- Beranda
- Stories from the Heart
[Your] Smile Like An Angel's Smile
...
TS
drxrecca
[Your] Smile Like An Angel's Smile
Diubah oleh drxrecca 26-10-2013 02:27
anasabila memberi reputasi
1
40.9K
448
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
drxrecca
#298
Cinta Sejati Mika
Tidak banyak yang kami bicarakan dalam perjalanan, Mika hanya memeluk tangan gw, dan sesekali dia melihat kearah gw. Kami berdua tampak sangat menikmati kebersamaan dalam tiap langkah kami.
Setibanya di studio musik tempat Mika dan teman-temannya latihan, Seperti biasa, sudah ada empat orang yang menunggu kami disana, tiga orang perempuan teman bandnya Mika - Eva sebagai vokalis, Dina sebagai pemetik gitar dan Tia sebagai penabuh drum - dan Kak Irfan yang menjadi menthor band mereka.
"ehm... tau deh yang baru jadian" goda Eva
"cie... lengket banget" Tia menambahkan
"biarin... cowo aku ini" Kata Mika dengan nada bangga dan kali ini dia tidak melepaskan pelukannya dari gw, tidak seperti saat pertama kali gw menemaninya latihan
"jadi bener ya, Radit kecelakaan, ampe masuk Rumah Sakit ?" tanya Eva melihat bekas luka yang ada di kepala, dan gw hanya menjawab dengan anggukan kepala dan senyuman "oh... pantes aja selama se... hmft..."
Mika dengan segera melepaskan pelukannya dari tangan gw, dan segera menutup mulut Eva "udah ah... malu tau !" kata Mika dengan wajah yang mulai memerah
"iya tuh Dit..." kata Tia ingin menambahkan, tetapi sekali lagi Mika bereaksi memotong perkataan Tia
"udah ah... jangan dilanjutin lagi, aku malu Ti..." gerutu Mika
Seperti Biasa, inilah keadaan jika segerombolan perempuan sedang bercanda, riuh ramainya dapat menyaingi keributan sidang paripurna DPR. Walaupun seramai apapun, keributan seperti ini lebih menarik untuk dilihat dari pada keributan dalam sidang paripurna DPR.
Melihat keributan yang semakin seru, memunculkan ide gw untuk menambah keseruan ini. Tanpa mereka sadari gw mengambil sebuah gitar akustik yang bereda di pojok ruangan, dan segera memainkan sebuah lagu sambil duduk di sebuah sofa.
Keramaian ini kembali pecah, setelah keheningan sempat melanda mereka karena sebuah lagu yang gw nyayikan. Mika pun bereaksi tas lagu yang gw nyanyikan dengan duduk di samping gw lalu memeluk tubuh gw. Mika tampak tidak canggung melakukan ini semua di depan teman-temannya
"so sweet banget ya..."goda Eva
"dapet pacar pertama bisa seromantis ini" Dina menambahkan "lo udah pacaran berapa kali Dit ?" tanya Dina menyelidik
"Mika pacar pertama gw" jawab gw dengan nada santai
"serius lo ?" tanya Eva dengan nada terkejut dan gw hanya menjawabnya dengan anggukan kepala saja.
"seru-seruanya udahan ya ?" pinta Kak Irfan "sebentar lagikan mau manggung, masa belum serius juga"
"tunggu ya A..." pinta Mika dan gw hanya menjawab dengan anggukan kepala saja
Tanpa banyak berbicara lagi, mereka semua menuruti perintah Kak Irfan, untuk segera memulai latihan. Dari ruang tunggu studio musik, terdengar harmonisasi dari beberpa alat musik sehingga membentuk suatu nada-nada yang indah. Tetapi, tidak lama berselang Kak Irfan tampak sudah keluar dari ruangan latihan
"udah selesai Kak ?' tanya gw
"belum..." jawab Kak Irfan "sengaja saya keluar, biar pada konsen latihannya" lanjutnya sambil berjalan menghampiri gw dan duduk di sebelah gw "udah lama kenal Mika ?" tanya Kak Irfan menyelidik
"hmmm... gimana ya ? kenal sih udah dari kecil, dulu saya sama Mika emang temen main, tapi kalo kenal akrab sih baru" jelas gw
"oh... pantes"
"memangnya kenapa Kak ?" tanya gw menyelidik
"saya sih udah kenal Mika dari dia SMP, adik saya Eva kan temen dia dari SMP" jelas Kak Irfan "dari Mika SMP tuh udah banyak yang suka, dan banyak juga cowo yang nembak dia, tapi ngga tau kenapa ditolak terus" lanjutnya "saya juga dulu sempet suka juga sama dia, tapi saya ngga jadi nembak dia"
"loh... memangnya kenapa ?" tanya gw menyelidik
"waktu itu saya iseng nanya ke Eva tipe cowo yang dia suka" kata Kak Irfan " terus Eva kasih tau saya, kalo Mika ngga ada tipe cowo yang khusus, tapi dia suka banget sama cowo temen kecilnya dia, dan Mika pengen banget suatu saat temen kecilnya jadi cowonya dia"
"..."
