TS
Zaxion
[Fanfict] RF Online- The Hero Of Novus
misi semua numpang posting fanfict 
gw bikinnya udh lama sih waktu sma dulu pas rf lagi ngetop
udh ada beberapa chapter gw post di web lain sih cuma sepi sekali
jadi post di sini juga deh
mohon kritikan dan komennya ya
episode 1
episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
episode 10
Epiode 11
episode 12
Interlude
Episode 13
part 1
part 2
part 3

gw bikinnya udh lama sih waktu sma dulu pas rf lagi ngetop

udh ada beberapa chapter gw post di web lain sih cuma sepi sekali

jadi post di sini juga deh
mohon kritikan dan komennya ya
Spoiler for Index:
Spoiler for The Beginning Arc:
Prolog
part 1
part 2
Episode 1
part 1
part 2
Episode 2
part 1
part 2
Episode 3
part 1
part 2
Episode 4
part 1
part 2
Episode 5
part 1
part 2
Episode 6
Part 1
Part 2
Episode 7
Part 1
Part 2
Episode 8
part 1
part 2
Episode 9
1 part doang
Episode 10
Part 1
part 2
Episode 11
part 1
part 2
Episode 12
part 1
part 2
episode 13
part 1
part 2
Episode 14
part 1
part 2
Episode 15
part 1
part 2
part 3
Episode 16
part 1
part 2
Episode 17
part 1
part 2
episode 18
part 1
part 2
episode 19
part 1
part 2
part 3
part 4
episode 20
part 1
part 2
episode 21
part 1
part 2
episode 22
part 1
part 2
episode 23
part 1
part 2
episode 24
part 1
part 2
part 3
Epiloge
part 1
part 2
part 3
part 4
part 1
part 2
Episode 1
part 1
part 2
Episode 2
part 1
part 2
Episode 3
part 1
part 2
Episode 4
part 1
part 2
Episode 5
part 1
part 2
Episode 6
Part 1
Part 2
Episode 7
Part 1
Part 2
Episode 8
part 1
part 2
Episode 9
1 part doang
Episode 10
Part 1
part 2
Episode 11
part 1
part 2
Episode 12
part 1
part 2
episode 13
part 1
part 2
Episode 14
part 1
part 2
Episode 15
part 1
part 2
part 3
Episode 16
part 1
part 2
Episode 17
part 1
part 2
episode 18
part 1
part 2
episode 19
part 1
part 2
part 3
part 4
episode 20
part 1
part 2
episode 21
part 1
part 2
episode 22
part 1
part 2
episode 23
part 1
part 2
episode 24
part 1
part 2
part 3
Epiloge
part 1
part 2
part 3
part 4
Spoiler for The Vegeance Arc:
Spoiler for Prologue:
episode 1
Spoiler for :
episode 2
Spoiler for :
Episode 3
Spoiler for :
Episode 4
Spoiler for :
Episode 5
Spoiler for :
Episode 6
Spoiler for :
Episode 7
Spoiler for :
Episode 8
Spoiler for :
Episode 9
Spoiler for :
episode 10
Spoiler for :
Epiode 11
Spoiler for :
episode 12
Spoiler for :
Interlude
Spoiler for :
Episode 13
part 1
part 2
part 3
Spoiler for side story:
Diubah oleh Zaxion 14-01-2016 15:57
0
95.1K
Kutip
521
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
Zaxion
#129
Episode 18
The War part 3
Goodbye My Dear
Agrias berdiri di antara Max dan Alice yang berusaha saling membunuh satu sama lain. Kedua bilah pedang milik Max dan Alice menembus dirinya.
“kenapa “ Max berkata dengan sangat lemah tidak mempercayai apa yang baru saja terjadi, begitu juga dengan Alice, dia sama sekali tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa menyaksikan pemandangan mengerikan itu sambil menangis dengan histeris.
Dengan kedua tangannya, dia mengengam mata pedang yang sangat tajam itu, dan mengabaikan rasa sakit sayatannya yang melukai kulit tanganya yang indah, lalu Agrias mendorong paksa kedua pedang yang tertancap di tubuhnya itu untuk keluar. Dengan sangat pelan, kedua pedang itu mulai keluar, tiap centi pedang itu bergerak Agrias bisa merasakan sakit yang sangat luar biasa, dan tak tertahankan namun dia berusaha mengabaikan itu walaupun luka yang di deritanya mengeluarkan darah lagi, dan dia terbantuk beberapa kali dengan darah yang ikut keluar dari batuk tersebut.
