2013, perusahaan-perusahaan yang terkait dengan keluarga Atut mendapat setidaknya 175 proyek senilai Rp 1,148 triliun. Padahal yang dijadikan sebagai sample hanya proyek dari kementerian pekerjaan umum (PU) di Banten dan beberapa yang dikelola oleh pemerintah daerah.
"Sebagai upaya mendorong proses hukum dan menjaga agar pemerintahan berjalan dengan kondusif, kementerian dalam negeri segera menonaktifkan Ratu Atut Chosiyah sebagai Gubernur Provinsi Banten," pungkas Ade.
Golkar gag mau kena imbas Atut
Spoiler for Hajriyanto: Kasus Atut Bukan Tanggung Jawab Golkar:
Hajriyanto: Kasus Atut Bukan Tanggung Jawab Golkar
Gubernur Banten yang juga Ketua DPP Golkar Ratu Atut Chosiyah resmi dinyatakan tersangka oleh KPK. Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Tohari menyatakan bahwa kasus tersebut tanggung jawab Atut secara pribadi.
"Golkar akan beri penjelasan bahwa ketersangkaan beliau sepenuhnya tanggung jawab pribadi bukan langkah kelembagaan. Rakyat cukup mengerti saya rasa," ujar Hajri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (17/12/2013).
Saat ini Atut masih menjabat sebagai Ketua DPP Golkar bidang Perempuan serta menjadi salah satu ketua organisasi sayap Golkar. Mengenai jabatan ini, Golkar masih belum menentukan keputusan.
"Pak Ketua Umum (Aburizal Bakrie) harus mendengarkan secara langsung motivasi dari Ibu Atut ini. Tentu setelah itu akan dibahas mengenai status Ibu Atut, baru kemudian diumumkan," imbuhnya.
Hajri pun mengakui bahwa tokoh-tokoh Golkar di Banten didominasi keluarga besar Ratu Atut. Namun pihaknya optimis masih memiliki pendukung menjelang Pemilu 2014 mendatang.
"Untuk kasusnya kita serahkan sepenuhnya ke KPK," pungkasnya.
Gubernur Banten yang juga Ketua DPP Golkar Ratu Atut Chosiyah resmi dinyatakan tersangka oleh KPK. Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Tohari menyatakan bahwa kasus tersebut tanggung jawab Atut secara pribadi.
"Golkar akan beri penjelasan bahwa ketersangkaan beliau sepenuhnya tanggung jawab pribadi bukan langkah kelembagaan. Rakyat cukup mengerti saya rasa," ujar Hajri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (17/12/2013).
Saat ini Atut masih menjabat sebagai Ketua DPP Golkar bidang Perempuan serta menjadi salah satu ketua organisasi sayap Golkar. Mengenai jabatan ini, Golkar masih belum menentukan keputusan.
"Pak Ketua Umum (Aburizal Bakrie) harus mendengarkan secara langsung motivasi dari Ibu Atut ini. Tentu setelah itu akan dibahas mengenai status Ibu Atut, baru kemudian diumumkan," imbuhnya.
Hajri pun mengakui bahwa tokoh-tokoh Golkar di Banten didominasi keluarga besar Ratu Atut. Namun pihaknya optimis masih memiliki pendukung menjelang Pemilu 2014 mendatang.
"Untuk kasusnya kita serahkan sepenuhnya ke KPK," pungkasnya.
UPDATE:
Spoiler for :
Quote:



Quote:
Kaskuser yang bæk meninggalkan jejak


- Daftar SPBU nakal di Jogja
- Mung Sakmene (Cuman segini doang?)
- Ini alasan penyadapan Australia atas Indonesia
- 5 Negara yang ditakuti Amerika, Indonesia salah satunya
- 5 Aksi TNI AU Mengusir Pesawat Asing
- Indonesia termasuk yg ditakuti Amerika!
- CIA Dibalik Gerakan 30 September!
- Jam-jam paling asik ngaskus
- Yang suka di oral atau suka ngoral, mangsub gan!
- 5 bahan berbahaya dalam makanan/minuman kemasan
- nih syuting film Transformer 4 atau Fast and Furious sih?!
- Siapa yang barusan bikin Kaskus kayak gini?!
- [pics] Penampakan Jeep Cherokee 2014
- Pembantu Siapa Nih Gan?

Diubah oleh vioput 20-12-2013 20:41
0
6K
Kutip
28
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
vioput
#10
Quote:
Original Posted By bujangbejo►
BONGKAR..!! HANCURKAN..!!!
BONGKAR..!! HANCURKAN..!!!
jangan pilih lagi parte tempat bernaungnya gan

