- Beranda
- Berita dan Politik
Dalam Penetapan Awal Ramadhan, NU Mengikuti Sabda Kanjeng Rosul SAW
...
TS
mr.righthand
Dalam Penetapan Awal Ramadhan, NU Mengikuti Sabda Kanjeng Rosul SAW
Penentuan Awal Ramadan, NU Tetap Berpegang Hasil Rukyat
Jakarta, ON : Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum menentukan awal puasa Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2013. NU akan tetap mempertahankan metode rukyat atau melihat hilal sebagai penanda awal bulan untuk penentuannya.
-
"Sesuai dengan sabda Nabi Salallahu Alaihi Wassalam, puasalah kamu dengan melihat bulan, dan berlebaranlah dengan melihat bulan. Untuk itu NU akan tetap berpegang pada metode rukyat untuk penentuan awal Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri," ungkap Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Kiai Said menambahkan, pihaknya menolak anggapan pilihan penentuan awal bulan melalui metode rukyat adalah bentuk ketertinggalan dari kemajuan teknologi.
"Lajnah Falakiyah kami juga canggih, mau menentukan tanggal sampai tiga ribu tahun ke depan juga bisa. Ini bukan soal canggih atau tidak canggih, tapi ini mengikuti seperti apa yang dijalankan Rasulullah," tegasnya.
Terkait seringnya muncul mendung dalam metode rukyat yang mengakibatkan penentuan awal bulan terkendala, Kiai Said mengatakan, ada petunjuk lain dari Rasulullah untuk penggenapan bulan menjadi 30 hari.
Mengenai perbedaan tanggal pelaksanaan puasa dan Hari Raya Idul Fitri yang sering terjadi di Indonesia, Kiai Said dengan tegas menyampaikan penyesalan. Dia mencontohkan, perbedaan menjadi hal yang wajar terjadi di Timur Tengah, tapi bukan dalam satu negara melainkan di negara-negara yang berbeda.
"Mesir itu menggunakan rukyat, Jordan menggunakan hisab. Di Timur Tengah penentuan puasa juga sering berbeda, tapi antar negara, bukan di satu negara ada kelompok-kelompok yang saling berbeda. Quran dengan tegas memerintah kita taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan taat kepada pemimpin," pungkas Kiai Said.
Sekretaris Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama Nahari Ilyas, mengatakan pihaknya mulai melaksanaan motode rukyat pada tanggal 28 Sya'ban 1434 H atau bertepatan tanggal 8 Juli 2013 mendatang. 90 titik untuk melihat hilal sudah disiapkan, dengan semua tim siap menjalankan tugasnya.
"Semua hasil-hasil yang sudah dilihat di sembilan puluh titik itu akan dilaporkan ke Lajnah Falakiyah pusat, ke kami. Selanjutnya di sini akan dibahas bagaimana keputusan akhirnya," kata Nahari.
http://obornews.com/26510-berita-pen...il_rukyat.html














































Ya akhi/ukthi yang dicintai Don Hilmy.
Bersandarlah kalian kepada sunnah Kanjeng Rosul SAW, insya Allah anta nggak akan menyesal di dunia maupun kelak di akherat.
Ana setuju sama pendapat Kyai Said diatas, itu tetangga sebelah usul pake "teknologi canggih" katanya
. Ini bukan soal teknologi canggih atau bukan, ini perkara mengikuti tuntunan Kanjeng Rosul SAW yang sudah terang-benderang.
Banyak sekali 'standar janda' dipake' tetangga sebelah.. Mereka bilang mau pake "teknologi canggih" untuk menghitung kapan waktu mulai dan berakhirnya bulan suci Romadhon. Pada kesempatan yang lain, mereka teriak-teriak anti si onis, anti mama rika dan anti wahyudi.. Eh badalah, padahal itu "teknologi canggih"nya ciptaan para komprador wahyudi itu
, itu teknologi padahal ciptaan anteknya mama rika, eh malah dipake' juga sama mereka 
NU sendiri sebagai bagian dari Islam Sunni jelas menghindari "bughot" (pembangkangan) terhadap pemerintahan yang sah. Olehkarenanya penentuan awal/akhir puasa oleh NU selalu selaras dengan apa yang ditetapkan oleh pemerintah (ulil amri).
Semua kebenaran adalah milik Gusti Allah SWT. Semua kesalahan dan kekhilafan adalah milik ana. Demikian dari ana.
