- Beranda
- Stories from the Heart
[Your] Smile Like An Angel's Smile
...
TS
drxrecca
[Your] Smile Like An Angel's Smile
Diubah oleh drxrecca 26-10-2013 02:27
anasabila memberi reputasi
1
40.9K
448
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
drxrecca
#347
Kesan Pertemuan Pertama
Sekitar pukul delapan, anggota lain dari tim sekolah gw tiba, gw yang melihatnya dari kejauhan segera mendatangi mereka bermaksud untuk memberikan kabar baik karena tim kita gagal untuk didiskualifikasi. Tetapi, entah kenapa Mia berjalan, atau lebih tepatnya berlari mendahuli gw untuk mendatangi mereka. Bukan hal itu saja yang membuat gw heran, ekspresi wajah Mia yang sengaja di buat sedih membuat gw berfikir keras tentang maksud dan tujuan Mia.
Sudah lama gw mengenal Mia, jadi apa yang ada dipikirannya sedikit banyak dapat gw ketahui, jika dihubungkan dengan kejadian yang sedang terjadi, maka, dapat gw simpulkan Mia bermaksud mengerjai anggota tim lain yang baru saja tiba. Dan yap… memang dugaan gw tepat.
“Kak Mia ada apa ?” tanya salah satu jonior yang menangkap ekspresi kekecewaan dan kesedihan yang dibuat Mia
Mendapati pertanyaan seperti apa yang dia harapkan, Mia makin bersemangat untuk mengerjai mereka semua, terlihat dari ekspresi muka Mia yang semakin memasang tampang sedih. Yap... itulah Mia, semakin dia tahu targetnya terpedaya, semakin dia bersemangat dengan ide jailnya.
Entah bagaimana gw menjelaskan tentang Mia yang dapat dengan mudahnya mempengaruhi serta memperdeya seseorang bahkan sekelompok orang hingga masuk kedalam skenario yang dibuatnya. Gw yang sedari tadi menyaksikan aksi Mia hanya dapat tersenyum menahan tawa
“lo kenapa sih Dit ? dari tadi cuma senyam-senyum ngga jelas gitu ?” tanya Agung yang tampaknya mulai curiga dengan tingkah gw
Gw hanya dapat tersenyum dan menggelengkan kepala, menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Agung. Sedangkan Mia yang menyadari aksinya akan terbongkar, dengan segera merampas kartu peserta yang sedari tadi gw pegang dan menunjukkan kepada anggota tim yang lain.
Gelak tawa, gerutu serta sumpah serapah segera terlontar dari mulut masing-masing anggota tim yang lain karena menyadari mereka telah terjebak dalam permainan yang dibuat Mia. Dan seketika itu pula ketegangan diantara kami semua seakan-akan hilang dan berganti dengan keceriaan serta kepercayaan diri. Hmmm... kali ini gw mengakui, Mia adalah orang yang tepat untuk merubah suasana serta dapat mencairkan semua ketegangan. Setelah itu, kami semua segera menuju tenda yang disediakan oleh panitia untuk masing-masing tim yang akan ikut serta dalam lomba
Gw memang bertindak sebagai ketua tim, tapi gw bukanlah anggota yang akan ikut serta dalam perlombaan, karena perlombaan ini di khususkan untuk anggota junior - anak-anak kelas satu - sedangkan gw, Mia dan Agung yang notabennya senior hanya bertugas mengawal, mengawasi, memberikan arahan serta memberikn dukungan bagi tim yang akan berlomba.
Setibanya di tenda peserta, gw segera mengeluarkan beberapa lembar kertas yang tadi diberikan panitia ketika gw dan Mia melakukan daftar ulang, kertas-kertas tersebut berisikan jadwal acara, list peserta, aturan-aturan perlobaan serta beberapa lembar kertas kosong yang akan gw, agung dan Mia gunakan untuk membantu para anggota tim dalam memberikan arahan.
