Kaskus

Story

drxreccaAvatar border
TS
drxrecca
[Your] Smile Like An Angel's Smile
[Your] Smile Like An Angel's Smile


Quote:



PROLOGUE
Quote:
Quote:



晴海へemoticon-heart
Diubah oleh drxrecca 26-10-2013 02:27
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
40.9K
448
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
drxreccaAvatar border
TS
drxrecca
#264
Pilihan Logis atau Ketulusan Hati ?
Tidak dapat gw pungkiri, bahwa sampai saat ini gw masih menyimpan hati untuk Risa, gw masih berharap, jika suatu saat nanti gw dapat menggantikan posisi Yudi dihatinya. Tetapi untuk saat ini gw tidak boleh mengikuti ego, karena gw sadar, jika gw hanya mengikuti ego, akan banyak orang-orang yang terluka nantinya. Walaupun sebenarnya gw sangat curiga dengan hubungan mereka berdua, karena gw merasa ada yang tidak seharusnya terjadi antara mereka berdua.

Gw sering melihat Yudi dan Risa bermesraan didepan gw, tapi mengapa, gw merasa ini semua hanya sebagai topeng semata. Bukan tanpa alasan gw bependapat seperti itu, karena terlihat jelas tatapan penuh kecemburuan ketika Risa melihat gw dan Mia tampak asik bercanda, bahkan gw sering melihat jelas jika sebelum Risa menyandarkan kepalanya di bahu Yudi, dia sempat mengalihkan pandangannya kearah gw, dari tatapan matanya tergambar jelas, seolah-olah Risa ingin memancing sesuatu dari diri gw. Entahlah, gw sendiri sedikit bingung dengan sikapnya itu, apakah ini adalah sebuah permainan seperti yang gw pikirkan atau pikiran gw yang sedang mempermainkan gw ? emoticon-Bingung (S)

Cinta memang seperti pedang bermata dua, karena cinta yang baik dapat merubah pribadi penggunanya menjadi baik, tapi cinta yang buruk dapat merubah pribadi penggunanya menjadi buruk juga. Dan jika pernyataan itu benar, apakah saat ini gw sedang jatuh cinta ? emoticon-Bingung (S)

Setelah hati gw benar-benar hancur ketika mendengar Risa telah resmi menjadi pacar Yudi, Mika datang dalam hidup gw. Dia mampu merubah keputusasaan gw menjadi sebuah semangat untuk terus berjalan. Mika selalu memberikan motifasi agar gw dapat merubah hidup gw menjadi lebih baik. Satu kesimpulan yang gw dapat dari semua perkataan Mika 'jika gw tidak dapat mencintai diri gw sendiri, maka gw tidak akan pernah bisa mencintai orang lain dengan baik'. Tapi apakah semua yang Mika berikan untuk gw adalah sebuah tanda bahwa Mika mencintai gw ? emoticon-Bingung (S)

Gw memang bodoh dan pengecut dalam hal perasaan, tapi pengalaman selama ini telah mengajarkan gw tentang banyak hal, setidaknya gw harus sedikit lebih berani walaupun harus bertingkah bodoh. Yap... pengalaman mengajarkan, setidaknya orang yang gw cintai harus mengetahui tentang perasaan gw, walaupun mungkin pada akhirnya cinta gw tak terbalas, setidaknya itu lebih baik dari pada tersiksa dengan segala pertanyaan dan kebimbangan. Entahlah, apa jawaban yang akan Mika berikan nanti, tapi setidaknya Mika harus mengetahui tentang perasaan gw kepadanya.

Entahlah, apakah ini sebuah perasaan yang kuat atau hanya sekedar pilihan yang logis untuk gw. Yang pasti, hari ni gw bertekat untuk mengatakan semua perasaan yang gw rasakan kepadanya, lebih tepatnya sepulang sekolah nanti. Dan kali ini gw benar-benar sudah mempersiapkan mental gw untuk kemungkinan terburuk dari tindakan gw.

Hari ini gw benar-benar menjalani hari dengan penuh semangat, mengikuti semua pelajaran dengan semangat serta menghadiri dan mengikuti rapat PMR untuk pelantikan anggota baru dengan semangat juga. Banyak orang-orang disekolah yang beranggapan bahwa semangat gw berasal karena baru kemarin gw jadian dengan Mia. Sejujurnya gw tidak terpengaruh dengan anggapan mereka, karena bagi gw semangat ini adalah bentuk persiapan mental untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang sesaat lagi akan terjadi.

Akhirnya semua kegiatan sekolah hari ini berakhir, tanpa banyak berkata lagi, gw segera menuju tempat biasa gw bertemu dengan Mika. Awalnya, gw ingin mengatakan perasaan gw yang sebenarnya kepada Mika kemari. Tetapi, karena kegiatan Latgab samapai sore dan Mika ternyata sudah pulang, gw memutuskan untuk menundanya sampai hari ini. Yap... hari ini gw harus mengatakan perasaan gw yang sebenarnya kepada Mika.