"ternyata impian dia jadi kenyataan, makanya dia seneng banget" jelas Kak Irfan "sejak saya kenal Mika, saya belum pernah liat dia sebahagia seperti saat ini"
Cerita dari Kak Irfan cukup membuat gw terdiam seribu bahasa, gw tidak dapat membayangkan, betapa besarnya peasaan Mika kepada gw, hingga dia dapat menunggu impiannya terwujud, walaupun kedaannya penuh ketidak pastian. Karena, seingat gw, kami berdua terakhir bermain bersama, pada saat gw kelas tiga SD, itupun hanya setahun sekali, jika gw berkunjung ke Rumah Nenek Gw.
Gw seakan-akan malu terhadap diri gw sendiri, karena, Mika telah memendam dan menyimpan perasaannya selama ini kepada gw. Sedangkan gw, walaupun saat ini gw berstatus sebagai pacarnya, tidak dapat gw pungkiri di lubuk hati gw yang paling dalam, perasaan gw masih terbagi antara Mika dan Risa. Entah, bagaimana gw menggambarkan perasaan gw, yang dapat gw lakukan saat ini hanya berharap bahwa perasaan gw tidak dapat lagi terbagi.
"hmmm... akrab banget ngobrolnya" kata Mika yang tanpa gw sadari sudah berdiri disamping gw
"udah selesai latihannya ?" tanya gw
"sekarangkan udah hampir jam tiga"
"Dit... tau ngga, tadi Mika latihannya semangat baget" goda Eva
"biasa aja ih..." kilah Mika
"kata lo biasa, tapi yang ngeliat sih beda" Tia menambahkan
"udah ah... pergi yuk A..." gerutu Mika "aku malu digodain mulu"
Tawa lepas tidak dapat kami tahan ketika melihat eksperesi cemberut Mika. Gw yang melihatnya semakin cemberut, berusaha menenangkannya dengan mengelus-elus kepalanya dan mengajaknya untuk segera pergi, walaupun gw masih tertawa melihat tingkahnya.
Setibanya di studio musik tempat Mika dan teman-temannya latihan, Seperti biasa, sudah ada empat orang yang menunggu kami disana, tiga orang perempuan teman bandnya Mika - Eva sebagai vokalis, Dina sebagai pemetik gitar dan Tia sebagai penabuh drum - dan Kak Irfan yang menjadi menthor band mereka.
"ehm... tau deh yang baru jadian" goda Eva
"cie... lengket banget" Tia menambahkan
"biarin... cowo aku ini" Kata Mika dengan nada bangga dan kali ini dia tidak melepaskan pelukannya dari gw, tidak seperti saat pertama kali gw menemaninya latihan
"jadi bener ya, Radit kecelakaan, ampe masuk Rumah Sakit ?" tanya Eva melihat bekas luka yang ada di kepala, dan gw hanya menjawab dengan anggukan kepala dan senyuman "oh... pantes aja selama se... hmft..."
Mika dengan segera melepaskan pelukannya dari tangan gw, dan segera menutup mulut Eva "udah ah... malu tau !" kata Mika dengan wajah yang mulai memerah
"iya tuh Dit..." kata Tia ingin menambahkan, tetapi sekali lagi Mika bereaksi memotong perkataan Tia
"udah ah... jangan dilanjutin lagi, aku malu Ti..." gerutu Mika
Seperti Biasa, inilah keadaan jika segerombolan perempuan sedang bercanda, riuh ramainya dapat menyaingi keributan sidang paripurna DPR. Walaupun seramai apapun, keributan seperti ini lebih menarik untuk dilihat dari pada keributan dalam sidang paripurna DPR.
Melihat keributan yang semakin seru, memunculkan ide gw untuk menambah keseruan ini. Tanpa mereka sadari gw mengambil sebuah gitar akustik yang bereda di pojok ruangan, dan segera memainkan sebuah lagu sambil duduk di sebuah sofa.