Jadwal perlombaan akan dimulai dari pukul sepuluh sampai dengan pukul satu siang, tetapi sebelum perlombaan dimulai sudah banyak siswa sekolah yang menjadi tuan rumah perlombaan yang berkumpul di pinggir lapangan dan bermaksud akan menyaksikan perlombaan yang nanti akan berlangsung. Nampaknya sekolah yang menjadi tuan rumah perlombaan ini, meniadakan kegiatan belajar mengajarnya untuk hari ini, terlihar dari siswa-siswi yang belum melakukan kegiatan belajar walaupun waktu sudah menunjukkan pukul delapan.
Tepat pukul sepuluh perlombaanpun dimulai, gw, Mia dan Agung mulai sibuk dengan tugas kami bertiga. Tetapi, tampaknya ada yang berbeda dengan Mia kali ini, entah mengapa sedari tadi Mia tidak pernah jauh dari gw. Dia selalu memeluk atau menggenggam tangan gw dan sesekali menyandarkan kepalanya dibahu gw. Kami berdua memang dekat, tetapi, biasanya, jika kami sedang melaksanakan tugas, Mia tidak pernah melakukan hal seperti ini. Gw yang merasa risih dengan apa yang dia lakukan kali ini, mencoba sesekali menegur dan memprotesnya, tetapi Mia tetap saja acuh dan tidak henti-hentinya untuk tetap malakukannya.
"apa-apan lo Mi !" protes gw "ngga biasanya lo kaya gini ! risih tau"
"ngga apa-apa, kan biar keliatan romantis" jawab Mia sambil menunjukkan senyum nakalnya
"gw dah hapal betul tingkah lo Mi ! kalo kaya gini lo pasti ada apa-apanya"
"he... he... he..." Mia hanya tertawa bodoh mendengar gerutuan gw "biar lo ngga kegatelan"
"maksud lo ?"
"lo kan udah punya pacar, jadi biar mata lo ngga jelalatan"
"emang… gw udah punya pacar, tapi pacar gw kan bukan lo"
"iya gw tau, makanya gw kaya gini"
"sumpah... gw ngga ngerti maksud lo apaan ?" protes gw dengan dana dan ekspresi putus asa menghadapi tingkah Mia kali ini
"intinya, lo harus setia ama Mika, pacar lo ! dan gw ngga mau lo jadi kaya cowo yang lain" kata Mia dengan nada sedikit meninggi
"denger ya Mi !" kata gw mencoba untuk menjelaskan dan mencari tahu alasannya dengan nada halus "ngga pernah sekalipun terlintas dalam pikiran gw untuk selingkuh !" tegas gw "sekarang gw lagi tugas, dan gw tipe orang yang totalitas, walaupun Mika sekolah disini, gw ngga mau hubungan gw ngeganggu tugas gw, dan Mika ngerti kok, makanya dia ngga nyamperin gw"
"HAH... serius lo !" kata Mia yang sangat terkejut dengan penjelasan gw "Mika sekolah disini ? kenapa lo ngga pernah cerita ?"
"penting gitu ? lagian ngga penting juga ngasih tau lo hal-hal yang sepele tentang Mika" gerutu gw “emangnya ada apa, ampe lo kaget gitu”
“Dit... sorry ya ?” pinta Mia yang semakin membuat gw bingung “itu Mika bukan ?” tanya Mia sambil menunjukkan kearah yang dia tuju dengan menggunakan ekspresi mukanya
“yang mana ?”
“yang deket tiang itu”
“iya... itu Mika, tapi kok kayanya dia marah ya ?”
