- Beranda
- Stories from the Heart
[Your] Smile Like An Angel's Smile
...
TS
drxrecca
[Your] Smile Like An Angel's Smile
Diubah oleh drxrecca 26-10-2013 02:27
anasabila memberi reputasi
1
40.9K
448
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
drxrecca
#355
Angry
“Mia bodoh…” gerutu gw “kenapa sih lo, selalu ngelakuin hal yang ngeselin gw !”
“maaf Dit…” kata Mia dengan nada memelas “gw ngga tau kalo itu Mika” lanjutnya sambil di iringi tatapan inocent yang menjadi andalannya “lagian lo juga salah ! kenapa ngga ngasih tau kalo ini sekolah Mika !” Gerutu Mia yang mencoba menyerang balik
“loh… kenapa malah nyalahin gw ?” gerutu gw yang bertambah kesal dengan apa yang tadi Mia katakan “lo tau sendiri ! kita lagi sibuk, jadi ngga ada pikiran gw buat ngasih tau lo soal ini !”
“kalo gitu ini bukan salah gw dong !”
“enak banget lo ngomong” gerutu gw menanggapi pernyataan santai yang dilontarkan Mia “pokonya lo musti bantuin gw buat ngejelasin semuanya !”
“he… he… he… udahlah santai aja, ntar gw bantuin kok !” Bujuk Mia mencoba untuk membuat gw tenang dengan percaya kepadanya “lagian gw yakin ngga akan ada panjang nih masalah”
“santai banget lo ngomong ! kalo dia bisa terima penjelasan gw kalo ngga ?” gerutu gw
“he… he… he… kalo dia terima penjelasan lo, paling dia maafin lo, tapi kalo ngga percaya lo bakal putus ama dia, trus kan lo bisa cari lagi” kata Mia sambil tersenyum innocent
“heah... enak banget lo ngomong kaya gitu” gerutu gw yang semakin kesal dengan pernyataan Mia “emang lo kira gampang nyari cewe kaya Mika”
“udah… ngga usah sewot” gerutu Mia yang nampak tidak nyaman dengan situasi ini
“terserah lo deh Mi ! gw udah cukup pusing sama kegiatan ini ditambah Mika, tapi satu hal yang pasti, kalo sampe masalah gw sama Mika bertambah panjang, gw ngga akan maapin lo, dan anggep aja kita ngga pernah kenal !” ancam gw
Mia tampak sangat terkejut dengan apa yang gw katakan tadi, sepertinya, dia tidak menduga, jika perbuatannya kali ini membuat gw kehilangan kesabaran.
Sejujurnya, gw sering kali berhadapan dengan tingkah usil Mia, tapi untuk perbuatannya kali ini, entah mengapa membuat gw hilang kesabaraan.
Gw bukan tipikal orang yang suka membentak atau berteriak-teriak atau bahkan ringan tangan jika sedang marah. Tetapi, gw akan memilih untuk diam jika sedang marah dan tidak akan menganggap keberadaannya walaupun orang itu ada di sebelah gw, karena menurut gw menyerang mental lebih efektif daripada fisik.
“woi... makan dulu nih !” teriak Agung yang baru saja datang membawa beberapa nasi kotak yang disediakan oleh panitia perlombaan untuk peserta
Jam sudah menunjukkan pukul setengah duabelas siang, dan kegiatan perlombaanpun telah berakhir, dan semua peserta diberikan weaktu sekitar satu jam lima belas menit untuk beristirahat. Walaupun perlombaan telah berakhir, tetapi kami semua tidak diperkenankan untuk pulang, karena setelah waktu istirahat berakhir, kami semua akan melaksanakan upacara penutupan.
“gimana ? cape ngga ?” tanya gw kepada anggota tim yang lain disela-sela waktu istirahat
“cape Kak !” jawab salah satu dari anggota tim
“yah... itulah yang saya rasakan tahun lalu” jawab gw menanggapi jawaban dari salah satu anggota tim tadi “tapi, apapun nanti hasilnya, saya tetap bangga sama kalian, saya bisa liat, kalo kalian sudah ngelakuin yang terbaik, dan itu lebih membanggakan daripada menjadi seorang pemenang” kata gw sambil standing applause
Melihat apa yang dilakukan oleh gw, Agung dan Mia turut serta melakukan apa yang gw lakukan. Nampaknya mereka berdua sadar, apa yang gw lakukan adalah sebuah dukungan serta ucapan terima kasih atas semua kerja keras yang mereka lakukan selama ini.
“lo hebat Dit... gw ngga nyangka lo bisa kaya gini” puji Mia atas apa yang gw lakukan, tetapi gw hanya menanggapi dingin pujian Mia bahkan tanpa menoleh kearahnya
“good job sob...” puji agung sambil menyodorkan tangannya, pertanda mengajak gw untuk tos, dan gw menanggapi permintaan Agung
Mia makin sadar bahwa gw masih marah kepadanya, perlakuan gw kepadanya sangat berbeda dengan perlakuan gw ke Agung. Gw tampak respon dengan apa yang dikatakan Agung, Sedangkan kepadanya, gw sama sekali tidak menganggap keberadaannya.
Seketika itu ekspresi wajah Mia berubah, Mia yang selama ini gw kenal sebagai seseorang yang selalu ceria dan selalu tersenyum, kini yang ada dihadapan gw adalah Mia yang nampak sedih dan ekspresi penyesalan yang mendalam terlihat jelas pada wajahnya. Sejujurnya, dalam lubuk hati gw yang terdalam, gw merasa iba dengan pemandangan ini, tetapi, mengingat hal yang telah Mia lakukan, membuat gw membunuh rasa iba gw atas dirinya.