“apa yang kau lakuakan !!!!” teriak Max dengan sangat panik
“lukamu akan semakin parah dan kau bisa kehabisan darah!!!” Max bersusaha mencegah tindakan Agrias namun dia terlambat.
Agrias sudah berhasil melakukannya, wajah yang biasanya terlihat bersinar dengan cerah itu kini tampak sangat pucat dan tidak berdaya. Seluruh tubuh Agrias tampak bergetar dan kekuatan di kedua kakinya perlahan lenyap, dia tumbang tak berdaya menghantam tanah namun Alice dengan cekatan menangkap tubuh mungilnya dan memeluknya dengan sangat erat.
“kakak” Agrias berkata dengan sangat lemah memandang wajah kakaknya yang dibasahi oleh air matanya sendiri, tanganya bergerak berusaha untuk menyentuh wajah kakaknya. Dia mengerahkan segenap tenaga yang masih tersisa untuk melakukannya.
Alice meraihnya
“kenapa, kenapa kau lakukan itu? Kenapa kau mencegahnya? Aku tidak mau kehilanganmu Agrias kenapa !? “
“M.....Max” panggil Agrias dengan sangat lemah
Max yang sejak tadi hanya diam memandang kedua adik kakak itu dari kejauhan perlahan mendekati mereka, Alice memandangnya dengan sangat sinis dan penuh rasa benci, bagaikan hewan buas yang melindungi teritorialnya dan siap menerkam siapapun yang berusaha mendekat masuk.
“Agrias” ujar Max
Dia mengambil tangan kirinya dan meremasnya secara perlahan dengan lembut
“maaf......maafkan aku kakak, Max “
“KENAPA KAU BERTINDAK BODOH SEPERTI INI!!!!!!” raung Max
Memandang wajah Agrias yang sangat tidak berdaya, dan seolah hanya menunggu datangnya saat dia mati begitu saja. Max tidak kuasa lagi menahan tangisannya
“eheheheh” tawa Agrias dengan sangat lemah
“ternyata kau bisa menangis juga ya, aku kira selama ini kau orang yang selalu serius dan sangat tegar dan kuat. Tapi sekuat apapun orang ternyata tetap saja memiliki sisi lembutnya ya “
dia bernafas dengan sangat berat, dan lemah.
“kakak, Max............... aku sangat menyangangi kalian berdua. Kalian orang yang sangat penting di hidupku, karena itu aku tidak mau kehilangan salah satu dari kalian. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana bisa aku menjalani hidupku tanpa adanya kalian berdua...... karena itu, karena itu aku....aku” dia tidak melanjutkan ucapannya
“Agrias.....” hanya itu yang bisa Alice keluarkan dari mulutnya, dia memeluk tubuh adiknya semakin kuat.
“Max” dia mengalihkan padanganya menuju pria yang ada di sampingnya
Kedua mata mereka bertemu, mereka saling pandang satu sama lain selama beberapa saat. Hanya dengan melihat matanya Max bisa memahami apa yang ingin dia ucapkan dan sampaikan, seolah semuanya mengalir begitu saja kedalam pikirannya.
“aku mohon...... lindungilah kakak ku “
Max mengangukan kepalanya menyanggupi permohonan Agrias
“kakak.... maafkan aku tapi tolong gantikan aku untuk menjaga Max, dia orang yang semberono. Jika tidak ada yang menjaganya dia akan selalu bertindak bodoh dan mencelakai dirinya sendiri”
Alice sebenarnya sangat engan melakukan hal itu, tapi melihat kondisi adiknya yang sudah sekarat dan mungkin ini merupakan permintaan terakhirnya dia tidak punya pilihan lain selain menyanggupinya.
“aku berjanji, aku akan menjaganya dan mencegahnya agar tidak bertindak sembrono”
Dia tersenyum dengan bahagia mendengar perkataan kakaknya, kesadarannya perlahan mulai lenyap, pandangannya semakin kabur dia sadar bahwa waktunya tinggal sedikit.
“ Max aku sangat senang bisa bertemu denganmu, bisa mencitaimu dan mendapatkan kebahagiaan darimu. Kau telah memberikan kebahagiaan yang selama ini aku dambakan Max, terima kasih “
Dengan tenaga terakhir yang dia miliki Agrias berusaha bangkit dan wajahnya perlahan mendekati wajah Max
“aku mencitaimu Max, maaf kan aku”
Dia memberikan kembali cincin yang sebelumnya diberikan oleh Max padanya, lalu dia menciumnya, ciuman yang dipenuhi dengan rasa kasih sayang, ciuman terakhir yang bisa dia berikan juga sebagai salam perpisahan.