Spoiler for sing a song:
Keramaian ini kembali pecah, setelah keheningan sempat melanda mereka karena sebuah lagu yang gw nyayikan. Mika pun bereaksi tas lagu yang gw nyanyikan dengan duduk di samping gw lalu memeluk tubuh gw. Mika tampak tidak canggung melakukan ini semua di depan teman-temannya
"so sweet banget ya..."goda Eva
"dapet pacar pertama bisa seromantis ini" Dina menambahkan "lo udah pacaran berapa kali Dit ?" tanya Dina menyelidik
"Mika pacar pertama gw" jawab gw dengan nada santai
"serius lo ?" tanya Eva dengan nada terkejut dan gw hanya menjawabnya dengan anggukan kepala saja.
"seru-seruanya udahan ya ?" pinta Kak Irfan "sebentar lagikan mau manggung, masa belum serius juga"
"tunggu ya A..." pinta Mika dan gw hanya menjawab dengan anggukan kepala saja
Tanpa banyak berbicara lagi, mereka semua menuruti perintah Kak Irfan, untuk segera memulai latihan. Dari ruang tunggu studio musik, terdengar harmonisasi dari beberpa alat musik sehingga membentuk suatu nada-nada yang indah. Tetapi, tidak lama berselang Kak Irfan tampak sudah keluar dari ruangan latihan
"udah selesai Kak ?' tanya gw
"belum..." jawab Kak Irfan "sengaja saya keluar, biar pada konsen latihannya" lanjutnya sambil berjalan menghampiri gw dan duduk di sebelah gw "udah lama kenal Mika ?" tanya Kak Irfan menyelidik
"hmmm... gimana ya ? kenal sih udah dari kecil, dulu saya sama Mika emang temen main, tapi kalo kenal akrab sih baru" jelas gw
"oh... pantes"
"memangnya kenapa Kak ?" tanya gw menyelidik
"saya sih udah kenal Mika dari dia SMP, adik saya Eva kan temen dia dari SMP" jelas Kak Irfan "dari Mika SMP tuh udah banyak yang suka, dan banyak juga cowo yang nembak dia, tapi ngga tau kenapa ditolak terus" lanjutnya "saya juga dulu sempet suka juga sama dia, tapi saya ngga jadi nembak dia"
"loh... memangnya kenapa ?" tanya gw menyelidik
"waktu itu saya iseng nanya ke Eva tipe cowo yang dia suka" kata Kak Irfan " terus Eva kasih tau saya, kalo Mika ngga ada tipe cowo yang khusus, tapi dia suka banget sama cowo temen kecilnya dia, dan Mika pengen banget suatu saat temen kecilnya jadi cowonya dia"
"..."
"ternyata impian dia jadi kenyataan, makanya dia seneng banget" jelas Kak Irfan "sejak saya kenal Mika, saya belum pernah liat dia sebahagia seperti saat ini"
Cerita dari Kak Irfan cukup membuat gw terdiam seribu bahasa, gw tidak dapat membayangkan, betapa besarnya peasaan Mika kepada gw, hingga dia dapat menunggu impiannya terwujud, walaupun kedaannya penuh ketidak pastian. Karena, seingat gw, kami berdua terakhir bermain bersama, pada saat gw kelas tiga SD, itupun hanya setahun sekali, jika gw berkunjung ke Rumah Nenek Gw.
Gw seakan-akan malu terhadap diri gw sendiri, karena, Mika telah memendam dan menyimpan perasaannya selama ini kepada gw. Sedangkan gw, walaupun saat ini gw berstatus sebagai pacarnya, tidak dapat gw pungkiri di lubuk hati gw yang paling dalam, perasaan gw masih terbagi antara Mika dan Risa. Entah, bagaimana gw menggambarkan perasaan gw, yang dapat gw lakukan saat ini hanya berharap bahwa perasaan gw tidak dapat lagi terbagi.
"hmmm... akrab banget ngobrolnya" kata Mika yang tanpa gw sadari sudah berdiri disamping gw
"udah selesai latihannya ?" tanya gw
"sekarangkan udah hampir jam tiga"
"Dit... tau ngga, tadi Mika latihannya semangat baget" goda Eva
"biasa aja ih..." kilah Mika
"kata lo biasa, tapi yang ngeliat sih beda" Tia menambahkan
"udah ah... pergi yuk A..." gerutu Mika "aku malu digodain mulu"
Tawa lepas tidak dapat kami tahan ketika melihat eksperesi cemberut Mika. Gw yang melihatnya semakin cemberut, berusaha menenangkannya dengan mengelus-elus kepalanya dan mengajaknya untuk segera pergi, walaupun gw masih tertawa melihat tingkahnya.
晴海へ

0
![[Your] Smile Like An Angel's Smile](https://s.kaskus.id/images/2013/09/13/2214161_20130913022028.jpg)
you're my spring angel



