Apakah ada perbedaan perilaku jantuh cinta antara laki2 dan perempuan? Kalau tidak dasarnya apa? Kalau iya apa alasanya?
Kalian tentu pernah atau bahkan sering mendengar ada istilah jatuh cinta pada pandangan pertama, apakah iya memang ada?
Jatuh cinta pada pandangan pertama bukan hal yg asing, walaupun ya memang tidak selalu kedua pihak mengalami hal yg sama pada saat yg sama.
Bagi laki2 & perempuan, perhitungan awal ttg asmara / cinta berlangsung di bawah sadar. Dan sangat berbeda respon yg terjadi di otak masing2.
Dalam hubungan singkat misalnya, laki2 bertindak sbg si pengejar dan perempuan jadi lakon si pemilih. Ini bukan standarisasi sex lho ya.
Hal tersebut sebenarnya adalah warisan dari leluhur kita yg belajar, sepanjang jutaan tahun, belajar cara menyebarkan gen2 mereka.
Jadi sebetulnya proses jatuh cita pada pandangan pertama kita ini jauh lebih mudah ditebak dari pada yang kita kira.
Sepanjang evolusi kita sebagai suatu spesies, otak kita sudah belajar cara memilih pasangan tersehat, yg paling mungkin memberi keturunan.
Otak perempuan akan menuntun ke pasangan dengan sumber daya dan komitmennya yg dapat membantu keturunannya utk bertahan hidup.
Macam2 pelajaran yg diperoleh perempuan di masa2 terdahulu, yg kemudian tersimpan sandinya dlm otak modernnya sbg sirkuit2 cinta neurologis.
Sirkuit2 cinta di otak ini ada sejak kita dilahirkan dan diaktifkan saat pubertas oleh campuran berbagai neurotransmiter yg bekerja cepat.
Sirkuit cinta yg sudah tersusun di otak kita benar2 elegan. Otak perempuan secara otomatis menaksir seorang pasangan yg potensial.
Jika si ‘dia’ sesuai dg daftar harapan leluhurnya, seorang perempuan akan merasakan sengatan kimia yg membuat pusing akibat rasa ketertarikan.
Sengatan berbagai neurotransmitter (senyawa kimia saraf) cinta ini bekerja seakurat laser. Ini yg disebut amukan asmara atau jatuh cinta!
Hal tsb adalah langkah pertama dlm cara kuno membentuk ikatan pasangan & membuka gerbang2 ke program "percumbuan-perkimpoian-pengasuhan" di otak.
Maka beruntunglah bila ada 2 org yang secara bersama2 mengalami sengatan neurotransmitter cinta sehingga mereka tdk bertepuk sebelah tangan.
Perempuan yg kena sengatan neurotransimer cinta akan menghadapi kegelisahan, kekhawatiran, sekaligus kegembiraan yg menumpulkan pikirannya.
Perempuan2 tsb tidak bisa mengendalikan semua itu, karena saat2 seperti itu, gejala biologis sedang membangun masa depan mereka.
Manusia menghabiskan lebih dari 99% hidup mereka yg sekian juta tahun yg diperlukan utk berevolusi, dalam kondisi yg primitif.
Karena itu, sirkuit2 otak kita berkembang untuk memecahkan berbagai persoalan yg dihadapi nenek moyang manusia, yg primitif tadi.
Dan tantangan terpenting yg dihadapi perempuan2 nenek moyang kita adalah masalah reproduksi. Untuk kelangsungan spesies kita.
Ini, bukan sekedar masalah ingin punya anak, tapi juga utk memastikan bhw anak2 itu akan hidup cukup lama utk menyebarkan gen2 mereka.
Para nenek moyang yg pilihan jodohnya menghasilkan lebih banyak keturunan yg bertahan hidup, berarti berhasil menurunkan gen2 mereka.
Dengan demikian, sistem otak mereka yang berevolusi dan beradaptasi, khususnya untuk ketertarikan percumbuan, lebih sukses survive.
