Terbangun dari semua mimpi indah, mulai merasakan angin semilir dengan suara suara aneh yang datang

Berilir musik merdu dan lucu memasuki telinga,terlihat hamparan hutan pinus hijau bertabrakan dengan cahaya kuning bersebelahan dengan gurun

Tempat yang asing dan musik yang ingin terdengar, tawa canda sahabat terdengar seru dan mengabadikan cerita.

Aku mulai perlahan mendekat, ingin kusapa tiap raut personal yang sedang bergumul dalam kur indah dadakan itu

Mereka seperti tidak menyadari kedatanganku, terus bernyanyi dn bersenang snang sperti ingin melupakan sebuah duka.Apa yg sebenarnya terjadi?

Ingin kubuka mulutku, dan ternyata bisu. Aku hanya bisa mendengar dan memikirkan setiap perkataan yang gagal terucap.

Ingin kusentuh salah satu wanita yang dulu pernah melangkah berdua. Tapi serasa hampar, sama sekali tak terpegang.

Apa yang terjadi? Suara musik bertambah kencang, tempo mulai tak beraturan. Setiap tangis ditempat yang indah. Tubuh terasa dingin..

Aku mengenal mereka! Apa yang terjadi? Semua orang disini menyembunyikan sesuatu! Suara gitar ini seperti mengais rindu!

Duduk aku diatas batang pohon yang tumbang. Diantara pemain gitar, dan wanita yang mulai menangis perlahan...

Aku bisu, semua orang sama sekali tak tersentuh...

Kucoba meraih gitar dibelakang kerumunan dan berhasil. kumainkan perlahan mengikuti nada dari permainan sahabatku..

Tragis ketika aku melihat seorang gadis mulai tak kuasa sama sekali menahan emosi dan marah. Seperti kerasukan. Apa yang sebenarnya terjadi?

Tangisnya menjadi jadi, dan mulai menyadarkan elegi.
"Tolong kembalikan dia aku belum biasa kehilangan sekarang"
"kita semua juga belum siap"
sebenarnya ap yang terjadi? Kenapa menjadi pilu?

Tempo musik melambat, dan menjadi pelan. Cahaya kuning berubah menjadi putih. Isak tangis mulai memburu. Aku mulai paham apa yang terjadi.

senja yang tadi begitu duka, beranjak menjadi cahaya putih. membutakan iris mata yang dari tadi berusaha menyesuaikan keadaan.

Bayanganku semakin tak terlihat. Seraya ada lelaki tua menghampiri dengan berpakaian putih yang terlihat bersih.

Siapa sebenarnya dia aku tak kenal. Tetapi ramahnya seperti sudah aku kenal sejak lahir. Waktu seakan berputar.

"Ini sudah waktunya, apa yang kamu lakukan disini?"
"aku masih bingung"
"apa ada permintakan terakhir sebelum berpaling?"
aku membisu.

"Bolehkah kusentuh mreka sekali lagi?"
"terlambat, tak ada lagi waktu untuk bertobat. lupakan dunia"
"aku tidak ingin bertobat..."

"Lalu untuk apa kau ingin bangkit lagi?"
"aku ingin meminta maaf terhadap orang yang pernah aku lukai. Itu fisik atau perasaan... "
"Aku merasa bersalah, bahkan terkadang aku berfikir. Bahwa aku sangat jahat pada orang yang aku kenal, daripada tidak. Aku ingin minta maaf..
Betobat sangatlah penting, namun apakah tuhan mau menerima orang yang bersalah terhadap sahabatnya?"

Aku berfikir ini memang saatnya, kulambaikan tangan tanda perpisahan. Dan aku yakin mereka tak akan dapat melihatnya.

Aku masih mengingat siapa raut nama mereka satu persatu. Merekalah orang yang pernah mengisi hariku. "Selamat tinggal, maafkan aku"

Kutolehkan wajahku kearah pria tua itu, dia tersenyum dan cahaya semakin terang menusuk indra penglihatan.

Saat aku mulai melangkah kedepan, cahaya tersebut semakin menusuk. Dan langkah kaki tua semakin cepat ...

