- Beranda
- Stories from the Heart
[Reborn] .: (Hidupku) Sebuah Cerita.......yang belum berakhir :. [By GG16Proff]
...
TS
peppy.69
[Reborn] .: (Hidupku) Sebuah Cerita.......yang belum berakhir :. [By GG16Proff]
Selamat malam para reader SFTH semua 
Disini ane mau nge-Reborn sebuah thread dari agan GG16Proffyang berjudul
===========================================
(Hidupku) Sebuah Cerita.......yang belum berakhir
===========================================
oke, selamat membaca

Disini ane mau nge-Reborn sebuah thread dari agan GG16Proffyang berjudul
===========================================
(Hidupku) Sebuah Cerita.......yang belum berakhir
===========================================
oke, selamat membaca

Indeks
CHAPTER 1
Quote:
- Part I : Pelatihan
- Part II(a) : The D Day, Pengibaran
- Part II(b) : The D Day, Setelah pengibaran
- Part III : Film Hororkah Ini? Sayangnya Tidak
- Part IV : Pagi Menjelang
- Part V : Akhirnya Kudapatkan....
- Part VI : My...... First Call
- Part VII : OOT
- PART VIII : Dasar Teorema Penjumlahan [bag 1]
- Part VIII : Dasar Teorema Penjumlahan [bag 2]
- Part IX : Disaat Senja
- Part X : Akhir Penantian, Sebuah Jawaban
- Part XI : M.A.A.F [Part A]
- Part XI : M.A.A.F [Part B]
CHAPTER 2
Quote:
Diubah oleh peppy.69 13-12-2013 19:59
anasabila memberi reputasi
1
16.5K
Kutip
78
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
peppy.69
#58
PART XI : M.A.A.F [part B]
Quote:
Maret 1997
...........................................
...........................................
Aku mengenalnya setelah terpilih untuk mewakili sekolahku sebagai PASKIB di tingkat kotamadya. Dari 25 anak yang mengikuti seleksi, hanya 5 orang termasuk aku yang bisa menjadi PASKIB di kotamadya. Sudah menjadi tradisi tahunan di sekolahku, siswa yang akan menjadi wakil disekolah diambil dari PASKIB yang masih kelas satu, dengan pertimbangan apabila diterima menjadi PASKIB di tingkat kotamadya atau Propinsi atau Nasional tidak akan mengganggu kegiatan wajibku yaitu belajar.
Sekolahku merupakan salah satu sekolah favorit yang ada di kota Malang, terletak berhadapan dengan Balaikota Malang, satu diantara 3 sekolah yang beken dengan nama SMA Tugu.
Mengikuti ekskul PASKIB disekolah membuatku mengenal dengan kakak-kakak senior yang sudah kelas 2 dan kelas 3. Salah satunya ANDRI. Seorang cowok yang tidak banyak tingkah namun kharismanya membuatku banyak berpikir tentang dia. Namun aku harus menahan diri untuk tidak terlalu memperlihatkan kekagumanku kepadanya, mengingat banyaknya teman-temanku (baik sesame PASKIB) maupun seangkatan denganku yang terlihat ingin diperhatikan olehnya.
Sayang aku bukan termasuk cewek yang suka memperlihatkan perasaanku terlalu gamblang.
Tak disangka
Lolosnya aku di PASKIB kodya mengakibatkan aku berkenalan dengan seorang cowok. Seorang cowok yang selalu jadi tukang rebut ketika Pelatihan. Seorang cowok yang selalu mendapatkan hukuman dari senior. Seorang cowok yang ternyata rumahnya tidak jauh dari rumahku. Seorang cowok yang akhirnya menjadi teman seperjalananku ketika pulang dari latihan.
Dalam pikiranku, cowok ini pastinya sudah putus urat malunya, dalam setiap kesempatan baik latihan maupun istirahat selalu saja membuat keributan.
Pastinya cowok ini mempunyai tujuan mengikuti PASKIB kodya sebagai latihan untuk kebugaran tubuhnya. Seorang cowok dari sekolah yang mempunyai status sebagai gudangnya tukang tawuran.
Perhatiankah aku padanya? Kurasa tidak, bisa jadi hal diakibatkan kasihan. Kasihan kepadanya kenapa dia selalu dijadikan obyek hukuman oleh para senior. Meskipun begitu kenapa cowok ini tidak pernah terlihat dendam kepada para senior yang menghukumnya.
