TS
Zaxion
[Fanfict] RF Online- The Hero Of Novus
misi semua numpang posting fanfict 
gw bikinnya udh lama sih waktu sma dulu pas rf lagi ngetop
udh ada beberapa chapter gw post di web lain sih cuma sepi sekali
jadi post di sini juga deh
mohon kritikan dan komennya ya
episode 1
episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
episode 10
Epiode 11
episode 12
Interlude
Episode 13
part 1
part 2
part 3

gw bikinnya udh lama sih waktu sma dulu pas rf lagi ngetop

udh ada beberapa chapter gw post di web lain sih cuma sepi sekali

jadi post di sini juga deh
mohon kritikan dan komennya ya
Spoiler for Index:
Spoiler for The Beginning Arc:
Prolog
part 1
part 2
Episode 1
part 1
part 2
Episode 2
part 1
part 2
Episode 3
part 1
part 2
Episode 4
part 1
part 2
Episode 5
part 1
part 2
Episode 6
Part 1
Part 2
Episode 7
Part 1
Part 2
Episode 8
part 1
part 2
Episode 9
1 part doang
Episode 10
Part 1
part 2
Episode 11
part 1
part 2
Episode 12
part 1
part 2
episode 13
part 1
part 2
Episode 14
part 1
part 2
Episode 15
part 1
part 2
part 3
Episode 16
part 1
part 2
Episode 17
part 1
part 2
episode 18
part 1
part 2
episode 19
part 1
part 2
part 3
part 4
episode 20
part 1
part 2
episode 21
part 1
part 2
episode 22
part 1
part 2
episode 23
part 1
part 2
episode 24
part 1
part 2
part 3
Epiloge
part 1
part 2
part 3
part 4
part 1
part 2
Episode 1
part 1
part 2
Episode 2
part 1
part 2
Episode 3
part 1
part 2
Episode 4
part 1
part 2
Episode 5
part 1
part 2
Episode 6
Part 1
Part 2
Episode 7
Part 1
Part 2
Episode 8
part 1
part 2
Episode 9
1 part doang
Episode 10
Part 1
part 2
Episode 11
part 1
part 2
Episode 12
part 1
part 2
episode 13
part 1
part 2
Episode 14
part 1
part 2
Episode 15
part 1
part 2
part 3
Episode 16
part 1
part 2
Episode 17
part 1
part 2
episode 18
part 1
part 2
episode 19
part 1
part 2
part 3
part 4
episode 20
part 1
part 2
episode 21
part 1
part 2
episode 22
part 1
part 2
episode 23
part 1
part 2
episode 24
part 1
part 2
part 3
Epiloge
part 1
part 2
part 3
part 4
Spoiler for The Vegeance Arc:
Spoiler for Prologue:
episode 1
Spoiler for :
episode 2
Spoiler for :
Episode 3
Spoiler for :
Episode 4
Spoiler for :
Episode 5
Spoiler for :
Episode 6
Spoiler for :
Episode 7
Spoiler for :
Episode 8
Spoiler for :
Episode 9
Spoiler for :
episode 10
Spoiler for :
Epiode 11
Spoiler for :
episode 12
Spoiler for :
Interlude
Spoiler for :
Episode 13
part 1
part 2
part 3
Spoiler for side story:
Diubah oleh Zaxion 14-01-2016 15:57
0
95.1K
Kutip
521
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
Zaxion
#11
Spoiler for part 2:
Wilayah istana Numerus sangat lembab, sebagian besar wilayah tempat itu di penuhi sungai dan rawa-rawa sehingga menjadi habitat untuk berbagai jenis monster-monster aneh dan buas sehingga bangsa Cora merasa tempat ini sangat cocok di jadikan wilayah kependudukan, di tempat ini mereka dapat melatih prajurit baru untuk bertahan di medan yang sulit dan menguras stamina, dan juga sangat cocok untuk melatih kekuatan Force yang menggunakan kekuatan alam di sekitar mereka karena sangat tenang.
Sudah 3 hari semenjak Graz keluar dari rumah sakit, walau rasa sakit masih terasa di sekujur tubuhnya dia sudah mulai bisa beraktivitas seperti biasa,
walau dia belum mendapatkan satu misipun semenjak keluar dari rumah sakit.
“ kakak, sudah sarapan ? “ Niel memasuki kamar kakaknya dan mendapati kakaknya tengah termenung di atas tempat tidurnya
“kau rupanya Niel “ jawab kakaknya dengan murung
“kenapa ? kakak masih sakit ? “ tanya Niel yang lalu mendekatinya dan duduk di sampingnya
“ tidak, aku hanya merasa aneh kenapa belum ada 1 perintahpun yang di turunkan padaku, padahal seharusnya sudah ada kau tahu, orang lain begitu keluar dari rumah sakit umumnya mereka akan langsung mendapatkan tugas walau hanya tugas sederhana, tapi kenapa aku belum, apa aku sudah tidak di anggap oleh mereka atau mereka anggap aku tidak mampu menjalankan misi “ dia berbicara dengan lemah dan tanpa semangat.
