- Beranda
- Stories from the Heart
[Your] Smile Like An Angel's Smile
...
TS
drxrecca
[Your] Smile Like An Angel's Smile
Diubah oleh drxrecca 26-10-2013 02:27
anasabila memberi reputasi
1
40.9K
448
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
drxrecca
#310
Conello
Gw segera melangkahkan kaki secara cepat menuju tempat gw dan Mika biasa bertemu. Bisa dikatakan kami berdua menjadikan taman kota sebagai tempat kami bertemu setelah pulang sekolah. Hubungan backstreet memang membatasi ruang gerak kami berdua, sehingga hanya taman kotalah yang kami berdua rasa cukup aman untuk bertemu.
Gw menyadari, keterlambatan gw kali ini dapat berakibat buruk bagi hubungan kami berdua. Maklum saja, gw dan Mika sudah selama hampir dua minggu tidak bertemu. Kesibukan kami berdualah yang menjadi alasan untuk kami berdua tidak dapat bertemu.
Selama hampir dua minggu tersebut, kami hanya mengandalkan surat sebagai alat komunikasi kami berdua. Maklum saja, handphone masih menjadi barang yang telalu mewah untuk dimiliki oleh setiap siswa. Untunglah, Oci - pacarnya Andre - adalah teman satu kelas Mika, sehingga kami berdua tidak merasa canggung untuk menitipkan surat kepadanya.
Sebelum tiba ditaman kota, gw menyempatkan diri untuk sekedar mampir sebentar ke sebuah toko, bermaksud untuk membelikan Mika sesuatu yang menjadi favoritnya. Yap... selama hampir tiga bulan berhubungan dengan Mika, gw hafal betul apa yang menjadi favoritnya, sehingga memudahkan gw untuk menggunakanya disaat Mika sedang kesal.
Setibanya di taman kota, gw mendapati Mika masih duduk sendiri di bangku taman. Huft... desah nafas gw seakan melepaskan beban yang sedari tadi gw pikul, karena salah satu ke khawatiran gw tidak terbukti. Mika masih menunggu dengan sabar kehadiran gw tanpa mengacuhkan janji kami untuk bertemu.
"maaf ya aku telat" kata gw lalu duduk disebeah Mika "tadi ada rapat PMR dulu" kata gw mencoba memberikan penjelasan, tetapi tampaknya Mika hanya diam seribu bahasa mengacuhkan alasan gw "halo... ada orang..." kata gw mencoba untuk memecahkan keheningan Mika sambil melambai-lambaikan tangan di depan wajahnya.
Mika menanggapi apa yang gw lakukan tadi dengan menatap gw tajam, lalu mencubit lengan gw dan kembali menatap kearah depan sambil menyilangkan tangannya diatas dada dengan ekpresi wajah yang cemberut. Gw hanya menanggapinya dengan senyuman, mencoba untuk tidak terpancing dengan emosi yang ditunjukkan Mika, Karena, jika gw sampai terpancing, maka masalah ini akan bertambah panjang.
"hmmm... ada yang ngambek nih ceritanya !" sindir gw tetapi Mika masih tetap menunjukkan ekspresi yang sama.
Disaat terdesak seperti inilah, barang yang tadi gw beli dapan menjadi senjata pamungkas mencairkan suasana yang sedikit memanas "yakin nih mau ngambek terus ? padahal tadi aku beli es krim conello"
Yap... Mika sangat menyukai es krim conello, dan gw tahu persis, bagaimana cara menggunakan es krim ini untuk meluluhkan emosinya.
Secara perlahan-lahan gw membuka penutup dan bungkus dari es krim tersebut, sambil menunjukkan ekspresi yang dapat membuatnya tergiur. “Yakin nih mau ngambek terus ? padahal aku beli dua nih !" goda gw "ya udah deh, dari pada mubazir, mending aku abisin sendiri aja ya !"
Cepat, tepat, seperti seekor elang yang menyerang mangsanya. Mungkin seperti itulah yang dapat gw gambarkan saat Mika dengan segera meraih es krim yang sedari tadi gw genggam. Gw hanya tersenyum melihat pemandngan itu, tetapi dengan wajah innocentnya Mika hanya menikmati es krim yang telah direbutnya.
