Part 51

Kita sampai dirumah kina lebih cepat dari yang kita bayangkan, bahkan rencana awal kita sempat menjadi kacau karena kita sampai disana sebelum kina berada dirumah. Ikhsan tidak ingin waktunya terbuang hanya untuk menunggu kina pulang dari rumah temannya, jadi ikhsan mengajak gua dan ody untuk pergi ke alun-alun jogja. Dialun-alun gua dan ikhsan berpisah, gua dan ody sedikit bernostalgia dengan mengenang saat kita smp dulu, sedangkan ikhsan pergi kearah kumpulan pengamen yg sibuk menggelar konser disudut alun-alun kota jogja.



Ikhsan keliatan sangat menikmati lagu yg dibawain artis jalanan sampe gua dan ody sedikit berlari untuk mendekati dia yg agak jauh dari tempat gua dan ody bernostalgia. ‘Cukup siti nurbaya’ satu lagu yg menurut gua bukan hanya enak didengar, tapi lagu itu juga mengisahkan tentang kisah cinta yg ikhsan baru aja jalanin, dan mungkin hal itu juga yg membuat ikhsan sangat menikmati lagu dari band legenda tersebut.
Ga lama gua liat kina dateng nyusul kita di alun-alun, dia dateng dan langsung histeris begitu ketemu ody sampe kelakuan histerisnya banyak menyita perhatian orang-orang disekeliling kita, dia teriak-teriak menyebut nama ody sambil meluk dan dia lepas dan dia kelilingin ody terus dipeluk lagi sambil dia teriakin tentang kerinduannya sama ody.



Kita berjalan-jalan sebentar sebelum balik kerumah kina, sepanjang perjalanan tangan ody ga pernah dilepas sama kina jadi gua ngalah dan berjalan dibelakan bareng ikhsan, bukan masalah ody jalan bareng siapa yg gua risauin, tapi kenapa ikhsan lebih banyak diam. Tanpa perlu menduga-duga gua udah tau jawabannya tentang misel, tapi ga mungkin kalo seandainya gua bawa masalah misel disaat kita sedang berlibur karena gua takut suasana hati ikhsan tambah bercampur aduk lebih dari sebelumnya.
Masuk kedalam rumah kina ikhsan langsung menuju piano yg dulu pernah ody mainin, ikhsan ga menyanyikan lagu dan hanya menggerakkan jari-jarinya membentuk rangkaian nada yg menurut gua indah buat didengar. ody sibuk menjelaskan apa yg terjadi sama ikhsan ke kina karena sedari tadi kina selalu bertanya tentang penyebab berubahnya ikhsan.



Ikhsan masih mencoba nyembunyiin perasaan dia, dan mungkin itu sedikit berhasil karena setelah sekian lama dia buat kita ketawa-ketiwi lagi kita seakan lupa kalo dia punya masalah, dan kita kembali inget disaat dia udah sendirian lagi karena disaat dia sendirian dia lebih sering melamun atau melihat tanpa pandangan, hal yg berbeda disaat dulu dimana dia lebih sering mencari kegiatan seperti membuat lagu atau menulis puisi disaat dia sendirian. kaya saat malam dia duduk diluar ditempat dulu kita denger curahan hati hanung ketika dia akan jauh sama kina.



Karena kina dan ody udah tidur dari beberapa jam yg lalu jadi malem itu cuma gua dan ikhsan yg jalan-jalan menikmati jogja. Kita gatau nama daerah disana karena kina sebagai pemandu wisata kita udah tidur, jadi kita berjalan tanpa tujuan sambil mengingat kemana jalan kita pulang nanti.



Ditengah perjalanan gua seneng karena ikhsan bisa sedikit berbagi tentang perasaannya, mungkin gua ga banyak membantu atau mungkin ga membantu sama sekali, tapi gua bahagia kalo ikhsan ga nyimpen sendiri pikiran yg ada dikepalanya.
Gua biarin kaki gua ikutin langkah ikhsan supaya dia bisa cari tempat yg menurut dia tenang dan bisa sedikit mengurangi beban yg ada dipundaknya. Ikhsan berenti disebuah tempat yg ramai sama anak muda-mudi, disana banyak orang-orang yg membuka lapak untuk menjual dagangannya, ikhsan minta gua untuk nemenin dia kesalah satu lapak yg menurut dia menarik, kita duduk diatas tikar sambil memesan segelas kopi dan melihat keadaan ditaman sekitar.



Ikhsan minum kopi yg dipesannya sampe habis dan langsung berdiri mengajak gua pergi



Ikhsan terus jalan tanpa jawab pertanyaan terakhir gua, gua hanya diam mengikuti dia jalan balik kerumah kina sambil gua coba mengerti dengan keadaan ikhsan, semoga keadaan itu cepat berubah supaya ikhsan bisa sepenuhnya balik kaya dulu.