- Beranda
- Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-
...
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue
Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang.
-Editor).Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih..
- Editor)Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan?
- Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan
- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih..
- Editor)Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa...
- Editor).
DAFTAR ISI
Quote:
INTERLUDE
Quote:

RULES
Quote:

Q & A
Quote:

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah.

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
azelfaith
#219
3.9. A Good Day to Love Hard 3
Perkataan Lia yang bikin gue sebel habis dan ingin jedotin kepala ke tembok, atau lebih baiknya pengen jedotin kepalanya dia ke tembok, narik pipinya sejauh-jauhnya sampai sekilometer. Aku rasanya seperti dalam keadaan ultrarage yang bisa bikin tubuh menjadi raksasa ijo macem Hulk. Raaawrrr!!!
Lia kabur sambil tertawa ngikik mirip Mak Lampir
dan gue cuma bisa diem menahan diri, memegang erat pensil kayu dan rasanya pengen gue patahin.. Huuuhh!!!
Semakin kumencoba ternyata susah juga, gak segampang itu mematahkan pensil seperti di anime Jepang. Aku mencoba sekali lagi sambil ngeden siapa tahu berhasil, tapi upaya penyaluran rasa kepo yang menjalar di otak tak berhasil, pensil itu tak goyah tak mau terpatahkan sama seperti cintaku padamu saat ini, Riyani.. Ihiiiir… Dan rasa-rasanya malah ada energy lain yang mau keluar dari area bawah. Waduh…
Puk puk puk.. aku merasa ada yang menepuk bahuku dari belakang. Eh, siapa ya?
Puk puk puk… sekali lagi benar adanya yang kupikir hanya khayal semata. Eh, siapa gerangan? Jangan-jangan mbak Kunti, hiiiy.. seketika badanku merinding. Hati-hati Riyani, jangan-jangan dibelakangmu juga ada mbak Kunti ikutan baca teks ini.
“He Boy..” terdengar suara. Oh ternyata si Rahma. Eh, rimanya keren juga. Betul gak ya? Wah bener nih ya, selalu berakhiran A. Gue emang keren maksimum tiada tara.
Ya, si Rahma menepuk pundakku ringan.
Hiiiy..
gue jadi merinding mendengar cerita si Rahma.
![kaskus-image]()
Lia kabur sambil tertawa ngikik mirip Mak Lampir
dan gue cuma bisa diem menahan diri, memegang erat pensil kayu dan rasanya pengen gue patahin.. Huuuhh!!!
Semakin kumencoba ternyata susah juga, gak segampang itu mematahkan pensil seperti di anime Jepang. Aku mencoba sekali lagi sambil ngeden siapa tahu berhasil, tapi upaya penyaluran rasa kepo yang menjalar di otak tak berhasil, pensil itu tak goyah tak mau terpatahkan sama seperti cintaku padamu saat ini, Riyani.. Ihiiiir… Dan rasa-rasanya malah ada energy lain yang mau keluar dari area bawah. Waduh…
Puk puk puk.. aku merasa ada yang menepuk bahuku dari belakang. Eh, siapa ya?
Puk puk puk… sekali lagi benar adanya yang kupikir hanya khayal semata. Eh, siapa gerangan? Jangan-jangan mbak Kunti, hiiiy.. seketika badanku merinding. Hati-hati Riyani, jangan-jangan dibelakangmu juga ada mbak Kunti ikutan baca teks ini.
“He Boy..” terdengar suara. Oh ternyata si Rahma. Eh, rimanya keren juga. Betul gak ya? Wah bener nih ya, selalu berakhiran A. Gue emang keren maksimum tiada tara.
Ya, si Rahma menepuk pundakku ringan.
Quote:
Hiiiy..

0


Gile lu Ndro! Masa menentukan hidup dan mati gue?!”