Ana sekalian mau ngucapin mohon maaf ya' kepada seluruh Kaskuser, soalnya ana bentar lagi mau puasa.... Met puasa ya akhi/ukthi sekalian
===
Ya akhi/ukthi saudara satu iman.
Ana hanya mau update berita aja ini
===
BEBERAPA COMMENT MENARIK DARI KASKUSER
===
Jakarta, ON : Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum menentukan awal puasa Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2013. NU akan tetap mempertahankan metode rukyat atau melihat hilal sebagai penanda awal bulan untuk penentuannya.
-
"Sesuai dengan sabda Nabi Salallahu Alaihi Wassalam, puasalah kamu dengan melihat bulan, dan berlebaranlah dengan melihat bulan. Untuk itu NU akan tetap berpegang pada metode rukyat untuk penentuan awal Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri," ungkap Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Kiai Said menambahkan, pihaknya menolak anggapan pilihan penentuan awal bulan melalui metode rukyat adalah bentuk ketertinggalan dari kemajuan teknologi.
"Lajnah Falakiyah kami juga canggih, mau menentukan tanggal sampai tiga ribu tahun ke depan juga bisa. Ini bukan soal canggih atau tidak canggih, tapi ini mengikuti seperti apa yang dijalankan Rasulullah," tegasnya.
Terkait seringnya muncul mendung dalam metode rukyat yang mengakibatkan penentuan awal bulan terkendala, Kiai Said mengatakan, ada petunjuk lain dari Rasulullah untuk penggenapan bulan menjadi 30 hari.
Mengenai perbedaan tanggal pelaksanaan puasa dan Hari Raya Idul Fitri yang sering terjadi di Indonesia, Kiai Said dengan tegas menyampaikan penyesalan. Dia mencontohkan, perbedaan menjadi hal yang wajar terjadi di Timur Tengah, tapi bukan dalam satu negara melainkan di negara-negara yang berbeda.
"Mesir itu menggunakan rukyat, Jordan menggunakan hisab. Di Timur Tengah penentuan puasa juga sering berbeda, tapi antar negara, bukan di satu negara ada kelompok-kelompok yang saling berbeda. Quran dengan tegas memerintah kita taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan taat kepada pemimpin," pungkas Kiai Said.
Sekretaris Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama Nahari Ilyas, mengatakan pihaknya mulai melaksanaan motode rukyat pada tanggal 28 Sya'ban 1434 H atau bertepatan tanggal 8 Juli 2013 mendatang. 90 titik untuk melihat hilal sudah disiapkan, dengan semua tim siap menjalankan tugasnya.
"Semua hasil-hasil yang sudah dilihat di sembilan puluh titik itu akan dilaporkan ke Lajnah Falakiyah pusat, ke kami. Selanjutnya di sini akan dibahas bagaimana keputusan akhirnya," kata Nahari.
http://obornews.com/26510-berita-pen...il_rukyat.html














































Ya akhi/ukthi yang dicintai Don Hilmy.
Bersandarlah kalian kepada sunnah Kanjeng Rosul SAW, insya Allah anta nggak akan menyesal di dunia maupun kelak di akherat.
Ana setuju sama pendapat Kyai Said diatas, itu tetangga sebelah usul pake "teknologi canggih" katanya
. Ini bukan soal teknologi canggih atau bukan, ini perkara mengikuti tuntunan Kanjeng Rosul SAW yang sudah terang-benderang.Banyak sekali 'standar janda' dipake' tetangga sebelah.. Mereka bilang mau pake "teknologi canggih" untuk menghitung kapan waktu mulai dan berakhirnya bulan suci Romadhon. Pada kesempatan yang lain, mereka teriak-teriak anti si onis, anti mama rika dan anti wahyudi.. Eh badalah, padahal itu "teknologi canggih"nya ciptaan para komprador wahyudi itu
, itu teknologi padahal ciptaan anteknya mama rika, eh malah dipake' juga sama mereka 
NU sendiri sebagai bagian dari Islam Sunni jelas menghindari "bughot" (pembangkangan) terhadap pemerintahan yang sah. Olehkarenanya penentuan awal/akhir puasa oleh NU selalu selaras dengan apa yang ditetapkan oleh pemerintah (ulil amri).
