Sebuah aircraft carrier (kapal induk) adalah sebuah kapal perang yang didesain terutama untuk meluncurkan dan mendaratkan pesawat, berfungsi sebagai pangkalan udara terapung di lautan. Kapal induk memungkinkan angkatan laut untuk meluncurkan kekuatan udaranya ke seluruh dunia tanpa harus tergantung pada pangkalan udara lokal. Mereka berevolusi dari kapal kayu yang digunakan untuk meluncurkan balon udara, menjadi kapal perang bertenaga nuklir yang dapat mengangkut lusinan pesawat bersayap tetap dan helikopter.
Kapal induk pada umumnya merupakan kapal kapital dari armada, dan membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pembuatannya dan sangat penting untuk dilindungi. Dari sepuluh negara yang memiliki kapal induk, delapan di antaranya hanya memiliki satu, bahkan pada beberapa negara, kapal induknya tidak lagi memiliki kemampuan pengangkutan pesawat atau mengalih-fungsikannya. Dua puluh kapal induk saat ini beroperasi, sepuluh di antaranya adalah milik AL AS pada Februari 2013.
Penemuan pesawat pada 1903 langsung diikuti dengan percobaan peluncuran pesawat dari dek kapal milik AL AS (USS Birmingham) pada 1910, dan pendaratan eksperimental pertama dilakukan pada 1911. and the first experimental landings were conducted in 1911. Pada 4 Mei 1912, pesawat pertama lepas landas dari kapal AL Royal Inggris, HMS Hibernia. Kapal pendukung seaplane tender ditemukan kemudian.
Pada September 1914, AL Imperial Jepang Wakamiya berhasil melakukan penyerangan udara pertama di dunia yang diluncurkan dari kapal melawan pasukan Jerman selama PD I. Kapal Jepang membawa empat kapal amfibi Maurice Farman, yang lepas landas dan mendarat di air dan dinaik/turunkan dari kapal menggunakan derek. Pada 6 September 1914, sebuah pesawat Farman yang diluncurkan dari Wakamiya menyerang cruiser milik Austro-Hungaria “Kaiserin” dan gunboat milik Jerman “Jaguar” di Qiaozhou Bay.
Pengembangan kapal beratap datar menghasilkan kapal armada besar pertama di dunia. Pada 1918, HMS Argus, menjadi kapal pertama yang dapat menerbangkan dan mendaratkan pesawat. Evolusi kapal induk terus berjalan dengan baik pada pertengahan 1920an, meluncurkan kapal induk seperti Hōshō (1922),HMS Hermes (1924), dan Béarn (1927). Kebanyakan kapal induk pertama merupakan konversi dari tipe kapal berbeda seperti kapal kargo, cruisser, battlecruiser atau battleship. Washington Naval Treaty pada 1922, mempengaruhi rencana pengembangan kapal induk. AS dan Inggris masing-masing diijinkan untuk membangun kapal perang dengan total berat 135.000, sementara pengecualian untuk kapal yang memiliki berat individual di atas ketentuan, diperbolehkan untuk dikonversi menjadi kapal jenis lain yang kurang agresif seperti kapal induk, Kapal induk kelas Lexington (1927) adalah hasilnya
Selama 1920an, beberapa AL mulai memesan dan membangun kapal induk yang memang didesain secara khusus dari awal (bukan konversi). Hal ini memungkinkan spesifikasi desain pada peran kapal induk di masa depan sehingga menghasilkan kapal yang superior. Selama PD II, kapal-kapal ini menjadi tulang punggung kekuratan AL AS, Inggris dan Jepang, dikenal sebagai kapal induk armada.
Kapal induk digunakan secara luas selama PD II, dan beberapa tipe diciptakan sebagai hasilnya. Kapal induk escort, seperti USS Bogue, yang dibuat hanya pada masa PD II. Walaupun beberapa memang didesain dari awal, sebagian besar merupakan konversi dari kapal dagang, untuk menyediakan support udara bagi konvoi dan penyerangan amfibi. Kapal induk ringan yang dibangun oleh AS, seperti USS Independece, merupakan versi lebih besar dan lebih “militer” dari konsep kapal induk escort. Walaupun kapasitas angkut pesawatnya sama dengan kapal induk escort, kapal induk ringan memiliki kelebihan dari segi kecepatan karena kapal induk jenis ini merupakan konversi dari cruiser. Desain kapal induk armada kecil milik Inggris (1942) yang bertugas untuk AL Royal Inggris, menjadi desain hull kapal induk yang dipilih oleh hampir semua AL setelah perang hingga 1980.