Max membalasnya, dia merangkul tubuhnya dengan erat, selama beberapa menit mereka menikmatinya
Tidak lama kemudian Max melepaskannya, Agrias memandangnya dengan tersenyum dan perlahan matanya menutup dan sekujurnya menjadi sangat lemah tanpa tenaga, jiwanya sudah melepaskan diri dari tubuhnya.
“Agrias.......”Max berkata dengan lirih dan pilu
Sekali dia gagal melindungi orang yang dia cintai
Janjinya pada dirinya sendiri agar tidak kehilangan orang yang sangat penting baginya teringkari.
Dia tidak bisa berkata apa-apa, ekspresi wajah dan tubuhnya memperlihatkan betapa besar kesedihan dan penyesalan dirinya
Dia meraung dengan penuh penyesalan. Air mata keluar membanjiri dengan sangat deras, dia meraung sekali lagi dengan sangat keras. Raungan kesedihan yang akan menyanyat hati siapapun yang mendengarnya.
Kondisi Alice tidak jauh berbeda darinya, dia hanya diam tanpa bicara,tanpa bergerak hanya air matanya yang berjatuhan ke tanah sudah cukup untuk memperlihatkan dukanya yang sangat mendalam
“mengesankan sekali “ suasana duka yang menyelimuti mereka terhenti sejenak akibat perkataan Konrad, apa yang baru saja terjadi sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya untuk terjadi, kejutan yang sangat mengesankan sekaligus sangat menghibur baginya.
“ dengan bodohnya dia membiarkan dirinya terbunuh agar kalian berdua bisa berhenti bertarung, dengan kemampuannya dia seharusnya bisa mencengah pertarungan kalian dengan mudah tanpa terluka. Tapi dia memilih untuk mengorbankan nyawanya untuk menyatukan kalian agar egonya sendiri bisa terpenuhi, sunguh wanita yang sangat bodoh “
Konrad tertawa dengan sangat lepas dan puas.
“tuan Konrad, aku tahu jika tindakan Agrias sangat bodoh tapi kenapa anda menertawakan kematiannya seperti itu ? bukankah anda bilang bahwa mengangap kami semua sebagai keluarga anda sendiri”
“jujur saja, wanita keparat itu sudah mengacaukan segalanya. Dan tindakannya membuat semua perhitungan dan rencanaku kacau balau,jadi melihatnya mati seperti itu sangat menghibur”
Perkataan Konrad membuat Alice sangat syok, kematian adiknya tidak membuat Konrad sedih melainkan sangat senang seolah adiknya sama sekali tidak ada artinya sama sekali.
“ Alice, bunuh Max sekarang “
Alice memandang Max dengan ragu, Max bisa melihat keraguannya dengan jelas di dalam mata Max, namun dia sama sekali tidak bertindak melainkan hanya diam untuk menanti dan melihat apa yang akan di lakukan oleh Alice, akankah dia menuruti Konrad dan menjadi alatnya atau mengikuti permintaan terakhir adiknya.
“kenapa Alice? “ Konrad semakin tidak sabar melihat keraguan Alice
“aku....aku” dia tampak sangat bingung,tidak tahu harus bertindak apa, dia memandang Max kembali dan pandangan matanya terlihat seakan memohon pertolongan. Alice yang biasanya sangat tegas, ganas dan berani kini terlihat sama sekali tidak berdaya, tidak lebih seperti wanita biasa yang lemah dan membutuhkan perlindungan
“ Alice, sudah saatnya kau mengikuti kata hatimu “
Dia melihat kearah Max, memandang mata berwarna kemerahan bagaikan batu rubi itu, duka masih bisa di rasakan dari matanya namun di balik itu dia bisa merasakan ada kekuatan, ketegasan, ketegaran yang tidak biasa darinya.
“ aku tahu kau membenciku dan tidak mempercayaimu, aku juga sedikitnya merasa seperti itu padamu, tapi Agrias mengorbankan dirinya demi kita berdua, bagi kita dia sangat berharga karena itu aku mohon jangan sia-siakan pengorbannya “
Max meletakan jasad tubuh Agrias secara perlahan dengan lembut, dia lalu berdiri mengabaikan semua rasa sakit dan luka di tubuhnya. Perlahan dia berjalan, melewati Alice yang masih terduduk dengan lemah tanpa tahu harus berbuat apa, dia maju terus untuk menghadapi Konrad.