Semua kebenaran adalah milik Gusti Allah SWT. Semua kesalahan dan kekhilafan adalah milik ana. Demikian dari ana.
Ana sekalian mau ngucapin mohon maaf ya' kepada seluruh Kaskuser, soalnya ana bentar lagi mau puasa.... Met puasa ya akhi/ukthi sekalian

===
UPDATE BERITA
Ya akhi/ukthi saudara satu iman.
Ana hanya mau update berita aja ini

Quote:
Quote:
===
BEBERAPA COMMENT MENARIK DARI KASKUSER
Quote:
Quote:
Quote:
===
Quote:
Diubah oleh mr.righthand 22-07-2013 09:04
0
34.2K
470
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
691.3KThread•56.7KAnggota
Tampilkan semua post
aurelianajwa
#183
Quote:
Lihat metodanya dulu, sesuai sunnah Rasul, yaitu dengan melihat Hilal, bukan dengan Hisab, karena tidak ada perintah meramal/memprediksi Hilal.
Kalau hari iya memang duluan Indonesia, tetapi tidak ada perintah berpuasa dengan melihat Matahari, yang ada dengan melihat bulan.
Indonesia berada disebelah timur Mekkah, jadi Matahari pasti akan terbit lebih dahulu di Indonesia daripada di Mekkah.
Tapi tahukah ente kalau bulan terbit dari mana? Yup benar dari arah barat, jadi yang duluan melihat bulan adalah Mekkah karena berada disebelah barat Indonesia.
Bagaimana menghitung sehingga didapat perbedaan waktu Mekkah dan Indonesia adalah 20 Jam?
Kalau misalnya awal waktu dan hari dalam kalender Islam di mulai saat MAGHRIB memasuki kota MEKKAH, maka tak akan ada lagi perbedaan dalam penetapan waktu untuk menetapkan saat-saat BERIBADAH dan Penetapan 1 SYAWAL.
MEKKAH itu letaknya lebih ke arah BARAT daripada Indonesia, ada perbedaan waktu 4 jam dengan WIB. Semua ini berdasarkan KALENDER GREGORIUS serta Waktu GMT dan GARIS BATAS TANGGAL Internasional yang ada di Pasifik.
Sekarang, bila pusat waktu ummat Islam ada di MEKKAH, dimana pukul 00:00 ditetapkan oleh OKI jatuh saat waktu MAGHRIB di kota MEKKAH. Artinya pukul 00:00 Waktu MEKKAH = pukul 16:00 GMT di London atau sekitar pukul 23:00 WIB di Indonesia. Hal berdasarkan pertimbangan, awal HARI dalam Konsep ISLAM itu dimulai saat matahari terbenam, bukan tengah malam (MID NIGHT) yaitu pukul 24:00 menurut penanggalan Gregorius.
Karena letak Indonesia lebih ke arah BARAT kalau mengikuti gerakan matahari, artinya perbedaan waktu antara MEKKAH dengan JAKARTA, nantinya bukan lagi 4 jam seperti saat ini dengan metode ‘GARIS TANGGAL INTERNASIONAL’ yang menempatkan negara Indonesia di sebelah arah Timur dari kota MEKKAH. Tapi adalah 20 jam lebih lambat. Kalau saat ini di MEKKAH sudah tanggal 1 Ramadhan, maka di Indonesia masih 29 Syaban, baru 20 jam kemudian masuk bulan Ramadhan.
Kalau kita sepakat menganut SISTEM WAKTU dan KALENDER ISLAM PENUH, maka untuk Indonesia, karena mengikuti HILAL di kota MEKKAH, maka Lebaran 1 Ramadhan di negara Indonesia, baru akan terjadi 20 jam kemudian (20 jam lebih lambat) karena posisi Indonesia (JAKARTA) berada lebih ke arah BARAT kalau di lihat dari titik kota MEKKAH sebagai pusat waktu ummat Islam se Dunia. Artinya 1 Ramadhan di Indonesia memang baru jatuh saat MAGHRIB 20 jam berikutnya sesudah MEKKAH berpuasa.
Secara teknis, hal ini bisa dilakukan, dan tak harus sistem penanggalan Gregorius dan sistem waktu Internasional yag bersumber dari GMT London itu dihapuskan. Keduanya bisa berjalan bersamaan. Waktu GMT London untuk urusan dunia, sedang Waktu MEKKAH untuk ibadah ummat Islam se Dunia.
Diubah oleh aurelianajwa 07-07-2013 18:12
0

