Pagi semuanya...sudah lama ni jadi pembaca setia forum ini,awalnya takut juga pengen ceritain hidup ane tapi setelah baca beberapa thread ane malah semangat buat curhat,semoga bisa dapat masukan dari agan dan aganwati...
Spoiler for 1.1:
Aku seorang gadis yg dibesarkan dengan kasih sayang seorang ibu yg mandiri bukan karena ayahku tidak bertanggung jawab atau keluargaku broken home tapi karena ayahku seorang perwira pelaut. Yah pekerjaannya yg mengharuskan beliau jauh dari keluarga,tumbuh dengan ibu bukan berarti menjadikan aku lemah justru menjadikan aku kuat dalam menghadapi segala hal. Anugerah yg aku miliki adalah kecerdasan dan keberuntungan, kedua kombinasi ini menjadikanku sombong kepada semua orang terutama laki-laki. Aku selalu berusaha mengalahkan laki2 dalam prestasi akademik dan pergaulan. Supel dan mudah bergaul itu kesan pertama yang orang dpatkan ketika bertemu aku. Dengan modal itu ibuku memasukkanku ke les tari bali dan pengajian. Ibuku selalu memanjakan aku, apapun yg aku inginkan selalu dituruti asalkan aku sellau mendapatkan prestasi di sekolah dan di tempat lesku.
Sampai aku SMA aku benci dengan laki2 bahkan selalu ingin mengalahkan mereka dalam bidang prestasi, jangankan pacaran jika ada cowo yg mendekat aku selalu memaki mereka karena tidak sepadan denganku baik dalam hal prestasi ataupun materi. Namun tak dipungkiri beberapa kali aku mengagumi beberapa cowo disekitarku karena sifat dan prestasinya (alhamdulilah aku masih normal) namun karena aku bukan cewe yg cantik bahkan cenderung cuek dengan penampilan cowo2 yg aku taksir justru menjauh. Dari situ aku belajar untuk menyimpan rasa suka ku dan berteman dengan semua cowo bahkan sampai terkadang mereka lupa bahwa aku seorang cewe.
Libido seksku mulai muncul ketika aku mengenal area genital wanita, aku suka menyentuhnya dan yang aku rasakan adalah "enak" yg tdk bisa dijelaskan. Aku selalu sennag mendengarkan berita pemerkosaan dan membayangkan jika itu aku yg dirudapaksa.
Spoiler for 1.2:
Semua itu berlanjut dan makin parah. Fantasiku begitu liar, bahkan aku suka menggunakan pakaian seksi dan heels dan membuat fantasi cerita. Membayangkan aku pergi clubbing dan bertemu seorang cowo. Aku melakukannya rutin di kamar pada malam hari, siang aku melakukannya di bawah meja atau ketika tdk ada orang dirumah.
Banyak yg nanya kenapa ane "main" ama banyak cowo tapi gak hamil,mgk ini yg namanya lindungan dari doa ibu dan kehati2an ane klo "main".
Spoiler for 3.48:
Rekha bercerita sambil minum,aku yg saat itu menjadi satu-satunya teman perempuan terpaksa ikut menemaninya minum lebih tepatnya pura-pura minum. Minuman yg diberikan pura2 aku tenggak untungnya malam itu tidak menggunakan gelas sehingga usahaku berpura-pura minum tidak ketauan dengan teman2 Ardi. Jam menunjukan jam 1, Rekha sudah tumbang dan muntah terpaksa kami harus baringkan dibangku tempat kami duduk dan menjaganya. Ardi berinisiatif untuk membelikannya air jeruk hangat untuk meringankan muntah dan pusing dari Rekha. Belum cukup 3 botol mansion, Udin mengeluarkan uang lagi untuk membeli minuman lagi. Rekha yg sedang mabuk berkoar bahwa dia memiliki banyak uang ditabungannya dan tidak membutuhkan laki2. Semua yg keluar dari mulutnya hanyalah kebanggaannya terhadap harta benda yg dia miliki walaupun aku dan Ardi tidak yakin dengan omongannya. Tak terasa azan subuh berkumandang, kamipun menyudahi kegiatan maksiat kami. Rekha yg saat itu dalam keadaan mabuk diantarkan pulang oleh teman2 Ardi kekosanku. Dikosanku Ardi tidak langsung pulang ke kontrakannya namun dia menyempatkan untuk "main" walaupun di kamarku ada Rekha. Aku yg tiap bermain terbiasa berteriak2 harus meredam suaraku agar tidak terdengar. Tidak berisik bukan berarti tidak ramai,Ardi yg terlalu bersemangat menendang kaki Rekha yg mengganggu permainan kami ditendang oleh Ardi sehingga Rekha sempat bangun sejenak dan memaki kami. Bukan TS dan Ardi jika teguran Rekha menghentikan kami,setelah Rekha tidur lagi kami melanjutkan permainan kami. Jam 7 aku bersiap2 ke kantor dan Ardi juga siap2 mengantarku ke kantor sedangkan Rekha masih tertidur nyenyak di kamarku. Kami meninggkan Rekha,Ardi mengantarkanku hingga aku mendapatkan angkot menuju kantorku.
Siang harinya tiba2 Rekha mengirimkan sms yg mengatakan bahwa dia baru bangun dan lapar namun dia tidak memiliki uang. Aku yg masih banyak kerjaan tidak bisa kembali ke kosan dan membawakannya makanan. Dia berinisiatif untuk berhutang ke warung bawah kosanku,tidak tanggung2 dia berhutang rokok,cemilan dan minuman. Aku hanya bisa mengiyakan,dia juga berinisiatif meminta tolong Galih untuk membeli makan. Aku menyetujuinya dan meminta Galih untuk mengantarkan Rekha pulang.
Keesokan harinya Rekha menyuruh kami datang ke pernikahannya hari sabtu. Akupun mengabarkan berita itu ke Ardi dan teman2nya. Pada hari H, Ardi dan teman2nya menelpon Rekha untuk mengetahui lokasi akad nikah tapi ternyata jawaban Rekha acaranya sudah selesai. Ardi dan teman2nya mulai tidak percaya dengan omongan Rekha.