Part 62

Ingatan ody hanya mundur beberapa tahun kebelakang, untuk orang-orang yang dikenalnya semenjak dia kecil masih dengan jelas tercatat dimemori ody meskipun wajah mereka telah berubah, dan setiap kali gua tanya kenapa ody bisa dengan mudah mengingat wajah seseorang yang telah berubah dibanding mengingat gua dia selalu jawab kalo orang-orang itu seperti dekat dengan dirinya dan wajahnya yang dulu masih melekat jelas diwajah baru mereka.
Satu hal yang paling gua benci tentang hilangnya ingatan ody ternyata belum mampu merubah kebaikan hati ody, ody menerima dengan ikhlas bahwa Tuhan telah menghapus beberapa ingatannya, dan dia tetap ingin berusaha mengingat semua ingatan yang udah terhapus dari kepalanya dengan bantuan semua orang yang ada disekelilingnya termasuk gua. Karena saat itu ody merasa selain orangtuanya hanya ikhsan diantara kita yang benar-benar dekat dengan dia maka ikhsan adalah orang yang paling ody percaya sejak kejadian itu, tentang siapa orang yang datang menjenguk ody, apa hubungannya dengan ody, serta kapan dan mengapa mereka bertemu hanya ikhsan yang mampu membuat ody percaya.
Ikhsan udah pernah coba meyakinkan ody buat percaya kalo gua ini adalah pacar ody, pacarnya yang paling sayang sama dia, pacar yang selama ini selalu dia temani, pacar yang selalu membutuhkan dirinya, meskipun ody percaya dengan semua kata-kata ikhsan tapi semua kepercayaannya belum mampu membuat ody bisa bersikap seperti dulu terhadap gua. Merasa gua adalah orang asing buat kehidupannya menjadikan sikap ody ke gua sedikit kaku seperti dua orang yang baru pertama bertemu.
Selama proses penyembuhan ody dirumah sakit kita selalu hadir disana untuk membantu dia mengingat segalanya, rencana ody untuk lulus lebih cepat sepertinya harus tertunda karena mamanya merasa dengan ody tetap berada didekat kita seperti kebiasaannya sehari-hari akan membuat dia lebih cepat mengingat memorinya yang hilang, hanya saja saat itu mamanya telah pindah kekota tempat kita kuliah untuk menemani ody menyelesaikan kuliahnya itupun seandainya ody memang masih mampu.
Suasana ricuh dikantin rumah sakit sepertinya belum bisa mengusik kegundahan hati gua, hari itu kita duduk bersama dalam satu meja seperti biasanya, namun satu hal yang terlihat sangat berbeda adalah orang yang duduk disebelah ody, saat itu ikhsanlah yang menjadi seseorang disebelah ody sedangkan misel duduk disebelah gua dihadapan mereka. Dengan wajah yang sedikit aneh ikhsan coba untu menikmati menu makanan hari itu, hingga rasa penasaran gua akhirnya gua ungkapkan setelah berakhirnya acara makan kita.



Gua gatau apa yang harus gua ucapkan dengan ikhsan karena gua ga mungkin marah sama dia tentang kedekatan dia dan ody, gua yang seharusnya ngerti kalo saat ini ody hanya merasa dekat dengan ikhsan dan tentang perasaan ikhsan ke ody seharusnya gua yang paling tau kalo ikhsan ga akan mungkin tega menyakiti gua.
Beberapa hari setelah ody dirawat dirumah sakit akhirnya hari dimana ody diperbolehkan pulang kerumahpun datang, ody sekarang tinggal sama mamanya disebuah rumah kontrakkan dekat kosnya yang mamanya harapkan dapat membantu ody mengingat segalanya. Sore itu dengan mobil misel kita mengantar ody pulang kerumah kontrakkannya, misel duduk didepan disebelah ikhsan sedangkan gua, ody dan mamanya duduk dibelakang dengan posisi ody duduk ditengah.



Meskipun kenyataannya disaat gua keluar bareng ody ga selalu diikuti ikhsan tapi gua ga bisa ngeliat ody bingung seperti sebelumnya disaat ikhsan berusaha mengingatkan ody kalo gua adalah orang yang dekat dengan dia semenjak smp. Dari kaca tengah mobil, gua lagi-lagi melihat muka ikhsan yang secara tiba-tiba berubah mendengar kata-kata yang baru aja meluncur dari mulut gua, gua sama sekali ga ada niat untuk membuat ikhsan merasa ga enak dengan keadaan yang sedang terjadi saat ini.
Setelah sampai dirumah kontrakan yang udah disiapkan mamanya, ody melihat banyak lukisan terpampang didinding ruangan yang tak lain adalah hasil karya ody, ody seperti tak percaya bahwa dulu tangan-tangan mungilnya mampu menghasilkan lukisan-lukisan itu. Disetiap lukisan yang terpampang gua meminta mamanya untuk tidak memasang lukisan ody tentang gua dan dia, lukisan yang menunjukkan kedekatan gua dan ody gua harap untuk tidak diperlihatkan secara mendadak kepada ody karena gua takut ody terlalu keras berusaha mengingat kedekatan kita yang akhirnya semakin memperburuk keadaan dia. Gua lakukan semuanya bukan karena gua ga sayang sama ody, ataupun karena gua ga takut kehilangan dia tapi gua lakukan semuanya karena gua yakin kalo dulu ody bisa sayang sama gua suatu hari nanti dia juga akan kembali sayang sama gua.
Mata berbinar ody memandangi lukisan dirinya yang terpampang didinding udah cukup membuat gua sedikit bahagia karena saat itu dia bisa terlihat yakin kalo melukis adalah salah satu bakatnya, meskipun ody belum sanggup untuk mencoba melukis diatas kertas yang udah sengaja disiapkan seandainya ody mau benar-benar mencoba bakatnya. Puas melihat lukisan didinding giliran piano putih yang ada disudut ruangan jadi perhatian ody, gua colek ikhsan yang sedari tadi terlihat bingung, hingga tanda yang gua berikan berhasil dia tangkap dengan berjalan ke arah piano dan mulai menggerakkan jari-jarinya sehingga terlihat seperti menari. Nafas panjang yang gua hirup kemudian kembali keluar menjadi satu untaian kata-kata bernada supaya ody ingat bahwa piano adalah bakat lain yang ia miliki, dan lagu anugrah terindah punya sheila adalah lagu yang sengaja gua nyanyiin supaya ody ingat kenangan kita dulu.
Dengan memberikan tanda-tanda sepertinya udah cukup baik untuk keadaan yang sekarang, tanda-tanda yang sedikit mengarah kekenangan ody dulu terlihat lebih baik dibanding memberitahunya secara langsung yang justru membuat ody sakit. Tanpa terasa malam yang datang memaksa gua, ikhsan dan misel untuk balik ke kosan dan meninggalkan ody sendiri, gua liat ody tersenyum didepan pintu dan mulai teringat tentang janji gua buat nyempetin waktu makan malem bareng dia, tapi melihat keadaan yang sekarang kayanya gua harus mengerti dan ga mengungkapkan janji itu ke hadapan ody.



Ikhsan masuk kekamar dan langsung memejamkan matanya, tanpa dia beri jawaban gua udah tau kalo ada sesuatu sama dia, gua yakin ini ada hubungannya sama ody dan gua harap ikhsan bisa cepat terbuka sama gua supaya dia ga menahan bebannya sendiri.