“ mengecewakan sekali, padahal dari semua bawahan yang aku miliki. Selama ini kau yang paling setia dan gigih, tapi pada akhirnya kau menghianati kepercayaanku Alice”
“ diam, aku tidak akan menerimanya kau menghina kematian adiku seperti itu “ balasnya
“Alice, adikmu itu wanita murahan yang membiarkan dirinya tergoda, dan jatuh kedalam pelukan makhluk menjijikan seperti dia “
Walau sangat marah mendengar kata wanita murahan itu, tapi Alice sama sekali tidak mengerti maksud Konrad yang menyebut Max sebagai makhluk menjijikan
“biar aku ceritakan sesuatu yang sangat menarik Alice, 27 tahun yang lalu seorang lelaki Bellato melakukan suatu tindakan yang sangat tabu dan menjijikan, tindakan yang saking menjijikannya hingga tidak akan pernah ada satu bellato pun yang akan melakukannya bahkan berpikiran untuk melakukannya pun tidak akan pernah. Terpesona pada seorang wanita Cora, yang menyelamatkan jiwanya di saat dia terluka parah seorang pria melakukan tindakan gila, walau di tentang oleh semua anggota kelompoknya yang sudah seperti saudara kandungnya sendiri, dia menikahi wanita Cora itu”
Konrad tertawa selama beberapa saat, Alice tampak sama sekali tidak percaya dengan apa yang dia dengar sementara Max hanya diam dan tampak tidak peduli seolah sudah tahu kemana arah pembicaraan itu
“ tidak bisa di percaya benarkan Alice ? 2 bangsa yang selama ratusan tahun berperang saling membenci dan membunuh satu sama lain, siapa yang mengira akan ada tindakan bodoh seperti itu, tapi cerita ini tidak hanya berhenti sampai di situ. 2 tahun kemudian seorang anak di lahirkan dari pasangan haram tersebut, bayi yang di dalam pembulu darahnya mengalir darah dari 2 bangsa yang sangat berbeda, bermusuhan,saling membenci satu sama lain. Dan sekarang dia berdiri di hadapan kita Alice “
Max Daybreak mengerutkan dahinya, dan menelan air liur di mulutnya ke tengorokannya dengan sedikit tegang. Rahasia dirinya yang selama ini tersimpan dengan sangat rapat dan hanya di ketahui oleh beberapa orang yang merupakan teman-teman ayahnya, dan Agrias di bocorkan begitu saja oleh Konrad, walau hanya pada 1 orang dia tetap merasa sangat tidak nyaman dan takut. Max melirik kepada Alice yang tengah memandangnya dengan sangat syok dan tidak percaya.
“ dan adikmu, mencintai makhluk sepertinya” sekali lagi Konrad menghina Agrias, Alice nyaris terpancing namun tetap berusaha menahan diri, dia tahu i situasi ini Konrad jauh lebih unggul dengan MAU miliknya
Tapi tidak dengan Max, dia terpancing oleh provokasi Konrad. Wajahnya memerah di selimuti kemarahannnya, dia mengubah rasa duka dan kesedihan setelah kehilangan Agrias menjadi kemarahan.
“kubunuh, kau pasti akan kubunuh Konrad!!!!” teriaknya
Dengan satu pedang di tangan kanannya, dia berlari menyerang Konrad, kemarahannya membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih dan bertindak nekat.
“bodoh”
1 tembakan dari Konrad menembus sisi perut Max dengan sangat tepat, dia terjatuh dan terkapar sambil mengerang kesakitan.
“Max!!!!” Alice berlari ke sisinya dengan sangat kuatir.
“jangan bertindak bodoh keparat, kau tidak boleh mati setelah aikku mengorbankan dirinya untukmu “
Dia memeriksa luka yang di derita Max, lukanya sangat parah dan akan membahayakan jiwanya jikatidak segera di rawat.