“ mungkin kak Viona tidak ingin kakak terluka lagi “ Viona Van Chrono adalah salah satu dari 2 wakil Archon Cora dan merupakan kakak tertuan mereka yang merupakan 4 bersaudara sementara Niel adalah yang paling kecil dan Graz adalah yang ke 3.
“kau tahu Niel, sejak mencapai tingkat ke 2 ini, aku selalu berada di bawah bayang-bayang kak Viona, setiap prestasi yang aku raih, setiap keberhasilanku selalu di katakan karena kak Viona adalah wakil Archon tapi ketika aku gagal mereka mencemoohku berkata aku sangat mengecewakan tidak seperti kak Viona. Kau tahu betapa muaknya aku di perlakukan seperti itu, lalu sekarang seekor makhluk cebol mengalahkanku lalu melepaskanku begitu saja tanpa membunuhku, seolah aku sama sekali tidak berharga untuk di bunuh, kau tahu betapa memalukannya hal itu, kau tahu betapa di permalukannya aku, aku menjadi bahan tertawaan semua orang karena itu “ tangan Graz bergetar dan mengeluarkan keringat dingin, depresinya membuatnya tidak bisa mengendalikan diri
“kakak “ Niel mendekatinya dan hendak menyentuhnya namun
“JANGAN SENTUH AKU!!” bentak Graz yang membuat Niel terperanjak kaget
Graz menyadari tindakannya membuat adiknya ketakutan, dia memalingkan mukanya untuk melarikan diri dari rasa bersalahnya
“maaf, maafkan aku Niel tapi tolong tinggalkan aku sendiri “
Tanpa berkata lagi Niel segera keluar dari kamar kakaknya.
“kak Niel “ Rosseta memanggilnya dan berlari mendekatinya
“ ada apa Rose ? “ Rose adalah panggilan yang di gunakan Niel pada Rosseta karena dia merasa Rosseta terlalu panjang dan sulit di ucapkan, karena itu Niel memanggil Rose yang menurutnya lebih manis.
“ada sekelompok orang aneh datang “ jawabnya polos
Karena penasaran Niel segera bergegas menuju ruang tamunya dan mendapati ada 3 orang yang sedang berdiri, 1 orang pria berwajah serius dan sedikit menyeramkan dan terkesan jahat dia adalah Lezard seorang anggota dewan militer bagian penyerangan dan juga pemimpin divisi Warlock Cora, di belakangnya ada seorang wanita yang bisa di katakan pendek, tingginya hanya sebahu Niel, cukup aneh melihat Cora dewasa yang pendek sepertinya dia tampaknya sangat pendiam, lalu seorang pria tinggi bertampang bodoh
“halo nona Niel, saya datang untuk menjenguk Graz bagaimana kabarnya “ tanya Lezard sopan dan elegan, sebagai lelaki cora dengan posisi tinggi sudah sewajarnya dia bertingkah sopan layaknya seorang gentleman
“kakak merasa tidak enak badan, jadi mungkin ini bukan saat yang tepat “ jawabnya
Lezard dan Graz sudah saling mengenal sejak masih di akademi, walau tidak bisa di bilang akrab mereka sangat dekat dan Lezard sangat mengenali sifat Graz, dia sedikit tersenyum mendengar jawaban Niel
“begitu ya, pasti dia sedang depresi lagi ya sejak dulu dia memang gampang putus asa begitu dan hidup dengan terbebani bayangan status kedua kakaknya “ Lezard tidak bermaksud mencemoohnya tapi Niel tidak
“jangan menghina kakak ku “ jawabnya tegas, Lezard menyadari ucapannya menyinggung Niel dia segera menundukan kepalanya meminta maaf
“maafkan aku, kebiasaan burukku untuk selalu membicarakan keburukan orang lain begitu saja “
Niel sama sekali tidak menjawab, entah mengapa sikap sopan Lezard seolah membuatnya tertekan, walau dia tersenyum tapi senyumannya seolah mencekik lehernya dan membuatnya sesak nafas, wibawa yang di miliki Lezard memang mampu membuat orang merasa tertekan, itu bakat alaminya.