Darurat masa perang juga memacu kreasi atau konversi kapal induk non-konvensional. CAM (Catapult Aircraft Ship) seperti SS Michael E, merupakan kapal kargo-dagang yang dapat meluncurkan pesawat menggunakan ketapel, tetapi tidak dapat mendaratkan pesawat kembali. Selain itu, merchant aircraft carrier (MAC), seperti MV Empire MacAlpine; kapal selam induk, seperti Surcouf milik Perancis dan I-400 milik Jepang pada umumnya tidak sukses saat perang.
AL modern yang mengoperasikan kapal induk, menjadikannya sebagai kapal kapital dari armada, peran yang sebelumnya dimainkan oleh battleship. Perubahan ini terjadi selama PD II sebagai respon dari kekuatan udara yang menjadi faktor penting dalam peperanganPerubahan ini didorong oleh jarak yang superior, fleksibilitas dan efektivitas pesawat yang dilincurkan dari kapal induk. Setelah perang, operasi kapal induk terus meningkat dalam ukuran maupun tingkat kepentingannya. Supercarrier, dengan bobot mati 75.000 ton atau lebih, menjadi puncak pengembangan kapal induk. Beberapa di antaranya bertenaga reaktor nuklir dan membentuk inti armada yang didesain untuk beroperasi jau dari negara asal.
Amphibious assault ship, seperti USS Tarawa dan HMS Ocean, berperan untuk mengangkut dan mendaratkan marinir, dan mengoperasikan sejumlah besar helikopter untuk tugas itu. Kapal jenis ini juga dikenal sebagai “kapal induk komando” atau “kapal induk helikopter”, kebanyakan mempunyai kemampuan sekunder untuk mengoperasikan pesawat V/STOL.
Mempunyai persenjataan yang relatif kurang dibandingkan kapal perang lain, nembuat kapal induk sangat rentan untuk diserang oleh kapal lain, pesawat, kapal selam atau misil. Oleh karena itu, kapal induk umumnya dikawal oleh sejumlah kapal lain untuk melindungi, mengangkut kebutuhan dan memberikan kemampuan serang tambahan. Kapal induk dan pengawalnua ini kadang disebut sebagai battle group atau carrier grup, bahkan kadang disebut sebagai carrier battle grup.
Sebelum PD II, perjanjian AL internasional 1922, 1930 dan 1936, membatasi ukuran kapal kapital termasuk kapal induk. Desain kapal induk setelah PD II, secara efektif tidak dibatasi, dan ukuran kapal menjadi semakin besar sebagai konsekuensi dari meningkatnya ukuran dan berat pesawat militer. Kapal induk AS kelas Nimitz, memiliki ukuran empat kali lebih besar dibandingkan kapal era PD II, USS Enterprise.
Arti Penting Kapal Induk di Masa Modern
Saat ini, kapal induk sangatlah mahal sehingga menjadi resiko besar secara politik, ekonomi dan militer bagi operatornya jika kehilangan atau digunakan dalam konflik. Para pengamat beropini bahwa sistem senjata anti-kapal modern seperti torpedo dan misil, membuat kapal induk menjadi obsolete/kuno karena sangat rentan untuk pertempuran modern. Senjata nuklir akan mengancam keseluruhan carrier group pada pertempuran terbuka. Di lain pihak, peran kapal induk tak dapat disangkal sangat berpengaruh pada peperangan asimetris, seperti gunboat di masa lalu. Lagipula, kapal induk memfasilitasi operasi kekuatan militer besar secara cepat dan presisi pada konflik lokal maupun regional.
.