“ah benar juga, ini kesempatan yang bagus untuk mencoba kekuatan senjata terbaru di Mau ini”
Kumpulan energi terkumpul di meriam yang ada di bahu MAU milik konrad, semakin lama kumpulan energi itu semakin banyak dan energinya semakin besar
“ini adalah senjata partikel berukuran raksasa, 1 tembakan dengan tenaga penuh akan menyapu bersih apapun yang ada di hadapannya sejauh 2km, tenang saja kalian tidak akan merasakan sakit karena seluruh tubuh kalian akan segera lenyap dala, waktu kurang dari 1 detik”
Max berusaha bangkit, Agrias membantunya berdiri dengan membopongnya
“selamat tinggal Max Daybreak, Alice Ark” ujar Konrad dengan senyuman penuh kemenangan
Energi yang berkumpul di meriam itu semakun banyak lalu di saatbersiap untuk melepaskan energi itu
Sebuah ledakan besar terjadi sebelum energi partikel di dalam meriam itu sempat keluar, ledakan yang sangat kuat hingga menghancurkan sebagian besar bagian MAU itu.
Asap ledakan yang tebal perlahan lenyap, bagian kokpit nya hancur sehingga terlihat jelas Konrad yang mengemudikannya, walau tampaknya terluka dia masih hidup.
“apa yang terjadi” ujar Alice dengan sangat kaget namun dia merasa sangat lega karena mereka baru saja selamat dari kematian.
Bagian tubuh atas MAU itu hancur berantakan, Konrad mau tidak mau harus menggunakan matanya sendiri untuk melihat, dia mencoba untuk menggerakan MAUnya, walau sedikit macet dan gerakannya jadi jauh lebih lamban tetap masih bisa bergerak.
Walau kondisinya rusak parah tapi MAU yang rusak tetap saja berbahaya dan bukan lawan yang enteng dan mereka tidak boleh lengah.
“perlu bantuan?” Alvolus mendadak muncu melalui satu-satunya jalan masuk yang ada.
“ah, Alvolus kawanku untunglah kau ada di sini, bantu aku kawan kita selesaikan semua ini”
The War part 3
Goodbye My Dear
Spoiler for part 1:
Agrias berdiri di antara Max dan Alice yang berusaha saling membunuh satu sama lain. Kedua bilah pedang milik Max dan Alice menembus dirinya.
“kenapa “ Max berkata dengan sangat lemah tidak mempercayai apa yang baru saja terjadi, begitu juga dengan Alice, dia sama sekali tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa menyaksikan pemandangan mengerikan itu sambil menangis dengan histeris.
Dengan kedua tangannya, dia mengengam mata pedang yang sangat tajam itu, dan mengabaikan rasa sakit sayatannya yang melukai kulit tanganya yang indah, lalu Agrias mendorong paksa kedua pedang yang tertancap di tubuhnya itu untuk keluar. Dengan sangat pelan, kedua pedang itu mulai keluar, tiap centi pedang itu bergerak Agrias bisa merasakan sakit yang sangat luar biasa, dan tak tertahankan namun dia berusaha mengabaikan itu walaupun luka yang di deritanya mengeluarkan darah lagi, dan dia terbantuk beberapa kali dengan darah yang ikut keluar dari batuk tersebut.
“apa yang kau lakuakan !!!!” teriak Max dengan sangat panik
“lukamu akan semakin parah dan kau bisa kehabisan darah!!!” Max bersusaha mencegah tindakan Agrias namun dia terlambat.
Agrias sudah berhasil melakukannya, wajah yang biasanya terlihat bersinar dengan cerah itu kini tampak sangat pucat dan tidak berdaya. Seluruh tubuh Agrias tampak bergetar dan kekuatan di kedua kakinya perlahan lenyap, dia tumbang tak berdaya menghantam tanah namun Alice dengan cekatan menangkap tubuh mungilnya dan memeluknya dengan sangat erat.
“kakak” Agrias berkata dengan sangat lemah memandang wajah kakaknya yang dibasahi oleh air matanya sendiri, tanganya bergerak berusaha untuk menyentuh wajah kakaknya. Dia mengerahkan segenap tenaga yang masih tersisa untuk melakukannya.
Alice meraihnya
“kenapa, kenapa kau lakukan itu? Kenapa kau mencegahnya? Aku tidak mau kehilanganmu Agrias kenapa !? “
“M.....Max” panggil Agrias dengan sangat lemah
Max yang sejak tadi hanya diam memandang kedua adik kakak itu dari kejauhan perlahan mendekati mereka, Alice memandangnya dengan sangat sinis dan penuh rasa benci, bagaikan hewan buas yang melindungi teritorialnya dan siap menerkam siapapun yang berusaha mendekat masuk.