Rosseta yang sejak tadi mengintip dari belakang tiba-tiba memberanikan diri maju dan membentak Lezard
“jangan menganggu Kak Niel “
Lezard terkejut melihat keberanian orang anak itu, kebanyakan orang sama sekali tidak akan berani membalas ucapannya atau berbicara dengannya, dia sedikit berjongkok dan tersenyum melihat Rosseta dan menepuk-nepuk kepalanya
“kau gadis kecil yang pemberani ya, aku tidak tahu keluarga Van Chrono punya 5 anak “ ucapnya
“ dia anak angkat keluarga kami, ibuku menerimanya atas permintaanku selama aku yang mengurus segalanya “ jawab Niel
“begitu ya, jadi apa kau mau menjadi seorang Warlock nak ? aku bisa melihat kau seorang spritualis melihat keberanianmu aku yakin kau bisa jadi Warlock yang hebat “
“ sudah, jika keperluanmu selesai aku mohon untuk segera pergi “ Niel menyelanya
“baiklah jika itu keinginanmu “ Lezard segera berbalik, kedua orang yang menemaninya membukakan pintu
“kau tidak mungkin datang tanpa tujuankan, apa maumu “ Graz tiba-tiba muncul
Lezard berhenti dan membalikan badanya, lalu memandangnya dengan tajam
“kau tampak sehat “
“tidak perlu basa-basi” jawab Graz
Lezard mengelengkan kepalanya lalu berkata
“ ada sekelompok orang aneh yang membuat keributan di numerus beberapa hari ini, ya walau mereka menangkap dan menghajar pembuat kerushan dan kriminal seperti pencuri sih, tapi tetap saja tindakan mereka ini melanggar aturan militer kita, apa kau bisa mengurusnya ? “
“tentu, orang seperti itu akan sangat mudah aku kalahkan “ jawab Graz
Lezard tertawa pelan berkata
“jujur saja aku ragu, kau baru saja sembuh dan di kalahkan dengan telak oleh seekor makhluk cebol di sette bagaimana mungkin kau bisa mengurus sekelompok orang dengan keadaan seperti sekarang “
Kalimat terakhir dari Lezard bagaikan menuang minyak ke bara api, wajah Graz terlihat sangat marah dan emosi mendengarnya, dia segera kembali ke kamarnya untuk memakai armornya dan membawa senjatanya, lalu segera keluar dari rumahnya untuk melaksanakan tugasnya.
“emosional seperti biasa ya, orang yang gampang di kendalikan “ seru Lezard sebelum akhirnya pergi dengan puas, setidaknya dengan ini dia bisa tenang, kelompok misterius itu sudah membuatnya cukup pusing dan kinerjanya di pertanyakan, berbagai cara yang dia lakukan gagal semua, entah siapa gerangan kelompok itu, karena itu dia memutuskan untuk memanfaatkan Graz, Lezard belum memberikan perintah resmi bahkan surat perintah sah, jika Graz sampai gagal dia bisa lepas tanggung jawab dan mengatakan Graz mengacaukan semuanya, dan jika dia berhasil dia bisa mengklaim semua keberhasilan tersebut,yang manapun yang terjadi tidak masalah baginya.
Niel dan Rosseta segera menyusul Graz mengabaikan Lezard dan kedua pendampingnya
“anda kejam sekali tuan “ seru si pria tinggi
“Oddie, sudah pernah kubilangkan ada kalanya kita harus memanfaatkan orang lain demi kepentingan kita sendiri, dan juga ini untuk mengajarinya bahwa emosional seperti itu hanya akan merugikan dirinya sendiri “
Pusat perbelanjaan Istana Numerus hari itu sangat ramai di penuhi para Cora, sebagian besar mereka hanyalah warga sipil yang tidak bergabung dengan militer, walau ada sebagian orang militer yang sedang tidak bertugas dan bersantai selagi bisa, Niel dan Rosseta berkeliling dengan rasa khawatir yang menyelimuti mereka, Graz yang sedang emosi bisa meledak kapan saja dan membuat kekacauan, jika itu terjadi hukuman militer tidak akan bisa terelakan di terimanya, karena itu mereka harus segera menemukannya secepat mungkin.
“oh Niel ada apa keliatanya kau panik “ seorang lelaki berpakaian standar pasukan ranger menghampiri mereka berdua, rambut hitamnya tampak sedikit bergelombang dari wajahnya terlihat dia sangat letih setelah bertugas
“Sheizan apa kau lihat kakakku ? “ tanya Niel
Sheizan dan Niel merupakan teman 1 angkatan semasa di akademi militer, mereka berdua sering di tugaskan bersama sewaktu masih di akademi dan masa pelatihan, sekarang setelah lulus merek jarang bertemu, selain karena perbedaan divisi, penyebab lainnya karena Sheizan adalah golongan rakyat biasa sementara Niel adalah golongan bangsawan.
“tuan Graz, emm tadi aku lihat dia keluar kota, ekpresi wajahnya sangat mengerikan jadi aku takut menyapanya “ jawab Sheizan sambil menirukan ekpresi muka Graz sebisanya
“terima kasih sampai jumpa ya “ Niel bergegas meninggalkannya
“aahh, padahal aku mau mengajaknya kencan dengan gaji pertamaku “ ucap Sheizan dengan sangat kecewa
Hari sudah mulai gelap, Niel dan Rosseta yang mencari Graz di luar Istana Numerus tiba di sebuah hutan kecil yang biasa di gunakan sebagai jalan alternatif untuk menuju Istana Haram yang berada di wilayah utara Numerus
“kak, keliatanya kak Graz gak mungkin keluar Numerus deh, kita pulang saja ya “
“hmm baiklah tidak ada tanda-tanda kak Graz di sini sebaiknya kita kembali saja, nanti aku minta tolong kak Viona dan kak Marron untuk ikut mencarinya “
Ketika mereka hendak pulang, tiba-tiba dari dalam semak-semak satu unit Accretia keluar dan langsung menerjang mereka, Niel yang menyadarinya panik dia mengeluarkan tongkatnya
BRAAKKK
Tiba-tiba saja, seseorang menghantam Accretia itu dengan 1 tebasan Hora Sword, membelah tubuh makhluk besi itu menjadi dua bagian, serpihan tubuh Accretia itu lalu berserkan ke berbagai penjuru di iringin dengan cairan aneh yang keluar dari tubuhnya, lelaki itu lalu mendatangi bagian atas tubuh Accretia itu lalu menikam kepalanya dengan pedangnya
“kau tidak apa-apa Seniorita “ ujar lelaki itu, di bertubuh besar dan kekar dengan rambut coklat
“iya, terima kasih “ jawab Niel
“muahahahah, kau tidak perlu mengucapkan terima kasih pada pembela kebenaran seperti aku seniorita” ujarnya dengan tersenyum sambil memperlihatkan giginya yang putih cemerlang
“orang aneh “ seru Rosseta
Yang mengangumkan dari orang aneh itu adalah, dia menggengam Hora Sword yang di rancang untuk di gunakan dengan kedua tangan dan juga sangat berat hanya dengan 1 tangan, memperlihatkan betapa kuatnya tenaga fisik orang itu.