“Dit sorry ya... gw ngga tau ?” kata Mia dengan nada memelas “pantesan dari tadi ntu cewe ngeliatin lo terus sambil senyum, gw kira kaya cewe yang biasanya ngefans sama lo, makanya gw kaya gini, maksud gw biar lo ngga kecentilan” lanjutnya sambil disertai senyuman tanpa dosa yang menjadi andalannya “awalnya sih, dia biasa aja, tapi lama-lama ekspresinya berubah kaya gitu”
Gw hanya dapat memukul kening gw sendiri, lalu tertunduk lemas, ketika menyadari situasinya mulai berubah kearah yang sangat tidak menguntungkan bagi gw. Entah bagaimana kelanjutan hubungan gw dengan Mika nantinya, tapi satu hal yang pasti, setelah acara ini gw harus menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
Sudah lama gw mengenal Mia, jadi apa yang ada dipikirannya sedikit banyak dapat gw ketahui, jika dihubungkan dengan kejadian yang sedang terjadi, maka, dapat gw simpulkan Mia bermaksud mengerjai anggota tim lain yang baru saja tiba. Dan yap… memang dugaan gw tepat.
“Kak Mia ada apa ?” tanya salah satu jonior yang menangkap ekspresi kekecewaan dan kesedihan yang dibuat Mia
Mendapati pertanyaan seperti apa yang dia harapkan, Mia makin bersemangat untuk mengerjai mereka semua, terlihat dari ekspresi muka Mia yang semakin memasang tampang sedih. Yap... itulah Mia, semakin dia tahu targetnya terpedaya, semakin dia bersemangat dengan ide jailnya.
Entah bagaimana gw menjelaskan tentang Mia yang dapat dengan mudahnya mempengaruhi serta memperdeya seseorang bahkan sekelompok orang hingga masuk kedalam skenario yang dibuatnya. Gw yang sedari tadi menyaksikan aksi Mia hanya dapat tersenyum menahan tawa
“lo kenapa sih Dit ? dari tadi cuma senyam-senyum ngga jelas gitu ?” tanya Agung yang tampaknya mulai curiga dengan tingkah gw
Gw hanya dapat tersenyum dan menggelengkan kepala, menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Agung. Sedangkan Mia yang menyadari aksinya akan terbongkar, dengan segera merampas kartu peserta yang sedari tadi gw pegang dan menunjukkan kepada anggota tim yang lain.
Gelak tawa, gerutu serta sumpah serapah segera terlontar dari mulut masing-masing anggota tim yang lain karena menyadari mereka telah terjebak dalam permainan yang dibuat Mia. Dan seketika itu pula ketegangan diantara kami semua seakan-akan hilang dan berganti dengan keceriaan serta kepercayaan diri. Hmmm... kali ini gw mengakui, Mia adalah orang yang tepat untuk merubah suasana serta dapat mencairkan semua ketegangan. Setelah itu, kami semua segera menuju tenda yang disediakan oleh panitia untuk masing-masing tim yang akan ikut serta dalam lomba
Gw memang bertindak sebagai ketua tim, tapi gw bukanlah anggota yang akan ikut serta dalam perlombaan, karena perlombaan ini di khususkan untuk anggota junior - anak-anak kelas satu - sedangkan gw, Mia dan Agung yang notabennya senior hanya bertugas mengawal, mengawasi, memberikan arahan serta memberikn dukungan bagi tim yang akan berlomba.
Setibanya di tenda peserta, gw segera mengeluarkan beberapa lembar kertas yang tadi diberikan panitia ketika gw dan Mia melakukan daftar ulang, kertas-kertas tersebut berisikan jadwal acara, list peserta, aturan-aturan perlobaan serta beberapa lembar kertas kosong yang akan gw, agung dan Mia gunakan untuk membantu para anggota tim dalam memberikan arahan.
Jadwal perlombaan akan dimulai dari pukul sepuluh sampai dengan pukul satu siang, tetapi sebelum perlombaan dimulai sudah banyak siswa sekolah yang menjadi tuan rumah perlombaan yang berkumpul di pinggir lapangan dan bermaksud akan menyaksikan perlombaan yang nanti akan berlangsung. Nampaknya sekolah yang menjadi tuan rumah perlombaan ini, meniadakan kegiatan belajar mengajarnya untuk hari ini, terlihar dari siswa-siswi yang belum melakukan kegiatan belajar walaupun waktu sudah menunjukkan pukul delapan.
