Izin Share kisah gue..
nama gue Ryan. Sekarang masih kuliah di suatu Universitas Negeri di Indonesia Real life story dengan bumbu pemanis. Gak banyak. Tetapi cukup untuk membuat cerita ini menjadi pas.
Quote:
Sinopsis
Gue Ryan, berasal dari keluarga berkecukupan dan gue bahagia dengan apa yang sudah gue dapet sekarang. Tapi, seiring berjalannya waktu dan pendewasaan. Kisah cinta pun datang menghinggapi gue tanpa bisa ditolak. Kisah-kisah itu akan gue ceritakan di sini. Karena sebagian cerita cinta tersebut berasal dari Masa-masa sekolah. Gue memilih judul Kisah-kasih Cinta, Kisah-kasih di Masa Sekolah.
Semoga agan-agan sekalian berkenan untuk membacanya
Oh iya, maaf kalo tulisannya jelek. Banyak kekurangan di sana-sini. Karena baru belajar juga dan belum menjadi penulis Profesional. Hehehe..
Quote:
For Your Information
- TS Sangat-sangatmenerima saran untuk penulisan untuk membuat thread ini menjadi lebih sempurna.
- Kepo boleh tapi tetap hargai Privasi TS >
- Update minimal dua kali seminggu.
- Mohon maaf atas kesamaan nama, karakter, dan penulisan dengan keadaan yang sama. <- Dikutip dari Sinetron..
Tapi gue harap, seiring berjalannya waktu. Thread ini juga bisa menjadi ajang latihan menulis dan ajang share cerita (baca : ajang curhat ) juga buat Gue. Karena gue suka nulis-nulis
Setelah kelas di bubarkan. Pulang sekolah gue langsung pulang ke rumah gue. Masa Orientasi Siswanya hari pertama ini bener-bener capek. Nyabutin rumput-rumput liar di lapangan bola.
Pulang ke rumah gue langsung istirahat tidur siang sampe sore..
Drrrrtt, drrrrt, drrrrt
Getaran hape yang ada di kantong membangunkan gue. Ada SMS masuk. Gue yang diantara sadar sama enggak langsung ngebuka SMS itu.
Quote:
From Vivi
"Eh yan, gimana MOS di sana? Enak enggak?"
Ternyata SMS itu dari Vivi, temen semeja gue di SMP.
Quote:
To Vivi
"Viviiii.. Capek banget di sini. Kamu gimana di sana?"
Gue ngebales SMS itu dengan manja. Vivi emang udah deket banget sama gue. Karena selain berasal dari 1 SMP. Gue dan Vivi juga berasal dari SD yang sama. Dia temen masa kecil gue.
Orangnya cantik, putih, pake behel . Selain itu, Lesung pipi(atau apalah itu bahasa Indonesianya)-nya keliatan banget. Lesung pipinya sama pipinya yang tembem pasti buat orang pengen banget nyium pipinya.
Oh iya, Vivi ini beda sekolah sama gue sekarang. Dia maksud ke sekolah Elit di kota gue. Rata-rata orang yang sekolah di sana adalah anak pejabat, dll dll.
Drrrrttt. drrttt. drttttt
SMS masuk lagi dari Vivi.
Quote:
From Vivi
"Sama, capek juga nih. Hehe..
Lagi ada kerjaan nggak? Aku telepon yaaaa. mau curhat"
Duarrr !!
Gue sebenernya dari dulu udah suka sama Vivi. Tapi gue gak berani ngungkapin ke dia. Entah karena apa. Mungkin gue takut persahabatan kita jadi renggang. Selain itu, Vivi ini dikenal cukup Playgirl. Ini jadi pertimbangan lain yang membuat gue takut harus ngomong suka ke dia.
Quote:
To Vivi
"Boleh kok, setengah jam lagi ya. Aku baru bangun tidur nih. hehe "
Saat itu ekspresi gue nyesek banget. Gue tau pasti dia mau cerita tentang cowok yang deket sama dia lagi.. Untung SMS itu gak nunjukin ekspresi.
Setelah gue mandi, gue langsung SMS dia.
Quote:
To Vivi
"Eh Vi, telepon aja sekarang kalo mau curol... Eh maksudnya curhat."
Gak lama setelah itu Vivi langsung telepon gue.
"Ryaaaaaannnnnn, kangennnnnnnnnn" Begitu gue angkat telepon Vivi langsung ngomong gitu.
"Hehe, kangen juga Vi" Gue bales kata-kata dia dengan datar. Tapi hati gue bergedup kencang saat dia ngomong kangen sama gue.
"Cuek bener kamu sekarang?
Eh yan mau curhat nih." Vivi ngomong dengan manja.
Jujur, gue sebenernya males dengerin curhatan Vivi, bikin hati gue tambah tersayat karena nggak bisa ngungkapin yang sebenarnya. Tapi apa boleh buat
"Kenapa Vi? Cowok baru lagi ya?" Gue coba nebak-nebak yang mau diomongin Vivi.
"Iya yan. . Ada kakak kelas kemaren ngajak aku kenalan. Terus pulangnya aku dianterin pulang pake mobilnyaaa." Vivi terlihat semangat banget ceritanya.
"Ohh, bukannya udah biasa ya yang kayak gitu?" Gue nanggepin datar.
"Ah Ryan. Nggak asik ih cerita sama kamu. Beda lah. Kakak kelasnya ganteng. " Vivi tambah semangat cerita saat dia bilang "ganteng".
"Ohh, gantengan mana emang sama aku? Hahaha" Gue coba untuk ganti topik. Biar hati ini gak tambah tersayat
"Errr, emang kamu masuk itungan ganteng gitu? " Vivi malah ngatain gue sambil ketawa-ketawa.
"Kurang ajar Vi. Matiin nih telepon" Gue langsung ngancem Vivi.
Tapi yang apa Vivi omongin mungkin bener. Kalo dibandingin sama mantan-mantan pacarnya Vivi kemarin-kemarin. Mungkin gue gak ada apa-apanya. Mantannya Vivi itu rata-rata tajir dan juga punya mobil. Sedangkan gue? Ke sekolah aja naek angkot.
"Ehhhh, jangan dong. Bercanda doangggg Ryan gantengg kokkkk." Vivi mencoba menghibur gue.
Setelah itu, Vivi panjang lebar cerita tentang Tri cowok yang nganterin dia pulang. Untuk kesekian kalinya. Vivi memang menarik perhatian banget. Sampe hati gue juga ikut terombang-ambing sama dia. Karena gue gak mampu buat ngungkapin perasaan gue ke dia.
Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam. Gak terasa gue ngobrol dua jam sama Vivi.
"Eh Yan, udahan dulu ya. Mau makan malem nih. Thanks ya yan.." Vivi ngomong sebelum telepon itu.
"Oke Vi. Byee." Gue juga menyudahi obrolan selama dua jam kami.
Tuttt. tuttt. tuttt.
Telepon yang diputuskan sambungannya.
Vi, kapan gue bisa ngungkapin perasaan ini ke lo?
Kapan perasaan ini sampai ke lo?
Mungkin suatu saat nanti gue bakal ngungkapin.
Mungkin nanti..
Spoiler for mungkin nanti:
Gue ngomong sendiri di dalam hati. Setelah teleponan itu, gue nyiapin buat MOS besok. Hari terakhir.....