“sedang apa 2 gadis cantik seperti kalian di hutan seperti ini, sangat berbahaya “ tanya nya
“aku mencari kakak ku, tapi sudahlah mungkin dia sudah pulang, lalu anda sendiri sedang apa ? “ tanya Niel
“ya karena aku dan beberapa orang temanku memang tinggal di sini, apa lagi semenjak kami jadi buronan “
Niel langsung sadar orang di hadapannya ini yang di cari-cari oleh Lezard, namun entah kenapa dia tidak terlihat jahat, matanya menunjukan dia orang yang baik penuh mimpi bagaikan anak kecil
“ketemu, jadi kau orang yang membuat kacau Numerus “ Graz muncul dari jalan setapak dengan tatapan dingin
“kak Graz “ Niel berlari ke arahnya tapi Graz mendorongnya dengan kasar hingga dia terjatuh
“menyerahlah “ seru Graz sambil mengacungkan pedangnya, orang aneh itu menatap dingin Graz, tindakannya yang mendorong Niel dengan kasar langsung membuatnya membenci Graz
“aku paling benci lelaki yang tidak sopan pada wanita “ jawabnya
“kalo kau tidak mau menyerah aku akan mengalahkanmu “ Graz bersiap untuk bertarung, Rosseta membantu Niel berdiri, menyadari tidak bisa menghentikan Graz Niel dan Rosseta menjauh, dia merasa bersalah pada orang yang menolong karena membuatnya kerepotan seperti ini dan berharap semoga tidak ada yang terluka
“baiklah kalau kau mau bertarung, bocah sepertimu akan kukalahkan dengan tangan kosong “ dia menancapkan pedangnya di tanah dan mengepalkan kedua tangannya
“kau meremehkanku ? “ ujar Graz kesal
“ dari mata lawanku aku bisa tahu seberapa kuatnyaku, dan kau hanya tampak seperti bocah yang nangis karena tidak di belikan permen oleh ibunya “
Dia merendahkanku, kenapa kenapa kenapa mereka selalu merendahkanku, aku kuhabisi, akan kuhabisi dia
Dengan marah Graz segera berlari menyerangnya sambil mengayunkan pedangnya, orang aneh tersebut menghindarinya dengan mudah lalu memberikan 1 tinju uppercut ke dagu Graz dan membuatnya terhempas sejauh 3 meter. Graz bangkit dengan cepat lalu menyerangnya lagi dia mengayunkan pedangnya untuk membelah pinggang lawannya, orang aneh itu segera melompat menghindarinya dan membalasnya dengan tendangan tepat di mukanya. Graz memegangi hidungnya yang berdarah akibat tendangannya, dengan penuh amarah dia menyerang secara bertubi-tubi, lawannya dapat menghindari semuanya dengan mudah, dan dia terlihat sangat santai seolah itu bukanlah hal yang serius, sesekali dengan sigap dan cepat dia memberikan tijuan ke tubuh Graz, gaya bertarung orang itu sangat unik, berbeda dengan apa yang di ajarkan di akademi bahkan sama sekali bukan ajaran akademi seolah-olah dia menciptakannya sendiri dari pengalamannya bertarungnya selama ini di jalanan.