Tepat pukul sepuluh perlombaanpun dimulai, gw, Mia dan Agung mulai sibuk dengan tugas kami bertiga. Tetapi, tampaknya ada yang berbeda dengan Mia kali ini, entah mengapa sedari tadi Mia tidak pernah jauh dari gw. Dia selalu memeluk atau menggenggam tangan gw dan sesekali menyandarkan kepalanya dibahu gw. Kami berdua memang dekat, tetapi, biasanya, jika kami sedang melaksanakan tugas, Mia tidak pernah melakukan hal seperti ini. Gw yang merasa risih dengan apa yang dia lakukan kali ini, mencoba sesekali menegur dan memprotesnya, tetapi Mia tetap saja acuh dan tidak henti-hentinya untuk tetap malakukannya.
"apa-apan lo Mi !" protes gw "ngga biasanya lo kaya gini ! risih tau"
"ngga apa-apa, kan biar keliatan romantis" jawab Mia sambil menunjukkan senyum nakalnya
"gw dah hapal betul tingkah lo Mi ! kalo kaya gini lo pasti ada apa-apanya"
"he... he... he..." Mia hanya tertawa bodoh mendengar gerutuan gw "biar lo ngga kegatelan"
"maksud lo ?"
"lo kan udah punya pacar, jadi biar mata lo ngga jelalatan"
"emang… gw udah punya pacar, tapi pacar gw kan bukan lo"
"iya gw tau, makanya gw kaya gini"
"sumpah... gw ngga ngerti maksud lo apaan ?" protes gw dengan dana dan ekspresi putus asa menghadapi tingkah Mia kali ini
"intinya, lo harus setia ama Mika, pacar lo ! dan gw ngga mau lo jadi kaya cowo yang lain" kata Mia dengan nada sedikit meninggi
"denger ya Mi !" kata gw mencoba untuk menjelaskan dan mencari tahu alasannya dengan nada halus "ngga pernah sekalipun terlintas dalam pikiran gw untuk selingkuh !" tegas gw "sekarang gw lagi tugas, dan gw tipe orang yang totalitas, walaupun Mika sekolah disini, gw ngga mau hubungan gw ngeganggu tugas gw, dan Mika ngerti kok, makanya dia ngga nyamperin gw"
"HAH... serius lo !" kata Mia yang sangat terkejut dengan penjelasan gw "Mika sekolah disini ? kenapa lo ngga pernah cerita ?"
"penting gitu ? lagian ngga penting juga ngasih tau lo hal-hal yang sepele tentang Mika" gerutu gw “emangnya ada apa, ampe lo kaget gitu”
“Dit... sorry ya ?” pinta Mia yang semakin membuat gw bingung “itu Mika bukan ?” tanya Mia sambil menunjukkan kearah yang dia tuju dengan menggunakan ekspresi mukanya
“yang mana ?”
“yang deket tiang itu”
“iya... itu Mika, tapi kok kayanya dia marah ya ?”
“Dit sorry ya... gw ngga tau ?” kata Mia dengan nada memelas “pantesan dari tadi ntu cewe ngeliatin lo terus sambil senyum, gw kira kaya cewe yang biasanya ngefans sama lo, makanya gw kaya gini, maksud gw biar lo ngga kecentilan” lanjutnya sambil disertai senyuman tanpa dosa yang menjadi andalannya “awalnya sih, dia biasa aja, tapi lama-lama ekspresinya berubah kaya gitu”
Gw hanya dapat memukul kening gw sendiri, lalu tertunduk lemas, ketika menyadari situasinya mulai berubah kearah yang sangat tidak menguntungkan bagi gw. Entah bagaimana kelanjutan hubungan gw dengan Mika nantinya, tapi satu hal yang pasti, setelah acara ini gw harus menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

晴海へ

0
![[Your] Smile Like An Angel's Smile](https://s.kaskus.id/images/2013/09/13/2214161_20130913022028.jpg)
you're my spring angel



