Kaskus

Story

OblOOOOOOOAvatar border
TS
OblOOOOOOO
.[[SINCE 2013]]. Kimi ga Katta: Having You (Trilogi)
.[[SINCE 2013]]. Kimi ga Katta: Having You (Trilogi)

Spoiler for Segelas Es Kosong:


Spoiler for Halaman Belakang Buku 1 & 2:


Quote:



Quote:


Quote:
Polling
0 suara
Di Buku terakhir, siapakah yang akan menjadi pendamping Bagas di akhir cerita?
Diubah oleh OblOOOOOOO 15-11-2021 21:40
amdar07Avatar border
fahmibusterAvatar border
junti27Avatar border
junti27 dan 14 lainnya memberi reputasi
13
130.4K
1.1K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
OblOOOOOOOAvatar border
TS
OblOOOOOOO
#44
Bulat dan Persegi - Bagian I

Rabu, 5 Oktober 2011

Hari itu gue nggak ada kuliah. Dosen-dosen sedang sibuk mengurus akreditasi untuk jurusan gue yang masih tergolong baru. Yang menganggu pikiran gue sekarang adalah, sohib gue, Diaz. Dia nyuekin gue, sikapnya nggak kayak biasa. Padahal gue nggak ngerasa berbuat salah apa pun padanya. Mungkin karena akhir-akhir ini, gue sering ngumpul bareng Deno. Seseorang yang ia benci. Atau mungkin karena gue yang dikalut asmara dan respon gue akhir-akhir ini terhadap obrolannya nggak seperti biasanya?

Oh, satu lagi, dua minggu lagi ibu gue ulang tahun. Gue berpikir kira-kira hadiah apa yang cocok untuk membuat ibu gue tersenyum. Melihat senyum ibu itulah, satu-satunya hal yang sekarang bisa gue lakukan.

Gue sobek selembar kertas dari buku catatan, menuliskan sebuah draft puisi untuk ibu gue, yang rencananya akan gue kirimkan bersama dengan daster yang gue beli.


Di akhir suatu Kamis malam 18 tahun yang lalu,
Di hembus angin yang menjamuku,
dan hujan yang mungkin sedang menari gembira akan kehadiranku,
Sebuah angan, doa, dan anugerah cinta bunda tujukan padaku.
Lewat jemari kecilku mulai mencengkram,
dan di setiap helaan nafasku
tergambarkan cintamu.

Serangkai bait doa yang bunda panjatkan,
meretas pada harapan
agar jemari kakiku yang mungil, berakhir bertapak di tanah surga.
Tetes keringat dan air matamu,
tak henti menyelimutiku dalam dinginnya dunia.
Kasih sayangmu, selalu—


"Bagas…!"Suara itu datang dari arah luar. Gue menengok ke arah pintu kamar yang terbuka. Sebuah wajah yang tak asing, melukiskan senyumnya di depan sana.

"Eh Rin, masuk!" Gue segera memasukkan kertas berisi draft puisi yang belum selesai itu ke dalam lemari gue. Menunjukkannya pada Karin saat ini bukanlah yang tepat. emoticon-Malu (S)

"Lagi apa?" Dia masuk ke kamar gue seketika dan duduk bersimpuh di samping gue.

"Lagi iseng bikin puisi. Hehe! emoticon-Malu (S)" Jawab gue dengan senyuman palsu yang menyeramkan.

"Mana-mana, aku lihat dong. Puisi apa? emoticon-Kiss (S)" dari binar matanya, dia terlihat excited.

"Puisi cinta, dong! Haha, entar, belum jadi. Nanti aja sebelum gue kirim ke orangnya, lu yang periksain. emoticon-Big Grin" Ujar gue.

"Hmm, kamu punya gebetan yah?" Ujarnya sambil tersenyum. Karin meletakkan tasnya diatas karpet dan berbaring di kasur gue.

Beberapa saat, gue baru menyadari kalau kata-kata yang gue ucapkan mungkin terdengar salah. Mempertimbangkan kedekatan gue dengan Karin, dan mempertimbangkan yang kata Nino bahwa Karin mungkin tertarik sama gue, ‘puisi cinta’ dan ‘gue punya gebetan’ adalah sesuatu yang merancukan. Tapi, senyumnya Karin, seolah-olah dia merasa ‘fine’ saja dengan adanya orang lain di antara kita.

"Ngapain lu?" Ujar gue ketika melihat dia memeluk guling gue dan memejamkan mata.

"Numpang tidur." Jawabnya dingin.

"Eh... eh...!" Gue menggelitik pinggulnya. Duh, nggak tahan pengin megang sebenarnya. Namun tanpa membuka mata dan ekspresi sedikit pun, dia menepis tangan gue.

Bingung. Mungkin dia capek, dan gue kembali menoleh ke arah laptop gue. Membaca sepotong-sepotong kisah cinta di salah satu forum terbesar di Indonesia. emoticon-I Love Kaskus (S)

Tiba-tiba saja, punggung gue seperti di tulis-tulis oleh jemari tangan.

"Gas...!" Ujar Karin sambil menuliskan sesuatu dipunggung gue.

"Hmm?"

