(B) : lo dihamilin ma siapa?
(M) : lo tau lah Ta.
(B) : jangan bilang.. Si Ian???? *Ian adalah supir dirumah Maria*
(M) : Iya, Ian ayahnya Sandra
(B) : What the?????????????????????? Kenapa bisa terjadi Mar? Gw ga bs marah ato salahin kalian berdua karena ini udah terjadi, tapi kok bisa gt?
(M) : gw juga khilaf, Ta. Itu terjadi begitu aja. lo tau sendiri kan, kalo gw orangnya cuek? Malah sebenernya gw mau gugurin itu anak
(B) : gugurin? dengan enaknya lo mau gugurin itu anak? *emosiku udah meledak*
(M) : sudah Ta, itu masa lalu kok, yang penting Sandra lahir, dan sekarang aku stress cari uang buat Sandra. ga mungkin aku andelin oma terus
(B) : terus laki lo gimana? ga berusaha cari kerjaan yang layak???? brarti lo udah nikah, dong!!!
(M) : gw nikah siri ma dia, Ta kita kan beda agama juga dan pihak dari gw ga setuju ma Ian, apalagi dia cuma supir.
(B) : haduh gw shock banget ma sikap lo, Mar!
(M) : gini Ta, suatu saat, jika lo berkeluarga dan menjadi seorang ibu, lo akan merasakan betapa indahnya jadi ibu. bagaimana perjuangan lo bwt bangun pada subuh hari karena anak lo menangis, bagaimana perjuangan lo menahan kantuk ketika menyusui, semua lo rasakan, nanti, Ta.
(B) : *hanya bisa menangis, antara kesal, greget, dan kasian*