Kaskus

Story

donnjuannAvatar border
TS
donnjuann
"KELAS KAKAP ON FACEBOOK!" - The Untold Story.
INDEKS UPDATED



Personal Literature: The Not so Sweet Life from Don Juan

Bab 1 - The Intro


Bab 2 - Ujian Awal Kehidupan
Bab 3 - In Cewek Jegeg We Trust


Bab 4 - Kelas Kakap on Facebook


Bab 5 - Tipe-tipe cowok yang membuat hati cewek Bergejolak


Bab 6 - Kost Terkutuk


Bab 7 - Pasangan yang Romantis


Bab 8 - Hati yang atletis


Bab 9 - Beberapa PDKT yang Sebaiknya Jangan Dilanjutkan



Bab 10 - THE HANDSOMOLOGY


Bab 11 - Changing Room


Bab 12 - The Unfinished Bussines


Bab 13 - The last: A Message from God


Spoiler for HARAP DIBUKA:




Cerpen-cerpen Don Juan

Never Try You Will Never Know


True Gamer Never Cheating


Memusuhi kok ngajak-ngajak


Selingkuh Yang Tidak Biasa


How i met your Mother


When a Girl Takes The Bill


Yang Nyakitin Yang Dipertahanin


The Jomblonology


5 Kenyataan Pahit dalam Hidup


The Long Distance Religionship






Ini ada cerita tak seberapa dariku untukmu.




"KELAS KAKAP ON FACEBOOK!"


-Sebuah kisah memilukan Facebooker pencari jodoh-


Enjoy!



Spoiler for Tokoh dan Karakter:



Spoiler for How to enjoy this story:
emoticon-Blue Guy Cendol (L)
Diubah oleh donnjuann 20-09-2013 01:05
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
52.1K
355
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
donnjuannAvatar border
TS
donnjuann
#189
THE LONG DISTANCE RELIGIONSHIP - CHAPTER 2
#2

Satu hal yang selalu memaksaku untuk berharap. Yaitu rindu.

“Dari hari itu, aku merasakan bayanganya terus menghantui. Perlahan tapi pasti merasuki mimpi. Dan sekarang telah beranak-pinak di hati. Ya. Aku merindunya. Entah mengapa dari hari itu aku begitu berbeda. Malamku tak lagi gelap. Siangku tak lagi mendung. Mungkin ini yang mereka sebut dengan Jatuh Cinta..”

“Saatku melihatnya pertama kali, aku bertanya. Saat bertemu kedua kali, aku meminta. Saatku menjumpai terakhir kali, aku terluka. Aku jatuh cinta.”

“Terluka. Iya terluka. Aku mencintainya dan sekarang aku terluka. Karena ku tahu, dia telah memiliki seseorang, yang tidak lain dan tidak bukan adalah.. sahabatku sendiri.”



Iya.. mau gimana lagi kan? Namanya juga jatuh cinta.



“Waktu itu aku benar-benar tak tahu kalau dia sedang menjalin hubungan dengan sahabatku sendiri. Posisiku sungguh tanggung. Perasaan ini tak kuasa untuk dibendung. Entah aku harus terus, atau mundur. Tapi aku benar-benar menginginkannya. Dan karena aku lebih memikirkan sahabatku, aku memilih mundur.

Dari kejauhan aku berkata pada bayangan, selamat tinggal harapan.

Ketukan hujan di genting. Jatuh di kepalaku. Membentuk genangan. Berupa kenangan.

Hari demi hari pun berlalu. Tanpa di sadar bayangannya pun terkikis waktu. Saat di sekolah, aku sering melihatnya dari kejauhan. Terkadang kami bertatap muka, tapi tak saling sapa. Entah mengapa dia selalu menunjukan paras, bahwa dia menginginkanku. Lalu aku berdiam lama di kepiluan.

Mengapa aku begitu merindunya?

Mengapa aku harus jatuh cinta pada pacar sahabatku sendiri?

Sesekali kuberanikan diri melihatnya dari dekat, namun dia tak menghiraukanku. Aku berpikir, tidak ada salahnya aku menghubunginya, dan pelan menenangkan raungan hatiku ini.”



Dengan membaca Bismillah, kupinang kau dengan Hamdallah.

Eaa..

Gue penasaran banget dengan doi waktu itu. Dari pada tersiksa dalam keraguan, gue coba minta nomer hapenya dari sahabatnya yang waktu itu jalan dengannya. Pengennya sih minta nomer pager. Tapi berhubung udah gak pake pager, jadi gue minta nomer undian aja. Eh, dia malah ngasi nomer rumah. Nggak mau kalah, gue kasi aja nomer sepatu. Eh, dia balas ngasi nomer ujian. Karna kesal dengan kisah absurd ini, gue bales lagi dengan ngasi nomer satu.

Iya, dia nomer satu di hati gue.

Oke sorry, sampe di mana tadi diary gue, ya?




“Aku telah mendapatkan cara menghubunginya. Namun, aku belum berani untuk memulai perbincangan duluan. Kutatap lagi dia dari kejauhan, lalu ku lihat lagi sahabatku. Lalu ku lihat lagi dia.. hal itu kulakukan sampai aku yakin untuk menghubunginya. Pikirku, tidak ada salahnya jika hanya ingin berkenalan. Dan aku melihatnya lagi, dan tersenyum..

Tekadku bulat. Aku akan menghubunginya di kala senja berganti malam. Di saat lelah menjemput tubuhnya, di saat aku pelan meletakkan kecup di keningnya.

Di malam hari, aku masih tak bisa tidur. Aku gelisah. Serasa ada yang mengganjal di hati. Sesekali aku membayangkannya ada di sampingku malam ini. Aku mencium aroma parfumnya. Dan hingga sekarang aku masih mengingat jelas aroma parfumnya waktu itu. Aku tersenyum sendiri, membayangkan dia juga tersenyum kepadaku. Lalu ku lihat handphone ku, mungkin aku harus menghubunginya sekarang.”


“Hey..”

“Iya? Ini siapa ya?”

“Ini aku. Irfan..”

“Ah.. ada apa ya fan?”

“Kamu kenal aku?”

“Kenal. Hehe..”

“Kamu tau aku darimana?”

“Tau aja... emm.. aku tidur dulu ya.. udah malem nih.. bye..”

tut.. tut.. tut..

“Tapi kan aku belum… ah. Ya.. bye..”

“Aku terdiam. Aku tak menyangka aku menghubunginya. Tapi dari mana dia tau namaku? Sedangkan aku tak tahu namanya? Rasa penasaran lagi-lagi menyelimutiku. Aku berpelukan dengan gelapnya malam. Memikirkan sesuatu hal yang tak aku tau jawabnya. Membayangkan hatiku adalah langit malam, dan ia bintang yang menyala di sana. Banyak sekali.





Ya berat memang untuk menaruh hati kepada orang yang sudah menaruh hati kepada orang lain. Dan kita hanya bisa menyaksikan.


“Ketahuilah. Saat kehilanganmu, aku masih juga takut kehilanganmu.”

“Di malam hari, aku terus memikirkannya. Aku merasa, aku begitu merindunya. Maaf sayang, malam ini rinduku tumpah ruah. Maaf jika sampai mengotori bajumu.”

“You can miss someone who died. You can miss someone who moved away. But the worst is, when you miss someone you see everyday..”


To be continued..
Diubah oleh donnjuann 28-06-2013 00:46
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.