Sungguh berbeda sekali denganku, aku selalu berusaha tidak membuat sebuah kesalahan apapun yang mengakibatkan bisa dihukum oleh senior.
Sebagai seorang trouble maker dia sering sekali mengucapkan sesuatu (yang menurutku) tidak melalui proses berpikir, apa yang terlintas dikepalanya langsung diucapkan tanpa melalui proses filtering. Dia seperti tidak terbebani dengan image itu, kami yang terkadang menerima hukuman kolektif akibat ulahnya hanya bisa berbicara dibelakangnya. Hal ini dikarenakan kami tidak berani untuk menegur beberapa tindakan dan ucapannya yang salah, karena dia berasal dari sekolah dengan status gudangnya tukang tawuran di Malang. Hal ini juga yang membuatku menjaga jarak ketika harus berada didalam satu angkutan ketika pulang dengan dia. Aku tidak mau apabila nantinya aku berakrab-akrab dengan dia mengakibatkan dampak buruk kepadaku. Hal ini kujaga benar hingga pengibaran dan penurunan, meskipun ketika selesai pengibaran aku memeluknya, itu tak lebih dari getaran rasa haru yang muncul ketika sudah berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. Dan kebetulan dia berada di dekatku.
Namun semua image tentang dia, sedikit banyak hilang pada saat selesainya upacara pengukuhan sebagai anggota PPI. Image dia sebagai anak yang berandal, berangasan hilang sedikit demi sedikit melihat dia dengan sibuknya membantu teman-temanku yang kesurupan, membantu panitia yang sedang sibuk mengobati, bahkan hingga mengantarku ke kamar mandi pada keesokan paginya. Seolah-olah pada saat itu aku menemukan sisi lain dari dia. Seperti bukan dia, “dia” yang selama ini menjadi troble maker di angkatanku. Melihatnya berbicara didepan orang banyak, anak ini mempunyai tingkat PD yang sedemikian tinggi, namun bicaranya lugas dan tidak mengenal takut terhadap lawan bicaranya, meskipun itu seorang senior, berbeda denganku yang sangat ketakutan apabila ditanya oleh senior.
Sejak kejadian malam itu sepertinya didalam kepalaku selalu melintas namanya. “Gege”. Nama panggilan yang singkat apabila melihat nama lengkapnya.
Apa yang terjadi denganku?
Kenapa aku bisa memikirkan Gege?
Padahal selama ini aku sudah menemukan pria yang sempurna didalam sosok ANDRI?
Apakah ini pengaruh sebuah peribahasa “Witing Tresno Jalaran soko Kulino?”
Kenapa pula aku memberikan alamat rumah dan telfonku disore itu?
Itu artinya aku memberikan kesempatan kepadanya
Lucu sekali dia waktu itu, mungkin ingatannya yang lemah, mengakibatkan dia menanyakan alamat dan no telfonku hingga tiga kali (yang semuanya lupa
) hingga berakhir di sebuah kertas pembungkus rokok yang tersebar di jalan raya. Melihatnya berlari-lari mencari bolfoin untuk mencatat alamatku.Akhirnya dia mulai mendatangi dan menelfonku
Aku bimbang, bimbang menentukan manakah yang harus kuteruskan, disatu sisi setelah acara PASKIB di kotamadya selesai, aku juga mulai dekat dengan Andri. Tetapi di sisi lain aku mulai memperhatikan ulah dari Gege. Sangat berbeda sekali dua cowok ini, yang satu tipe penyabar dan penyayang, sedangkan yang satunya lagi seolah-olah aku berhadapan dengan dua karakter yang berbeda. Disatu sisi Gege bisa menjadi teman seumuran, namun dia juga bisa menjadi sebuah sosok yang kubutuhkan selama ini. Sosok kakak Laki-laki!!!
Sudah menjadi nasibku apabila aku terlahir sebagai anak pertama, seperti halnya Gege dan Andri, namun sebagai seorang wanita, aku seringkali merasa iri melihat teman-temanku yang bisa bermanja-manja dengan kakak lelakinya. Memang aku juga termasuk anak yang manja, entahlah meskipun aku anak pertama namun aku tidak bisa menghilangkan sifat kodratiku ini. Sifat yang kusalurkan dengan bermanja-manja ke papa dan mamaku, meskipun aku mempunyai 2 adik.
Ditengah-tengah kebingunganku yang mendadak didekati oleh 2 orang cowok –aku tidak pernah mengalami sebelumnya- Gege ternyata menyatakan perasaannya duluan terhadapku.
Aku bingung!!!!!