Dari Segi Peran
Sebuah kapal induk armada dimaksudkan untuk beroperasi dengan armada utama dan biasanya memberikan kemampuan ofensif. Mereka adalah kapal induk terbesar yang berkecepatan tinggi. Sebagai perbandingan, escort carrier didesain untuk melindungi kapal konvoi. Mereka lebih kecil dan lambat, dengan lebih sedikit pesawat yang dapat mereka angkut. Kapal induk ringan merupakan kapal induk yang cukup cepat untuk berperasi bersama armada, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan kapasitas pesawat yang lebih sedikit. Kapal induk Soviet, yang saat ini dioperasikan oleh Rusia, sebenarnya merupakan aviation cruisers, yang memiliki ukuran dalam kisaran kapal induk armada besar, didesain untuk beroperasi sendirian atau dengan pengawal. Kapal induk Soviet memiliki persenjataan pertahanan yang kuat dan misil yang sangat ofensif, setara dengan cruiser misil berpemandu, sebagai tambahan dari pesawat dan helikopter yang dibawanya.
Anti-Submarine Warfare Carrier
Sebuah kapal induk anti-kapal selam (ASW carrier) adalah kapal induk kecil yang memiliki peran utama untuk memburu dan menghancurkan kapal selam. Kapal induk jenis ini mulai muncul pada pasa perang dingin sebagai pengembangan dari kapal induk escort yang pernah berperan sebagai ASW selama PD II. Contoh kapal induk ASW adalah ARA Independencia, NAel Minas Gerias, Arromanches, Giuseppe Garibaldi, Hyuga,Prncipe de Asturias, HMS Bulwark, HMS Hermes, Invincible, HMAS Melbourne, HMCS Bonaventure, HNLMS Karel Doorman, Moskva, Kiev, Essex, dan Wasp.
Helicopter Carrier
Kapal induk helikopter adalah kapal induk yang utamanya berperan untuk mengoperasikan helikopter. Kapal induk helikopter digunakan sebagai kapal induk ASW dan amphibious assault ship.
Kapal induk helikopter dapat memiliki sebuah full-length aircraft deck seperti HMS Ocean, atau dek helikopter besar, biasanya di bagian belakang kapal seperti pada kapal induk kelas Moskva atau RFA Argus. Sebuah full-length deck memaksimalkan ruang dek untuk titik pendaratan helikopter. Desain semacam ini juga memungkinkan untuk digunakan sebagai dek hangar.
Kapal induk helikopter “murni” sulit untuk didefinisikan pada abad ke-21. Hadirnya pesawat STOVL seperti Harrier membuat rumit klasifikasi; Kapal Induk Kelas Wasp milik AL AS, misalnya, membawa enam hingga delapan Harrier, dan juga 30 Helikopter. Hanya kapal induk yang lebih kecil yang tidak dapat mengoperasikan pesawat Harrier dan kapal induk sebelum era-Harrier yang dapat dikatakan sebagai kapal induk helikopter yang sebenarnya. Dalam banyak kasus, kapal induk lain, yang dapat mengoperasikan pesawat STOVL, diklasifikasikan sebagai "light aircraft carriers". Kapal lain, seperti kelas Wasp, juga dapat mengangkut pasukan seperti marinir dan mendaraka mereka di pantai, biasanya diklasifikasikan sebagai amphibious assault ships.
Light Aircraft Carrier
Kapal induk kecil adalah sebuah kapal induk yang lebih kecil dari pada standar kapal induk AL. Definisi tepat dari tipe ini beragam pada berbagai negara. Kapal induk kecil biasanya hanya dapat mengangkut setengah atau dua per tiga dari kapal induk armada. Kapal induk kecil memiliki konsep yang mirip dengan kapal induk escort, akan tetapi memiliki kecepatan yang lebih tinggi untuk dioperasikan bersama kapal induk armada, sementara kapal induk escort biasanya melindungi konvoi dan memberikan dukungan udara pada operasi amfibi.
Kapal induk yang dapat dimasukkan dalam kategori ini di antaranya Giuseppe Garibaldi, Cavour, Juan Carlos I, INS Viraat, HTMS Chakri Naruebet, dan HMS Illustrious.
Amphibious Assault Ship
Sebuah amphibious assault ship (atau disebut juga dengan kapal induk komando atau amphibious assault carrier) adalah sebuah tipe dari amphibious warfare ship yang digunakan untuk mendaratkan dan mendukung pasukan darat di teritorial musuh dengan serangan amfibi. Desainnya merupakan evolusi dari kapal induk yang dikonversi sebagai kapal induk helikopter, tetapi juga untuk mendukung operasi pendaratan amfibi.
