Kaskus

Story

drxreccaAvatar border
TS
drxrecca
[Your] Smile Like An Angel's Smile
[Your] Smile Like An Angel's Smile


Quote:



PROLOGUE
Quote:
Quote:



晴海へemoticon-heart
Diubah oleh drxrecca 26-10-2013 02:27
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
40.9K
448
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
drxreccaAvatar border
TS
drxrecca
#228
Between Her or Her
Menjelang pelantikan anggota baru, tiga ekstrakulikuler utama pasti akan mengadakan Latgab - Latihan Gabungan -, seperti yang terjadi siang ini. Dan seperti biasa, sebelum Latgab dimulai para senior berbaris ditengah lapangan - kecuali gw - menerima instruksi dari Guru pembina. Yap... gw tidak ikut serta dalam brefing ini, keadaan fisik yang masih belum fit yang menjadi alasan gw untuk tidak ikut serta dalam brefing tersebut.

Dari bawah pohon yang berada dipinggir lapangan, gw dan para junior menikmati pemandangan yang tak biasa, Yap... para senior yang berbaris dan berpanas-panasan-ria menerima instruksi dari Guru pembimbing. Dari sekian banyak senior hanya dua orang yang menjadi perhatian gw. Dua orang yang selama ini ada dalam kehidupan gw saat ini.

Risa dan Mia menjadi sosok yang mewarnai kisah gw. Jika dilihat dari segi fisik, Jelas Mia lebih cantik daripada Risa, tapi bagi gw, Risa lebih mempesona daripada Mia. Gw tidak bisa menyangkal dari diri gw sendiri jika gw menyukai Risa, walupun didepan orang banyak gw sering menyangkalnya. Tapi kebersamaan dan perhatian Mia selama ini membuat gw dapat meredam perasaan gw terhadap Risa. Apalagi semenjak Risa memutuskan untuk jadian dengan Yudi, membuat keberadaan Risa tidak lagi menjadi istimewa.

Tetapi, cerita Mia ketika gw sedang dirawat di Rumas Sakit, dan sikapnya pagi tadi, membuat kebimbangan dalam perasaan gw. Sejujurnya tidak masalah bagi gw untuk merebut Risa dari Yudi, karena tidak ada satu orangpun yang berani mencari maslah dengan gw di sekolah ini. Bahkan orang sekaliber Yopi pun enggan bermasalah dengan gw. Tapi apakah tindakan itu dapat dibenarkan ?

Memang dalam pilihan hidup tidak ada yang benar atau salah, yang ada hanya tulus atau tidak. Tapi apakah dalam hal ini prinsip gw dapat berlaku juga ?

Kebersamaan Gw dengan Mia selama ini memang dapat sedikit meredam perasaan gw terhadap Risa. Tapi apakah perhatian Mia selama ini dapat diartikan jika Mia menyukai gw ? atau perhatian Mia dapat dikategorikan sebagai perhatian seorang sahabat ? Entahlah, sebuah rahasia besar tentang Mia menggajal dalam pikiran gw membuat gw enggn untuk melangkah lebih jauh.

Yap... rahasia tentang Mia yang mungkin tidak seorang pun mengetahui tentang hal ini. Entahlah, dalam posisi seperti ini gw sulit untuk mengerti perasaan perempuan. Tapi satu hal yang pasti, gw harus menentukan sikap, membuat satu keputusan untuk dapat keluar dari masalah ini. Berlari menjauh bukanlah suatu penyelesaian yang terbaik. Petuah Andre kala itu masih membayangi pikiran gw, masalah hidup bagaikan seorang anak kecil belajar menaiki sepeda, dengan niat, kemauan dan keberanian, semua akan ada jalan keluarnya.

Latgab untuk hari ini pun dimulai, para senior sudah mulai sibuk dengan juniornya masing-masing. Riuh ramai suara para senior terdengar lantang dari segala penjuru lapangan. Gw tidak terlalu pahan urutan acara untuk hari ini, karena gw tidak masuk sekolah pada saat rapat organisasi. Tetapi sepintas gw dengar acara hari ini akan berakhir jam setengah lima sore.