Bingung memilih antara 2 cowok yang mendekati
Bingung memutuskan diterima atau ditolakkah pinangan dari Gege
Hingga akhirnya aku meminta waktu 1 minggu untuk memikirkannya
Namun ternyata seminggu itu tidak cukup, disatu sisi aku ingin dekat dengan gege, di sisi yang lain aku juga ingin dekat dengan Andri.
Aku nekat…kuterima pinangan gege untuk menjadi ceweknya....
meskipun hatiku masih bercabang....
meskipun aku masih belum bisa memilih diatara 2 cowok.
Dengan jadian dengan gege harapanku untuk bisa memantapkan hari terhadap 1 cowok ternyata tidak kesampaian. Memang kabar tentang jadianku dengan Gege tidak sampai terdengar di sekolahku. Aku melarang Gege untuk menceritakannya kepada teman-teman di PASKIB. Tapi entah mungkin Gege yang bocor, ternyata teman-teman PASKIB kodya yang satu sekolah bisa mengetahui kabar bahwa aku sudah jadian dengan Gege, aku hanya bisa bersyukur saat itu, yang tahu hanyalah teman-teman PASKIB kodya, tidak sampai menyebar ke seluruh anggota PASKIB di sekolahku.
Aku melarang Gege untuk menjemputku, karena aku tidak ingin ketika aku berboncengan dengan Gege, Andri mengetahuinya. Aku tetap menjadi pacar Gege, kupersilahkan dia datang kerumahku di setiap malang minggu, namun aku juga semakin mendekat ke ANDRI. Syukurlah Andri tidak terlalu menggebu-gebu untuk datang ke rumah, sehingga untuk sementara amanlah rumahku dari kemungkinan bertemunya dua lelaki ini dirumahku.
Jadian dengan Gege, membuat seluruh rumahku mengetahuinya, termasuk orang tuaku. Mereka tidak berkomentar apapun tentang itu, mungkin mereka berpikir dengan semakin seringnya Gege main kerumah, menelfun ke rumah, sudah merupakan pertanda buat mereka berdua. Pertanda bahwa diantara aku dan Gege ada sebuah hubungan. Resminya jadian dengan Gege juga membuat naiknya intensitas Gege baik menelfun maupun mendatangi rumahku. Mungkin pintarnya Gege dalam mengambil hati orang tuaku, apabila dia tidak menelfun barang sehari, bukan aku yang menanyakan namun mamaku yang bertanya, kenapa hari ini Gege tidak menelfonku.
Apa yang dipikirkan mama waktu itu tidak kutanyakan, namun saat itu aku berpikir mungkin inilah salah satu kelebihan Gege. Pintar mendekati orang tuaku. Padahal setahuku Gege dan mama tidak pernah berbicara apapun yang aku tidak tahu. Ketika mereka berbicara aku selalu ada disitu, dan ketika mama yang menerima telfon Gege, aku tidak pernah mendengarkan pembicaraan-pembicaraan yang aneh.
Semuanya normal
Lebih normal daripada perasaanku yang selalu mengiyakan ajakan Gege untuk menikmati malam minggu berkeliling kota dengan motor ayahnya (yang butut
)Lebih normal dari aku, ketika berada disekolah juga menerima perhatian dari Andri
Jauh lebih normal dari sikapku yang bercabang
Jauh lebih normal dibandingkan aku yang tidak berani mengungkapkan alasan sebenarnya ketika memberitahukan ke Gege, bahwa aku sudah tidak bisa lagi melanjutkan hubungan.
Jauh melebihi normal dibandingkan aku yang hanya bisa memberikan surat untuk menegaskan sikap yang sudah kuambil.
Semoga dia bisa mendapatkan wanita yang lebih baik daripada pacar pertamanya
Yang dengan tega memtuskannya disaat dia membutuhkan support untuk melalui ujian SMK-nya
Yang dengan tega memintanya supaya dia tetap main seperti ketika masih berstatuskan pacar
Yang dengan tega memintanya untuk menelfun seperti biasa, agar mama tidak mencarinya.
Yang dengan tega, dalam waktu yang tidak berapa lama setelahnya, aku jadian lagi dengan cowok lain, cowok lain yang tidak lain adalah ANDRI.
***
Seperti diceritakan bunda dari seorang putri berusia 3 tahun menjelang pernikahannya dengan ANDRI
Setelah lama tak bertemu meskipun berada disatu kota
NY. ANDRI A.K.A Fahadira Malihah
0
Kutip
Balas