Orang aneh itu tampak mulai bosan dan ingin segera mengakhirinya, begitu melihat celah dia memegang kepala Graz dengan kedua tanganya, lalu membenturkan kepalanya ke kepala Graz dengan sangat kuat, benturan kuat itu membuat Graz kehilangan keseimbangan, serangan bertubi-tubi dengan tiju di lancarkan tanpa henti hingga 30 pukulan, lalu dia menarik tangannya kebelakang sejauh mungkin, menggerakan semua kekuatan otot tubuhnya dan menuju kepalan tangan kanannya untuk memberikan daya hancur maksimal, BUAGH tinjuan telak mengenai tubuh Graz hingga membuatnya
memuntahkan darah dan terlempar sejauh 7 meter
“KAK GRAZ!!!” Niel dan Rosseta berteriak dengn histeris, mereka sama sekali tidak mengira Graz bisa di kalahkan dengan mudah dan di permainkan seperti itu sementara lawannya hanya mengenakan tangan kosong
Orang aneh itu mengambil pedangnya kembali dengan wajah yang tampak bosan dia beranjak pergi
“tunggu, aku belum selesai “ dia berusaha bangkit
“kakak”, Niel mendekatinya lalu membantunya berdiri
“minggir jangan permalukan aku “ Graz mendorong adiknya lagi
“cih, aku benci sekali orang sepertimu, tidak kah kau merasa kasihan pada adikmu yang mempertaruhkan nyawanya untuk mencarimu, tapi kau berprilaku seperti bajingan begitu ? “ dia tampak geram melihat Graz
“diam kau, sekali lagi, ayo sekali lagi aku pasti menang “ dengan menahan sakitnya Graz berusaha mengangkat senjatanya
“pulang dan nyusu ke ibumu sana, kau yang sekarang gak bakalan bisa menang dariku, kalau udah merasa lebih kuat datang lagi ke sini lalu teriakan namaku Flay, dengan senang hati aku akan melawanmu “ orang bernama Flay itu akhirnya pergi meninggalkan mereka
Graz kembali merasa di hina, di tinggalkan begitu saja dan di kalahkan dengan tangan kosong padahal dia bersenjata lengkap, dua kali berturut-turut dia di permalukan seperti ini, dia membenturkan kepalanya ke tanah berkali-kali sambil menangis
“KENAPA, KENAPA AKU BEGITU LEMAH, AKU INGIN JADI LEBIH KUAT, AKU INGIN LEBIH KUAT AAAAAAAAAAAAAAAAAA” dia berteriak dengan putus asa sembari terus membenturkan kepalanya dan memukul-mukul tanah dan meraung sekuat yang ia bisa dengn sangat memilukan. Niel dan Rosseta hanya bisa memandanginya tanpa berbuat banyak, mereka bisa memahami betapa hancurnya perasaan Graz saat itu dan memilih untuk diam seolah tidak melihat apapun
Episode 3 end
Sudah 3 hari semenjak Graz keluar dari rumah sakit, walau rasa sakit masih terasa di sekujur tubuhnya dia sudah mulai bisa beraktivitas seperti biasa,
walau dia belum mendapatkan satu misipun semenjak keluar dari rumah sakit.
“ kakak, sudah sarapan ? “ Niel memasuki kamar kakaknya dan mendapati kakaknya tengah termenung di atas tempat tidurnya
“kau rupanya Niel “ jawab kakaknya dengan murung
“kenapa ? kakak masih sakit ? “ tanya Niel yang lalu mendekatinya dan duduk di sampingnya
“ tidak, aku hanya merasa aneh kenapa belum ada 1 perintahpun yang di turunkan padaku, padahal seharusnya sudah ada kau tahu, orang lain begitu keluar dari rumah sakit umumnya mereka akan langsung mendapatkan tugas walau hanya tugas sederhana, tapi kenapa aku belum, apa aku sudah tidak di anggap oleh mereka atau mereka anggap aku tidak mampu menjalankan misi “ dia berbicara dengan lemah dan tanpa semangat.
“ mungkin kak Viona tidak ingin kakak terluka lagi “ Viona Van Chrono adalah salah satu dari 2 wakil Archon Cora dan merupakan kakak tertuan mereka yang merupakan 4 bersaudara sementara Niel adalah yang paling kecil dan Graz adalah yang ke 3.
“kau tahu Niel, sejak mencapai tingkat ke 2 ini, aku selalu berada di bawah bayang-bayang kak Viona, setiap prestasi yang aku raih, setiap keberhasilanku selalu di katakan karena kak Viona adalah wakil Archon tapi ketika aku gagal mereka mencemoohku berkata aku sangat mengecewakan tidak seperti kak Viona. Kau tahu betapa muaknya aku di perlakukan seperti itu, lalu sekarang seekor makhluk cebol mengalahkanku lalu melepaskanku begitu saja tanpa membunuhku, seolah aku sama sekali tidak berharga untuk di bunuh, kau tahu betapa memalukannya hal itu, kau tahu betapa di permalukannya aku, aku menjadi bahan tertawaan semua orang karena itu “ tangan Graz bergetar dan mengeluarkan keringat dingin, depresinya membuatnya tidak bisa mengendalikan diri
“kakak “ Niel mendekatinya dan hendak menyentuhnya namun
“JANGAN SENTUH AKU!!” bentak Graz yang membuat Niel terperanjak kaget
Graz menyadari tindakannya membuat adiknya ketakutan, dia memalingkan mukanya untuk melarikan diri dari rasa bersalahnya
“maaf, maafkan aku Niel tapi tolong tinggalkan aku sendiri “
Tanpa berkata lagi Niel segera keluar dari kamar kakaknya.
“kak Niel “ Rosseta memanggilnya dan berlari mendekatinya
“ ada apa Rose ? “ Rose adalah panggilan yang di gunakan Niel pada Rosseta karena dia merasa Rosseta terlalu panjang dan sulit di ucapkan, karena itu Niel memanggil Rose yang menurutnya lebih manis.