Catatan Menarik Tentang Harta dan Gaya Hidup ATUT
Spoiler for Catatan Menarik Tentang Harta dan Gaya Hidup Sang Ratu:
Quote:
- Harta Kekayaan
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah tercatat di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK melapor pada Oktober 2006. Kala itu, dia masih jadi wakil gubernur Banten. Hartanya berjumlah total Rp 41,93 miliar, meningkat dari laporan sebelumnya pada Oktober 2002 yang bernilai Rp 30,63 miliar.
Tak ada laporan terkini di LHKPN soal harta Atut. Namun saat maju jadi gubernur Banten 2011 lalu, Atut sempat menyampaikan kekayaannya ke KPUD Banten.
Diketahui harta Atut pada tahun 2011 adalah Rp 37,73 miliar. Perinciannya, harta tidak bergerak Rp 14,96 miliar, alat transpotasi dan mesin lainnya Rp 3,93 miliar, harga bergerak lainnya Rp 8,22 miliar, surat berharga Rp 7,8 miliar, giro dan setara kas Rp 2,76 miliar.
Jumlah total kekayaan Atut mengalami penurunan sebanyak Rp 4,2 miliar jika dibandingkan pada Oktober 2006. - Banyak Tanah dan Mobil Mewah
Dalam laporan kekayaannya, Atut memiliki banyak tanah dan mobil. Sedikitnya ada 122 item tanah dan bangunan yang masuk dalam laporan. Di antaranya berada di Serang, Bandung, Cirebon, Jakarta Barat. Nilainya mencapai Rp 19 miliar.
Lalu, ada juga sejumlah kendaraan yang dilaporkan. Di antaranya tergolong mewah yakni Mercedes-Benz senilai Rp 1,05 miliar, Mercedes-Benz senilai Rp 500 juta dan Lexus senilai Rp 1,1 miliar. - Belanja Kartu Kredit Miliaran
Dalam catatan Pusat Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sering membeli barang mewah. Bahkan dalam satu transaksi ada yang mencapai angka miliaran rupiah dan ratusan juta rupiah.
Transaksi Atut terekam dalam catatan PPATK. Informasi yang diperoleh, Atut bepergian ke beberapa kota di luar negeri dan membeli barang mewah. Orang nomor satu di Banten ini belanja mulai dari Tokyo hingga Singapura. Semua dengan kartu kredit.
"Ada tas Hermes yang harganya sampai Rp 500 juta," bisik penegak hukum.
Pembayaran kartu kredit itu kabarnya juga tak lewat kantong Atut. Ada perusahaan-perusahaan yang membayar tagihan-tagihan itu.
Saat dikonfirmasi, Atut tak membantah. "Jadi begini, kalau kerja kan mesti berpakaian. Masak telanjang," kata Atut enteng. - Sering Jalan-jalan ke Luar Negeri
Hampir setiap bulan, Ratu Atut selalu menyempatkan diri pelesir ke luar negeri. Salah satu negara yang sering didatangi adalah Singapura.
Dalam catatan perjalanan imigrasi tercatat, sang gubernur pergi ke Singapura hampir terjadi setiap bulan. Terakhir, dia pergi tanggal 21 September 2013 lalu pulang empat hari kemudian. Sebulan sebelumnya, Atut juga pernah ke Singapura selama tiga hari. Di bulan-bulan sebelumnya, Atut juga kerap bolak balik ke Singapura.
Ada kemungkinan, Atut menjadikan Singapura sebagai tempat transit saja.
The Jum'at Keramat!
Atut akhirnya ditahan KPK pada Jumat 20 Desember 2013
Spoiler for Akhirnya ditahan KPK:
Quote:
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah telah resmi menjadi tahanan KPK terkait dua kasus korupsi. DPRD Banten berhak mengusulkan penonaktifan Atut.
"DPRD Banten dapat segera melaksanakan rapat paripurna istimewa dan segera merekomendasikan usulan penonaktifan Ratu Atut kepada Kemendagri," kata anggota Komisi II DPR dari PKB, Abdul Malik Haramain, Jumat (20/12/2013).
Langkah politik itu, menurut Malik, perlu diambil segera. Untuk menjamin keberlangsungan pelayanan masyarakat.
"Sudah pasti Ratu Atut tidak bisa memerintah Banten dari tahanan. Kemarin saja tidak bisa melantik Wali Kota Tangerang, apalagi sekarang posisinya di tahanan," kata Malik.
Selain itu, Malik menambahkan, saat ini tak ada pilihan lain bagi DPR Banten. "Sikap pemerintah pusat yang menunggu status hukum berikutnya sangat merugikan masyarakat Banten," tandasnya.
KPK akhirnya menahan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Politisi Golkar itu akan ditahan 20 hari ke depan di Rutan Pondok Bambu, Jaktim. Atut menjadi tersangka dalam dua kasus korupsi yakni Alkes dan Pilkada Lebak, Banten. Adik Atut, Tubagus Wawan, terlebih dahulu ditahan KPK.
"DPRD Banten dapat segera melaksanakan rapat paripurna istimewa dan segera merekomendasikan usulan penonaktifan Ratu Atut kepada Kemendagri," kata anggota Komisi II DPR dari PKB, Abdul Malik Haramain, Jumat (20/12/2013).
Langkah politik itu, menurut Malik, perlu diambil segera. Untuk menjamin keberlangsungan pelayanan masyarakat.
"Sudah pasti Ratu Atut tidak bisa memerintah Banten dari tahanan. Kemarin saja tidak bisa melantik Wali Kota Tangerang, apalagi sekarang posisinya di tahanan," kata Malik.
Selain itu, Malik menambahkan, saat ini tak ada pilihan lain bagi DPR Banten. "Sikap pemerintah pusat yang menunggu status hukum berikutnya sangat merugikan masyarakat Banten," tandasnya.
KPK akhirnya menahan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Politisi Golkar itu akan ditahan 20 hari ke depan di Rutan Pondok Bambu, Jaktim. Atut menjadi tersangka dalam dua kasus korupsi yakni Alkes dan Pilkada Lebak, Banten. Adik Atut, Tubagus Wawan, terlebih dahulu ditahan KPK.
Diubah oleh vioput 20-12-2013 20:38
0
Kutip
Balas