"maaf ya... Aa bukan lupa, tapi tadi ada kegiatan dulu, jadi aga terlambat"
"alesan... bilang aja Aa lupa" gerutu Mika
"serius... Aa ngga lupa"
"ngibul... ngibul... ngibul... wah ambulan lewat suaranya kaya gitu ya !"
"beneran... Aa ngga bohong"
"bohong..."
"iya deh... Aa lupa"
"ish... benerkan Aa lupa" gerutu Mika sambil mencubit lengan gw
"hmmm..." desah nafas gw menanggapi tingkah Mika "udah dua minggu ngga ketemu, sekalinya ketemu bukan romantis-romantisan, malah ngambek-ngambekan" gerutu gw
"memangnya kamu ngga suka ya sama cewe yang suka ngambek ?" tanya Mika dengan nada yang mulai lembut
"mana ada sih cowo yang suka cewe ambegan" gerutu gw
"maaf deh... aku..."
"tapi aku suka kamu yang kaya gini" kata gw memotong perkataan Mika "aku suka kamu karna kamu itu jujur" jelas gw sambil mengusap-usap kepalanya dan Mika hanya menunjukkan ekpresi kebingungannya "ya... kamu bisa jujur sama perasaan kamu, kadang Aa iri sama kamu, karna Aa belum bisa jujur sama perasaan Aa"
"maksud Aa ? selama ini Aa bohong sayang sama aku ?"
"bukan itu..." kilah gw yang hampir saja mengutarakan tetang kebimbangan perasaan gw "kamu tuh bisa dengan bebas mengatakan apa yang kamu rasa, entah itu suka atau tidak suka, dan kamu ngga malu buat ngomong tentang itu"
"oh... kalo itu sih gampang, jadi diri sendiri aja"
"Mik... makasih ya buat semuanya..."
"maksud Aa ?"
"ya makasih aja... susah Aa ngomongnya"
Entah bagaimana gw mengatakannya, tetapi, sampai saat ini gw masih saja belum sepenuhnya dapat menempatkan Mika dalam hati dan pikiran gw.
"oh iya... ini buat Aa" kata Mika sambil membelikan sebuah amplop kecil kepada gw
"apaan nih ?" tanya gw sambil menerima amplop yang diberikan Mika dan berusaha untuk membukanya
"jangan di buka disini, ntar aja dirumah" cegah Mika.
"memang apa isinya ?" tanya gw yang sangat penasaran dengan isi dari amplop yang Mika berikan
"ada deh... ntar Aa juga tau" jawab Mika sambil tersenyum manja
Gw menyadari, keterlambatan gw kali ini dapat berakibat buruk bagi hubungan kami berdua. Maklum saja, gw dan Mika sudah selama hampir dua minggu tidak bertemu. Kesibukan kami berdualah yang menjadi alasan untuk kami berdua tidak dapat bertemu.
Selama hampir dua minggu tersebut, kami hanya mengandalkan surat sebagai alat komunikasi kami berdua. Maklum saja, handphone masih menjadi barang yang telalu mewah untuk dimiliki oleh setiap siswa. Untunglah, Oci - pacarnya Andre - adalah teman satu kelas Mika, sehingga kami berdua tidak merasa canggung untuk menitipkan surat kepadanya.
Sebelum tiba ditaman kota, gw menyempatkan diri untuk sekedar mampir sebentar ke sebuah toko, bermaksud untuk membelikan Mika sesuatu yang menjadi favoritnya. Yap... selama hampir tiga bulan berhubungan dengan Mika, gw hafal betul apa yang menjadi favoritnya, sehingga memudahkan gw untuk menggunakanya disaat Mika sedang kesal.
Setibanya di taman kota, gw mendapati Mika masih duduk sendiri di bangku taman. Huft... desah nafas gw seakan melepaskan beban yang sedari tadi gw pikul, karena salah satu ke khawatiran gw tidak terbukti. Mika masih menunggu dengan sabar kehadiran gw tanpa mengacuhkan janji kami untuk bertemu.
"maaf ya aku telat" kata gw lalu duduk disebeah Mika "tadi ada rapat PMR dulu" kata gw mencoba memberikan penjelasan, tetapi tampaknya Mika hanya diam seribu bahasa mengacuhkan alasan gw "halo... ada orang..." kata gw mencoba untuk memecahkan keheningan Mika sambil melambai-lambaikan tangan di depan wajahnya.