Nenek moyang yg punya langkah reproduksi yg salah, tidak meninggalkan jejak di masa depan spesies. Mereka punah ditengah perjalanan evolusi.
Akibatnya, struktur otak para perempuan dengan sirkuit reproduksi terbaik dari jaman purba itu yg jadi struktur standart bagi manusia modern.
Nah sirkuit percumbuan dalam otak kita inilah yg biasa dikenal sebagai ‘jatuh cinta’. Dan tentu saja ini ada di luar jangkauan kesadaran.
Sirkuit percumbuan dalam otak perempuan yang terbentuk sepanjang jutaan tahun ini yg mendasari kecenderungan mrk dlm memilih pasangan.
Hal ini juga yang menjelaskan mengapa seorang perempuan hanya memilih tipe2 tertentu yg berbeda dengan pilihan perempuan lain.
Lha terus bagaimana cara kerja senyawa2 kimia di otak, kok bisa menghasilkan sensasi cinta yg berjuta rasanya?
Meski otak laki2 & perempuan merespon secara beda, tapi jatuh cinta adalah salah satu perilaku atau keadaan otak yg paling tdk rasional bg keduanya.
Otak menjadi ‘tidak logis’ dlm gelora asmara baru. Akibatnya perempuan benar2 buta terhadap kekurangan sang kekasih. Ini di luar kesadaran.
Jatuh cinta itu sekarang diketahui sbg keadaan otak yg terdokumentasi di berbagai sirkuit2 otak sepert i: obsesi, mania, mabuk, haus, juga lapar.
Keadaan jatuh cinta ini bukan kerja satu macam emosi saja, tetapi memperkuat atau juga melemahkan beberapa emosi yg lain.
Area jatuh cinta di otak sebenarnya merupakan suatu sistem motivasi yg berbeda dg area dorongan seks, tapi saling bertumpang tindih.
Aktivitas otak yg membara karena jatuh cinta ini berbahan bakar hormon dan neurotransmiter seperti dopamin, estrogen, oksitosin dan testosteron.
Sirkuit2 otak perempuan yg diaktifkan saat jatuh cinta sama dg area2 otak seorang pecandu narkoba yg sedang parah2nya ingin suntikan berikutnya.
Amigdala (sistem siaga-takut) & anterior cinguli cortex (sistem khawatir & berfikir kritis) perempuan dimatikan ketika sirkuit cintanya aktif.
Mirip orang minum ekstasi, ketika kewaspadaan (yg normalnya dimiliki perempuan terhadap orang tak dikenal) dimatikan ketika sirkuit cinta diaktifkan.
Jadi, sebenarnya, jatuh cinta dg asmara menggebu dan membara pada dasarnya adalah mabuk ekstasi yg alami. Nggak pake nenggak pil apapun.
Berbagai gejala klasik awal perempuan jatuh cinta jg sama dg efek awal narkoba macam amfetamin, kokain, &candu spt heroin, morfin & oxycontin.
Obat2 tersebut memicu sirkuit reward (pahala) di otak yg menimbulkan pelepasan & efek kimiawi yg sama dg efek otak perempuan jatuh cinta menggebu.
Anggapan perempuan bisa ketagihan cinta ada benarnya. Para kekasih, khususnya 6 bulan pertama, mendamba kegembiraan meluap2 dari kebersamaan.
Jatuh cinta pada 6 bulan pertama pada perempuan juga memunculkan rasa bergantung yg kuat ke pasangannya.
Riset2 pada otak perempuan dg cinta membara memperlihatkan bahwa keadaan otak seperti ini rata2 berlangsung selama 6-8 bulan pertama.
Mabuk cinta begitu kuatnya sehingga kepentingan, kebahagiaan & daya hidup org yg dicintai itu jadi sama pentingnya bahkan melebihi diri sendiri.