Peran the amphibious assault ship pada dasarnya berbeda dengan kapal induk standar: fasilitas aviasinya memiliki peran utama dalam pengoperasian helikopter untuk mendukung pasukan di pantai dari pada untuk pesawat (bersayap tetap). Akan tetapi beberapa mampu berperan untuk “sea-control”, meluncurkan pesawat seperti Harrier untuk CAP dan helikopter anti kapal selam, atau beroprasi sebagai pangkalan aman untuk pesawat tempur STOVL. Kebanyakan kapal jenis ini juga dapat membawa atau mendukung support landing craft, seperti hovercraft atau LCU (Landing Caft Utility).
Armada terbesar dari tipe ini dioperasikan oleh AL AS, termasuk kapal kelas Tarawa, dan yang lebih besar kelas Wasp. Amphibious assault ships juga dioperasikan oleh AL Royal Inggris, AL Perancis, AL Italia, AL Republik Korea dan AL Spanyol.
Walaupun istilah amphibious assault ship kadang tertukar dengan istilah yang lebih umum amphibious warfare ship, istilah umum ini digunakan hanya pada kapal amfibi ber-dek besar seperti tipe LPH, LHA, dan LHD. Istilah ini tidak memasukkan amphibious transport dock (LPD), dan dock landing ship (LSD).
Seaplane Tender dan Seaplane Carriers
Seaplane tender (atau seaplane carrier) adalah kapal yang menyediakan fasilitas untuk pengoperasian seaplane (pesawat amfibi). Kapal ini adalah kapal induk pertama dan muncul tepat sebelum PD I.
Balloon Carrier dan Balloon Tenders
Kalloon carrier atau balloon tender merupakan kapal yang dilengkapi dengan sebuah balon, biasanya diikat dengan tali atau kabel, dan digunakan untuk observasi. Selama pertengahan kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20, kapal ini dibuat untuk menghasilkan jarak pandang terjauh di perairan sekeliling kapal. Setelah sejumlah eksperimen, kapal jenis ini resmi digunakan pada awal 1900an, tetapi kemudian dengan cepat ketinggalan jaman dengan adanya pengembangan seaplane carriers dan kapal induk reguler di awal PD I.
Dari Segi Konfigurasi
Terdapat tiga konfigurasi utama dari operasi kapal induk di dunia AL, dibagi berdasarkan cara lepas landas dan mendaratnya pesawat terbang:
Catapult-assisted take-off but arrested-recovery (CATOBAR): kapal induk jenis ini biasanya mampu mengangkut pesawat terbesar, terberat dan bersenjata berat, walaupun kapal induk jenis CATOBAR yang lebih kecil kemungkinan memiliki keterbatasan (kapasitas angkut elevator pesawat, dll). Tiga negara saat ini mengoperasikan kapal induk jenis ini: sepuluh oleh AS dan masing-masing satu oleh Perancis dan Brazil.
Short take-off but arrested-recovery (STOBAR): kapal induk jenis ini pada umumnya terbatas untuk mengangkut pesawat terbang bersayap tetap yang lebih ringan dengan payload yang lebih terbatas. Airwing kapal induk jenis STOBAR, seperti Sukhoi Su-33 dan Mikoyan MiG-29K dari kapal induk Admiral Kuznetsov, biasanya memiliki peran utama sebagai superioritas udara dan pertahanan armada, bukan digunakan dalam misi penyerangan, yang membutuhkan payload yang lebih berat (bom dan misil udara-ke-permukaan). Saat ini hanya Russia yang mengoperasikan kapal induk jenis ini. China telah membangun ulang sister ship dari Admiral Kuznetsov dan membuat tiruan dari Su-33 secara domestik; kapal induk ini sekarang digunakan sebagai kapal induk eksperimental dan pelatihan. Russia juga sedang bersiap untuk membangun ulang sebuah kapal induk kelas Kiev untuk India.
