Iwan bukan seorang dari kalangan berada sebelumnya, dia tinggal di rumah kecil yang sederhana dan apa adanya. Sebuah rumah sederhana yang terdiri dari 2 kamar dan terisi dengan 7 orang. Rumah sederhana yang membat Iwan tidak memiliki kamarnya sendiri, dia harus berbagi kamar dengan kakaknya. Bahkan iwan berbagi ruang tamu dengan para tetangganya yang menumpang menonton televisi. Rumah yang tidak memberikan ruang pribadi. Ruang yang nyaman untuk belajar atau bermain. Rumah sederhana yang di isi dengan kehidupan seadanya.

Namun di rumah sederhana yang selalu bersih dan nyaman tersebutlah Iwan menemukan kehangatan. Rumah mungil tempat cita-cita sederhananya mulai bersemi. Kepada rumah itu pula lah Iwan ingin kembali dari perjuangan dan perantauan panjang pencapaian cita-citanya. Kerumah tersebutlah segala kerinduannya di tautkan. Dirumah yang hangat yang menyimpan berjuta memori akan hidupnya.

Iwan anak laki - laki satu - satunya dari seorang kenek angkutan umum dan seorang ibu rumah tangga yang menjual tempe atau membantu bertani, dengan dua kakak perempuan dan dua adik perempuan.

Lahir dari kesederhanaan, Iwan memulai mimpi besarnya. Menghadapi tantangan bahwa seorang laki-laki harus bisa mandiri dan kelak bisa membantu nafkah keluarga. Iwan dengan kekurangannya yaitu bertubuh kecil tidak patah semangat, dia sadar tak mampu mengandalkan tubuhnya tersebut. Namun tubuh kecil bukan halangan, dan iwan mulai bermain serius dengan buku dan otaknya.

Ini kisah nyata, kisah nyata seorang anak dari kalangan rakyat kecil. Seorang anak yang mampu melepaskan bayangan ketakutan akan masa depan yang sama seperti bapaknya, seorang kenek angkot. Kisah seorang anak yang mampu mengubah paradigma bahwa orang sukses tidak berasal dari masa anak-anak yang memiliki segalanya, tapi lahir dari kegigihan, kerja keras dan kemauan untuk menembus batas ketakutan.

"Ah, children, ah dear friends, DO NOT BE AFRAID OF LIVE! How good life is when you do something good and rightful"
Dostoevsky's - The Brother Karamazou

Dari kesederhanaan kota Malang, menuju kemewahan kota New York. Siapa bilang seorang anak kenek angkottak bisa mencapai kota New York.