“Agrias” ujar Max
Dia mengambil tangan kirinya dan meremasnya secara perlahan dengan lembut
“maaf......maafkan aku kakak, Max “
“KENAPA KAU BERTINDAK BODOH SEPERTI INI!!!!!!” raung Max
Memandang wajah Agrias yang sangat tidak berdaya, dan seolah hanya menunggu datangnya saat dia mati begitu saja. Max tidak kuasa lagi menahan tangisannya
“eheheheh” tawa Agrias dengan sangat lemah
“ternyata kau bisa menangis juga ya, aku kira selama ini kau orang yang selalu serius dan sangat tegar dan kuat. Tapi sekuat apapun orang ternyata tetap saja memiliki sisi lembutnya ya “
dia bernafas dengan sangat berat, dan lemah.
“kakak, Max............... aku sangat menyangangi kalian berdua. Kalian orang yang sangat penting di hidupku, karena itu aku tidak mau kehilangan salah satu dari kalian. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana bisa aku menjalani hidupku tanpa adanya kalian berdua...... karena itu, karena itu aku....aku” dia tidak melanjutkan ucapannya
“Agrias.....” hanya itu yang bisa Alice keluarkan dari mulutnya, dia memeluk tubuh adiknya semakin kuat.
“Max” dia mengalihkan padanganya menuju pria yang ada di sampingnya
Kedua mata mereka bertemu, mereka saling pandang satu sama lain selama beberapa saat. Hanya dengan melihat matanya Max bisa memahami apa yang ingin dia ucapkan dan sampaikan, seolah semuanya mengalir begitu saja kedalam pikirannya.
“aku mohon...... lindungilah kakak ku “
Max mengangukan kepalanya menyanggupi permohonan Agrias
“kakak.... maafkan aku tapi tolong gantikan aku untuk menjaga Max, dia orang yang semberono. Jika tidak ada yang menjaganya dia akan selalu bertindak bodoh dan mencelakai dirinya sendiri”
Alice sebenarnya sangat engan melakukan hal itu, tapi melihat kondisi adiknya yang sudah sekarat dan mungkin ini merupakan permintaan terakhirnya dia tidak punya pilihan lain selain menyanggupinya.
“aku berjanji, aku akan menjaganya dan mencegahnya agar tidak bertindak sembrono”
Dia tersenyum dengan bahagia mendengar perkataan kakaknya, kesadarannya perlahan mulai lenyap, pandangannya semakin kabur dia sadar bahwa waktunya tinggal sedikit.
“ Max aku sangat senang bisa bertemu denganmu, bisa mencitaimu dan mendapatkan kebahagiaan darimu. Kau telah memberikan kebahagiaan yang selama ini aku dambakan Max, terima kasih “
Dengan tenaga terakhir yang dia miliki Agrias berusaha bangkit dan wajahnya perlahan mendekati wajah Max
“aku mencitaimu Max, maaf kan aku”
Dia memberikan kembali cincin yang sebelumnya diberikan oleh Max padanya, lalu dia menciumnya, ciuman yang dipenuhi dengan rasa kasih sayang, ciuman terakhir yang bisa dia berikan juga sebagai salam perpisahan.
Max membalasnya, dia merangkul tubuhnya dengan erat, selama beberapa menit mereka menikmatinya
Tidak lama kemudian Max melepaskannya, Agrias memandangnya dengan tersenyum dan perlahan matanya menutup dan sekujurnya menjadi sangat lemah tanpa tenaga, jiwanya sudah melepaskan diri dari tubuhnya.
“Agrias.......”Max berkata dengan lirih dan pilu
Sekali dia gagal melindungi orang yang dia cintai
Janjinya pada dirinya sendiri agar tidak kehilangan orang yang sangat penting baginya teringkari.
Dia tidak bisa berkata apa-apa, ekspresi wajah dan tubuhnya memperlihatkan betapa besar kesedihan dan penyesalan dirinya
Dia meraung dengan penuh penyesalan. Air mata keluar membanjiri dengan sangat deras, dia meraung sekali lagi dengan sangat keras. Raungan kesedihan yang akan menyanyat hati siapapun yang mendengarnya.
Kondisi Alice tidak jauh berbeda darinya, dia hanya diam tanpa bicara,tanpa bergerak hanya air matanya yang berjatuhan ke tanah sudah cukup untuk memperlihatkan dukanya yang sangat mendalam
“mengesankan sekali “ suasana duka yang menyelimuti mereka terhenti sejenak akibat perkataan Konrad, apa yang baru saja terjadi sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya untuk terjadi, kejutan yang sangat mengesankan sekaligus sangat menghibur baginya.