“maaf Dit…” kata Mia dengan nada memelas “gw ngga tau kalo itu Mika” lanjutnya sambil di iringi tatapan inocent yang menjadi andalannya “lagian lo juga salah ! kenapa ngga ngasih tau kalo ini sekolah Mika !” Gerutu Mia yang mencoba menyerang balik
“loh… kenapa malah nyalahin gw ?” gerutu gw yang bertambah kesal dengan apa yang tadi Mia katakan “lo tau sendiri ! kita lagi sibuk, jadi ngga ada pikiran gw buat ngasih tau lo soal ini !”
“kalo gitu ini bukan salah gw dong !”
“enak banget lo ngomong” gerutu gw menanggapi pernyataan santai yang dilontarkan Mia “pokonya lo musti bantuin gw buat ngejelasin semuanya !”
“he… he… he… udahlah santai aja, ntar gw bantuin kok !” Bujuk Mia mencoba untuk membuat gw tenang dengan percaya kepadanya “lagian gw yakin ngga akan ada panjang nih masalah”
“santai banget lo ngomong ! kalo dia bisa terima penjelasan gw kalo ngga ?” gerutu gw
“he… he… he… kalo dia terima penjelasan lo, paling dia maafin lo, tapi kalo ngga percaya lo bakal putus ama dia, trus kan lo bisa cari lagi” kata Mia sambil tersenyum innocent
“heah... enak banget lo ngomong kaya gitu” gerutu gw yang semakin kesal dengan pernyataan Mia “emang lo kira gampang nyari cewe kaya Mika”
“udah… ngga usah sewot” gerutu Mia yang nampak tidak nyaman dengan situasi ini
“terserah lo deh Mi ! gw udah cukup pusing sama kegiatan ini ditambah Mika, tapi satu hal yang pasti, kalo sampe masalah gw sama Mika bertambah panjang, gw ngga akan maapin lo, dan anggep aja kita ngga pernah kenal !” ancam gw
Mia tampak sangat terkejut dengan apa yang gw katakan tadi, sepertinya, dia tidak menduga, jika perbuatannya kali ini membuat gw kehilangan kesabaran.
Sejujurnya, gw sering kali berhadapan dengan tingkah usil Mia, tapi untuk perbuatannya kali ini, entah mengapa membuat gw hilang kesabaraan.
Gw bukan tipikal orang yang suka membentak atau berteriak-teriak atau bahkan ringan tangan jika sedang marah. Tetapi, gw akan memilih untuk diam jika sedang marah dan tidak akan menganggap keberadaannya walaupun orang itu ada di sebelah gw, karena menurut gw menyerang mental lebih efektif daripada fisik.
“woi... makan dulu nih !” teriak Agung yang baru saja datang membawa beberapa nasi kotak yang disediakan oleh panitia perlombaan untuk peserta
Jam sudah menunjukkan pukul setengah duabelas siang, dan kegiatan perlombaanpun telah berakhir, dan semua peserta diberikan weaktu sekitar satu jam lima belas menit untuk beristirahat. Walaupun perlombaan telah berakhir, tetapi kami semua tidak diperkenankan untuk pulang, karena setelah waktu istirahat berakhir, kami semua akan melaksanakan upacara penutupan.
“gimana ? cape ngga ?” tanya gw kepada anggota tim yang lain disela-sela waktu istirahat
“cape Kak !” jawab salah satu dari anggota tim
“yah... itulah yang saya rasakan tahun lalu” jawab gw menanggapi jawaban dari salah satu anggota tim tadi “tapi, apapun nanti hasilnya, saya tetap bangga sama kalian, saya bisa liat, kalo kalian sudah ngelakuin yang terbaik, dan itu lebih membanggakan daripada menjadi seorang pemenang” kata gw sambil standing applause
Melihat apa yang dilakukan oleh gw, Agung dan Mia turut serta melakukan apa yang gw lakukan. Nampaknya mereka berdua sadar, apa yang gw lakukan adalah sebuah dukungan serta ucapan terima kasih atas semua kerja keras yang mereka lakukan selama ini.
“lo hebat Dit... gw ngga nyangka lo bisa kaya gini” puji Mia atas apa yang gw lakukan, tetapi gw hanya menanggapi dingin pujian Mia bahkan tanpa menoleh kearahnya
“good job sob...” puji agung sambil menyodorkan tangannya, pertanda mengajak gw untuk tos, dan gw menanggapi permintaan Agung
Mia makin sadar bahwa gw masih marah kepadanya, perlakuan gw kepadanya sangat berbeda dengan perlakuan gw ke Agung. Gw tampak respon dengan apa yang dikatakan Agung, Sedangkan kepadanya, gw sama sekali tidak menganggap keberadaannya.
Seketika itu ekspresi wajah Mia berubah, Mia yang selama ini gw kenal sebagai seseorang yang selalu ceria dan selalu tersenyum, kini yang ada dihadapan gw adalah Mia yang nampak sedih dan ekspresi penyesalan yang mendalam terlihat jelas pada wajahnya. Sejujurnya, dalam lubuk hati gw yang terdalam, gw merasa iba dengan pemandangan ini, tetapi, mengingat hal yang telah Mia lakukan, membuat gw membunuh rasa iba gw atas dirinya.
晴海へ

0
![[Your] Smile Like An Angel's Smile](https://s.kaskus.id/images/2013/09/13/2214161_20130913022028.jpg)
you're my spring angel



