- Beranda
- Stories from the Heart
Kisah-kasih Cinta, Kisah-kasih di Masa Sekolah
...
TS
JY07
Kisah-kasih Cinta, Kisah-kasih di Masa Sekolah
Permisi dan Salam kenal semuanya. 
WELCOME Izin Share kisah gue..
nama gue Ryan. Sekarang masih kuliah di suatu Universitas Negeri di Indonesia
Real life story dengan bumbu pemanis. Gak banyak. Tetapi cukup untuk membuat cerita ini menjadi pas.
Quote:
Sinopsis
Gue Ryan, berasal dari keluarga berkecukupan dan gue bahagia dengan apa yang sudah gue dapet sekarang. Tapi, seiring berjalannya waktu dan pendewasaan. Kisah cinta pun datang menghinggapi gue tanpa bisa ditolak. Kisah-kisah itu akan gue ceritakan di sini. Karena sebagian cerita cinta tersebut berasal dari Masa-masa sekolah. Gue memilih judul Kisah-kasih Cinta, Kisah-kasih di Masa Sekolah.
Semoga agan-agan sekalian berkenan untuk membacanya
Oh iya, maaf kalo tulisannya jelek. Banyak kekurangan di sana-sini. Karena baru belajar juga dan belum menjadi penulis Profesional. Hehehe..
Quote:
For Your Information
- TS Sangat-sangatmenerima saran untuk penulisan untuk membuat thread ini menjadi lebih sempurna.
- Kepo boleh tapi tetap hargai Privasi TS
>
- Update minimal dua kali seminggu.
- Mohon maaf atas kesamaan nama, karakter, dan penulisan dengan keadaan yang sama. <- Dikutip dari Sinetron..
- TS Sangat-sangatmenerima saran untuk penulisan untuk membuat thread ini menjadi lebih sempurna.
- Kepo boleh tapi tetap hargai Privasi TS
>- Update minimal dua kali seminggu.
- Mohon maaf atas kesamaan nama, karakter, dan penulisan dengan keadaan yang sama. <- Dikutip dari Sinetron..
Tapi gue harap, seiring berjalannya waktu. Thread ini juga bisa menjadi ajang latihan menulis dan ajang share cerita (baca : ajang curhat
) juga buat Gue. Karena gue suka nulis-nulis Enjoy the Stories then Quote:
Index -Tribute To..
-Part 1
-Part 2
-Part 3
-Part 4
-Part 5
-Part 6
-Part 7
-Part 8
-Part 9
-Part 10
-Part 11
-Part 12
-Part 13
-Part 14
-Part 15
-Part 16
-Part 17
-Part 18
-Part 19
-Part 20
-Part 21
-Part 22
-Part 23
-Part 24
-Part 25
-Part 26
-Part 27
-Part 28
-Part 29
-Part 30
-Part 31
-Part 32
-Part 33
-Permintaan Maaf
New!!!Diubah oleh JY07 15-02-2014 06:58
yusuffajar123 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
77.1K
406
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
JY07
#52
Part 9
Sehabis gue pulang ke rumah. Perasaan gue saat itu tambah kacau. Gue mikir untuk menyatakan perasaan gue sama Viviatau malah menjauh melupakan Vivi untuk mengejar cinta dari Velicia. Sumpah gue bingung banget.
Secara enggak sadar, gue ngetik SMS yang gue kirim ke Vivi
Gue bener-bener enggak ngetik SMS gitu ke Vivi, karena perasaan gue lagi bener-bener kacau saat itu. Gue enggak bisa mikir lagi.
Setelah lama gue tunggu. Ada 1 SMS masuk.
Nah, kata-kata dari Doni ini buat gue makin kacau.
Emang gue tau banget sifat Vivi. Pacarnya berganti-ganti tiap 1 minggu sekali.Waktu dia pacaran sama Doni, tiap Doni ngajakin jalan, dia selalu enggak mau. Gara-gara saat itu dia juga pacaran sama anak kuliahan. Akhirnya Vivi ketauan juga sama Doni dan Doni berinisiatif untuk menyudahi hubungan dengan Vivi.
Setelah gue tunggu sampe malem, ternyata belom ada balesan dari Vivi. Ah, semoga aja SMSnya gak nyampe ke Vivi.. Gue juga masih bingung sama perasaan gue ini mungkin acara menyatakan perasaannya harus dipending dulu
Jam menunjukkan pukul 10 malam, saat itu gue udah mau tidur. Hape gue bergetar tanda ada SMS yang masuk.
Mampus gue..Mau ngomongin apa ini.. Vivi pun langsung nelepon gue.
"Halo Vi..." Gue ngangkat telepon itu dengan suara yang bergetar.
"Mau ngomongin apa Yan? Sorry baru bales SMSnya. Tadi diajakin pergi sama nyokap. Hehehe." Kayaknya Vivi penasaran banget.
"Errrr. Enggak Vi, lupa juga tadi mau ngomong apa.." Gue terpaksa berbohong. Padahal gue masih inget banget apa yang mau gue omongin. Termasuk kata-kata yang sebenernya udah gue rangkai buat momen ini..