Tepat jam setengah empat sore Latgab diberhentikan sementara, unuk sekedar istirahat, solat atau mungkin untuk makan selama setengah jam lalu dilanjutkan dengan upacara penutupan dan doa. Sebenarnya gw sudah mengusulkan agar acara istirahat ini ditiadakan, tujuannya selain untuk mengefesiankan waktu juga agar mempercepat waktu pulang menjadi sekitar pukul empat. Namun usulan gw ditolak, alasannya, karena ini semua sudah tradisi, dan para senior lain tidak ingin merusak tradisi hanya karena alasan yang sederhana ini.

Setelah selesai solat, gw memutuskan duduk dibawah pohon di pinggir lapangan bersama Mia dan ditemani dua mangkok bakso. Kami berdua tampak asik terlibat dalam obrolan ringan yang diselingi canda, tawa dan gurauan.

"makasih ya Mi... buat buburnya tadi pagi"

"udah ngga usah dipikirin" kata Mia santai menanggapi ucapan terima kasih gw

"apa lo ngga takut, dengan sikap lo ke gw bisa nimbulin kesalah pahaman anak-anak yang lain ?"

"kalo itu sih cuek aja, ngapain di ambil pusing" kata Mia santai "oh ya... waktu itu lo bilang mau nembak cewe ?" tanya Mia mengalihkan topik pembicaraan "mang siapa orangnya ?"

"ngga tau Mi... gw masih binggung dengan perasaan gw"

"hmmm... masalah tuh ada bukan buat di pikirin, tapi buat di cari jalan keluarnya" kata Mia dengan nada santai "sebagai pembelajaran, agar kita lebih berani"

"iya sih Mi... tapi kan ngga semudah itu" kilah gw

"kan gw udah bilang, masalah tuh bukan untuk dipikirin" kata Mia mencoba menyakinkan gw "lo harus fokus buat nyelesainnya"

"iya... tapi ngelakuin tuh lebih sulit dari pada ngomong" gerutu gw "oh ya Mi... gw mau tanya satu hal sama lo ? sebenernya perhatian lo ke gw selama ini tulus ngga sih ?"

"uhuk... uhuk... uhuk..." Mia tampak tersedak mendengar pertanyaan gw "apaan sih lo ! udah ngomongin yang lain aja"

"serius Mi ! tulus apa ngga ?" tegas gw

"kalo tulus kenapa, kalo ngga juga kenapa ?" tanya Mia dengan nada menantang "memangnya apa urusan lo ?"

"ngga apa-apa sih, tapi makasih ya buat perhatian lo selama ini"

"ngomong apa sih lo ! udah deh, jangan ngaco gini !" kata Mia dengan nada emosi

Mendengar setiap kata yang terucap dari bibir gw, membuat Mia menjadi salah tingkah. Dia sering mengalihkan pandangannya keatas, bawah, kanan dan kiri. Kegelisahan Mia tampak jelas dihadapan gw, dan dia tetap berusaha untuk menutup-nutupinya.

"Mi... boleh ngga gw ngomong jujur sama lo ?"

"apaan sih lo Dit ! makin ngaco deh !"

"serius Mi, ada yang mau gw omongin sama lo"

"ngga... gw ngga mau denger !" tolak Mia sambil menutup kedua telinga dengan tangannya dan menggeleng-gelengkan kepalanya

"Mi... denger gw dulu sebentar !" bujuk gw sambil meraih kedua tangan yang menutupi telinganya lalu menarik dan menurunkannya kebawah "perhatian lo selama ini bener-bener sangat berarti buat hidup gw" kata gw masih menggenggam kedua tangan Mia

kata demi kata yang terucap dari bibir gw makin membuat Mia salah tingkah. Dia tampak berusaha untuk menghentikan kata-kata yang akan gw ucapkan selanjutnya. Tapi apapun yang dia lakukan tidak dapat menghentikan setiap kata yang keluar dari bibir gw.

Melihat sikap Mia membuat gw ragu untuk mengucapkannya. Gw khawatir, akhirnya akan menjadi lebih buruk. Tetapi, baju zirah telah dikenakan, pelana kuda telah terpasang, perisai sudah diangkat dan pedang sudah dicabut dari sarungnya, dan tidak ada kata mundur bagi gw. Kini gw siap untuk mengatakan yang sesungguhnya

"Mi... lo... maukan... " perkataan gw terhenti, hanya sekedar menarik nafas panjang untuk mengumpulkan semua keberanian yang tersisa untuk menyelesaikan kata-kata yang akan keluar dari mulut gw.


晴海へemoticon-heart
Diubah oleh drxrecca 04-06-2013 15:19
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.