Mika menanggapi apa yang gw lakukan tadi dengan menatap gw tajam, lalu mencubit lengan gw dan kembali menatap kearah depan sambil menyilangkan tangannya diatas dada dengan ekpresi wajah yang cemberut. Gw hanya menanggapinya dengan senyuman, mencoba untuk tidak terpancing dengan emosi yang ditunjukkan Mika, Karena, jika gw sampai terpancing, maka masalah ini akan bertambah panjang.
"hmmm... ada yang ngambek nih ceritanya !" sindir gw tetapi Mika masih tetap menunjukkan ekspresi yang sama.
Disaat terdesak seperti inilah, barang yang tadi gw beli dapan menjadi senjata pamungkas mencairkan suasana yang sedikit memanas "yakin nih mau ngambek terus ? padahal tadi aku beli es krim conello"
Yap... Mika sangat menyukai es krim conello, dan gw tahu persis, bagaimana cara menggunakan es krim ini untuk meluluhkan emosinya.
Secara perlahan-lahan gw membuka penutup dan bungkus dari es krim tersebut, sambil menunjukkan ekspresi yang dapat membuatnya tergiur. “Yakin nih mau ngambek terus ? padahal aku beli dua nih !" goda gw "ya udah deh, dari pada mubazir, mending aku abisin sendiri aja ya !"
Cepat, tepat, seperti seekor elang yang menyerang mangsanya. Mungkin seperti itulah yang dapat gw gambarkan saat Mika dengan segera meraih es krim yang sedari tadi gw genggam. Gw hanya tersenyum melihat pemandngan itu, tetapi dengan wajah innocentnya Mika hanya menikmati es krim yang telah direbutnya.
"maaf ya... Aa bukan lupa, tapi tadi ada kegiatan dulu, jadi aga terlambat"
"alesan... bilang aja Aa lupa" gerutu Mika
"serius... Aa ngga lupa"
"ngibul... ngibul... ngibul... wah ambulan lewat suaranya kaya gitu ya !"
"beneran... Aa ngga bohong"
"bohong..."
"iya deh... Aa lupa"
"ish... benerkan Aa lupa" gerutu Mika sambil mencubit lengan gw
"hmmm..." desah nafas gw menanggapi tingkah Mika "udah dua minggu ngga ketemu, sekalinya ketemu bukan romantis-romantisan, malah ngambek-ngambekan" gerutu gw
"memangnya kamu ngga suka ya sama cewe yang suka ngambek ?" tanya Mika dengan nada yang mulai lembut
"mana ada sih cowo yang suka cewe ambegan" gerutu gw
"maaf deh... aku..."
"tapi aku suka kamu yang kaya gini" kata gw memotong perkataan Mika "aku suka kamu karna kamu itu jujur" jelas gw sambil mengusap-usap kepalanya dan Mika hanya menunjukkan ekpresi kebingungannya "ya... kamu bisa jujur sama perasaan kamu, kadang Aa iri sama kamu, karna Aa belum bisa jujur sama perasaan Aa"
"maksud Aa ? selama ini Aa bohong sayang sama aku ?"
"bukan itu..." kilah gw yang hampir saja mengutarakan tetang kebimbangan perasaan gw "kamu tuh bisa dengan bebas mengatakan apa yang kamu rasa, entah itu suka atau tidak suka, dan kamu ngga malu buat ngomong tentang itu"
"oh... kalo itu sih gampang, jadi diri sendiri aja"
"Mik... makasih ya buat semuanya..."
"maksud Aa ?"
"ya makasih aja... susah Aa ngomongnya"
Entah bagaimana gw mengatakannya, tetapi, sampai saat ini gw masih saja belum sepenuhnya dapat menempatkan Mika dalam hati dan pikiran gw.
"oh iya... ini buat Aa" kata Mika sambil membelikan sebuah amplop kecil kepada gw
"apaan nih ?" tanya gw sambil menerima amplop yang diberikan Mika dan berusaha untuk membukanya
"jangan di buka disini, ntar aja dirumah" cegah Mika.
"memang apa isinya ?" tanya gw yang sangat penasaran dengan isi dari amplop yang Mika berikan
"ada deh... ntar Aa juga tau" jawab Mika sambil tersenyum manja
晴海へ

0
![[Your] Smile Like An Angel's Smile](https://s.kaskus.id/images/2013/09/13/2214161_20130913022028.jpg)
you're my spring angel



