Huckleberry Finn mungkin saja sangat kaya berkat harta temuannya. Namun kemudian seseorang ditemukan mati dan semua mengira itu adalah Huckleberry! Apa yang harus dia lakukan? Jika mengaku masih hidup, dia akan dikembalikan pada ayahnya yang kejam. Sebaliknya, nyawa Jim, pelarian budak yang setia menemaninya, benar-benar terancam jika Huckleberry terus bersembunyi.

Huckleberry Finn merupakan karya yang bertutur tentang sebuah pencarian kebebasan. Di dalamnya Mark Twain banyak menentang prasangka rasialis pada masa itu. Pedas, namun penuh kedalaman, karya ini pun sempat menjadi sebuah kontroversi besar. Beberapa pihak bahkan melarang novel ini ada dalam rak perpustakaan. Kontroversi ini terus berlanjut sampai saat ini hingga muncul suara-suara yang menentangnya sebagai bacaan wajib di sekolah-sekolah.

Lepas dari kontroversi tersebut, Huckleberry Finn dipuji banyak kalangan sebagai novel yang sarat nilai-nilai kemanusiaan. Mark Twain sendiri menyebutnya sebagai “karyaku yang menampilkan kekalahan akal sehat dalam perbenturannya dengan suara hati.”



Mengikuti petualangan huckfinn rasanya tak bisa dilepaskan dengan sosok Tom Sawyer, seoarang anak Amerika ciptaan Twain. Bahkan Twain sendiri merekomendasikan untuk membaca kisah Tom terlebih dahulu, karena mungkin anda akan mengenal sosok huckfinn dari kisah Tom. Namun hal itu tidak terlalu menjadi masalah anda pun bisa langsung menerjunkan diri dalam petualangan bersama huckfinn dan kawan-kawan.

Mari kita buka lembaran buku ini satu persatu...

Ilustrasi sampul dari buku terbitan Bentang Pustaka sudah baik karena langsung menggambarkan sesosok huck dengan raut wajah dan ranting-ranting yang hendak diterobosnya. Jujur saja sampul ini sangat membantu dalam membayangkan adegan demi adegan yang dituliskan Twain. Raut muka khas orang yang bebas, senang berpetualang, dan bisa dibilang nakal.

Jika kita buka lebih jauh, kita dapati kualitas kertas dari buku ini yang tidak terlalu berbeda jauh dengan kertas buram. Wajar saja, banyak buku bentang saat itu yang memiliki kualitas kertas serupa. Sebut saja buku oliver twist yang kebetulan saya miliki. Buku-buku jenis ini memang rasanya lebih ditujukan untuk pengalaman membaca, bukan untuk dikoleksi. Jika anda ingin menjadikan huckfinn sebagai buku koleksi anda, saran saya carilah edisi lainnya.

Oh hampir saja terlupa, ilustrasi seorang anak remaja sedang bersantai di setiap bagian awal bab baru sangat saya sukai. Menggambarkan sosok anak yang hidup santai, bebas, tanpa tekanan. Hal ini seakan berbicara bahwa huck tetaplah huck seburuk apapun keadaannya.



Sekarang yang paling utama, kisah petualangannya sungguh seru dan menegangkan! Bayangkan saja Twain dengan teganya menjejali Huck dengan serangkaian petualangan yang bagi saya sendiri tidak dapat dilupakan, tak jarang juga dia bermain dengan maut.Mungkin hanya orang Amerika lah yang dapat kita maklumi bersama jika senang mengalami peristiwa-peristiwa gila seperti huck.

Beberapa pembaca mungkin mengalami kesulitan dalam membayangkan alur perjalanan yang dialami huckfinn, karenanya anda bisa membuka peta untuk melihat lokasi-lokasi yang dijelajahi huckfinn. Karena jujur saja saya mengalami kesulitan membayangkan perpindahan dan lokasi tempat-tempat yang dikunjungi huck mengingat petualangannya sungguh bermacam-macam kisahnya.


Walaupun Twain mengisahkan huckfinn dalam banyak variasi petualangan, kehebatan Twain adalah membungkusnya dengan kekuatan tokoh-tokohnya itu sendiri. Mulai dari Huck yang cukup cerdik, Jim yang keras kepala dan polos dan banyak tokoh lainnya. Karakter dari setiap tokoh sangat kuat rasanya dalam mengambil setiap tindakan-tindakan yang mungkin tidak terpikirkan bagi para pembaca.

Kelihaian Twain dalam menonjolkan karakter setiap tokoh tidak sepenuhnya mampu menutupi cacat pada transisi antara satu petualangan dengan petualangan lainnya. Ada beberapa adegan antara petualangan yang rasanya terlalu tidak masuk akal untuk sebuah cerita.

Jika boleh mengkritisi kisah demi kisah seorang huckfinn, sungguh flowcerita mulai tidak bisa saya temukan di tengah-tengah buku ini. Justru petualangan yang sangat mendebarkan saya dapati di bagian awal dan akhir buku ini. Jadi bisa dikatakan flow buku ini seperti pelana kuda.

Oh ya, tak lupa akhir cerita huckfinn ini sebenarnya sudah mulai bisa ditebak ketika pembaca mulai memasuki bagian tengah buku ini. Jika anda jeli. Awalnya saya juga bingung dalam menebak akhir petualangan huckfinn, karena petualangan demi petualangan dijejali begitu saja oleh Twain. Namun akhirnya akhir cerita dan objective dari buku ini sesuai dengan perkiraan saya.

Kontroversional, iya buku ini sangat kontroversional sebagaimana yang disebutkan dalam sinopsisnya di atas. Tak sedikit kata negro dapat ditemukan dalam buku ini. Bahkan perilaku-perilaku kulit putih terhadap kulit hitam yang rasis digambarkan oleh penulis kawakan Amerika ini dengan vulgarnya. Selain itu ada beberapa adegan penyiksaan yang rasanya tidak cocok jika buku ini dibaca oleh orang-orang yang belum dewasa. Terlebih topik rasial yang diangkat Twain sangat sensitif bahkan untuk saat ini masih cukup relevan. Jika dapat saya beri rating seperti pertelivisian di Indonesia, maka buku ini akan saya berikan rating R-BO, diperuntukan untuk remaja dengan bimbingan orangtua.


Rate 4 out of 5 Stars
Author Mark Twain
Translator Ambhita Dhyaningrum
Paperback, 392 pages
Published February 2011 by Bentang Pustaka (first published 1884)
original title The Adventures of Huckleberry Finn
ISBN13 9786028811187
edition language Indonesian
url http://mizan.com/index.php?fuseactio...u_full&id=3398
characters Huckleberry Finn, Tom Sawyer, Jim Upton
setting St. Petersburg, Missouri (United States); Hannibal, Missouri, 1840 (United States); Missouri (United States); Mississippi River (United States)
literary awards CD des Monats des Institutes für angewandte Kindermedienforschung - IFAK, Stuttgart, im November (2003)