Aku berusaha mengejarnya, dan semakin cepaat. Suara pada gitar sahabatku semakin kencang, hingga aku terbangun.

Kembalilah aku ke dunia yang benar benar aku kenal..

gelap, mata gw berusaha membuka dalam tajamnya lampu yang langsung menusuk diantara sela sela mata gw. keringat yang bercucuran dengan datangnya mimpi yang bener bener membuat gw seperti dipermainkan. ini bukan akhir dari hidup gw. tapi gw ngerasa hidup gw akan segera berubah menjadi basi dan menjadi angan belaka.

ini adalah hari pembagian raport. walopun sangat berat meninggalkan waktu waktu UAS dan Remidi yang susah gw kerjakan. ini bukanlah sebuah cerita klasik yang selalu berakhir bahagia bukan?

setelah sukses mengumpulkan nyawa yang terbuai akan indahnya mimpi. gw berjalan mengambil rokok surya. pagi ini bener bener terasa hampa. gw udah yakin, gw gak bakal bisa menyanggupi impian bonyok gw buat masuk jurusan IPA. gw sudah divonis, akan susah masuk kejurusan IPA kecuali, waktu UAS gw dapet nilai sepuluh semua dalam pelajaran itu. rata rata gw kacau.

tinggal menunggu bonyok gw dateng, dan memberikan intruksi ke gw buat mberesin barang barang gw. buat segera pergi dalam zona nyaman gw. kacau.

tapi apa boleh buat. apa yang bisa gw perbuat lagi. nilai gw ancur. hampir sebagian mata pelajaran gw remidi. gw cuman bisa terpaku dengan waktu yang perlahan memakan kemakmuran gw. gw kebawah melihat ruangan yang kosong. bokap gw kerja, kakak gw ngampus, dan nyokap gw ngambil raport.

gw pasrah, gw udah gabisa lagi bertahan dengan zona nyaman gw. gada harapan buat gw bisa mertahanin apapun yang gw mau. rokok semakin habis gw hisep. sejenak berfikir, sembari membuat kopi tawar kesukaan gw. gw berharap bisa segera ketemu akhir dari cerita gw.

mungkin ini langkah yang diciptakan tuhan buat gw, agar gw bisa lebih berfikir dewasa. disini awal langkah gw buat pergi kearah kehidupan yang lebih manusiawi. gw disuruh melupakan segara kegiatan robotic yang selama ini membuat gw lupa bergotong royong.

tega gak tega, gw harus bisa meninggalkan zona nyaman gw. gw cowok, gw gak boleh kalah dengan kehidupan yang secara kasar menantang gw. gw gaboleh kalah. sebanyak apapun gw merengek, gw gak akan dibantu lagi dengan salah satu keinginan gw sekarang.

pintu depan terbuka. langkah amarah dari nyokap gw masuk kedalam ruangan depan. aurora pembunuh menusuk kedalam keadaan gw sekarang. yap, gw akan segera diusir dari rumah ini, zona nyaman ini. gw sudah gak bisa beralibi apapun. impian gw tetep dikota gw, sekarang hanya tinggal fatamorgana.

amarah bener bener sampe, pertengkaran bener bener tak terhindarkan. IPA, hanya jurusan itu yang bikin keluarga gw semakin kurang harmonis. bukannya gw merengek dengan adanya penjurusan. tapi emang gw gak cocok di jurusan gw sekarang. gw gabakat ilmu ilmu pembodohan dalam pengajaran gw sekarang.

kenapa gak ada yang mengerti gw. gw yakin, kalo dulu gw masuk ke desain grafis, gw pasti bisa ngejalani semua dengan baik baik. tapi udahlah, semerengeknya gw gw gabakal bisa mengulang waktu selama satu tahun ini. emang tipe keras kepala yang mereka buat, buat gw, cuman bikin gw semakin teraniyaya dalam pengajaran seperti ini.

"sok ide lu cot!"

teriak gw kearah nyokap gw yang dari tadi memarahi gw dengan nada memuakan. nanar suara dua orang keras kepala. gw tinggal ruangan yang mulai terasa sumpek ke kamar gw. disana, tempat gw bersembunyi dari kenyataan. disana tempat gw bener bener memaki tuhan yang katanya maha adil....