Banyak orang-orang disekolah bingung dengan sikap gw, karena biasanya orang yang baru jadian akan selalu berangkat dan pulang sekolah bersama, tapi mengapa semua ini tidak kami lakukan. Untunglah Mia adalah seorang aktris yang hebat, dia menyakinkan mereka jika gw melakukan hal itu karena ada keperluan keluarga, dan Mia tidak ingin mengganggu gw.

Detik demi detik, menit demi menit gw habiskan untuk menunggu kedatangan Mika ditempat biasa kami bertemu. Tanpa terasa kepala gw bergerak tanpa perintah, mengikuti arah mobil yang melintas didepan gw. Gerak kaki gw terus beradu dengan lantai, seperti sedang memainkan pedal drum. Gerakan tangan selalu memutar, mengarahkan jam tangan agar terlihat jelas oleh gw waktu yang telah terbuang.

Terlihat jelas pandangan dan gerak-gerik yang menunjukkan rasa keresahan dan kegelisahan gw. Sempat terlintas dalam pikiran gw, jika hari ini Mika telah pulang lebih awal, bahkan mungkin dia tidak masuk sekolah hari ini. Tetapi gw tetap meyakinkan diri gw, jika semua pikiran buruk gw adalah sebuah kebohongan dan memantapkan hai gw untuk tetap menunggunya

Waktu seakan berhenti, nafas gw terasa sangat berat, jantung gw berdetak cepat dan otak gw serasa telah kehilangan kendali atas tubuh ini, sehingga gw merasa tak bertenaga, ketika seseorang yang gw tunggu akhirnya telah tiba. Yap… Mika tampak sama seperti biasanya, kemarin dan hari-hari sebelumnya, tetap misterius dan tak terduga. Dari kemarin hingga kemarin pagi, Mika nampak begitu perhatian kepada gw, tapi semua itu tidak terlihat untuk saat ini. Mika tampak biasa, bahkan cenderung seperti tak mengenal gw, dia tampak acuh dan berjalan cepat menuju angkot.

Huft… satu lagi cobaan dalam hidup gw, tapi untuk kali ini gw tidak boleh menyerah dengan keadaan, gw sudah membulatkan tekad untuk terus maju, apapun hasilnya nanti.

“MIKA… " panggi gw dengan sedikit berteriak untuk sedikit mendapatkan perhatiannya

“eh Radit… kamu baru pulang ?” tanya Mika yang tampak terkejut melihat kedatangan gw

“iya nih… tadi abis ada acara dulu disekolah” jawab gw berusaha untuk tetap tenang “oh ya Mik… aku mau ngomong sesuatu sama kamu, boleh ngga ?”

"hmmm..." desah nafas Mika mendengar permintaan gw disetai dengan ekpresi wajah yang dapat meruntuhkan keberanian seorang laki-laki

Mengernyikan alis, sedikit memiringkan bibir serta tatapan tajam menyelidik, adalah sebuah ekspresi andalan seorang perempuan dalam meruntuhkan keberanian seorang laki-laki. Disaat-saat seperti inilah keberanian seorang laki-laki benar-benar di uji, Karena ekspresi yang ditunjukkan Mika kali ini benar-benar misterius.

"aku suka kamu Mik... maukan kamu jadi pacar aku ?" kata gw penuh keyakinan

"kenapa ? kita kan baru kenal" tanya Mika menyelidik

Satu hal lagi, yang benar-benar membuat keberanian seorang laki-laki di uji. Karena pertanyaan ini adalah sebuah pertanyaan sederhana, namun penuh dengan ujian dan jebakan dari seorang perempuan, dan jika gw salah langkah maka habislah semua usaha gw.

"hmmm... " desah nafas gw panjang mencoba untuk menjelaskan semuanya "entahlah... tapi, kamu sudah seperti malaikat penjaga bagi aku" lanjut gw berusaha untuk tetap tenang "hal yang kamu lakukan memang sangat sederhana, tapi semua itu mampu mengubah aku menjadi orang yang lebih baik"

"maksud kamu ?"

"entah bagaimana aku ngejelasinnya ke kamu, tapi yang pasti pertemuan dengan kamu adalah sebuah anugrah terbesar dalam hidup aku, kini aku sadar betapa berartinya hidup aku dan semua itu karena kamu" kata gw mencoba meyakinkan untuk meluluhkan hati Mika "mau kan kamu nerima aku ?"

"maaf Dit ! aku ngga bisa... " kata Mika lalu menundukkan kepalanya dan cukup membuat gw terpukul, terkejut, terabaikan - dan apapun itu namanya - emoticon-Berduka (S).


晴海へemoticon-heart
Diubah oleh drxrecca 13-06-2013 15:38
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.