- Beranda
- Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-
...
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue
Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang.
-Editor).Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih..
- Editor)Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan?
- Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan
- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih..
- Editor)Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa...
- Editor).
DAFTAR ISI
Quote:
INTERLUDE
Quote:

RULES
Quote:

Q & A
Quote:

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah.

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
azelfaith
#209
3.7. A Good Day to Love Hard 1
Pagi itu rasanya ingin kusapa dunia dengan semangat damai. Kata acara tipi di Antv dulu yaitu peace, love, and gaul tanpa digauli.
Boy yang ganteng ini pergi ke sekolah dengan kerennya naik angkot yang funky abis. Hari ini gue merasa bangga, kenapa coba? Karena gue bisa berangkat lebih pagi dari biasanya.
Ketika sampai di sekolah bangku-bangku masih kosong, jendela masih tertutup. Sekolahku itu tipe sekolah tua, bangunannya dari jaman Belanda, jendelanya besar-besar. Ketika kubuka jendela tersebut, angin semilir meniup pelan perlahan. Bau embun pagi terhirup segar, gue menatap langit biru dengan hati yang damai, mirip persis di drama-drama mandarin, korea, dan jepang lah pokoknya. Seorang anak laki-laki ganteng membuka jendela sekolahnya yang besar, menatap langit pagi dan tersenyum dengan gantengnya, sendirian. Ceile banget kan ya???
Pagi itu hatiku damai, Riyani. Aku pun kembali duduk di bangkuku. Melamun, menunggu waktunya bel berbunyi. Waktu berjalan, anak-anak mulai masuk ke kelas. Lia dan Rahma, seperti biasa duduk di meja belakangku. Dan kemudian datanglah Hanum, dia tersenyum simpul dan duduk di sampingku. Aku tersenyum.
Entah kenapa ada sesuatu yang berbeda darinya. Dia mengeluarkan buku catatannya, membuka-buka dan menulis-nulis sesuatu, dan asyik sendiri. Aku menatapnya dengan ekor mataku, ikutan terdiam. Samar-samar kudengar suara dua tuyul di belakangku cekikikan.
Waktu berjalan begitu lamban, entah kenapa seharian Hanum hanya diam saja. Tidak ada suara keluar dari mulutnya, apa mungkin dia sedang puasa bicara ya? Apa sedang sariawan? Begitu yang muncul di pikiranku. Aku jadi tidak konsen mendengar pelajaran terakhir yang sedang dijelaskan oleh Bu Guru. Ada apa ya dengan dia?
Ingin rasanya aku bertanya ada apa. Ya, apa salahnya aku bertanya. Yup, memang seharusnya aku bertanya, apa susahnya sih bertanya? Ya kan? Gak susah kan ya??
Aku pun membuka mulutku, menyebut namanya, “Hanum….”
TEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEETTTTTTTTTTT…………
Suara bel sekolah berbunyi nyaring sekali karena letaknya tepat di samping kelasku. Suaraku hilang tak terdengar, kalah nyaring dengan teriakan bel sekolah. Hanum pun memberesi buku-bukunya, beranjak pergi meninggalkanku yang hanya bisa menatap nanar.![kaskus-image]()
Boy yang ganteng ini pergi ke sekolah dengan kerennya naik angkot yang funky abis. Hari ini gue merasa bangga, kenapa coba? Karena gue bisa berangkat lebih pagi dari biasanya.Ketika sampai di sekolah bangku-bangku masih kosong, jendela masih tertutup. Sekolahku itu tipe sekolah tua, bangunannya dari jaman Belanda, jendelanya besar-besar. Ketika kubuka jendela tersebut, angin semilir meniup pelan perlahan. Bau embun pagi terhirup segar, gue menatap langit biru dengan hati yang damai, mirip persis di drama-drama mandarin, korea, dan jepang lah pokoknya. Seorang anak laki-laki ganteng membuka jendela sekolahnya yang besar, menatap langit pagi dan tersenyum dengan gantengnya, sendirian. Ceile banget kan ya???
Pagi itu hatiku damai, Riyani. Aku pun kembali duduk di bangkuku. Melamun, menunggu waktunya bel berbunyi. Waktu berjalan, anak-anak mulai masuk ke kelas. Lia dan Rahma, seperti biasa duduk di meja belakangku. Dan kemudian datanglah Hanum, dia tersenyum simpul dan duduk di sampingku. Aku tersenyum.
Waktu berjalan begitu lamban, entah kenapa seharian Hanum hanya diam saja. Tidak ada suara keluar dari mulutnya, apa mungkin dia sedang puasa bicara ya? Apa sedang sariawan? Begitu yang muncul di pikiranku. Aku jadi tidak konsen mendengar pelajaran terakhir yang sedang dijelaskan oleh Bu Guru. Ada apa ya dengan dia?
Ingin rasanya aku bertanya ada apa. Ya, apa salahnya aku bertanya. Yup, memang seharusnya aku bertanya, apa susahnya sih bertanya? Ya kan? Gak susah kan ya??
Aku pun membuka mulutku, menyebut namanya, “Hanum….”
TEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEETTTTTTTTTTT…………
Suara bel sekolah berbunyi nyaring sekali karena letaknya tepat di samping kelasku. Suaraku hilang tak terdengar, kalah nyaring dengan teriakan bel sekolah. Hanum pun memberesi buku-bukunya, beranjak pergi meninggalkanku yang hanya bisa menatap nanar.

0