"Ih apaan dehhh.. Ngomong donggg.." Vivi membalas sambil memelas.
"..." Gue diem aja. Gue mikir saat itu. Apa kalo gue nyatain perasaan gue ke dia bakal membuat semuanya menjadi lebih baik? Terutama perasaan gue..
"Ryan.. Ngomong dongggg.." Sambungnya..
Gue masih aja diem setelah itu, sekitar lebih dari 5 menit. Gue tetep aja diem. Itu pun membuat Vivi diem juga.
"Ryan? Enggak ketiduran kan?" Vivi menanyakan pertanyaan yang membuat gue sadar dari lamunan pikiran gue..
"Eh, enggak kok Vi..." Gue balas dengan kaget karena baru tersadar dari lamunan gue.
"Jadi mau ngomong apa yan?" Lanjutnya dengan nada manja.
Sesaat setelah itu, gue tersadar dengan perasaan yang udah beda. Perasaan gue bener-bener dipenuhi dengan keyakinan... Kalo gue bakal nyatain perasaan gue ke dia. Mungkin karena kata-kata terakhir dari Vivi tadi. Ini cewek udah bener-bener tau cara menguasai lawan bicaranya. Mungkin ini termasuk salah satu kelebihan Vivi yang membuat dia sangat menarik dimata laki-laki.
"Aku suka sama kamu Vi." Gue berkata singkat.
"Aku enggak tau sejak kapan. Perasaan ini udah dipendem sejak lama. Entahlah, gue juga gak tau kapan." Sambung gue dengan yakin. Beda banget sama tadi. Entahlah apa yang terjadi.
"Ohhh.. Jadi kamu mau aku gimana?" Vivi bertanya dengan manja.
"Kamu mau gak jadi pacar aku?" Akhirnya gue nembak Vivi. <<<< Serius. Jantung gue masih deg-degan saat nulis ini. Feelnya gue dapet banget waktu nembak dia, walaupun sekadar lewat telepon.
"Serius kamu Yan?" Vivi pun terkejut dengan kata-kata gue.
"Iya Vi, serius. Aku yakin banget.." Gue mencoba meyakinkan dia.
"Ohh, oke deh.. Hehehe.." Vivi tersipu malu saat itu.
"Jadi gimana Vi?" Gue nanya tentang jadi pacar.
"Apanya yang gimana Yan?" Vivi pura-pura ga tau, ini cewek bener-bener membuat perasaan gue terombang-ambing..
"Mau gak jadi kamu jadi pacar aku?" Gue menekankan omongan gue yang sebelumnya. Gue udah yakin banget saat ini, apapun jawabannya, gue udah terlanjur ngomong sama dia.
"Mau Yan..." Vivi ngomong dengan pelan.
Yesssss, entahlah apa perasaan gue waktu itu, gue seneng banget. Pengen jingkrak-jingkrak. Gue tersenyum terus saat itu, entahlah..
"Hehehehe.." Gue tersipu malu dengan senyum yang gak bisa lepas dari muka gue.
"Ih kenapa sih sayang?" Sambungnya.
Gue bener-bener denger jelas apa yang dia ngomongin saat..
"Gakpapa kok. Hehehe.." Gue mencoba tetep kalem.
"Ohh, yaudah. Aku tidur dulu ya. Udah malem. I Love You.." Lagi-lagi Vivi ngomong dengan nadanya yang buat gue bener-bener melayang.
"Oke, love you juga.." Gue balas singkat..
Setelah itu telepon ditutup. Senyum masih gakbisa lepas dari bibir gue. Semaleman gue senyum-senyum sendiri karena berhasil ngungkapin perasaan gue. Bagaimana dengan Velicia? Entahlah, gue juga suka sama Velicia waktu itu, tapi gue belum beneran kenal sama dia. Gue tetep save nomornya Velicia setelah itu gue beranjak tidur juga..
Quote:
Sehabis gue pulang ke rumah. Perasaan gue saat itu tambah kacau. Gue mikir untuk menyatakan perasaan gue sama Viviatau malah menjauh melupakan Vivi untuk mengejar cinta dari Velicia. Sumpah gue bingung banget.
Secara enggak sadar, gue ngetik SMS yang gue kirim ke Vivi
Quote:
Gue bener-bener enggak ngetik SMS gitu ke Vivi, karena perasaan gue lagi bener-bener kacau saat itu. Gue enggak bisa mikir lagi.
Setelah lama gue tunggu. Ada 1 SMS masuk.
Quote:
Quote:
Nah, kata-kata dari Doni ini buat gue makin kacau.
Emang gue tau banget sifat Vivi. Pacarnya berganti-ganti tiap 1 minggu sekali.Waktu dia pacaran sama Doni, tiap Doni ngajakin jalan, dia selalu enggak mau. Gara-gara saat itu dia juga pacaran sama anak kuliahan. Akhirnya Vivi ketauan juga sama Doni dan Doni berinisiatif untuk menyudahi hubungan dengan Vivi.
