Antara/Akbar Nugroho Gumay/vg
Kamis, 19 September 2013 WIB , Laporan: Timi Trieska Dara
Polri Lambat Ungkap Pelaku Penyebar Ajakan Perang Gerilya via Internet



Metrotvnews.com, Jakarta: Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dinilai lambat dalam mengungkap kelompok ekstrem yang menyebarkan propaganda via internet. Propaganda itu berupa panduan pelaksanaan perang gerilya perkotaan yang muncul di laman cribd.com.

"Itulah kelemahan kita (Kepolisian), memang agak lamban dalam merespon hal itu. Begitu tau baru ditangani," kata Deputi I Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Agus SB kepada wartawan, Rabu (18/9).

Menurut Agus, panduan via internet yang memprovokasi pembaca untuk melakukan pemberontakan sipil itu merupakan salah satu strategi gerakan kelompok ekstrem. Langkah itu guna mencari kader baru untuk kelompok mereka.

"Itu salah satu strategi propaganda mereka melalui internet," ujar Perwira TNI Bintang Dua itu.

Saat membuka laman cribd.com itu, muncul kata pengantar yang mengajak pembacanya berperang melawan rezim penguasa kafir dan menggulingkannya.

“Hari ini kita dijajah oleh kekuatan militer kafir. Mereka menguasai kota-kota besar dan gedung-gedung pemerintahan. Mereka mengangkat penguasa boneka atas nama sang penjajah. Umat Islam pun menjadi buruan penguasa, dan sebagian besar dari mereka ditahan,” demikian paragraf pertama pengantar panduan itu.

Meski demikian, panduan perang gerilya perkotaan itu sudah tidak bisa diakses lagi. Sebelumnya, untuk membuka panduan teknis gerilya itu harus diunduh dengan membayar.

"Tapi sukurlah sudah tidak bisa buka. Sekarang sudah tidak bisa di download lagi," ujar Agus.

Sekilas dengan membaca pengantarnya, panduan ini amat berbahaya bagi mereka yang punya bibit paham ekstrem.

Selanjutnya ditulis bahwa penguasa kafir menyebarkan kekuatan intelijen, informan, dan dinas keamanan rahasia di segala penjuru.

“Siapapun yang berani berbicara atau mengutarakan ide-ide untuk menegakkan jihad, syariat, dan antidemokrasi –meskipun ia orang tidak bersalah– maka akan segera ‘dihabisi’.

“Manual ini disediakan untuk Anda yang memutuskan untuk berperang. Manual ini disusun bagi rakyat biasa yang memutuskan bahwa perlawanan bersenjata adalah satu-satunya jalan untuk menjatuhkan rezim berkuasa,” tulisnya.

Pengantar panduan lantas memberitahukan kepada pembacanya bahwa jaringan perlawanan harus mengadopsi sistem perlawanan gerilya dengan taktik serangan hit and run –menyerang berulang-ulang dan menghilang dengan cepat. Panduan itu menekankan, inti semua serangan itu adalah untuk membuat otoritas penguasa kebingungan dan kehilangan moral tempur.

Seperti diketahui, belakangan pola serangan 'hit and run' itu marak terjadi dalam kasus penembakan terhadap anggota Polri.

Sejumlah polisi tewas ditembak oleh kelompok dengan metode itu. Polisi pun hingga saat ini terus memburu pelaku penembakan.

http://www.metrotvnews.com/tekno/rea...a-via-Internet

================================================
cribd.com.


wartawan metro ga jelas



tapi isinya modern gerilya kota, bukan di hutan