“ dengan bodohnya dia membiarkan dirinya terbunuh agar kalian berdua bisa berhenti bertarung, dengan kemampuannya dia seharusnya bisa mencengah pertarungan kalian dengan mudah tanpa terluka. Tapi dia memilih untuk mengorbankan nyawanya untuk menyatukan kalian agar egonya sendiri bisa terpenuhi, sunguh wanita yang sangat bodoh “
Konrad tertawa dengan sangat lepas dan puas.
“tuan Konrad, aku tahu jika tindakan Agrias sangat bodoh tapi kenapa anda menertawakan kematiannya seperti itu ? bukankah anda bilang bahwa mengangap kami semua sebagai keluarga anda sendiri”
“jujur saja, wanita keparat itu sudah mengacaukan segalanya. Dan tindakannya membuat semua perhitungan dan rencanaku kacau balau,jadi melihatnya mati seperti itu sangat menghibur”
Perkataan Konrad membuat Alice sangat syok, kematian adiknya tidak membuat Konrad sedih melainkan sangat senang seolah adiknya sama sekali tidak ada artinya sama sekali.
“ Alice, bunuh Max sekarang “
Alice memandang Max dengan ragu, Max bisa melihat keraguannya dengan jelas di dalam mata Max, namun dia sama sekali tidak bertindak melainkan hanya diam untuk menanti dan melihat apa yang akan di lakukan oleh Alice, akankah dia menuruti Konrad dan menjadi alatnya atau mengikuti permintaan terakhir adiknya.
“kenapa Alice? “ Konrad semakin tidak sabar melihat keraguan Alice
“aku....aku” dia tampak sangat bingung,tidak tahu harus bertindak apa, dia memandang Max kembali dan pandangan matanya terlihat seakan memohon pertolongan. Alice yang biasanya sangat tegas, ganas dan berani kini terlihat sama sekali tidak berdaya, tidak lebih seperti wanita biasa yang lemah dan membutuhkan perlindungan
“ Alice, sudah saatnya kau mengikuti kata hatimu “
Dia melihat kearah Max, memandang mata berwarna kemerahan bagaikan batu rubi itu, duka masih bisa di rasakan dari matanya namun di balik itu dia bisa merasakan ada kekuatan, ketegasan, ketegaran yang tidak biasa darinya.
“ aku tahu kau membenciku dan tidak mempercayaimu, aku juga sedikitnya merasa seperti itu padamu, tapi Agrias mengorbankan dirinya demi kita berdua, bagi kita dia sangat berharga karena itu aku mohon jangan sia-siakan pengorbannya “
Max meletakan jasad tubuh Agrias secara perlahan dengan lembut, dia lalu berdiri mengabaikan semua rasa sakit dan luka di tubuhnya. Perlahan dia berjalan, melewati Alice yang masih terduduk dengan lemah tanpa tahu harus berbuat apa, dia maju terus untuk menghadapi Konrad.
“ mengecewakan sekali, padahal dari semua bawahan yang aku miliki. Selama ini kau yang paling setia dan gigih, tapi pada akhirnya kau menghianati kepercayaanku Alice”
“ diam, aku tidak akan menerimanya kau menghina kematian adiku seperti itu “ balasnya
“Alice, adikmu itu wanita murahan yang membiarkan dirinya tergoda, dan jatuh kedalam pelukan makhluk menjijikan seperti dia “
Walau sangat marah mendengar kata wanita murahan itu, tapi Alice sama sekali tidak mengerti maksud Konrad yang menyebut Max sebagai makhluk menjijikan
“biar aku ceritakan sesuatu yang sangat menarik Alice, 27 tahun yang lalu seorang lelaki Bellato melakukan suatu tindakan yang sangat tabu dan menjijikan, tindakan yang saking menjijikannya hingga tidak akan pernah ada satu bellato pun yang akan melakukannya bahkan berpikiran untuk melakukannya pun tidak akan pernah. Terpesona pada seorang wanita Cora, yang menyelamatkan jiwanya di saat dia terluka parah seorang pria melakukan tindakan gila, walau di tentang oleh semua anggota kelompoknya yang sudah seperti saudara kandungnya sendiri, dia menikahi wanita Cora itu”
Konrad tertawa selama beberapa saat, Alice tampak sama sekali tidak percaya dengan apa yang dia dengar sementara Max hanya diam dan tampak tidak peduli seolah sudah tahu kemana arah pembicaraan itu
“ tidak bisa di percaya benarkan Alice ? 2 bangsa yang selama ratusan tahun berperang saling membenci dan membunuh satu sama lain, siapa yang mengira akan ada tindakan bodoh seperti itu, tapi cerita ini tidak hanya berhenti sampai di situ. 2 tahun kemudian seorang anak di lahirkan dari pasangan haram tersebut, bayi yang di dalam pembulu darahnya mengalir darah dari 2 bangsa yang sangat berbeda, bermusuhan,saling membenci satu sama lain. Dan sekarang dia berdiri di hadapan kita Alice “
Max Daybreak mengerutkan dahinya, dan menelan air liur di mulutnya ke tengorokannya dengan sedikit tegang. Rahasia dirinya yang selama ini tersimpan dengan sangat rapat dan hanya di ketahui oleh beberapa orang yang merupakan teman-teman ayahnya, dan Agrias di bocorkan begitu saja oleh Konrad, walau hanya pada 1 orang dia tetap merasa sangat tidak nyaman dan takut. Max melirik kepada Alice yang tengah memandangnya dengan sangat syok dan tidak percaya.