“ada sekelompok orang aneh datang “ jawabnya polos
Karena penasaran Niel segera bergegas menuju ruang tamunya dan mendapati ada 3 orang yang sedang berdiri, 1 orang pria berwajah serius dan sedikit menyeramkan dan terkesan jahat dia adalah Lezard seorang anggota dewan militer bagian penyerangan dan juga pemimpin divisi Warlock Cora, di belakangnya ada seorang wanita yang bisa di katakan pendek, tingginya hanya sebahu Niel, cukup aneh melihat Cora dewasa yang pendek sepertinya dia tampaknya sangat pendiam, lalu seorang pria tinggi bertampang bodoh
“halo nona Niel, saya datang untuk menjenguk Graz bagaimana kabarnya “ tanya Lezard sopan dan elegan, sebagai lelaki cora dengan posisi tinggi sudah sewajarnya dia bertingkah sopan layaknya seorang gentleman
“kakak merasa tidak enak badan, jadi mungkin ini bukan saat yang tepat “ jawabnya
Lezard dan Graz sudah saling mengenal sejak masih di akademi, walau tidak bisa di bilang akrab mereka sangat dekat dan Lezard sangat mengenali sifat Graz, dia sedikit tersenyum mendengar jawaban Niel
“begitu ya, pasti dia sedang depresi lagi ya sejak dulu dia memang gampang putus asa begitu dan hidup dengan terbebani bayangan status kedua kakaknya “ Lezard tidak bermaksud mencemoohnya tapi Niel tidak
“jangan menghina kakak ku “ jawabnya tegas, Lezard menyadari ucapannya menyinggung Niel dia segera menundukan kepalanya meminta maaf
“maafkan aku, kebiasaan burukku untuk selalu membicarakan keburukan orang lain begitu saja “
Niel sama sekali tidak menjawab, entah mengapa sikap sopan Lezard seolah membuatnya tertekan, walau dia tersenyum tapi senyumannya seolah mencekik lehernya dan membuatnya sesak nafas, wibawa yang di miliki Lezard memang mampu membuat orang merasa tertekan, itu bakat alaminya.
Rosseta yang sejak tadi mengintip dari belakang tiba-tiba memberanikan diri maju dan membentak Lezard
“jangan menganggu Kak Niel “
Lezard terkejut melihat keberanian orang anak itu, kebanyakan orang sama sekali tidak akan berani membalas ucapannya atau berbicara dengannya, dia sedikit berjongkok dan tersenyum melihat Rosseta dan menepuk-nepuk kepalanya
“kau gadis kecil yang pemberani ya, aku tidak tahu keluarga Van Chrono punya 5 anak “ ucapnya
“ dia anak angkat keluarga kami, ibuku menerimanya atas permintaanku selama aku yang mengurus segalanya “ jawab Niel
“begitu ya, jadi apa kau mau menjadi seorang Warlock nak ? aku bisa melihat kau seorang spritualis melihat keberanianmu aku yakin kau bisa jadi Warlock yang hebat “
“ sudah, jika keperluanmu selesai aku mohon untuk segera pergi “ Niel menyelanya
“baiklah jika itu keinginanmu “ Lezard segera berbalik, kedua orang yang menemaninya membukakan pintu
“kau tidak mungkin datang tanpa tujuankan, apa maumu “ Graz tiba-tiba muncul
Lezard berhenti dan membalikan badanya, lalu memandangnya dengan tajam
“kau tampak sehat “
“tidak perlu basa-basi” jawab Graz
Lezard mengelengkan kepalanya lalu berkata
“ ada sekelompok orang aneh yang membuat keributan di numerus beberapa hari ini, ya walau mereka menangkap dan menghajar pembuat kerushan dan kriminal seperti pencuri sih, tapi tetap saja tindakan mereka ini melanggar aturan militer kita, apa kau bisa mengurusnya ? “
“tentu, orang seperti itu akan sangat mudah aku kalahkan “ jawab Graz
Lezard tertawa pelan berkata
“jujur saja aku ragu, kau baru saja sembuh dan di kalahkan dengan telak oleh seekor makhluk cebol di sette bagaimana mungkin kau bisa mengurus sekelompok orang dengan keadaan seperti sekarang “
Kalimat terakhir dari Lezard bagaikan menuang minyak ke bara api, wajah Graz terlihat sangat marah dan emosi mendengarnya, dia segera kembali ke kamarnya untuk memakai armornya dan membawa senjatanya, lalu segera keluar dari rumahnya untuk melaksanakan tugasnya.
“emosional seperti biasa ya, orang yang gampang di kendalikan “ seru Lezard sebelum akhirnya pergi dengan puas, setidaknya dengan ini dia bisa tenang, kelompok misterius itu sudah membuatnya cukup pusing dan kinerjanya di pertanyakan, berbagai cara yang dia lakukan gagal semua, entah siapa gerangan kelompok itu, karena itu dia memutuskan untuk memanfaatkan Graz, Lezard belum memberikan perintah resmi bahkan surat perintah sah, jika Graz sampai gagal dia bisa lepas tanggung jawab dan mengatakan Graz mengacaukan semuanya, dan jika dia berhasil dia bisa mengklaim semua keberhasilan tersebut,yang manapun yang terjadi tidak masalah baginya.