Setelah gue tunggu sampe malem, ternyata belom ada balesan dari Vivi. Ah, semoga aja SMSnya gak nyampe ke Vivi.. Gue juga masih bingung sama perasaan gue ini mungkin acara menyatakan perasaannya harus dipending dulu
Jam menunjukkan pukul 10 malam, saat itu gue udah mau tidur. Hape gue bergetar tanda ada SMS yang masuk.
Quote:
Mampus gue..Mau ngomongin apa ini.. Vivi pun langsung nelepon gue.
"Halo Vi..." Gue ngangkat telepon itu dengan suara yang bergetar.
"Mau ngomongin apa Yan? Sorry baru bales SMSnya. Tadi diajakin pergi sama nyokap. Hehehe." Kayaknya Vivi penasaran banget.
"Errrr. Enggak Vi, lupa juga tadi mau ngomong apa.." Gue terpaksa berbohong. Padahal gue masih inget banget apa yang mau gue omongin. Termasuk kata-kata yang sebenernya udah gue rangkai buat momen ini..
"Ih apaan dehhh.. Ngomong donggg.." Vivi membalas sambil memelas.
"..." Gue diem aja. Gue mikir saat itu. Apa kalo gue nyatain perasaan gue ke dia bakal membuat semuanya menjadi lebih baik? Terutama perasaan gue..
"Ryan.. Ngomong dongggg.." Sambungnya..
Gue masih aja diem setelah itu, sekitar lebih dari 5 menit. Gue tetep aja diem. Itu pun membuat Vivi diem juga.
"Ryan? Enggak ketiduran kan?
" Vivi menanyakan pertanyaan yang membuat gue sadar dari lamunan pikiran gue.."Eh, enggak kok Vi..." Gue balas dengan kaget karena baru tersadar dari lamunan gue.
"Jadi mau ngomong apa yan?" Lanjutnya dengan nada manja.
Sesaat setelah itu, gue tersadar dengan perasaan yang udah beda. Perasaan gue bener-bener dipenuhi dengan keyakinan... Kalo gue bakal nyatain perasaan gue ke dia. Mungkin karena kata-kata terakhir dari Vivi tadi. Ini cewek udah bener-bener tau cara menguasai lawan bicaranya. Mungkin ini termasuk salah satu kelebihan Vivi yang membuat dia sangat menarik dimata laki-laki.
"Aku suka sama kamu Vi." Gue berkata singkat.
"Aku enggak tau sejak kapan. Perasaan ini udah dipendem sejak lama. Entahlah, gue juga gak tau kapan." Sambung gue dengan yakin. Beda banget sama tadi. Entahlah apa yang terjadi.
"Ohhh..
Jadi kamu mau aku gimana?" Vivi bertanya dengan manja."Kamu mau gak jadi pacar aku?" Akhirnya gue nembak Vivi. <<<< Serius. Jantung gue masih deg-degan saat nulis ini. Feelnya gue dapet banget waktu nembak dia, walaupun sekadar lewat telepon.
"Serius kamu Yan?" Vivi pun terkejut dengan kata-kata gue.
"Iya Vi, serius. Aku yakin banget.." Gue mencoba meyakinkan dia.
"Ohh, oke deh.. Hehehe..
" Vivi tersipu malu saat itu."Jadi gimana Vi?" Gue nanya tentang jadi pacar.
"Apanya yang gimana Yan?" Vivi pura-pura ga tau, ini cewek bener-bener membuat perasaan gue terombang-ambing..
"Mau gak jadi kamu jadi pacar aku?" Gue menekankan omongan gue yang sebelumnya. Gue udah yakin banget saat ini, apapun jawabannya, gue udah terlanjur ngomong sama dia.
"Mau Yan...
" Vivi ngomong dengan pelan.Yesssss, entahlah apa perasaan gue waktu itu, gue seneng banget. Pengen jingkrak-jingkrak. Gue tersenyum terus saat itu, entahlah..
"Hehehehe.." Gue tersipu malu dengan senyum yang gak bisa lepas dari muka gue.
"Ih kenapa sih sayang?" Sambungnya.
Gue bener-bener denger jelas apa yang dia ngomongin saat..
"Gakpapa kok. Hehehe.." Gue mencoba tetep kalem.
"Ohh, yaudah. Aku tidur dulu ya. Udah malem. I Love You.." Lagi-lagi Vivi ngomong dengan nadanya yang buat gue bener-bener melayang.
"Oke, love you juga.." Gue balas singkat..
Setelah itu telepon ditutup. Senyum masih gakbisa lepas dari bibir gue. Semaleman gue senyum-senyum sendiri karena berhasil ngungkapin perasaan gue. Bagaimana dengan Velicia? Entahlah, gue juga suka sama Velicia waktu itu, tapi gue belum beneran kenal sama dia. Gue tetep save nomornya Velicia setelah itu gue beranjak tidur juga..
0