Short take-off vertical-landing (STOVL): Kapal induk ini terbatas untuk membawa pesawat jenis STOVL, seperti pesawat Harrier dan Yak-38, yang umumnya dengan payload terbatas, performa yang terbatas dan dengan konsumsi bahan bakar yang lebih boros dibandingkan dengan pesawat bersayap tetap konvensional. Akan tetapi, pesawat STOVL generasi baru, F-35B memiliki performa yang jauh lebih baik. Kapal induk jenis ini dimiliki oleh India dan Spanyol (masing-masing satu) dan Italia (dua). Inggris dan Thailand masing-maisng memiliki satu kapal induk STOVL yang aktif, tetapi keduanya tidak memiliki pesawat STVOL yang operasional saat ini. Beberapa juga memasukkan sembilan amphibious assault ships milik AS yang memiliki peran sekunder sebagai kapal induk ringan (light carrier), sehingga total kapal induk jenis ini sebanyak lima belas.
Dari Segi Ukuran
Supercarrier
Supercarrier merupakan istilah deskriptif untuk tipe kapal induk terbesar, biasanya dengan bobot mati di atas 70.000 long ton. AL AS saat ini memiliki sepuluh kapal induk jenis ini. Inggris memiliki dua kapal induk kelas Queen Elizabeth yang saat ini dalam masa pembuatan dengan perkiraan penyelesaian pada 2016. Kapal induk kelas Queen Elisabeth diperkirakan memiliki bobot mati 65.000 metrik ton, yang jika selesai, menjadi kapal induk terbesar ketiga yang beroperasi. Supercarriers merupakan kapal perang terbesar yang pernah dibuat, jauh melebihi kelas battleship terbesar yang pernah dibuat.
Fleet Carrier
Kapal induk armada (fleet carrier) adalah kapal induk yang didesain untuk beroperasi dengan armada AL utama milik suatu negara. Istilah ini muncul pada masa PD II, untuk membedakannya dari kapal induk kawal (escort carrier) dan tipe lain yang lebih kecil. Kapal induk armada termasuk supercarrier, standard fleet carrier dan light fleet carrier.
Ide kapal induk armada modern muncul pada 1931 oleh Admiral J.J. Clark dan Harvey E. Yarnell dari AL AS. Alih-alih beroperasi sebagai pengintai bagi armada, kapal induk armada beroperasi serempak dalam armada, untuk menangkal serangan udara dan juga untuk menyerang pasukan musuk dari udara. Cruiser dan destroyer akan melindungi kapal induk armada. Kapal induk armada kemudian menggantikan peran dreadnaught dan battleship sebagai asset terkemuka armada laut. Kapal induk armada dapat mengangkut lebih dari 50 pesawat, dan harus cukup cepat untuk beroperasi bersama elemen lain dari armadanya, seperti cruiser dan battleship.
Selama PD II, sebuah kapal induk armada bisanya membawa tiga skuadron, khususnya skuadron fighter, skuadron torpedo bomber dan skuadrin bomber tukik.
Light Aircraft Carrier
Light aircraft carrier adalah kapal induk yang lebih kecil dari pada kapal induk standar. Definisi tepatnya bervariasai pada tiap negara, biasanya hanya dapat mengangkut setengah atau dua per tiga pesawat daripada kapal induk armada. Light carrier memiliki konsep yang sama dengan escort carrier, tetapi memiliki kecepatan yang lebih tinggi sehingga dapat dioperasikan bersama armada.
Escort Carrier
Escort aircraft carrier atau escort carrier, merupakan kapal induk kecil dan lambat yang digunakan oleh AL Kerajaan Inggris, AL dan AU Kekaisaran Jepang, dan AL AS selama PD II. Mereka memiliki setengah panjang dan sepertiga bobot kapal induk armada. Walaupun lebih lamban, kurang dipersenjatai, lebih tipis lapis bajanya dan mengangkut lebih sedikit pesawat, mereka lebih murah dan lebih cepat pembuatannya. Kurangnya proteksi membuat kapal induk escort rentan dan beberapa tenggelam.
Kapal induk jenis ini kebanyakan dibuat dari hull kapal komersial dan biasanya berperan untuk mengawal konvoi, melindungi mereka dari ancaman musuh seperti kapal selam dan serangan udara. Dalam invasi mainland Eropa dan kepulauan Pasifik, kapal induk escort memberikan dukungan udara bagi pasukan di darat dalam operasi amfibi. Kapal induk escort juga berperan sebagai transportasi pesawat cadangan, dan mengangkut pesawat ke titik pengiriman militer.