Niel dan Rosseta segera menyusul Graz mengabaikan Lezard dan kedua pendampingnya
“anda kejam sekali tuan “ seru si pria tinggi
“Oddie, sudah pernah kubilangkan ada kalanya kita harus memanfaatkan orang lain demi kepentingan kita sendiri, dan juga ini untuk mengajarinya bahwa emosional seperti itu hanya akan merugikan dirinya sendiri “
Pusat perbelanjaan Istana Numerus hari itu sangat ramai di penuhi para Cora, sebagian besar mereka hanyalah warga sipil yang tidak bergabung dengan militer, walau ada sebagian orang militer yang sedang tidak bertugas dan bersantai selagi bisa, Niel dan Rosseta berkeliling dengan rasa khawatir yang menyelimuti mereka, Graz yang sedang emosi bisa meledak kapan saja dan membuat kekacauan, jika itu terjadi hukuman militer tidak akan bisa terelakan di terimanya, karena itu mereka harus segera menemukannya secepat mungkin.
“oh Niel ada apa keliatanya kau panik “ seorang lelaki berpakaian standar pasukan ranger menghampiri mereka berdua, rambut hitamnya tampak sedikit bergelombang dari wajahnya terlihat dia sangat letih setelah bertugas
“Sheizan apa kau lihat kakakku ? “ tanya Niel
Sheizan dan Niel merupakan teman 1 angkatan semasa di akademi militer, mereka berdua sering di tugaskan bersama sewaktu masih di akademi dan masa pelatihan, sekarang setelah lulus merek jarang bertemu, selain karena perbedaan divisi, penyebab lainnya karena Sheizan adalah golongan rakyat biasa sementara Niel adalah golongan bangsawan.
“tuan Graz, emm tadi aku lihat dia keluar kota, ekpresi wajahnya sangat mengerikan jadi aku takut menyapanya “ jawab Sheizan sambil menirukan ekpresi muka Graz sebisanya
“terima kasih sampai jumpa ya “ Niel bergegas meninggalkannya
“aahh, padahal aku mau mengajaknya kencan dengan gaji pertamaku “ ucap Sheizan dengan sangat kecewa
Hari sudah mulai gelap, Niel dan Rosseta yang mencari Graz di luar Istana Numerus tiba di sebuah hutan kecil yang biasa di gunakan sebagai jalan alternatif untuk menuju Istana Haram yang berada di wilayah utara Numerus
“kak, keliatanya kak Graz gak mungkin keluar Numerus deh, kita pulang saja ya “
“hmm baiklah tidak ada tanda-tanda kak Graz di sini sebaiknya kita kembali saja, nanti aku minta tolong kak Viona dan kak Marron untuk ikut mencarinya “
Ketika mereka hendak pulang, tiba-tiba dari dalam semak-semak satu unit Accretia keluar dan langsung menerjang mereka, Niel yang menyadarinya panik dia mengeluarkan tongkatnya
BRAAKKK
Tiba-tiba saja, seseorang menghantam Accretia itu dengan 1 tebasan Hora Sword, membelah tubuh makhluk besi itu menjadi dua bagian, serpihan tubuh Accretia itu lalu berserkan ke berbagai penjuru di iringin dengan cairan aneh yang keluar dari tubuhnya, lelaki itu lalu mendatangi bagian atas tubuh Accretia itu lalu menikam kepalanya dengan pedangnya
“kau tidak apa-apa Seniorita “ ujar lelaki itu, di bertubuh besar dan kekar dengan rambut coklat
“iya, terima kasih “ jawab Niel
“muahahahah, kau tidak perlu mengucapkan terima kasih pada pembela kebenaran seperti aku seniorita” ujarnya dengan tersenyum sambil memperlihatkan giginya yang putih cemerlang
“orang aneh “ seru Rosseta
Yang mengangumkan dari orang aneh itu adalah, dia menggengam Hora Sword yang di rancang untuk di gunakan dengan kedua tangan dan juga sangat berat hanya dengan 1 tangan, memperlihatkan betapa kuatnya tenaga fisik orang itu.