Dalam fase awal cinta ini, perempuan bisa dgn gigih menghafal setiap detail kekasihnya. Mereka berjuang mengadapi perpisahan setelah pertemuan.
Rasa tersiksa saat perpisahan fisik pd orang jatuh cinta bukan sekedar fantasi. Ini adalah rasa sakit akibat berkurangnya neurotransmiter.
Sebagian perempuan bahkan tak menyadari betapa terikatnya atau betapa cintanya sampai2 mrk merasakan sentakan saat pasangannya tidak ada.
Kita terbiasa menganggap kerinduan ini bersifat psikologis, tapi sebenarnya hal ini bersifat fisik. Seperti kondisi otak kekurangan narkoba.
Selama perpisahan, pd perempuan yg sedang dimabuk cinta, motivasi utk bersatu lagi dg pasangannya bisa mencapai puncaknya di otak.
Begitu bertemu kembali, semua komponen rasa sakit dlm ikatan cinta itu dapat dipulihkan oleh membanjirnya dopamin dan oksitosin.
Aktivitas pasangan seperti membelai, mencium, menatap dan memeluk bisa membangkitkan ikatan kimia cinta dan kepercayaan di otak perempuan.
Para ibu sering memperingatkan putri2 mereka utk tdk terlalu cepat dekat dg pacar baru. Nasihat ini lbh bijak daripada yg kita sadari.
Tindakan mendekap atau berpelukan melepaskan oksitosin di otak perempuan, menimbulkan kecenderungan percaya orang yg memeluknya.
Tindakan ini juga memperbesar peluang bahwa seorang perempuan akan mempercayai segala sesuatu yg dikatakan oleh orang yg memeluknya.
Bahkan seorang perempuan bisa lebih percaya pada seoarang yg baru beberapa saat dikenal ketimbang kepada orang tuanya. Akibat pelukan!
Dari sebuah riset mengenai pelukan, oksitosin secara alami dikeluarkan di otak perempuan setelah pelukan berlangsung selama 20 detik.
Oksitosin menguatkan ikatan antara orang2 yg berpelukan itu memicu sejumlah sirkuit kepercayaan di otak perempuan.
Jadi, wahai para perempuan, jangan biarkan seorang laki2 memelukmu, kecuali kamu memang sudah punya rencana untuk mempercayainya
Sentuhan, tatapan, berciuman dan orgasme seksual juga melepaskan oksitosin dalam otak perempuan.
Estrogen dan progesteron juga memunculkan efek ikatan ini di dalam otak perempuan dengan jalan meningkatkan oksitosin dan dopamin.
Kesiapan seorang perempuan untuk jatuh cinta yg kemudian membentuk keterikatan emosi, dapat dipengaruhi oleh variasi sirkuit otak.
Variasi2 sirkuit di otak perempuan ini disebabkan oleh faktor genetik, pengalaman dan keadaan hormon di otak.
Pengalaman tentang pengasuh diawal kehidupan perempuan membentuk macam2 sirkuit rasa aman di otak. Ini salah satu penyebab variasi.
Rasa aman yg timbul pada saat perempuan jatuh cinta juga dipengaruhi pengalaman lain yg membangkitkan sirkuit2 rasa aman di otak.
Tanpa ada pengalaman rasa aman pengasuhan di awal kehidupan, hanya sedikit, bahkan tdk ada pembentukan sirkuit rasa aman di otak perempuan.
Absennya sirkuit aman di otak perempuan, akan menimbulkan rasa curiga yg berlebihan kepada pasangan, posesif habis deh!
Lantas, bisakah seorang perempuan mengalami jatuh cinta yg berjuta rasanya ini berulang2 dalam hidupnya? Tentu saja bisa!
Perempuan msh bisa jatuh cinta berulang2 utk jangka pendek, tapi keterikatan emosi jangka panjang mungkin lebih sulit dicapai & dipertahankan.
Nah gitu kira2 yg terjadi pada otak perempuan yg jatuh cinta