"Puisi cinta buat siapa sih? Buat Nino ya?" Tanyanya tiba-tiba. Hal itu membuat gue heran, lalu menghadap ke arahnya. Dia mencibir dan kembali memeluk guling dengan kedua tangannya.

"Eh, apaan—kenapa jadi buat Nino?" emoticon-Bingung (S)

"Enggak, nggak apa-apa. emoticon-Wink" Ujarnya sambil melipir.

Gue tersenyum, entah dia kepo atau cemburu, gue berpikiran untuk meluncurkan kata-kata gombalan yang mungkin bisa bikin cewek melting. emoticon-Big Grin

"Kenapa, kamu cemburu, ya?" Tanya gue sambil mencubit pipinya. emoticon-Big Grin

"...." Tanpa menjawab apapun dia manyun nggak jelas.

Mendapati baru intro menuju gombalan saja sudah tidak berhasil, gue jadi ragu untuk melanjutkan. What should I do? emoticon-Cape d... (S)

Gue topang kepala gue di kasur sambil menatap matanya, menghelus rambutnya yang tergerai panjang. Gue helus pipinya. Dia tersenyum kecil ketika gue melakukan itu, beberapa saat kemudian, dia mulai memejamkan mata.

"Sepertinya, dia mencoba untuk tidur." Bego!

Angin yang masuk melalui jendela kamar gue, menambah suasana romantis sore itu. Gue melanjutkan baca-baca cerita.

"Gas, bagi rokok!" Ujar seorang teman sekosan gue yang masuk ke kamar tiba-tiba.

"Eh, siapa itu?" Lanjutnya ketika menyadari ada yang berbaring di kasur gue tapi bukan guling.

"Temen gue." Gue menjawab singkat sambil menyodorkan rokok.

"Bagi dua yak! Lagi apa lu?" Ujarnya sambil menyalakan rokok lalu mengambil posisi duduk.

"Eh, ngerokok di luar sono... Ada cewek ege." Perintah gue. Enggak tega aja gue melihat seorang cewek baik-baik seperti Karin tersiksa dengan asap rokok.

"Ah, nggak apa-apa, dia ini kan yang sakit bukan gua. Hahaha!" Sangkal teman gue itu tanpa merasa berdosa.

"Yeee! Elu!" Gue dorong badannya ke luar kamar. "Pergi! HUSH!"

Gue menutup pintu kamar gue, biar nggak keliatan dari luar. Bukan untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh, tapi untuk kenyamanan Karin tidur. Hingga senja pun tiba.

Karin terbangun. Walau rambutnya sedikit teracak ketika tidur, cewek itu tetep imut. emoticon-Kiss (S) God, damn! Cantik banget!Tanpa sepatah kata dia menuju ke kamar mandi dan mencuci muka. Setelah keluar dari kamar mandi, aura wajahnya terlihat tambah cerah. Ia mengikat rambutnya ke belakang, memperlihatkan tengkuk lehernya dan duduk lagi di kasur.

"Aku masih ngantuuuk! Sorry, ya, ketiduran." Ujarnya sambil memeluk guling gue lagi.

"Yaudah, nginap sini aja."

"Hmm, nggak mauuuu! Nanti aku kamu apa-apin lagi, kamu kan mesum!" Jawabnya sambil melemparkan guling ke badan gue.

"Gue mah di luar doang terlihat mesum, di dalam nggak. emoticon-Big Grin"

"Apanya? 80GB nggak mesum? Cari pelampiasan sana! Ha ha." Jawabnya sambil mengambil tasnya. Duh, ini efek dia melihat folder terlarang di laptop gue. Untungnya dia nggak jaim mengenai itu, malah gue disuruh nyari pelampiasan. Lu aja mau nggak Rin? HA HA!

"Dah yaaaa balikkkkkkk!" Ujarnya mencibir.

"He he, yaudah hati-hati!" Sahut gue sambil berdiri, namun dia tidak menghentikan langkahnya.

"Eh tunggu...!" Tiba-tiba gue hendak melakukan sesuatu.

"Apaaa?" Tanyanya berbalik ke arah pintu kamar gue.

Malam itu tanpa ragu-ragu, gue pegang erat kedua lengannya. Membusurkan sebuah kecupan kecil di keningnya yang mengkilat. Lalu gue tatap matanya, dan gue sentil hidungnya lembut.

"Dah, hati-hati ya. emoticon-Big Grin" Ujar gue.

"Ihhhhhh...! emoticon-Big Grin" Responnya sambil mencubit perut gue agak keras.

"Auwwww! emoticon-Berduka (S)"

Dia tersenyum lebar, sambil melambaikan tangan. Hal itu membuat gue sedikit lega. Artinya dia nggak marah emoticon-Big Grin. Karin melipir pergi begitu saja, setelah gue bukakan gerbang untuknya.

"Makasih, ya, Mang Bagas. emoticon-Big Grin" Ujarnya.

Diri gue terpaku beberapa menit sambil menatap lampu rem mobilnya yang menyala dengan terang.
Oh, bahagianya.

Diubah oleh OblOOOOOOO 20-11-2021 18:45
dannda17
dannda17 memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.