“sedang apa 2 gadis cantik seperti kalian di hutan seperti ini, sangat berbahaya “ tanya nya
“aku mencari kakak ku, tapi sudahlah mungkin dia sudah pulang, lalu anda sendiri sedang apa ? “ tanya Niel
“ya karena aku dan beberapa orang temanku memang tinggal di sini, apa lagi semenjak kami jadi buronan “
Niel langsung sadar orang di hadapannya ini yang di cari-cari oleh Lezard, namun entah kenapa dia tidak terlihat jahat, matanya menunjukan dia orang yang baik penuh mimpi bagaikan anak kecil
“ketemu, jadi kau orang yang membuat kacau Numerus “ Graz muncul dari jalan setapak dengan tatapan dingin
“kak Graz “ Niel berlari ke arahnya tapi Graz mendorongnya dengan kasar hingga dia terjatuh
“menyerahlah “ seru Graz sambil mengacungkan pedangnya, orang aneh itu menatap dingin Graz, tindakannya yang mendorong Niel dengan kasar langsung membuatnya membenci Graz
“aku paling benci lelaki yang tidak sopan pada wanita “ jawabnya
“kalo kau tidak mau menyerah aku akan mengalahkanmu “ Graz bersiap untuk bertarung, Rosseta membantu Niel berdiri, menyadari tidak bisa menghentikan Graz Niel dan Rosseta menjauh, dia merasa bersalah pada orang yang menolong karena membuatnya kerepotan seperti ini dan berharap semoga tidak ada yang terluka
“baiklah kalau kau mau bertarung, bocah sepertimu akan kukalahkan dengan tangan kosong “ dia menancapkan pedangnya di tanah dan mengepalkan kedua tangannya
“kau meremehkanku ? “ ujar Graz kesal
“ dari mata lawanku aku bisa tahu seberapa kuatnyaku, dan kau hanya tampak seperti bocah yang nangis karena tidak di belikan permen oleh ibunya “
Dia merendahkanku, kenapa kenapa kenapa mereka selalu merendahkanku, aku kuhabisi, akan kuhabisi dia
Dengan marah Graz segera berlari menyerangnya sambil mengayunkan pedangnya, orang aneh tersebut menghindarinya dengan mudah lalu memberikan 1 tinju uppercut ke dagu Graz dan membuatnya terhempas sejauh 3 meter. Graz bangkit dengan cepat lalu menyerangnya lagi dia mengayunkan pedangnya untuk membelah pinggang lawannya, orang aneh itu segera melompat menghindarinya dan membalasnya dengan tendangan tepat di mukanya. Graz memegangi hidungnya yang berdarah akibat tendangannya, dengan penuh amarah dia menyerang secara bertubi-tubi, lawannya dapat menghindari semuanya dengan mudah, dan dia terlihat sangat santai seolah itu bukanlah hal yang serius, sesekali dengan sigap dan cepat dia memberikan tijuan ke tubuh Graz, gaya bertarung orang itu sangat unik, berbeda dengan apa yang di ajarkan di akademi bahkan sama sekali bukan ajaran akademi seolah-olah dia menciptakannya sendiri dari pengalamannya bertarungnya selama ini di jalanan.
Orang aneh itu tampak mulai bosan dan ingin segera mengakhirinya, begitu melihat celah dia memegang kepala Graz dengan kedua tanganya, lalu membenturkan kepalanya ke kepala Graz dengan sangat kuat, benturan kuat itu membuat Graz kehilangan keseimbangan, serangan bertubi-tubi dengan tiju di lancarkan tanpa henti hingga 30 pukulan, lalu dia menarik tangannya kebelakang sejauh mungkin, menggerakan semua kekuatan otot tubuhnya dan menuju kepalan tangan kanannya untuk memberikan daya hancur maksimal, BUAGH tinjuan telak mengenai tubuh Graz hingga membuatnya
memuntahkan darah dan terlempar sejauh 7 meter
“KAK GRAZ!!!” Niel dan Rosseta berteriak dengn histeris, mereka sama sekali tidak mengira Graz bisa di kalahkan dengan mudah dan di permainkan seperti itu sementara lawannya hanya mengenakan tangan kosong
Orang aneh itu mengambil pedangnya kembali dengan wajah yang tampak bosan dia beranjak pergi
“tunggu, aku belum selesai “ dia berusaha bangkit
“kakak”, Niel mendekatinya lalu membantunya berdiri
“minggir jangan permalukan aku “ Graz mendorong adiknya lagi
“cih, aku benci sekali orang sepertimu, tidak kah kau merasa kasihan pada adikmu yang mempertaruhkan nyawanya untuk mencarimu, tapi kau berprilaku seperti bajingan begitu ? “ dia tampak geram melihat Graz
“diam kau, sekali lagi, ayo sekali lagi aku pasti menang “ dengan menahan sakitnya Graz berusaha mengangkat senjatanya
“pulang dan nyusu ke ibumu sana, kau yang sekarang gak bakalan bisa menang dariku, kalau udah merasa lebih kuat datang lagi ke sini lalu teriakan namaku Flay, dengan senang hati aku akan melawanmu “ orang bernama Flay itu akhirnya pergi meninggalkan mereka
Graz kembali merasa di hina, di tinggalkan begitu saja dan di kalahkan dengan tangan kosong padahal dia bersenjata lengkap, dua kali berturut-turut dia di permalukan seperti ini, dia membenturkan kepalanya ke tanah berkali-kali sambil menangis
“KENAPA, KENAPA AKU BEGITU LEMAH, AKU INGIN JADI LEBIH KUAT, AKU INGIN LEBIH KUAT AAAAAAAAAAAAAAAAAA” dia berteriak dengan putus asa sembari terus membenturkan kepalanya dan memukul-mukul tanah dan meraung sekuat yang ia bisa dengn sangat memilukan. Niel dan Rosseta hanya bisa memandanginya tanpa berbuat banyak, mereka bisa memahami betapa hancurnya perasaan Graz saat itu dan memilih untuk diam seolah tidak melihat apapun
Episode 3 end
Diubah oleh Zaxion 01-06-2013 15:50
0
Kutip
Balas