“ dan adikmu, mencintai makhluk sepertinya” sekali lagi Konrad menghina Agrias, Alice nyaris terpancing namun tetap berusaha menahan diri, dia tahu i situasi ini Konrad jauh lebih unggul dengan MAU miliknya
Tapi tidak dengan Max, dia terpancing oleh provokasi Konrad. Wajahnya memerah di selimuti kemarahannnya, dia mengubah rasa duka dan kesedihan setelah kehilangan Agrias menjadi kemarahan.
“kubunuh, kau pasti akan kubunuh Konrad!!!!” teriaknya
Dengan satu pedang di tangan kanannya, dia berlari menyerang Konrad, kemarahannya membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih dan bertindak nekat.
“bodoh”
1 tembakan dari Konrad menembus sisi perut Max dengan sangat tepat, dia terjatuh dan terkapar sambil mengerang kesakitan.
“Max!!!!” Alice berlari ke sisinya dengan sangat kuatir.
“jangan bertindak bodoh keparat, kau tidak boleh mati setelah aikku mengorbankan dirinya untukmu “
Dia memeriksa luka yang di derita Max, lukanya sangat parah dan akan membahayakan jiwanya jikatidak segera di rawat.
“ah benar juga, ini kesempatan yang bagus untuk mencoba kekuatan senjata terbaru di Mau ini”
Kumpulan energi terkumpul di meriam yang ada di bahu MAU milik konrad, semakin lama kumpulan energi itu semakin banyak dan energinya semakin besar
“ini adalah senjata partikel berukuran raksasa, 1 tembakan dengan tenaga penuh akan menyapu bersih apapun yang ada di hadapannya sejauh 2km, tenang saja kalian tidak akan merasakan sakit karena seluruh tubuh kalian akan segera lenyap dala, waktu kurang dari 1 detik”
Max berusaha bangkit, Agrias membantunya berdiri dengan membopongnya
“selamat tinggal Max Daybreak, Alice Ark” ujar Konrad dengan senyuman penuh kemenangan
Energi yang berkumpul di meriam itu semakun banyak lalu di saatbersiap untuk melepaskan energi itu
Sebuah ledakan besar terjadi sebelum energi partikel di dalam meriam itu sempat keluar, ledakan yang sangat kuat hingga menghancurkan sebagian besar bagian MAU itu.
Asap ledakan yang tebal perlahan lenyap, bagian kokpit nya hancur sehingga terlihat jelas Konrad yang mengemudikannya, walau tampaknya terluka dia masih hidup.
“apa yang terjadi” ujar Alice dengan sangat kaget namun dia merasa sangat lega karena mereka baru saja selamat dari kematian.
Bagian tubuh atas MAU itu hancur berantakan, Konrad mau tidak mau harus menggunakan matanya sendiri untuk melihat, dia mencoba untuk menggerakan MAUnya, walau sedikit macet dan gerakannya jadi jauh lebih lamban tetap masih bisa bergerak.
Walau kondisinya rusak parah tapi MAU yang rusak tetap saja berbahaya dan bukan lawan yang enteng dan mereka tidak boleh lengah.
“perlu bantuan?” Alvolus mendadak muncu melalui satu-satunya jalan masuk yang ada.
“ah, Alvolus kawanku untunglah kau ada di sini, bantu aku kawan kita selesaikan semua ini”
0
Kutip
Balas